Anda di halaman 1dari 12

Kultur Jaringan Tumbuhan

Adakah hubungannya antara sel, jaringan, organ, dan kultur jaringanpada tumbuhan? Tentu saja ada,
contohnya ketika kita mempelajari sifat-sifat yang terdapat pada suatu jaringan. Pengetahuan tentang sifat
jaringan dan sel pada tumbuhan ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam kultur jaringan.
Sel tumbuhan memiliki sifat dasar yang disebut totipotensi sel. Sifat totipotensi sel ini merupakan
sifat sel yang mampu menjadi individu baru yang utuh jika berada pada lingkungan yang sesuai. Teori ini
berdasarkan teori sel yang dikemukakan pertama kali oleh Jakob Schleiden dan Theodor Schwann (1838-
1839).
Berdasarkan teori tersebut, jika sebuah sel berada dalam kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
dan perkembangan, sel tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Sel tumbuhan
memiliki sifat totipotensi yang lebih besar dibandingkan sel hewan. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan
masih terdapat sel atau jaringan yang belum terdiferensiasi, yaitu jaringan yang bersifat meristematik
atau jaringan meristem serta jaringan dasar (jaringan parenkim) yang masih bersifat meristematik.
Berdasarkan teori totipotensi sel maka lahirlah suatu teknik reproduksi
vegetatif baru yang disebut teknik kultur jaringan. Perkembangan kultur
jaringan tumbuhan lebih maju dibandingkan pada hewan. Kultur jaringan di
dunia maupun Indonesia saat ini lebih berorientasi untuk produksi tanaman
pangan dan industri.

Teknik kultur jaringan ini dalam pelaksanaannya merupakan suatu metode


untuk mengisolasi (mengambil) bagian tumbuhan, seperti protoplasma, sel,
sekelompok sel, jaringan, dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi
aseptik (bebas hama dan penyakit). Sifat tanaman hasil kultur jaringan akan
sama seperti induknya.

1. Jenis Teknik Kultur Jaringan


Perkembangan teknik jaringan telah menghasilkan teknik kutur jaringan
baru dengan tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, jenis eksplan (sel atau
jaringan asal) yang digunakan juga berbeda. Berbagai teknik kultur jaringan
tersebut di antaranya sebagai berikut (Hendaryono dan Wijayani, 1994: 29).

a) Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan


eksplan (bagian tanaman) dari jaringan muda atau meristem.
b) Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan
menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari.

c) Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan


dari protoplasma (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya).
d) Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan
eksplan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman dengan
membuat varietas baru.

e) Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam


protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi
tanaman yang mempunyai sifat baru.

2. Syarat Kultur Jaringan

Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan,


terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut.
a) Pemilihan eksplan
Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi.
Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal
calon tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan bagian
tanaman, seperti daun, batang, dan akar). Sebagian eksplan sebaiknya
dipilih pucuk muda tanaman dewasa yang diketahui asal-usul dan
varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.

b) Penggunaan media yang cocok


Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah
ditanam untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus
memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur jaringan
ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat,
dan zat pengatur tumbuh (hormon)

c) Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.


Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan
secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun
bakteri. Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan
di dalam laminar air flow cabinet (Gambar 2.15) untuk mencegah
kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan
suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.
3. Manfaat dari Kultur Jaringan

Kultur jaringan memiliki manfaat yang besar bagi manusia sesuai


fungsinya. Melalui kultur jaringan ini, dapat dibudidayakan tanaman yang
memiliki sifat sama dengan induknya. Tentu saja sifat yang diinginkan ini
sifat yang unggul, contohnya saja pada wortel. Para petani menginginkan
wortel yang berukuran besar dan berwarna menarik. Melalui teknik kultur
jaringan, dapat diperoleh tanaman seperti itu. Syaratnya tentu saja mengambil
eksplan dari induk yang memiliki sifat unggul tersebut.

Kultur jaringan sangat membantu perkembangan pertanian di Indonesia.


Kultur jaringan dapat membantu menyediakan bibit pertanian dengan cepat.
Petani anggrek di Indonesia misalnya, sangat terbantu dengan adanya kultur
jaringan. Kini, untuk membiakkan anggrek petani tidak perlu lagi menunggu
muncul tunas untuk memperbanyak tanaman. Dengan pengetahuan tentang
totipotensi tanaman yang dimanfaatkan melalui kultur jaringan, dapat
dilakukan perbanyakan tanaman anggrek secara cepat. Bagaimana dengan
tanaman pertanian dan industri lainnya? Dapatkah Anda menyebutkan
contoh manfaat kultur jaringan lainnya?
Dari uraian tersebut sudah jelas manfaat kultur jaringan bagi kehidupan
manusia, baik dari segi ekonomi maupun segi ilmu pengetahuan.

Rangkuman

1. Sel-sel dengan bentuk dan fungsi yang sama akan


membentuk jaringan. Pada tumbuhan, beberapa
jenis jaringan akan membentuk sistem jaringan yang
menjalankan fungsi tertentu.
2. Jaringan pada tumbuhan dapat dibedakan atas
jaringan meristem (jaringan muda) dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem sel-selnya belum dapat
dibedakan satu sama lain, belum terspesialisasi dan
selalu aktif membelah. Jaringan meristem dapat
dibedakan atas meristem primer dan meristem
sekunder. Meristem primer menghasilkan pemanjangan
pada bagian ujung akar dan pucuk.
Adapun meristem sekunder menghasilkan pelebaran
diameter batang dan akar yang umumnya hanya
terjadi pada tumbuhan dikotil

3. Jaringan dewasa pada tumbuhan, antara lain


jaringan parenkim, jaringan kolenkim, jaringan
sklerenkim, jaringan xilem, dan jaringan floem.

Rangkuman

4. Tumbuhan memiliki tiga organ utama, yaitu batang,


akar, dan daun. Semua organ tersebut terbentuk dari
tiga sistem jaringan, yaitu sistem jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar, dan sistem jaringan pembuluh.

5. Sistem jaringan pada tumbuhan tersusun atas


beberapa jaringan dan merupakan suatu unit yang
memiliki fungsi tertentu.

6. Tumbuhan memiliki tiga organ utama, yaitu batang,


daun, dan akar.

7. Sifat totipotensi sel tumbuhan menjadi dasar teknik


kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu
metode mengisolasi bagian tumbuhan, jaringan,
organ, atau sel, serta menumbuhkannya dalam
kondisi aseptik
KULTUR JARINGAN DAN TEORI TOTIPOTENSI

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma,
jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur
tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk
tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan
mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 

KEUNTUNGAN PEMANFAATAN
KULTUR JARINGAN
• Pengadaan bibit tidak tergantung musim
• Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyakdengan waktu yang relatif lebih cepat (darisatu mata tunas
yang sudah respon dalam 1tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
• Bibit yang dihasilkan seragam
• Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
• Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murahdan mudah
• Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya

Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari tanaman, yaitu: 
1. Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan sesuai. Implikasi dari totipotensi adalah bahwa
semua informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme terdapat di dalam sel.
Walaupun secara teoritis seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang mengekspresikan keberhasilan
terbaik adalah sel yang meristematik. 
Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah seorang ahli fisiologi yang
berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C.
Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan mengambil
satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun
1954, kultur jaringan dipopulerkan
oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker.

2. Rediferensiasi adalah kemampuan sel-sel masak (mature) kembali menjadi ke kondisi meristematik
dan dan berkembang dari satu titik pertumbuhan baru yang diikuti oleh rediferensiasi yang mampu
melakukan reorganisasi manjadi organ baru.
3. Kompetensi menggambarkan potensi endogen dari sel atau jaringan untuk tumbuh dan berkembang
dalam satu jalur tertentu. Cantohnya embrioagenikali kompeten cel adalah kemampuan untuk
berkembang menjadi embrio funsional penuh. Sebaliknya adalah non-kompeten atau morfogenetikali
tidak mempunyai kemampuan.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang digunakan
biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Media yang sudah jadi ditempatkan pada
tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf.

2) Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang
sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. 
3) Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu
di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan,
yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. 

4) Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan. 
5) Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai
bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. 
6) Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Setelah bibit mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan
bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. 

Tipe-tipe Kultur Jaringan :


Kultur jaringan (tissue culture) sampai saat ini digunakan sebagai suatu istilah umum yang meliputi
pertumbuhan kultur secara aseptik dalam wadah yang umumnya tembus cahaya. Sering kali kultur
aseptik disebut juga kultur in vitro yang artinya sebenarnya adalah kultur di dalam gelas.
Dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa tipe-tipe kultur, yakni: 
1. Kultur biji (seed culture), kultur yang bahan tanamnya menggunakan biji atau seedling.
2. Kultur organ (organ culture), merupakan budidaya yang bahan tanamnya menggunakan organ, seperti:
ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun, helaian daun, bunga, buah muda, inflorescentia, buku batang,
akar dll.
3. Kultur kalus (callus culture), merupakan kultur yang menggunakan jaringan (sekumpulan sel) biasanya
berupa jaringan parenkim sebagai bahan eksplannya. 
4. Kultur suspensi sel (suspension culture) adalah kultur yang menggunakan media cair dengan
pengocokan yang terus menerus menggunakan shaker dan menggunakan sel atau agregat sel sebagai
bahan eksplannya, biasanya eksplan yang digunakan berupa kalus atau jaringan meristem. 
5. Kultur protoplasma. eksplan yang digunakan adalah sel yang telah dilepas bagian dinding selnya
menggunakan bantuan enzim. Protoplas diletakkan pada media padat dibiarkan agar membelah diri dan
membentuk dinding selnya kembali. Kultur protoplas biasanya untuk keperluan hibridisasi somatik atau
fusi sel soma (fusi 2 protoplas baik intraspesifik maupun interspesifik).
6. Kultur haploid adalah kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman, yakni: kepalasari/ anther
(kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/ pollen (kutur pollen), ovule (kultur ovule), sehingga dapat
dihasilkan tanaman haploid.

Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi


a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus 
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi
Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi 

1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan
protocorm like bodies, dll

2. Eksplan
Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman.
Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks
(jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda,
daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.

3. Media Tumbuh
Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik
media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS),
Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas
adalah MS.

Tabel 1. Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)


___________________________________________________
Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)
___________________________________________________
1. NH4NO3 1650
2. KNO3 1900
3. CaCL2.2H20 440
4. MgSO4.7H20 370
5. KH2PO4 170
6. FeSO4.7H20 27
7. NaEDTA 37,3
8. MnSO4.4H20 22,3
9. ZnSO4.7H2O 8,6
10. H3BO3 6,2
11. KI 0,83
12. Na2MoO4.2H20 0,25
13. CuSO4.5H20 0,025
14. CoCl2.6H20 0,025
15. Myoinositol 100
16. Niasin 0,5
17. Piridoksin-HCL 0,5
18. Tiamin -HCL 0,1
19. Glisin 2
20. Sukrosa 30.000
____________________________________________________ 

4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman


Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan
periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti
Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan
Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin
seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.

5. Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang
penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

KULTUR JARINGAN

Kultur jaringan adalah suatu metode mengisolasi bagian dari tanaman seperti


sekelompok sel atau jaringanyang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri membuat klon dan tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Istilah
Teknologi Kultur Jaringan ini jika diterapkan di hewan disebut Kloning

PRINSIP DASAR KULTUR JARINGAN ADALAH : KEMAMPUAN TOTIPOTENSIAL

Kemampuan totipotensi adalah kemampuan pada Jaringan / Sel tanaman yang mampu
1. Membelah ( Cleavage)

2. Memanjang dan membesar (Elongasi)

3. Defrensiasi dan Specialisasi menjadi jaringan yang mapan

 Pada tanaman bagian / organ yang mempunyai kemampuan Totipotensi ini adalah pada jaringan
yang muda /embryonal atau sering dkenal dengan “Jaringan Meristem”

 Pada tanaman kemampuan totipotensi ini ada di seluruh Organ sehingga pada tanaman bisa
dikembangkan secara vegetatif besar besaran dengan Teknik Kultur jaringan ini ( Tissue Culture ). OK
Berbeda dengan Manusia dan hewan tingkat tinggi yang kemampuan Totipotensinya hanya pada OVUM
yang telah dibuahi sperma membentuk ZYGOT buktinya
 Zygot inilah yang mempunyai kemampuan totipotensi yang real banar benar bisa membentuk
embryo dan tubuh kita yang tersusun atas berbagai organ berbagai system organ

 Karena pada tubuh kita tidak ada kemampuan Totipotensi inilah maka kita tidak bisa di kultur . OK

Sekali lagi Kultur Jaringan adalah perbuatan memperbanyak individu secara vegetatif / tak kawin seperti
halnya stek , oculasi atau mencangkok sehingga produk nya TIDAK MENJADI UNGGUL , namun
Produknya seragam atau sama seperti sebelumnya dan proses pembentukan individunya cepat (ingat itu)
Jadi kalau mau membuat kultur jaringan , buat dulu tanaman itu  unggul  dengan mutasi atau hibridisasi
atau rekombinasi atau transplantasi gen , baru kemudian di kulturkan.OK

Penemu teknologi ini  untuk menghormati adalah F.C. Steward menggunakan jaringan floem pada  akar
wortel.(Daucus carota)

MANFAAT / KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN


1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yau~g singkat
2. Sifat identik dengan induk
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.

Isharmanto gonzaga college jakarta

 Berikut Teknologi Kultur Jaringan jika ingin anda memperdalam lagi

 Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.

 Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian
tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan
secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya
sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

 Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan
bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

 Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya


untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.

 Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
1. mempunyai sifat yang identik / SERAGAM dengan induknya,

2. dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat
yang luas,

3. mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,

4. kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin,

5. kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1. Pembuatan media

2. Inisiasi

3. Sterilisasi

4. Multiplikasi

5. Pengakaran

6. Aklimatisasi

1. Pembuatan Media
 Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.

 Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.

 Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.

 Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.

 Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun
jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.

 Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.

 Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

2. Inisiasi

 Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.

 Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

3. Sterilisasi

 Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang
steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.

 Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan.

 Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi

 Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media.

 Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan.
 Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat
yang steril dengan suhu kamar.


5, Pengakaran

 Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.

 Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta
untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.

 Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru
(disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi

 Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.

 Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.

 Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena
bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.

 Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup
dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit
generatif.

 Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur
jaringan ini.

 Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik
kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

 Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik,
bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu
yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas
dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia.

 Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.
Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat
c

KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN


 Pengadaan bibit tidak tergantung musim

 Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata
tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)

 Bibit yang dihasilkan seragam

 Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)

 Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah

 Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya

 KULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untukmembuat bagian tanaman
(akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuhmenjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro
(didalam gelas).

 Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dantanaman yang diperbanyak
dengan kultur jaringan mempunyai sifat samaatau seragam dengan induknya.

 Contoh tanaman yang sudah lazimdiperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.

KULTUR JARINGAN ini adakah salah satu dari sistem aplikasi pengembangan bibit tanaman yang
mempermudah manusia untuk meningkatkan hasil yang akhirnya bisa untuk mensejahterakan manusia ,
Kesejahteraan inilah misi utama dari BIOTEKNOLOGI sehingga kultur jaringan ini adalah sisi kecil dari
pengembangannya

 Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa untuk kesejahteraan manusia.

 Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga
pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi,
genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

 Bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses
produksi barang dan jasa.

 Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak
abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta
pemuliaan dan reproduksi hewan.

 Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan
vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang
tidak sempurna.

 Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini,
produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

 Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur
jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.

 Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik


maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang
pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
 Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan
rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi
yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan
lingkungan.

 Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari
polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan
penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru.

 Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya.

 Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat
kecaman dari bermacam-macam golongan.

APLIKASI YANG PERLU DIKEMBANGKAN ...Intensifikasi 

Anda mungkin juga menyukai