Anda di halaman 1dari 6

UTS FILSAFAT ILMU

NAMA : NISSA MEGA KHANSA


NIM : 1904101019
1.A .Zaman Purba
a.Pra sejarah
 Zaman ini di tandai dengan pengetahuan apa  dan bagaimana (know how), yang diperoleh
manusia melalui :
·         Kemampuan mengamati
·         Kemampuan membeda-bedakan
·         Kemampuan memilih

            Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial and erro 


Kemampuan atau keterampilan untuk dapat melakukan sesuatu hal “ Know of doing
thing”  dikenal dengan teknologi. Saat ini teknologi di artikan “ Know of doing thing
better and professionally” artinya melakukan sesuatu hal yang menjadikan lebih baik
dan dilakukan secara profesional.

b. Masa Sejarah (15.000 – 600 tahun sebelum masehi)

  Manusia memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Ciri     kemampuan


masa kini antara lain adalah :
·         Fungsi kontrol dan pengendalian alam --->  pertanian, peternakan, perburuan yang
efektif.
·         Fungsi imajinasi sebagai realisasi daya kreasi manusia ---> pembuatan patung
danperhiasan dengannilai artistik.
·         Sikap mental dan penalaran yang reseptif dan empiris. Fakta-fakta hanya di olah
sekedarnya. Yang mungkin dilakukan tanpa suatu tujuan yang sudah tertentu.

Ciri –ciri zaman ini adalah :


·       Knowhow dalam kehidupan sehari-hari di dasarkan pengalaman
·         Pengetahuan yang diperoleh di terima sebagai fakta dengan sikap menerima apa
adanya. Penjelasannya masih dihubungkan dengan kekuatan magis
·         Kemampuan mengembangkan huruf abjad, dan sistem bilangan, memungkinkan
saat itu kemampuan abstraksi.
·         Hasil abstraksi ini kemudian dikembangkan dalam kegiatan menulis, berhitung,
mnyusun kalender, yang merupakan kemampuan sintesa dari hasil abstraksi.
·         Kemampuan melakukan ramalan atas dasar peristiwa sebelumnya.

b.  Zaman penalaran; 600 SM dan 200 M (Yunani)

            Tool studies adalah mata pelajaran mengenai alat. Mata pelajaran yang mengajarkan
alat bagi pelajaran lainnya. Logika membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh
kesimpulan dari suatu perangkat bahan, fakta-fakta dan informasi. Dalam logika juga
ada alat lain yang disebut metodologi. Metodologi adalah ilmu pengetahuan tentang
metode dan khususnya metode ilmiah. Hal yang dibicarakan dalam metodologi adalah
hal-hal yang bersifat observasi, hipotesa, hukum, teori, susunan eksperiman dan
sebagainya. Osborne R dan van loon B (1996) menyatakan bahwa metodologi adalah
sekumpulan metode.
Inquring mind (selalu menyelidiki)  ---> De Omnibus Dubitandum (meragukan sesuatu)
adalah ciri dari penalaran saat ini
Thale  : Filsafat alam Kosmologi (mempertanyakan asal mula, sifat dasar  (640-546 SM) dan
struktur komposisi dari alam semesta )
Pythagora   : (Filsafat matematika)→ Metafisika

Scorates  : Metode dialektis atau elenchus. Metode ini terwujud ke dalam suatu bentuk tanya
jawab atau dialog sebagai upaya untuk meraih  kebenaran danpengetahuan     

Plato   :  Seluruh filsafat plato bertumpu pada ajarannya tentang ide.segala sesuatu yang ada
dapat di kenal lewat panca indera, pohon, bungs, hewan dan lain-lain akan mati dan
berubah,tetapi ide pohon bunga, hewan tidak pernah berubah.ide bukan sekedar gagasan
subyektif dalam pemikiran manusia.keberadaan ide tergantung pada daya pikir
manusia,bersifat obyektif,mandiri, sempurna,abadi dan tidak pernah
berubah.persoalannya adalah alam panca indera manusia senantiasa berada dalam
perubahan,tidak tetap,tidak sempurna,tidak abadi,majemuk dan puspa ragam. Tujuan
hidup manusia ialah kehidupan yang senang dan bahagia. Tiga gelombang pemikiran
plato dalam bernegara yakni “The first wave” (laki-laki dan wanita sama), “The second
wave”(hilangkan perkawinan dan keluarga), “The third wave” (filsuf pantas jadi raja
yang arif dan bijak sana).

Aristoteles : Aristoteles adalah pelopor utama logika deduktif yang menitik beratkan pada
rasionalitas. Esensi logika Aristoteles menurut perkembangannya yakni logika
hubungan (silogisme), prinsip kausalitas ilmu-ilmu alam (natural sciences), logika
efisiensi dalam teknologi, Serta logika ekonomi di dalam industri.

Ciri – ciri zaman ini :

 Orang memiliki  kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapat


 Masyarakat tidak lagi mempercayai mitologi, yang dianggap sebagai sesuatu bentuk
pseudi-rstional
 Masyarakat tidak dapat menerima pada sikap menerima begitu saja, melainkan
menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis.

c. Zaman Pertengahan

               Zaman pertengahan atau Middle age adalah abad dengan ditandainya tampilnya theolog
di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan pada masa ini hampir terkait dengan aktivitas
keagmaan . Karena itu muncul semboyan “ Ancilla Theologia ” artinya kegiatan ilmiah di
arahkan untuk mendukung kebenaran agama.

d. Zaman Modern (17 – 19 M)


 Tokoh yang dikenal sebagai bapak filsafat modern adalah Ree Descartes (1598 -1650). Ia telah
mewariskan suatu metodeberfikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan
modern yakni :

·         Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini sendiri bahwa itu
memang benar.
·         Memilah – milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk mempermudah penyelesaian.
·         Berpikir runtut dari hal yang sederhana sampai ke hal yang rumit.
·         Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh.

               Berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan mengikuti alur berpikir yang di kenal sebagai metode ilmiah.
               Metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah – langkah
yang sistematik.
                Metode Ilmiah     --->      Ilmu

Ciri ilmu :

 Rasional teruji
 Deduktif dan induktif
 Social and behavioral sciences = natural science (ilmu alam) 
 Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan dalam metode
ilmiah.
 Subyektif   
  Beri makna pada obyek   
  Diskriptif dan ruang lingkup terbatas   
  Obyektif   
  Memahami,menjelaskan,meramalkandanmengendalikan . 
      
Ontologi (apa), Epistemilogi (bagaimana) dan Aksiologi (untuk apa) pengetahuan
tersebut disusun

2. - Farmasi dalam paradigma ontologis

Sudah menjadi pendapat umum bahwa filsafat adalah induk/ibu dari segala macam ilmu
pengetahuan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ilmu pengetahuan pada mulanya hanya
ada satu yaitu filsafat. Akan tetapi karena filsafat yang memang hanya mempersoalkan hal-hal
yang umum, abstrak dan universal, maka ia semakin tidak mampu menjawab persoalan-
persoalan hidup yang konkret, positif praktis dan pragmatis.

- Farmasi dalam paradigma epistemologi

Secara umum farmasi terdiri dari farmasi teoritis dan farmasi praktis. Farmasi secara teoritis
dibangun oleh beberapa cabang ilmu pengetahuan, yang secara garis besarnya terdiri dari farmasi
fisika, kimia farmasi, biofarmasetika, dan farmasi sosial. Selanjutnya farmasi praktis terdiri dari
dua bagian besar yakni farmasi industri, dan farmasi pelayanan.

Pertama, Farmasi Industri adalah ruang lingkup penerapan ilmu-ilmu farmasi teoritis, dan tempat
pengabdian bagi ahli-ahli farmasi (farmasis) yang berorientasi pada produksi bahan baku obat,
dan obat jadi, dan perkembangan selanjutnya juga meliputi kosmetika dan makanan-minuman.
Dalam farmasi dikenal adanya industri farmasi yang menghasilkan produk farmasi moderen
yang bahan bakunya merupakan bahan baku sintetis, dan industri obat tradisional yang
memproduksi obat-obatan dengan menggunakan bahan alam sebagai bahan baku yang
menghasilkan obat Fitofarmaka, baik industri farmasi maupun industri obat tradisional
kesemuanya berorientasi pada produk farmasi berkualitas, yakni aman, manjur, harga terjangkau
dan tidak merusak ekosistem lingkungan ekologis.

Kedua, Farmasi Pelayanan yakni pengabdian disiplin ilmu farmasi (farmasis/apoteker) pada unit-
unit pelayanan kesehatan (apotek, rumah sakit, badan pengawasan, dan unit-unit kesehatan
lainnya).
Pengabdian farmasis/apoteker pada farmasi pelayanan meliputi distribusi obat-obatan dari
industri farmasi hingga ke unit-unit pelayanan kesehatan, pelayanan informasi obat terhadap
masyarakat dan tenaga-tenaga paramedis, dan monitoring penggunaan obat oleh masyarakat dan
terhadap penderita (pasien). Peranan farmasis/apoteker di unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
sangat penting, dan berorientasi pada pemberian obat rasional empirik, yakni pemberian obat
yang tepat dosis, tepat pasien, tepat indikasi, dan harga terjangkau.

Farmasi industri dan farmasi pelayanan saling terkait, dan berinteraksi antara satu sama lain
dalam satu orientasi, yakni health orientation, untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa kecuali.
Farmasis/apoteker di dalam menjalankan pengabdiannya di bidang kefarmasian diikat oleh
sebuah etika yang disebut kode etik apoteker (etika farmasi).

- Farmasi dalam paradigma aksiologi

Pemberdayaan farmasi dalam bidang pengabdian kesehatan tidak hanya terbatas pada bagaimana
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi harus bernuansa lebih luas, yaitu bagaimana
meningkatkan kualitas SDM dan kualits kehidupan, maka peranan farmasi hendaknya bukan
hanya terbatas pada bagaimana menemukan obat, tetapi jauh lebih kedepan bagaimana
mengembangkannya dan membantu masyarakat agar mereka mau dan mampu menjaga
kesehatannya dengan baik serta menjadikan industri farmasi dan unit-unit pelayanan kefarmsian
sebagai sarana untuk meningkatkan derajat kehidupan dan penghidupan yang layak bagi
sebagian besar masyarakat dan ummat manusia seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai