Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu :

Nama/Nim/Semester : Shella Maynita 1904101017 / 3

Nama/Nim/Semester : Nissa Mega Khansa 1904101019 / 3

TRADISI MASYARAKAT YANG BERKAITAN DENGAN MASALAH KESEHATAN


SECARA EPISTEMOLOGI

 Tradisi oyog untuk ibu hamil :

Tradisi oyog merupakan tradisi menggoyang-goyangkan perut ibu hamil yang dilakukan
oleh etnis Jawa di Desa Tawangrejo , Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur.
Tradisi ini dilakukan sejak usia kehamilan menginjak bulan ketiga sampai bulan
kesembilan. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh dukun bayi setempat.
Masyarakat setempat menilai, tradisi oyog bermanfaat untuk mengurangi berbagai
keluhan pada kehamilan, melancarkan proses persalinan, dan memberikan kenyamanan
dan rasa tenang.

A. Bagaimana dampak tradisi oyog untuk ibu hamil ?


Ternyata tradisi ini memberikan dampak yang positif bagi kondisi psikologis ibu.
Kedepannya perlu ada modifikasi pijat oyog oleh bidan dengan mengutamakan
komunikasi interpersonal antara bidan dan ibu hamil.

B. Bagaimana fungsi dari oyog sendiri ?


1. Oyog karena ada keluhan, beberapa orang akan melakukan oyog ketka dirasa
ada keluhan dengan kehamilanya. Oyog bisa dilakukan berkali-kali tergantung
keluhan ibu hamil. Keluhan yang dirasakan biasanya seperti tegang, mbateg,
nyelap, sengkrang-sengkring, atau nyengkal dibagian perut bawah. Contoh : Nini
ketika kehamilannya memasuki usia 3 bulan, ia merasakan ada yang tak nyaman
dengan kandungannya. Meski sudah memeriksakan diri ke bidan, keluhan Nini
tidak berkurang. Ia pun disarankan untuk melakukan oyog pada seorang dukun
bayi yang masih terhitung kerabatnya. Hingga kehamilannya memasuki usia
sembilan bulan, Nini sudah melakukan oyog sebanyak lima kali. Dua kali ketika
hamil muda dan tiga kali ketika hamil tua. Meski begitu, ketika kehamilannya
sudah memasuki usia sembilan bulan dan Nini tak merasakan keluhan lagi, ia tak
lagi melakukan oyog.
2. Oyog untuk menyiapkan jalan bayi, oyog jenis ini biasanya dilakukan ketika
usia kandungan sudah dianggap tua. Pada usia ini bayi dianggap sudah siap
dilahirkan.Sehingga jika sewaktu-waktu bayi lahir, sudah disiapkan jalannya dan
proses persalinan akan lebih lancer.
3. Oyog untuk mempercepat proses kelahiran, Oyog dengan tujuan untuk
merangsang kelahiran dilakukan ketika memang sudah terjadi kontraksi atau
pembukaan. Jika seorang ibu yang hendak melahirkan sudah mengalami sakit
perut, dukun bayi akan membantu melakukan pijatan dengan harapan proses
melahirkan bisa lebih cepat.

C. Bagaimana cara yang tepat melakukan oyog berdasarkan waktunya ?


1. Oyog kehamilan muda (3-6 bulan), sesseorang melakukan oyog pada kehamilan
muda biasanya karena merasa adanya keluhan dalam kehamilannya. Pada
kehamilan muda oyog dimaksudkan untuk mengembalikan ke tempatnya, karena
janin dianggap bergeser dari tempatnya sebagai akibat dari sang ibu yang terlalu
melakukan banyak pekerjaan ataupun aktivitas.
2. Oyog kehamilan tua (7-9 bulan), Ini adalah oyog yang paling banyak dilakukan.
Sebagian masyarakat ada yang merasa khawatir, jika oyog dilakukan pada usia
kehamilan muda justru akan membahayakan janin karena janin masih dianggap
rawan. Oyog pada kehamilan tua, dilakukan ketika usia kehamilan memasuki usia
7 hingga 9 bulan. Pada kehamilan ini, keluhan mbateg lebih sering dialami oleh
ibu hamil. Para ibu juga berharap bahwa kondisi bayi sudah seharusnya pada
tempatnya. Pada kehamilan ini, biasanya tidak lagi dilakukan gerakan sengkak
karena posisi bayi sudah dianggap turun sehingga yang bisa dilakukan hanyalah
‘memberi sedikit ruang’ pada perut ibu hamil agar tidak terasa menekan (mbateg).
Meski ada juga dukun bayi yang masih melakukan sengkak, tergantung dari
keluhan dan kondisi si pasien. Tapi konon sengkak yang dilakukan lebih lembut
dan ‘tidak pakai tenaga.’

D. Bagaimana manfaat oyog itu sendiri ?


Meskipun pada umumnya pasien melakukan oyog karena anjuran dari orang tua,
namun mereka juga mendapatkan manfaatnya secara nyata. Mereka mengaku
mendapatkan perasaan nyaman dan lega setelah melakukan oyog. Seperti yang
diungkapkan Nini yang mengaku mengalami banyak keluhan di awal kehamilannya
dan karenanya beberapa kali melakukan oyog. Menurutnya, setelah melakukan oyog,
ia merasa keluhannya hilang. Selain merasakan kenyamanan fisik, Nini juga merasa
nyaman secara psikologis karena percaya bahwa dukun bayi adalah orang yang sudah
berpengalaman dan punya kemampuan.
E. Bagaimana keberlangsungan oyog ?
Peran dukun bayi yang sekarang sudah tidak diperbolehkan menolong persalinan
membuat peran dukun bayi sedikit berkurang. Walaupun masyarakat di sana sudah
mengerti pentingnya pemeriksaan kehamilan kepada tenaga kesehatan, namun
keberadaan dukun bayi masih dipercaya dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
melakukan pijat pada saat ibu hamil merasa pegal atau kelelahan. Demikian juga pada
pelaksanaan oyog, walaupun telah melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan,
namun ibu hamil masih memanfaatkan dukun bayi untuk mengurangi beberapa
keluhan yang dirasakan melalui oyog. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang
dukun bayi

Anda mungkin juga menyukai