Anda di halaman 1dari 10

Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

PENGARUH PEMBERIAN RANGSANGAN PUTING SUSU TERHADAP


LAMA KALA III PADA IBU BERSALIN

Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

Program Studi DIII Kebidanan, STIK Siti Khadijah Palembang1,2


eka.rahmadhayanti9685@gmail.com1
desi123638@gmail.com2

ABSTRACT
Latar Belakang: Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang, Hemorrhage Post Partum
merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dengan presentase 41,7% terjadi di kala III.
Perdarahan pada kala III dapat dicegah dengan peningkatan hormon oksitosin. Pemberian rangsangan
puting susu atau menyusukan bayi segera setelah lahir mampu menghasilkan oksitosin secara alamiah
sehingga menyebabkan uterus berkontraksi dan dapat mencegah terjadinya perdarahan pasca
persalinan. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pemberian rangsangan puting susu terhadap lama
waktu kala III pada ibu bersalin. Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasi-ekperimental
dengan sample penelitian sebanyak 20 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling.
Analisa data menggunakan analisa bivariat dengan uji statistik Mann-Whitney. Hasil: Rata-rata lama
waktu kala III pada ibu bersalin dengan pemberian rangsangan puting susu yaitu 5,25 menit
sedangankan rata-rata lama waktu kala III yang tidak diberikan rangsangan puting susu yaitu 7.5
menit. Hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji Mann-Whitney didapatkan ρ Value 0,007
terdapat adanya pengaruh pemberian rangsangan puting susu terhadap lama kala III. Saran: Peneliti
menyarankan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam
meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
menggunakan metode perangsangan puting susu.
Kata Kunci : Rangsangan puting susu, Lama waktu persalinan kala III

ABSTRAK
Background: Based on data from the public health office in Palembang, hemorrhage post partum is
one of the highest causes of death with 41.7% occurred at the third stage of labor. Bleeding at the third
stage can be prevented by increasing the production of the hormone oxytocin. Nipple stimulation or
breastfeeding baby immediately after birth can produce oxytocin naturally, causing the uterus to
contract and can prevent hemorrhage post partum. Objective: to determine the effect of giving nipple
stimulation to duration of third stage labor. Methods: This study uses a quasi-experimental method
with a sample of 20 respondents taken by accidental sampling technique. Data analysis using bivariate
analysis with Mann-Whitney statistical test. Results: The average time period III in maternity with the
provision of nipple stimulation is 5.25 minutes while the average time period III is not given nipple
stimulation of 7.5 minutes. The results of bivariate analysis using the Mann-Whitney test obtained ρ
Value 0.007 there was an effect of giving nipple stimulation to the time period III. Suggestion: The
researcher suggested that the results of this study could be used as consideration for management in
improving the quality of services, especially midwifery care services for women giving birth using the
nipple stimulation method.

Keywords : Nipple stimulation, Duration of the third stage labor

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 188


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

PENDAHULUAN plasenta, disertai dengan pengeluaran


Persalinan dan kelahiran normal darah. Komplikasi yang dapat timbul pada
merupakan proses pengeluaran janin yang kala III adalah perdarahan akibat atonia
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 uteri, retensio plasenta dan perlukaan jalan
minggu), lahir spontan dengan persentasi lahir (Depkes RI, 2010).
belakang kepala yang berlangsung dalam Berdasarkan data dari Dinas
18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu Kesehatan Kota Palembang tahun 2015
maupun janin. Persalinan terbagi menjadi menyebutkan bahwa perdarahan pasca
empat kala yaitu kala I atau kala persalinan (Hemorrhage Post Partum)
pembukaan berlangsung dari pembukaan merupakan salah satu penyebab kematian
nol sampai pembukaan lengkap (10cm), ibu tertinggi dengan persentase sebesar
kala II dimulai dengan pembukaan lengkap 41,7%. Perdarahan pasca salin
dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala (Hemorrhage Post Partum) merupakan
III atau kala pelepasan uri adalah periode perdarahan yang lebih dari 500 ml pada
yang dimulai ketika bayi lahir dan berakhir persalinan per vaginam yang terjadi dalam
pada saat plasenta seluruh nya sudah di 24 jam pertama setelah bayi lahir atau yang
lahirkan. Lama kala III pada primigravida disebut dengan perdarahan post partum
dan multigravida hampir sama berlangsung dini (Early Post Partum Hemorrhage).
± 10 menit dan kala IV dimulai dari lahir Oleh karena itu penatalaksanaan kala III
plasenta sampai 2 jam pertama postpartum memegang peranan yang sangat penting
untuk mengamati keadaan ibu terutama sehingga bisa mencegah terjadinya
terhadap perdarahan postpartum (Saifudin, perdarahan (Norma & Mustika, 2013).
2007). Penyebab perdarahan pada kala III
Persalinan kala III dimulai segera dapat dicegah yaitu salah satunya dengan
setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta peningkatan hormon oksitosin. Oksitosin
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. mempunyai peranan yang penting dalam
Setelah bayi lahir uterus teraba keras proses persalinan dan pengeluaran ASI.
dengan fundus uteri agak diatas pusat Oksitosin disintesis di dalam hipotalamus,
beberapa menit kemudian uterus kelenjar gonad, plasenta dan uterus.
berkontraksi lagi untuk melepaskan Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik
plasenta dari dindingnya. Biasanya yang mampu menyebabkan kontraksi
plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah uterus yang terjadi lewat otot polos
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan maupun lewat peningkatan produksi
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran prostaglandin yang berfungsi untuk

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 189


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

memperkuat kontraksi uterus (Jordan, persalinan, dalam penelitiannya didapatkan


2017). p value 0,000.
Menurut Saifuddin (2009), dengan Berdasarkan penelitian menurut
memberikan rangsangan puting susu atau Saccone, et al (2017), mengemukakan
menyusukan bayi segera setelah lahir bahwa masase fundus uterus kurang
mampu menghasilkan oksitosin secara terbukti mengurangi perdarahan ibu
alamiah dan oksitosin ini akan postpartum. Maka tiga komponen utama
menyebabkan uterus berkontraksi. manajemen aktif kala III terbaru adalah:
Kontraksi uterus sangat penting untuk pemberian obat uteronika seperti oksitosin,
mengontrol perdarahan setelah kelahiran. pengkleman tali pusat dan penegangan tali
WHO (2012), menyebutkan bahwa ada pusat terkendali. Melakukan stimulasi
bentuk lain stimulasi pada puting susu puting susu merupakan salah satu cara
yang dapat membantu uterus berkontraksi, untuk mendapatkan oksitosin secara alami.
yaitu dengan melakukan stimulasi Endriani, V (2014), mengatakan
(pemilinan puting) dengan jari. kontraksi uterus berhubungan dengan
Menurut penelitian Yunita (2010), adanya eksperimen yang dilakukan oleh
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peneliti yaitu melakukan perangsangan
rata-rata waktu kelahiran plasenta pada puting susu ibu, merupakan cara induksi
kelompok subyek yang pada kala III (merangsang) persalinan secara alami.
persalinannya diberikan rangsangan puting Tekhnik ini juga bisa mempercepat atau
susu dengan pemilinan dengan kelompok memperkuat kontraksi yang sudah ada
yang hanya diberikan manajemen aktif (akselerasi atau augmentasi persalinan).
kala III saja tanpa pemilinan. Dengan rata- Saat dilakukan nipple stimulation, akan
rata waktu kelahiran plasenta pada merangsang keluarnya oksitosin, yaitu
kelompok subyek yang kala III diberikan suatu hormon yang menyebabkan
pemilinan adalah 4,45 menit, sedangkan kontraksi rahim.
pada kelompok subyek yang pada kala III Bayouni, R (2017), dalam
tidak diberikan pemilinan adalah 7.032 penelitiannya mengatakan manajemen
menit. keperawatan aktif kala III mencakup
Penelitian yang dilakukan Suherni, pemberian uterotonik profilaksis,
dkk (2012), di Puskesmas Mergangsan pengkleman tali pusar dan penegangan tali
mengatakan bahwa stimulasi puting susu pusat terkendali. Penelitian ini
dengan jari efektif dalam mempercepat menunjukkan bahwa manajemen aktif kala
lama waku kala III dalam proses III merupakan intervensi yang aman dan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 190


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

bermanfaat bagi keselamatan ibu dan bayi, METODE PENELITIAN


sekitar 2/3 (67,5%) kelompok kontrol Desain penelitian ini menggunakan
mempunyai durasi kala III kurang dari 5- metode quasi eksperimen dengan
10 menit, sedangkan kelompok antisipasi rancangan static-group comparison,
kala III durasi kala III lebih dari 10 menit, dimana terdapat satu kelompok yang
dengan 10-20 menit atau 25 menit. P digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi
Chen et.al (2013) menyebutkan dua yaitu setengah kelompok yang
dalam penelitiannya langkah-langkah diberikan perlakuan (diberikan rangsangan
ketiga manajemen kala III adalah puting susu) dan setengah kelompok untuk
penggunaan profilaksis uterotonik setelah kelompok kontrol (tidak diberikan
melahirkan bahu dan penegangan tali pusat rangsangan puting susu). Efek perlakuan
terkendali serta pijat uterus setelah dilihat dari perbedaan pengukuran kedua
melahirkan plasenta. Penelitian terbaru kelompok (Notoatmodjo, 2010).
telah banyak membuktikan efektivitas Sebelum dilakukan perlakuan,
oksitoksin atau uterotonik terbukti terlebih dahulu peneliti meminta
mengurangi perdarahan. Masase uterus persetujuan tindakan medik kepada
yang berkelanjutkan, dimulai setelah responden dan keluarga saat pasien masih
melahirkan plasenta, dapat mengurangi dalam kala I persalinan serta menjelaskan
kehilangan darah setelah persalinan per tindakan yang akan dilakukan, resiko yang
vaginam. bisa terjadi serta peneliti menerangkan
Dari data yang tercatat di tempat bahwa identitas responden akan dijaga
penelitian, persalinan di tahun 2014 kerahasiaannya. Responden yang diambil
berjumlah 486 orang, 2015 berjumlah 418 hanya yang bersedia secara sukarela untuk
orang, 2016 berjumlah 473 orang dan dari dijadikan sampel dalam penelitian.
bulan Januari sampai dengan Mei 2017 Populasi yang digunakan dalam
berjumlah 137 orang. Rata-rata kala III penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin
persalinan di tempat penelitian yang ada di tempat penelitian. Sampel
memerlukan waktu 12 menit. penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang
Tujuan penelitian ini adalah bersedia secara sukarela untuk menjadi
diketahuinya pengaruh pemberian responden pada saat penelitian dilakukan.
rangsangan puting susu terhadap lama kala Teknik pengambilan sampel dalam
III pada ibu bersalin. penelitian ini adalah accidental sampling.
Penelitian ini dilakukan di salah satu Bidan
Praktek Mandiri di Kota Palembang.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 191


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

Penyusunan prosposal sampai selesai normalitas dengan Shapiro Wilk


penelitian memerlukan waktu enam bulan didapatkan p value 0,027 sehingga data
mulai tanggal 05 April sampai dengan 10 tidak terdistribusi normal. Analisis bivariat
Agustus 2017. Pengambilan data menggunakan uji Mann- Whitney.
memerlukan waktu satu bulan mulai
tanggal 20 Juni sampai 13 Juli 2017. HASIL PENELITIAN
Sumber data yang digunakan dalam Rata-Rata Lama Waktu Kala III Ibu
penelitian ini adalah data primer dengan yang Diberikan Rangsangan Puting
Susu Pada Ibu Bersalin
teknik pengumpulan data secara observasi
Lamanya kala III antara ibu yang
dengan menggunakan lembar Check List.
diberikan rangsangan puting susu dapat
Analisis data dilakukan dengan analisis
dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
univariat dan analisis bivariat. Sebelum
dilakukan analisis bivariat, dilakukan uji

Tabel 1.
Rata-Rata Lama Waktu Bersalin Kala III pada Ibu
yang Diberikan Rangsangan Puting Susu
Lama Kala III n Mean Min Max SD

Kelompok 10 5, 25 4, 11 8, 17 1, 43
Perlakuan

Berdasarkan Tabel 1, jumlah Rata-Rata Lama Waktu Kala III Ibu


responden yang diberikan rangsangan yang Tidak Diberikan Rangsangan
Puting Susu Pada Ibu Bersalin
puting susu berjumlah 10 orang dengan
Lamanya kala III antara ibu yang
hasil sebagian besar lamanya kala III, rata
tidak diberikan rangsangan puting susu
rata-rata 5,25 menit. dengan nilai Min
Dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
yaitu 4,11 menit dan nilai Max yaitu 8,17
menit, dengan Standar Deviasi 1,43.

Tabel 2.
Rata-Rata Lama Waktu Bersalin Kala III pada Ibu
yang Tidak Diberikan Rangsangan Puting Susu
Lama kala III N Mean Min Max SD

Kelompok Kontrol 10 7,5 5,53 9,05 0,98

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 192


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

Berdasarkan tabel 2, jumlah Pengaruh Pemberian Rangsangan


Puting Susu Terhadap Lama Waktu
responden yang tidak diberikan rangsangan
Kala III Pada Ibu Bersalin
puting susu berjumlah 10 orang dengan Pengaruh pemberian rangsangan
hasil sebagian besar lamanya kala III rata- puting susu terhadap lama waktu kala III
rata 7,5 Menit. dengan nilai Min yaitu 5,53 pada ibu bersalin terdiri dari 20 orang,)
menit dan Max 9,05 menit dengan Standar dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
Deviasi 0,98.

Tabel 3.
Pengaruh Pemberian Rangsangan Puting Susu terhadap
Lama Waktu Kala III pada Ibu Bersalin
P
Kelompok N Mean Min Max SD Value

Diberikan 10 5,25 4,11 8,17 1,66


rangsangan
puting susu

Tidak 10 7,5 5,53 9,05 0,51 0.007


diberikan
rangsangan
puting susu
Jumlah 20

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa rangsangan puting susu berlangsung lebih


ρ value nya 0,007 < ɑ 0,05 yang berarti cepat yaitu rata-rata selama 5,25 menit
bahwa terdapat pengaruh signifikan sedangkan lamanya kala III yang tidak
pemberian rangsangan puting susu diberikan rangsangan puting susu
terhadap lama waktu kala III dengan rata- berlangsung rata-rata 7,5 menit. Hasil uji
rata yang di berikan rangsangan puting Mann-Whitney yang telah dilakukan oleh
susu lama waktu kala III 5,25 menit peneliti tentang pengaruh pemberian
sedangkan yang tidak diberikan rangsangan puting susu terhadap lama
rangsangan puting susu lama waktu kala waktu kala III pada ibu bersalin didapatkan
III 7, 5 menit. hasil ρ value 0,007. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
PEMBAHASAN lamanya kala III antara ibu yang diberikan
Hasil penelitian didapatkan bahwa rangsangan puting susu dan ibu yang tidak
lamanya kala III yang diberikan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 193


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

diberikan rangsangan puting susu pada ibu membuat sel-sel mioepitel di sekitar
bersalin. alveoli di dalam kelenjar mammae
Kontraksi uterus sangat penting berkontraksi (Bobak, 2012).
untuk mengontrol perdarahan setelah Lama waktu pelepasan plasenta
kelahiran. Bentuk lain stimulasi pada untuk kelompok perlakuan pada penelitian
puting susu yang dapat membantu uterus ini lebih cepat dibandingkan dengan teori
berkontraksi, yaitu dengan melakukan Walyani & Purwoastuti (2015) yang
stimulasi dengan jari (WHO, 2012). menyatakan bahwa biasanya plasenta lepas
Rangsangan pada puting susu adalah suatu dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan
tindakan atau perlakuan yang diberikan keluar spontan atau dengan tekanan pada
pada puting susu, sehingga dapat fundus uteri.
menimbulkan respon tertentu. Rangsangan Penelitian ini sejalan dengan
yang diberikan dapat berupa rangsangan penelitian Yunita (2010), yang
pada puting susu berupa rangsangan halus menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pada daerah puting susu dengan bagian rata-rata waktu kelahiran plasenta pada
palmar jari-jari tangan yang dilakukan kelompok subyek yang pada kala III
secara bergantian serta dengan isapan bayi persalinannya diberikan rangsangan puting
(Murray dkk, 2017). susu dengan pemilinan dengan kelompok
Puting susu merupakan suatu yang hanya diberikan manajemen aktif
tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, kala III saja tanpa pemilinan. Dengan rata-
tersusun atas jaringan erektil berpigmen rata waktu kelahiran plasenta pada
dan merupakan bangunan yang sangat kelompok subyek yang kala III diberikan
peka. Stimulasi atau rangsangan pada pemilinan adalah 4,45 menit, sedangkan
puting susu akan menambah intensitas pada kelompok subyek yang pada kala III
kontraksi uterus karena rangsangan tidak diberikan pemilinan adalah 7.032
reseptor regang ini akan merangsangan menit.
pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior. Penelitian ini juga sejalan dengan
Stimulasi puting susu akan menyebabkan penelitian yang dilakukan Suherni, dkk
ereksi dan ujung saraf peraba yang terdapat (2012), di Puskesmas Mergangsan
pada puting susu akan terangsang. mengatakan bahwa stimulasi puting susu
Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dengan jari efektif dalam mempercepat
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu lama waku kala III dalam proses
memicu hipofise posterior menghasil persalinan, dalam penelitiannya didapatkan
hormon oksitosin. Stimulasi oksitosin p value 0,000.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 194


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

Berdasarkan penelitian menurut sekitar 2/3 (67,5%) kelompok kontrol


Saccone, et al (2017), mengemukakan mempunyai durasi kala III kurang dari 5-
bahwa masase fundus uterus kurang 10 menit, sedangkan kelompok antisipasi
terbukti mengurangi perdarahan ibu kala III durasi kala III lebih dari 10 menit,
postpartum. Maka tiga komponen utama dengan 10-20 menit atau 25 menit.
manajemen aktif kala III terbaru adalah: Chen et.al (2013) menyebutkan
pemberian obat uteronika seperti dalam penelitiannya langkah-langkah
oksitoksin, pengkleman tali pusat dan ketiga manajemen kala III adalah
penegangan tali pusat terkendali. penggunaan profilaksis uterotonik setelah
Melakukan stimulasi puting susu melahirkan bahu dan penegangan tali pusat
merupakan salah satu cara untuk terkendali serta pijat uterus setelah
mendapatkan oksitosin secara alami. melahirkan plasenta. Penelitian terbaru
Endriani, V (2014) dalam telah banyak membuktikan efektivitas
penelitiannya mengatakan kontraksi uterus oksitoksin atau uterotonik terbukti
berhubungan dengan adanya eksperimen mengurangi perdarahan. Masase uterus
yang dilakukan oleh peneliti yaitu yang berkelanjutkan, dimulai setelah
melakukan perangsangan puting susu ibu, melahirkan plasenta, dapat mengurangi
merupakan cara induksi (merangsang) kehilangan darah setelah persalinan per
persalinan secara alami. Teknik ini juga vaginam.
bisa mempercepat atau memperkuat Dari uraian diatas, peneliti berasumsi
kontraksi yang sudah ada (akselerasi atau bahwa pemberian rangsangan putting susu
augmentasi persalinan). Saat dilakukan efektif dalam membantu mempercepat
nipple stimulation, akan merangsang proses kala III dalam persalinan. Didalam
keluarnya oksitosin, yaitu suatu hormon manajemen aktif kala III terdapat satu
yang menyebabkan kontraksi rahim. langkah yaitu pemberian uterotonika,
Bayouni, R (2017) dalam oksitosin sebagai salah satu uterotonika
penelitiannya mengatakan manajemen dapat diberikan secara injeksi
keperawatan aktif kala III mencakup intramuscular ataupun dapat dihasilkan
pemberian uterotonik profilaksis, secara alami oleh kelenjar hipofisis.
pengkleman tali pusar dan penegangan tali Pemberian rangsangan puting susu dapat
pusat terkendali. Penelitian ini memberikan sinyal pada kelenjar hipofisis
menunjukkan bahwa manajemen aktif kala untuk menghasilkan hormon oksitosin
III merupakan intervensi yang aman dan yang membuat kontraksi uterus menjadi
bermanfaat bagi keselamatan ibu dan bayi, lebih kuat sehingga lama kala III

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 195


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

berlangsung menjadi lebih cepat dan diberikan rangsangan puting susu lama
mengurangi kejadian perdarahan pasca waktu kala III rata-rata 7,5 menit dan
persalinan (hemorrhage post partum) didapatkan ρ value 0,007.
sehingga dapat menurunkan angka Saran
kematian ibu (AKI). Peneliti menyarankan hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan
SIMPULAN DAN SARAN pertimbangan bagi manajemen dalam
Simpulan meningkatkan mutu pelayanan khususnya
Didapatkan pengaruh pemberian pelayanan asuhan kebidanan pada ibu
rangsangan puting susu terhadap lama bersalin dengan menggunakan metode
waktu kala III pada ibu bersalin dengan perangsangan puting susu.
pemberian rangsangan puting susu yang
mempengaruhi lama kala III. Lama kala III
yang diberikan rangsangan puting susu
rata-rata 5, 25 menit, sedangkan yang tidak

DAFTAR PUSTAKA

Bayouni, R. (2017). Effect of active versus expectant nursing management of third stage of
labor on pot-partum hemorrhage. IQSR Journal of Nursing and Health Science. Mesir:
IQSR-JNHS 6(1).
Bobak, L.2012. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Chen, et al. (2013). Uterine massage to reduce blood loss after vaginal delivery. Obstetrics
and Gynecology. USA: American College of Obstetricians and Gynecologists.
Depkes RI. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Endriani, V. (2014). Studi komparasi ibu bersalin normal dengan tindakan masase uterus,
perangsagnan putting susu ibu dan manajemen aktif kala III terhadap kontraksi uterus
serta aspek public health di BPS. H Ciganjur. Scientia Jorunal. Jambi: Stikes Prima
Jambi 3(2).
Jordan. 2003. Retrieved from www.tempointeraktif.com/kerjaoksitosin/ diakses pada tanggal
16 Maret 2017.
Murray, R. K., dkk., 2017. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Norma, N., dan Mustika D., 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha medika.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 196


Volume 9, Desember 2018, Nomor 2 Eka Rahmadhayanti1, Desi Iin Kamtini2

Sacccone, et al. (2017). Uterine massage as part of active management of the third stage of
labor for preventing postpartum hemorrhage during vaginal delivery: a systematic
review and meta-analysis of randomized trials. Research Gate. USA: AC Research
Gate.
Saifuddin, A. B., 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Suherni, Ristanti, Kinantoro. 2012. Efektifitas Metode Rangsangan Puting Susu dengan Jari
terhadap Lama Kala III pada Ibu Bersalin.Jurnal: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Walyani, E. S., dan Purwoastuti, T. E., 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
WHO, 2012. Modul Kebidanan Nifas: Hemoragi Postpartum. Jakarta: EGC.
Yunita, F. A., (2010). Pengaruh Pemberian Rangsangan Puting Susu dengan Pemilinan pada
Manajemen Aktif Kala III Terhadap Waktu Kelahiran Plasenta di Kota Surakarta.
STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 197

Anda mungkin juga menyukai