OTI3YzE4ZWM5NTNhNDA0NjI5OTgyMjc2Y2VkNjFmMTgzNDExYzQxMA PDF
OTI3YzE4ZWM5NTNhNDA0NjI5OTgyMjc2Y2VkNjFmMTgzNDExYzQxMA PDF
MUNAWAR
Tesis
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
MUNAWAR
Kepada
PRAKATA
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang
tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Salawat serta salam tak lupa
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Sungguh sebuah nikmat yang tak
Hasanuddin.
yang begitu besar dari berbagai pihak akhirnya tesis ini dapat terselesaikan.
Secara khusus penulis persembahkan karya ini untuk kedua orang tua
tercinta, Ayahanda Drs. H. Moh. Nashir Mile dan Ibunda Hj. Nurfaidah yang
senantiasa sabar dan ikhlas dalam melepas ananda yang diiringi doa,
harapan dan dukungan baik berupa moril maupun materi yang membawa
vi
penuh dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih atas segalanya sehingga
penulis bisa melewati masa-masa sulit dan menyelesaikan studi ini dengan
baik.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis juga ingin
besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H. Amran Razak, SE, M.Sc selaku Ketua
Komisi Penasihat dan bapak Prof. Dr. dr. H. Muh. Syafar, MS selaku
bimbingan, ilmu, nasihat, arahan, dan saran, yang telah diberikan selama ini
kepada penulis.
haturkan pula kepada Bapak Prof. Dr. H. Indar, SH, MPH, Bapak Sukri
Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc.PH, Ph.D dan Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit,
staf. Kepada Bapak Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes selaku Dekan
vii
Dekan. Kepada Bapak Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc selaku ketua Program
dan seluruh pegawai yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada
Universitas Hasanuddin.
penelitian. Terima kasih juga kepada rekan penelitian (Ilham Jaya) yang setia
maupun materil hingga tesis ini dapat diselesaikan, semoga Allah SWT
Penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya baik
berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tesis
kepada kita semua dan apa yang disajikan dalam tesis ini dapat bermanfaat
Penulis
Munawar
ix
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA iv
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 13
D. Manfaat Penelitian 15
A. Pelayanan Kesehatan 16
B. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 22
C. Variabel Penelitian 27
D. Sintesa Penelitian 52
E. Kerangka Teori 57
F. Kerangka Konsep 59
G. Hipotesis Penelitian 60
H. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 62
A. Jenis Penelitian 66
B. Waktu dan Lokasi Penelitian 66
C. Populasi dan Sampel 66
D. Cara Pengumpulan Data 68
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia serta menjadi hak asasi bagi setiap orang. Seperti yang tercantum
bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat
2006). Namun, adanya krisis ekonomi pada tahun 1997, turut menyebabkan
2
ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat miskin, dari 11,3% atau 22,4
juta penduduk pada tahun 1996, menjadi 24,2% atau 49,5 juta penduduk
pada tahun 1998 (Depkes RI, 2003). Sementara, hasil Susenas 2001
hidup yang layak bagi setiap peserta atau anggota keluarganya. Prinsip
publik pada tahun 2006 dibandingkan tahun 2005. Sementara itu, dari hasil
3
umum, dan hanya 1,3 kali untuk keluarga miskin. Sementara pemanfaatan
dengan kartu asuransi justru menurun (0,8 kali) (Gani and Nadjib, 2008). Hal
menurun.
(Karamelka, 2015).
4
keluarga (Hidayat, 2010). Hal ini sangat penting khususnya bagi pasien
pemanfaatan pelayanan.
yang dijalani oleh rumah tangga adalah jenis perikanan (nelayan, produksi
tahun 2016 sebanyak 18.943 pasien, ternyata masih terdapat pasien yang
bagi dirinya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang baik dari petugas
rata atas produk dan jasa mereka (Sari, 2010). Besar kecilnya tingkat
pendapatan pada umumnya sangat terkait dengan jenis pekerjaan dan ada
pelayanan kesehatan.
cuma meter, tapi adanya jalan dan angkutan ke sana. Namun akses juga
biaya. Tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai
desa yang masih terisolisir dan transportasi yang sulit terjangkau, sehingga
ditentukan oleh tingkat atau derajat penyakit yang dialami serta adanya
atau derajat penyakit yang semakin dirasakan berat, maka individu tersebut
layanan kesehatan, jika semakin tinggi kebutuhan akan suatu layanan maka
merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul
9
sudah tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas dan terbaring lemah. Pada
B. Rumusan Masalah
Barrang Lompo Kota Makassar tahun 2016 sebanyak 18.943 pasien, ternyata
masih terdapat pasien yang belum menggunakan JKN yaitu 3.258 pasien
(17%). Sedangkan peta jalan (Road Map) JKN 2012-2019 yang disusun oleh
masyarakat.
keluarga (Hidayat, 2010). Hal ini sangat penting khususnya bagi pasien
Makassar?
Makassar?
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2017.
2. Tujuan Khusus
Makassar.
Makassar.
14
Makassar.
Makassar.
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
2. Manfaat institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan referensi penelitian
tetap.
3. Manfaat Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kesehatan
dengan pengguna jasa, dan (3) adanya manfaat atau risiko kerugian bagi
services).
pelayanan kesehatan yang lebih lanjut. Sifatnya rawat inap (in patient
subspesialis.
individuals and families in the community through their full participation and at
dasar yang cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian besar
9.754 unit, yang terdiri dari 3.396 unit Puskesmas rawat inap dan 6.358 unit
Puskesmas non rawat inap. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2014
yaitu sebanyak 9.731 unit, dengan jumlah Puskesmas rawat inap sebanyak
3.378 unit dan Puskesmas non rawat inap sebanyak 6.353 unit (Depkes RI,
2015).
19
Indonesia Sehat. Indikator utama kecamatan yang sehat yaitu (1) lingkungan
sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu,
6. Program Puskesmas
Kegiatan pokok tersebut meliputi (1) pelayanan rawat jalan, (2) kesejahteraan
ibu dan anak, (3) keluarga berencana, (4) kesehatan gigi dan mulut, (5)
21
kesehatan olahraga, (13) kesehatan lanjut usia, (14) kesehatan mata, (15)
Su'udi, 2010).
kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak, (4)
pengembangan adalah (1) kesehatan sekolah, (2) kesehatan olah raga, (3)
dan mulut, (6) kesehatan jiwa, (7) kesehatan mata, (8) kesehatan usia lanjut,
15% dari jumlah penduduk per bulan. Begitu pula cakupan pelayanan
nasional adalah angka utilisasi Puskesmas rata-rata 15% per bulan (Depkes
RI, 2009). Adapun dalam SPM Bidang Kesehatan Tingkat Kabupaten tahun
2008 yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No. 741 Tahun 2008, hanya
adalah 100% setahun, atau sekitar 8,3% per bulan (Depkes RI, 2008).
pelayanan tersebut, (2) harga barang lain yang terkait (pelayanan sepadan di
fasilitas lain), (3) tingkat pendapatan per kapita, (4) selera, (5) jumlah
penduduk, (6) distribusi pendapatan dan (7) upaya pemasaran, yang dapat
Su'udi, 2010).
kesehatan, maka perlu dikaji kesesuaiannya dengan teori yang lebih tepat.
yang ada pada pasien dan provider kesehatan itu sendiri, antara lain :
rumus : D = f (Nd, Ed, Oc, Pf, In, Pr, Is, Dt), (Su'udi, 2010).
25
rasio penduduk )
kesehatan pada era 1960-an yang berfokus pada keluarga sebagai unit
27
(costumer satisfaction).
supply.
C. Variabel Penelitian
1. Pendidikan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Napirah dkk
2. Pengetahuan
bagi dirinya dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang baik dari petugas
3. Pekerjaan
alasan, yaitu (1) sebagai barang konsumsi untuk merasa lebih baik/lebih
kesempatan untuk dapat bekerja dan aktifitas lainnya yang bersifat produktif
rata atas produk dan jasa mereka (Sari, 2010). Besar kecilnya tingkat
pendapatan pada umumnya sangat terkait dengan jenis pekerjaan dan ada
kelompok yang berpengetahuan baik peluangnya 3,166 kali (95% CI: 2,09-
Pekerjaan di sektor formal mempunyai peluang 2,124 kali (95% CI: 1,27 -
akses yaitu kemudahan menjangkau secara fisik bukan cuma meter, tapi
adanya jalan dan angkutan ke sana. Namun akses juga dalam pengertian
Tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai oleh
memuaskan.
kunjungan masyarakat yang tempat tinggalnya dekat lebih banyak dari pada
2011).
responden dengan waktu tempuh yang tidak lama berpeluang 1,540 kali
dimaksud antara 16-30 menit. Dengan demikian secara nasional, masih ada
sekitar 9,2% RT yang memerlukan waktu lebih dari setengah jam untuk
hal yaitu.
a. Tingkat penghasilan;
oleh rumah tangga baik untuk kebutuhan pangan maupun non pangan.
alternatif dan atau obat tradisional juga termasuk pengeluaran medis. Tingkat
medis.
35
pengeluaran rumah tangga dianggap sebagai cara yang cukup sensitif untuk
pendapatan rutin. Secara garis besar ATP dapat dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu ATP Non food expenditure, ATP non esensial expenditure, dan ATP
kesehatan.
obat-obatan.
dengan teori Steven Russel di atas. ATP tidak dinilai dari besarnya
Sukabumi, Nirmala di Bali dan Djuhaeni dkk., di Kota Bandung. ATP dinilai
rokok, tembakau, alkohol dan sirih. Di bidang lain selain kesehatan, ATP juga
Teori terkait Ability To Pay (ATP) dijelaskan oleh Ascobat Gani, dkk
untuk konsumsi di luar kebutuhan dasar (antara lain : minuman jadi, minuman
(Suryaman, 2014). WHO yang ditulis Xu, et. al., (2005) juga mengatakan 5%
dari Kapasitas Membayar rumah tangga, sebagai asumsi batas yang tidak
keluarga.
Ability To Pay (Thabrany and Dkk, 2009). Rumah tangga dengan jumlah
keluarga lebih dari 4 orang memiliki risiko pemiskinan lebih tinggi. Semakin
banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin banyak pula kebutuhan
(Suryaman, 2014).
to pay adalah sejumlah uang atau kompensasi yang siap dibayar oleh
tarif dan persepsi serta penilaian tentang pelayanan yang diterima pasien
(Gafni, 1991).
menurut Russel (1996), bahwa kemauan membayar suatu jasa dapat dilihat
seberapa besar kemampuan dan kemauan untuk membayar paket atau jasa
dilihat dari pengeluaran kesehatan riil dalam bentuk biaya obat, jasa
dalam penelitian tidak hanya pada pasien secara individu, tetapi juga kepada
tersebut.
Artinya penghasilan relatif tinggi, tapi nilai utilitas terhadap jasa tersebut
relatif rendah. Pada kondisi ini pengguna disebut sebagai choiced riders.
riders.
c. ATP = WTP
a. WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan, maka jika WTP berada
Termasuk asuransi sosial dalam hal ini adalah Askes untuk PNS, Asabri
pemanfaatan pelayanan.
45
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku
pegawai masuk kerja maupun pulang kerja sesuai jam kerja yang sudah
Puskesmas (yang bukan rawat inap) dilakukan pada jam kantor mulai jam
atau unit gawat darurat 24 jam, maka pelayanan Puskesmas bisa buka lebih
lama. Namun dalam kenyataannya, jam buka Puskesmas bisa kurang dari
jam kerja yang seharusnya. atau bisa terjadi Puskesmasnya buka namun
kekurangan tenaga, namun bisa juga karena kebiasaan yang tidak baik.
memilih layanan kesehatan swasta karena jam bukanya lebih sesuai dengan
pelayanan kesehatan, maka mereka lebih memilih untuk diperiksa dan diobati
pemanfaatan Puskesmas.
tenaga kesehatan mempunyai peluang 2,875 kali lebih tinggi untuk tidak
pasien, di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
namun masalah kritis yang dialami oleh sarana kesehatan pemerintah adalah
alat, tenaga dan obat, serta waktu tunggu pelayanan (Nadjib, 1999).
dengan minat kunjungan ulang di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti
Husada Kota Tangerang Selatan. Apabila jasa dalam hal ini pelayanan yang
perceived need dan evaluated need. Perceived need (persepsi sakit) dilihat
dibandingkan orang lain, berapa hari tidak produktif karena sakit (disability
organisme, benda asing atau injury, yang bersifat objektif ditandai adanya
49
orang atau kelompok masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik, sosial
terkena penyakit tetapi tidak merasa sakit (disease but no illness) tentunya
maka respon antar individu akan berbeda-beda. Setidaknya ada empat jenis
respon orang yang sakit, yaitu (1) menerima saja tanpa berbuat apa-apa (no
ditentukan oleh tingkat atau derajat penyakit yang dialami serta adanya
atau derajat penyakit yang semakin dirasakan berat, maka individu tersebut
layanan kesehatan, jika semakin tinggi kebutuhan akan suatu layanan maka
merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul
sudah tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas dan terbaring lemah. Pada
Barrang Lompo Makassar. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh
(baik jarak secara fisik maupun secara sosial), tarif yang tinggi, pelayanan
Puskesmas 2,108 kali (95% CI: 1,29 – 3,45), dibandingkan kelompok yang
D. Sintesa Penelitian
Nama Peneliti
No Judul Metode Penelitian Hasil
Tahun
1 (Napirah, et al Faktor-Faktor Yang Penelitian survey analitik Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa
2016) Berhubungan Dengan dengan pendekatan cross persepsi masyarakat tentang kesehatan
Pemanfaatan sectional. Jumlah sampel berhubungan dengan pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan sebanyak 69 responden pelayanan kesehatan (ρ=0,000), persepsi
Di Wilayah Kerja yang diambil masyarakat tentang kualitas pelayanan
Puskesmas menggunakan rumus tidak berhubungan dengan pemanfaatan
Tambarana Standley Lameshow yang pelayanan kesehatan (ρ=0,213),
Kecamatan Poso populasinya diketahui. pendapatan keluarga berhubungan dengan
Pesisir Data dianalisis secara pemanfaatan pelayanan kesehatan
Utara Kabupaten deskriptif yaitu analisis (ρ=0,004), dan terdapat hubungan tingkat
Poso univariat dan bivariat, pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan
pada taraf kepercayaan kesehatan (ρ=0,000). Tidak adanya
95% (p<0,05). hubungan persepsi masyarakat tentang
kualitas pelayanan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi
oleh bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,
jaminan dan empati.
2 (Rumengan and Faktor-Faktor yang Penelitian survey analitik Ada hubungan yang bermakna antara
Kandou, 2015) Berhubungan dengan dengan menggunakan Persepsi responden tentang JKN, akses
Pemanfaatan rancangan cross layanan dan Persepsi responden terhadap
Pelayanan Kesehatan sectional. Tindakan Petugas dengan Pemanfaatan
Pada Peserta BPJS Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.
Kesehatan di
53
Nama Peneliti
No Judul Metode Penelitian Hasil
Tahun
Puskesmas Paniki
Bawah Kecamatan
Mapanget Kota
Manado
3 (Rambe, 2015) Determinan Penelitian survei dengan Berdasarkan uji bivariat dalam penelitian ini
Pemanfaatan menggunakan menunjukkan bahwa variabel pengetahuan,
Pelayanan Rawat pendekatan explanatory sikap, persepsi, keterjangkauan dan sikap
Jalan Di Puskesmas research yang bertujuan petugas ada hubungan terhadap
Batang Toru untuk mengetahui faktor- pemanfaatan pelayanan rawat jalan
Kecamatan Batang faktor yang memengaruhi sedangkan berdasarkan uji multivariat
Toru Kabupaten pemanfaatan pelayanan variabel sikap petugas kesehatan
Tapanuli Selatan rawat jalan di Puskesmas mempunyai nilai p sebesar 0,011 dan Exp
Tahun 2015 Batang Toru (B) sebesar 9,375, merupakan model
terbaik untuk meningkatkan pemanfaatan
pelayanan rawat jalan di Puskesmas
Batang Toru.
4 Anjela Mei Determinan Survei dengan tipe sebanyak 24 responden (26,7%)
Rahayu Pemanfaatan explanatory research memanfaatkan puskesmas dan 66
Ambarita, 2015 Puskesmas untuk menjelaskan responden (73,3%) tidak memanfaatkan
Kecamatan Pematang pengaruh faktor puskesmas Kecamatan pematang
Sidamanik Oleh predisposisi (pendidikan, Sidamanik.
Peserta Penerima pekerjaan, pengetahuan,
Bantuan Iuran (PBI) dan sikap), faktor
Jaminan Kesehatan pemungkin (informasi dan
Nasional (JKN) keterjangkauan), dan
Kabupaten faktor kebutuhan (kondisi
Simalungun Tahun kesehatan) terhadap
54
Nama Peneliti
No Judul Metode Penelitian Hasil
Tahun
2015 pemanfaatan Puskesmas
Kecamatan Pematang
Sidamanik
5 Ratna Dewi Faktor-Faktor Yang Penelitian cross sectional Ada hubungan antara umur dengan
Hussein Berhubungan Dengan dengan jumlah sampel pemanfaatan puskesmas ,tidak ada
Musiana, 2012 Pemanfaatan 100 responden. hubungan antara jenis kelamin dengan
Puskesmas Oleh pemanfaatan puskesmas, tidak ada
Pasien Hipertensi hubungan antara pendidikan dan
pemanfaatan puskesmas tidak ada
hubungan pendapatan dengan
pemanfaatan puskesmas, ada hubungan
antara pekerjaan dengan pemanfaatan
puskesmas ,tidak ada hubungan antara
akses ke puskesmas dengan pemanfaatan
puskesmas, tidak ada hubungan antara
peranan orang lain dengan pemanfaatan
puskesmas.
6 (Su‟udi, 2010) Analisis Pemanfaatan studi analitik dengan Faktor yang berhubungan dengan
Subsidi Pelayanan disain cros sectional. pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Kesehatan Gratis Sampel sebanyak 405 Puskesmas adalah pengetahuan, kemauan
Tingkat Puskesmas rumah tangga, diambil untuk membayar (WTP), adanya penyakit
Di Kabupaten secara acak sistematik dan biaya
Tabalong Kalimantan dari klaster 15 transportasi.
Selatan Tahun 2010 desa/kelurahan yang
berada di tiga wilayah
Puskesmas terpilih.
Analisis
55
Nama Peneliti
No Judul Metode Penelitian Hasil
Tahun
dilakukan menggunakan
statistik regresi logistik
ganda
7 Elmamy Faktor-faktor yang Penelitian kuantitatif Rata-rata nilai ATP Rp.108.270,- , nilai
Handayani, Memengaruhi dengan desain potong terkecil Rp.10.000,- dan terbesar
Sharon Kemauan Masyarkat lintang, melalui survei. Rp.800.000,- Responden dengan
Gondodiputro, Membayar Iuran Sampel Kepala keluarga ATP≥Rp.88.500,- , memiliki pendapatan
Avip Saefullah, Jaminan Kesehatan di atau istri kepala keluarga rata-rata yang lebih besar dibanding
2012 Kabupaten Hulu berjumlah 142 orang. responden dengan ATP<Rp.88.500,-,
Sungai Selatan kebutuhan dasar mereka relatif telah
terpenuhi, sehingga kebutuhan akan
jaminan kesehatan muncul.
8 (Rianti, Wibowo Kemampuan Dan Penelitian deskriptif Besarnya kemampuan membayar pasien
and Hardiyanto, Kemauan Membayar kuantitatif apabila dihitung berdasarkan total
2011) Pasien Semua transaksi pengeluaran non esensial selama satu
Terhadap Pelayanan keuangan yang terjadi bulan adalah kelas VIP sebesar
Rawat Inap pada bulan Rp.876.000,-, kelas I sebesar Rp.
RSUD Dr. Rasidin Januari-Desember 2011 352.220,-, kelas II sebesar Rp. 265.740,-
Padang dan pasien rawat inap dan kelas III sebesar Rp. 209.220,-.
selama bulan Juli 2012
yang bukan peserta
Askes dan bukan
pengguna program JPS.
9 (Mukti, 2001) Survei Kemampuan Penelitian Cross sectional Sebagian besar responden memiliki
dan Kemauan Sampelnya yakni 600 kemauan untuk membayar keluar pasien
Membayar rumah tangga dan rawat inap per kunjungan dan per
Masyarakat untuk masuk adalah Rp 10.000 dan kurang dari
56
Nama Peneliti
No Judul Metode Penelitian Hasil
Tahun
Pelayanan dan Rp 300.000 masing-masing.
Asuransi kesehatan
10 (Nuraini, Rianti Analisis Demand Penelitian desain cross Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh
and Asmijati, Masyarakat Terhadap sectional atau potong distribusi Ability To Pay masyarakat tinggi
2009) Pelayanan Kesehatan lintang yang bersifatsebanyak 67% dan Ability To Pay
Di Puskesmas deskriptif. masyarakat rendah sebanyak 3.3%, itu
Kecamatan Cilandak Sampel yakni 100 artinya pada masyarakat di wilayah kerja
Jakarta Selatan responden dari 5Puskesmas Kecamatan Cilandak Jakarta
Tahun 2008 kelurahan Selatan yang memiliki ATP rendah
dibandingkan dengan yang tinggi lebih
banyak yang memiliki ATP rendah.
11 (Yandrizal et al, Analisis Kemampuan Metode penelitian Respoden tidak mampu membayar 86,59%
2015) Dan Kemauan kuantitatif dengan belum menjadi peserta. Responden yang
Membayar Iuran rancangan cross mampu tetapi belum peserta 88,89%.
Terhadap Pencapaian sectional, dan rancangan Responden yang merokok 81,2% tidak
UHC JKN Di Kota metode analisis formatif mampu, sedangkan belanja rokok lebih
Bengkulu besar dari iuran.
Upah minimum regional di Bengkulu tahun
2015 sebesar Rp. 1.500.000,-. Pendapatan
masyarakat dengan penghasilan UMR
termasuk yang tidak mampu membayar.
57
E. Kerangka Teori
berikut :
Jarak/Waktu Tempuh
F. Kerangka Konsep
Pendidikan
Pengetahuan
Pekerjaan
Waktu Tempuh
Pengeluaran Rumah
Tangga
Kemampuan Untuk
Membayar
PEMANFAATAN
PELAYANAN
Kemauan Untuk KESEHATAN
Membayar PUSKESMAS
BARRANG LOMPO
KOTA MAKASSAR
Kepemilikan Jaminan/
Asuransi Kesehatan
Keberadaan Dokter
Keluhan Sakit
G. Hipotesis Penelitian
Kota Makassar
Kota Makassar
1. Pemanfaatan Kunjungan rawat jalan ke Kuesioner Wawancara Sering : jika jawaban responden
pelayanan puskesmas untuk jawaban ≥ nilai mean (2.00)
kesehatan mendapatkan
puskesmas pelayanan kesehatan dasar Jarang : jika total skor jawaban
oleh rumah tangga dalam satu <nilai mean
tahun terakhir.
2. Pendidikan Jenjang sekolah formal Kuesioner Wawancara Rendah : Jika pendidikan yang
tertinggi yang pernah diikuti. ditamatkan olrh responden ≤
tamat SLTP.
4. Pekerjaan Jenis usaha yang dilakukan Kuesioner Wawancara Informal : Jika responden tidak
untuk mendapatkan bekerja, petani, buruh dan
penghasilan. wirausaha berdasarkan hasil
wawancara
5. Waktu tempuh Rata-rata lamanya waktu Kuesioner Wawancara Lama : bila ≥ nilai mean (08.27
perjalanan (dalam menit) yang menit)
diperlukan dari tempat tinggal
responden ke puskesmas Tidak lama : bila < nilai mean
pulang pergi.
6. Pengeluaran Rata-rata jumlah semua Kuesioner Wawancara Tinggi : jika total jawaban ≥ Mean
rumah tangga pengeluaran rumah tangga (Rp 549.144,00)
dalam satu bulan,
dipergunakan sebagai proksi Rendah : jika total jawaban <
sosial ekonomi. nilai mean
7. Kemampuan Jumlah uang yang mampu Kuesioner Wawancara Tinggi : jika total skor jawaban ≥
untuk dibayarkan oleh rumah tangga Mean (Rp 185,00)
membayar untuk setiap kali kunjungan
(ATP) berobat ke puskesmas sebagai Rendah : jika total skor jawaban
mengganti biaya pelayanan < nilai mean
kesehatan.
64
8. Kemauan Jumlah uang yang mau Kuesioner Wawancara Tinggi : jika total skor jawaban ≥
untuk dibayarkan oleh rumah tangga Mean (Rp 6.431,00)
membayar untuk setiap kali kunjungan
(WTP) berobat ke puskesmas sebagai Rendah : jika total skor jawaban <
mengganti biaya pelayanan mean
kesehatan.
9. Kepemilikan Adanya organisasi penanggung Kuesioner Wawancara Tidak memiliki : Jika responden
jaminan/asura biaya berobat di fasilitas tidak memiliki jaminan/asuransi
nsi kesehatan kesehatan, di luar program kesehatan
subsidi pelayanan kesehatan
gratis yang diberikan Pemda. Memiliki :
Jika responden memiliki
jaminan/asuransi kesehatan
10. Kesesuaian Kebutuhan waktu rumah Kuesioner Wawancara Tidak Sesuai : Jika jam buka
jam buka tangga untuk berobat, puskemas > jam 08.00
puskesmas dibandingkan dengan waktu
jam buka puskesmas dalam Sesuai : Jika jam buka
memberikan pelayanan puskesmas jam 08.00
kesehatan.
11. Keberadaan Pemeriksaan pelayanan Kuesioner Wawancara Jarang : Jika dokter tidak setiap
dokter di kesehatan di puskesmas hari kerja berada di puskesmas
puskesmas dilakukan oleh dokter kepada
pasien secara langsung. Sering : Jika dokter selalu berada
65
12. Persepsi Pendapat responden terhadap Kuesioner Wawancara Kurang : Jika skor total jawaban
kualitas pelayanan yang diterima saat responden < nilai mean (30.56)
pelayanan berkunjung di puskesmas.
puskesmas Variabel ini berlaku bagi yang Baik : Jika skor total jawaban
pernah memanfaatkan responden ≥ nilai mean
puskesmas, baik dalam satu
tahun ini ataupun
sebelumnya.
13. Keluhan sakit Gangguan kesehatan atau Kuesioner Wawancara Keluhan rendah: Bila < 3
gejala penyakit yang dirasakan keluhan
dalam satu tahun terakhir.
Keluhan tinggi : Bila keluhan
sakit ≥ 3 keluhan