Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI JABIR IBNU HAYYAN

Oleh : Rizki Awaliyah

Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah banyak berkontribusi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Melalui kiprah ilmuwan Muslim lah peradaban dunia menemukan titik
terang. Salah satunya dibidang ilmu kimia dan farmasi. Dalam 2 bidang ilmu ini, terdapat
seorang ilmuwan Muslim yang memberikan pengaruh besar. Dia Adalah Jabir Ibnu Hayyan.

Jabir Ibnu Hayyan yang merupakan seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka memiliki
nama lengkap  Abu Musa Jabir bin Hayyan Al-Shufiy Al-Azadiy yang di Barat dikenal
dengan nama Geber. Adapun sumber lain menyebutnya sebagai Abu Abdullah Jabir bin
Hayyan. Terkadang beberapa sejarawan menyebutnya dengan Al- Thusi dan Al-Kufi. Jabir
Ibnu Hayyan lahir pada sekitar 100 H atau 721 M di Khurasan. Keluarga Jabir berasal dari
suku Azd dari Arabia Selatan, yang pada masa kebangkitan Islam menetap di Kufah.
Ayahnya, Hayyan Al-Attar adalah seorang ahli syi’ah yang juga sebagai penjual obat-obatan.
Hayyan berasal dari Syam yang kemudian pindah ke Thus, sebuah kota kecil yang berjarak
27 km dari Utara Masyhad yang dikenal sebagai kota transit bagi para pedagang baik dari
Baghdad, Turkistan, ataupun Cina. Jabir dikenal sebagai Sufi yang tekun beri’tikaf di sebuah
ruangan khusus di dalam rumahnya.

Sebagaimana halnya ilmuwan Muslim abad pertengahan, Jabir yang dikenal sebagai
“The father of modern chemistry” tidak hanya mampu mendalami satu bidang ilmu
pengetahuan tertentu, tetapi mereka juga mampu menguasai bidang keilmuwan lainnya dan
sangat beragam. Selain ahli dalam bidang ilmu kimia, beliau juga ahli dalam ilmu yang lain
seperti kedokteran, filsafat, farmasi, fisika, dan astronomi. Namun, dari sekian banyak ilmu
yang digelutinya, tampaknya ilmu kimia lebih melekat dan menonjol pada tokoh intelektual
muslim ini. Jabir mempunyai seorang guru yang bernama Barmaki Vizier. Jabir pun terus
bekerja dan bereksperimen dalam bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium dekat
Bawaddah di Damaskus dengan ciri khas eksperimen-eksperimennya yang dilakukan secara
kuantitatif, bahkan instrument-instrument yang digunakan untuk eksperimentnya ia buat
sendiri dari bahan logam, tumbuhan dan hewani. Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil
menemukan berbagai penemuan besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, bahkan di
laboratorium itu pula telah ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya, dan setelah sempat
berkarir di Damaskus Jabir dikatakan kembali ke Kufah setelah terjadi tragedi Baramikah
dikarenakan sikap dari para Menteri Abbasiyah yang menduduki jabatan sejak tahun 705 M
telah berubah kepadanya dikarenakan kesombongan mereka dan banyaknya sumber sejarah
yang diselewengkan. Sekembalinya ke Kufah tak banyak lagi yang mengetahui tentang
keberadaannya, namun dua abad setelah kematiannya barulah ditemukan laboratoriumnya
seperti yang telah disebutkan tadi di atas. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang
hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat.

Diketahui bahwa Jabir Ibnu Hayyan telah menemukan 19 macam substansi. Substansi
dalam istilah modern  kita menyebutnya unsur. Dalam catatan sejarah, Jabir Ibnu Hayyan
adalah orang yang pertama kali menemukan asam belerang, natrium karbonat, pottasium
karbonat, dan sepuh. Zat-zat kimia ini sekarang sangat penting, bahkan hampir menjadi salah
satu dasar perkembangan peradaban pada abad 19 dan 20 di bidang kimia, farmasi, pertanian,
dan lain lain. Banyak zat-zat kimia lain yang telah dia temukan yaitu asam asetat dari cuka
nitrat, asam sitrat yang diambil dari lemon,asam tartarat dari sisa pengendapan (residu)
setelah membuat anggur, asam asetat dan juga asam klorida. Kemudian dia mencoba
menggabungkan asam klorida dan asam nitrat yang disebut juga air raja (aqua regia). Dan
ternyata air raja dapat melarutkan emas.  Penemuan ini sangat berarti bagi para ahli kimia
untuk mengekstrasi dan memurnikan emas, bahkan di tahun berikutnya ditemukan bahwa
temuan-temuan dari reaksi asam dapat digunakan pada logam lainnya.

Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia


menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan
kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-
reduksi. Semua teknik telah ia siapkan sebelumnya, ia juga telah membedakan antara
penyulingan langsung menggunakan bejana basah dan penyulingan tak langsung
menggunakan bejana kering, dan Jabir lah yang pertama kali mengklaim bahwa air hanya
dapat dimurnikan melaui proses penyulingan. Beliau juga telah sukses membuat skala yang
mempunyai ketelitian sangat tinggi sekitar 1/6480 kilogram. Bahkan dalam tulisan Max
Mayerhaff, bahkan disebutkan, jika ingin mencari akar pengembangan ilmu kimia di daratan
Eropa, maka carilah langsung ke karya-karya Jabir Ibnu Hayyan.

Tak hanya penemuan-penemuannya yang luar biasa yang telah ia ciptakan, namun
pemikirannya juga sangat berpengaruh bagi para ilmuwan muslim lainnya seperti Al-Razi (9
M), Tughrai (12 M) dan Al-Iraqi (13 M). Bahkan tidak hanya itu, buku-buku yang ditulisnya
pun sangat berpengaruh bagi perkembangan kemajuan ilmu kimia di Eropa. Dan Jabir pun
tutup usia pada tahun 815 M di kota Kufah.

Anda mungkin juga menyukai