Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AHMAD SYAFANDI

NIM : 2020206203410P
M.K : KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN
KELAS : ID Konv lam-Tim

1. Permasalahan dan solusi tentang pelayanan di Fasyankes pemerintah pusat/ daerah


yang belum optimal dalam perihal akreditasi fafasyanke diantaranya :
a. Sarana dan Prasarana
Kendala mendasar yaitu terkait dengan belum optimalnya dukungan anggaran, sarana dan
prasarana Puskesmas/ Rumah sakit. Ini merupakan hal klasik yang memang tidak dapat
dipungkiri memiliki andil besar dalam menghadapi penilaian akreditasi, terutama dalam
penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka memenuhi standar pelayanan dan
keselamatan pasien maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Dana yang dibutuhkan
untuk itu tidaklah sedikit dan hampir dapat dipastikan semua Puskesmas/rumah sakit
pemerintah. terutama yang belum menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD
mengalami kesulitan dalam hal ini.
b. Pelaksaan management
Saat ini banyak pimpinan Fasyankes yang menganggap bahwa akreditasi sekedar
pencapaian status kelulusan dan meningkatkan “gengsi” ketika mendapat sertifikat
akreditasi sehingga seringkali mengabaikan proses dalam mencapai kelulusan, yang artinya
pemeliharaan budaya mutu dan keselamatan pasien secara berkelanjutan seringkali
terabaikan. Hal tersebut tentunya merugikan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan
kesehatan yang secara umum masih belum mengetahui makna dari akreditasi fasyankes.
Disitu juga karena kurang nya pengetahuan para pemimpin dan rendah nya disiplin etos
kerja staf menjadikan unsur managemen tidak berjalan dengan baik berdampak
menghambat kinerja yang berdampak pada pelayanan yang di berikan. Maka dari itu di
perkukan managemen dan etos krja yang baik.
C. Kuantitas dan kwalitas tenaga medis
Kendala yang ditemui dalam pelaksanaan akreditasi yaitu kurangnya motivasi, dukungan dan
komitmen dalam menjamin mutu dan kinerja pelayanan. Perlu diingat bahwa tujuan utama
akreditasi adalah untuk pembinaan peningkatan mutu dan kinerja Fasyankes. Maknanya,
akreditasi bukanlah sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi yang sifatnya
insidentil maupun seremonial, namun lebih menitik beratkan kepada upaya perbaikan yang
berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem
penyelenggaraan pelayanan dan program. Belum memadainya jumlah tenaga medis yang
optimal, seperti dokter spesialis, tenaga medis penunjang yang kurang, untuk itu perlu adanya
penambahan jumlah nakes agar sesuai kebutuhan puskes maupun RS.

Solusi : Pemerintah pusat/ Daerah harus berusaha mengoptimalkan bantuan/ dukungan


anggaran baik sarana maupun prasarana dalam rangka memenuhi standar pelayanan
dan keselamatan pasien maupun fasilitas pelayanan kesehatan. Serta meningkatkan
motivasi, dukungan dan komitmen dalam menjamin mutu dan kinerja pelayanan

2. Pendapat tentang kebijakan penanganan covid-19

Menurut saya untuk penanggulangan covid – 19 di Indonesia, lebih


mempertimbangkan pemulihan faktor ekonomi ketimbang kesehatan. Harusnya
pemerintah fokus menekan virus corona hingga kurva kasus positif menurun baru
kemudian bicara pemulihan ekonomi.
Prioritas utama menyelesaikan virusnya menahan mengurangi yang mematikan,
karena inilah sebabnya, kalau ini sudah selesai langsung orang bangkit, ekonomi bisa
jalan lagi, sosial kembali lagi, orang bekerja. Jika virusnya tidak diperangi kondisinya
akan tetap sama ujungnya berdampak pada sektor ekonomi.
PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)
Virus corona tidak bisa diajak berdamai, virus ini ganas dan tidak pilih-pilih siapa saja,
walaupun diadakan PSBB jika kita tidak patuh aturan dan mengikuti protokol kesehatan
contoh menggunakan masker, cuci tangan secara rutin maka virus mudah menyebar ke
semua orang. Dalam PSBB juga pemerintah hendaknya bisa memberikan contoh dalam
kedisiplinan dan penerapan PSBB, tetapi PSBB juga pasti akan berdampak besar dalam
merontokkan sektor kesehatan. Bahkan perekonomian seluruh dunia juga rontok.
Dampak yang dirasakan Indonesia menghadapi krisis lemah. Karena pemerintah tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasar warganya. Untuk menopang ini harusnya pemerintah
mengalirkan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
Indonesia terserah
Tenaga medias Indonesia mulai bergerak dan mengutarakan uneg-unegnya. Gerakan
tersebut merupakan cermin dari kejengkelan tenaga kesehatan karena masyarakat tidak
disiplin dan peduli.
Kami kerja keras dan tetapi masyarakat tidak disiplin. Ini menyebabkan penyebaran
virus corona lebih besar dan pemerintah dapat lebih tegas mengambil keputusan karena
apapun keputusan pemerintah akan berdampak ke masyarakat sehingga perlu
diperhitungkan semua kebijakan yang diambil terutama kepada pemerintah daerah yang
sudah diberikan amanah dari pemerintah pusat. Fokus pemerintah ditengah pandemi
justru mengenyampingkan bidang kesehatan dan perlu diperhatikan juga pada tenaga
kesehatan dikarenakan banyak tenaga kesehatan yang terpapar oleh virus corona dan
hendaknya memenuhi kebutuhan untuk tenaga kesehatan seperti alat pelindung diri
(APD) dengan terjadinya pandemi seperti ini APD sangat diperlukan sekali.
Dalam hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah kesejahteraan tenaga
kesehatan yang berperan sebagai pahlawan di garda terdepan, karena jika tenaga
kesehatan terkena virus tersebut maka secara tidak langsung menyebabkan penularan
sehingga diharapkan pemerintah memberikan persediaan APD lebih banyak kepada
tenaga kesehatan.
Pemerintah hendaknya memberikan bantuan langsung tunai (BLT) bagi
masyarakat yang berdampak corona. Tetapi bukan memberikan bantuan dalam bentuk
sembako karena dalam bentuk sembako tidak selalu sesuai dengan kebutuhan masing-
masing orang. Karena dengan adanya BLT bisa menggenjot perekonomian, karena
masyarakat mampu untuk membeli. Selain itu penyaluran BLT dinilai lebih mudah dan
tidak memerlukan waktu yang lama, seperti sembako. Dan sasarannya harus tepat, tidak
salah sasaran.
Lalu pemerintah harus konsisten dalam mengurangi kerumunan untuk
menanggulangi penularan covid – 19, jangan hanya dibidang pendidikan, agama,
olahraga, tempat wisata, dan lain-lain saja yang dihentikan aktivitasnya, namun acara
yang memicu kerumunan juga harus dihentikan, jika ada acara atau tempat yang tidak
bisa dihindari maka diharuskan menggunakan protokol kesehatan sesuai prosedur
pencegahan covid – 19.

Anda mungkin juga menyukai