Anda di halaman 1dari 10

Keperawatan Maternitas

Asuhan Keperawatan Kala III

Kelompok 5

Dosen Pengampu: Desmawati, SKp., MKep, Ns. Sp. Mat, Ph.D

Disusun Oleh:

1. Isna Inayah Cahyaningtyas 2010701017


2. Nur Syifa putri shabirah 2010701019
3. Safrida Azizah Iskandar 2010701028
4. Wijianti Tri Lestari 2010701034
5. Kamila Salsabila Anfal 2010701040
6. Gita Christin Ramadhani 2010701046

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEPTEMBER 2021
Kala III (Kala Uri)

A. Definisi Kala III

Merupakan dimulai dari keluarnya janin sampai lahirnya plasenta (Mochtar,


2012). Lama segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit
(Kemenkes, 2013). Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Peregangan
Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan. Tanda-tanda pelepasan plasenta:

1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus


2. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah terlepas
dari Segmen Bawah Rahim
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah tiba-tiba

Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir (Bobak,
Lowdermilk & Jensen, 2004). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri
agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005).
Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara Crede untuk
membantu pengeluaran plasenta. Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara cermat,
sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi perdarahan sekunder
(Manuaba, 2006).

B. Manajemen Aktif Kala III

Manajemen aktifkala III sangat penting dilakukan pada setiap asuhan persalinan
normal dengant tujuan untuk menurunkan angka kematian ibu. Saat ini, manajemen aktif
kala III telah menjadi prosedur tetap pada asuhan persalinan normal dan menjadi salah
satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap tenaga kesehatan penolong persalinan

1. Tujuan Manajemen Aktif Kala III


Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan
penatalaksanaan fisiologis.Penatalaksanaan manajemen aktif kala III dapat mencegah
terjadinya kasus perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri dan
retensio plasenta.

2. Keuntungan Manajemen Aktif Kala III Keuntungan manajemen aktif kala III adalah:
a. Persalinan kala tiga lebih singkat
b. Mengurangi jumlah kehilangan darah
c. Mengurangi kejadian retensio plasenta.
3. Langkah Manajemen Aktif Kala III
Langkah utama manajemen aktif kala III ada tiga langkah yaitu:
a. Pemberian suntikan oksitosin.
Pemberian suntikan oksitosindilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
Namun perlu diperhatikan dalam pemberian suntikan oksitosin adalah
memastikan tidak ada bayi lain (undiagnosed twin) di dalam uterus. karena
Oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi yang dapat menurunkan
pasokan oksigen pada bayi.Suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit diberikan
secara intramuskuler (IM) pada sepertiga bagian atas paha bagian luar (aspektus
lateralis). Tujuan pemberian suntikan oksitosin dapat menyebabkan uterus
berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta
dan mengurangi kehilangan darah.
b. Penegangan tali pusat terkendali.
Klem pada tali pusat diletakkan sekitar 5-10 cm dari vulva dikarenakan dengan
memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah evulsi tali pusat.
Meletakkan satu tangan di atas simpisispubis dan tangan yang satu memegang
klem di dekat vulva. Tujuannya agar bisa merasakan uterus berkontraksi saat
plasenta lepas. Segera setelah tanda-tanda pelepasan plasenta terlihat dan uterus
mulai berkontraksi tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain
(pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso-
kranial).
Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Lahirkan
plasenta dengan peregangan yang lembut mengikuti kurva alamiah panggul
(posterior kemudian anterior). Ketika plasenta tampak di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan mengangkat pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan
lainnya. Putar plasenta secara lembut hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu.
c. Masase fundus uteri.
Masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri
dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memastikan bahwa kotiledon dan
selaput plasenta dalam keadaan lengkap. Periksa sisi maternal dan fetal. Periksa
kembali uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus
berkontraksi. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan.

C. Manajemen Asuhan Kala III

Pendokumentasian pada kala III menurut varney :

1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir
2) Pasien mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran
3) Pasien mengatakan bahwa plasenta belum lahir
b. Data Objektif
1) Jam bayi lahir spontan
2) Perdarahan pervaginam
3) TFU
4) Kontraksi uterus: intensitasnya (kuat, sedang, lemah atau tidak ada) selama 15
menit pertama
2. Interpretasi Data
Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta kondisi normalnya dan
mengkaji adanya diagnosis masalah atau tidak.
c. Contoh rumusan diagnosis : Seorang P1A0 dalam pemeriksaan kala III normal.
d. Masalah : pasien tidak memberikan respon ketika diajak bekerja sama untuk
meneran.
3. Diagnosis Potensial
Pada langkah ini tim kesehatan memprediksi apakah kondisi pasien sebelumnya
mempunyai potensi untuk meningkat ke arah kondisi yang semakin buruk.
4. Antisipasi Tindakan Segera Dilakukan jika ditemukan diagnosis potensial.
5. Perencanaan
a. Berikan pujian kepada pasien atas keberhasilannya dalam melahirkan janinya.
b. Lakukan managemen aktif kala III.
c. Pantau kontraksi uterus.
d. Beri dukungan mental pada pasien.
e. Berikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan
pendampingan agar proses pelahiran plasenta lancar.
f. Jaga kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan tubuh bagian bawah
(perineum).
6. Pelaksanaan
Merealisasikan perencaan sambil melakukan evaluasi secara terus menerus.
Implementasi merupakan suatu bagian dari perilaku keperawatan, dimana dilakukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari Asuhan Keperawatan (Potter
& Perry 2007 diikuti dalam Supriadi, 2018). Implementasi mencakup melakukan,
membantu, atau mengarahkan kinerja sehari-hari. Dengan kata lain implementasi
adalah melakukan rencana tindakan yang telah ditentukan untuk mengatasi masalah
pasien. Tahap-tahap dari proses implementasi yaitu mengkaji ulang untuk
menentukan data tambahan pemenuhan kebutuhan fisik pasien, perkembangan,
intelektual, emosional, sosial, dan spiritual. Menelaah dan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan yang ada sebelum memulai perawatan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan pasien, mengimplementasikan intervensi asuhan keperawatan dengan
tujuan membantu dalam kebutuhan aktivitas, mengkonsultasikan, memberi
penyuluhan pada pasien dan keluarga serta mengevaluasi tindakan asuhan
keperawatan (Haryanto, 2007 diikuti dalam Supriadi, 2018).
7. Evaluasi
Menggambarkan hasil pengamatan terhadap keefektifan asuhan yang diberikan. Data
yang tertulis pada tahap ini merupakan data fokus untuk kala berikutnya yang
mencakup data subjektif dan objektif. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir
dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi
keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah
tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan
tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda
gejala yang spesifik. Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi sumatif dan formatif
dengan menggunakan beberapa metode. Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Evaluasi berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga.
format yang dipakai adalah format SOAP.
b. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan di antara keduanya, mungkin semua tahap
dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah
atau rencana yang perlu dimodifikasi.

D. Asuhan Keperawatan Intranatal Kala III (B. Sri Hari Ningtyas, 2009: 61-67)

Persalinan tahap III mulai kelahiran bayi dan diselesaikan dengan pelepasan dan
pengeluaran plasenta. Berakhir 1 sampai 30 menit, dengan rata-rata lama 3-4 menit
nulipara dan 4-5 menit pada multipara, tahap ini paling pendek. Penatalaksanaan dan
pemantauan yang cermat perlu, namun, untuk mencegah kasil negatif jangka panjang dan
jangka pendek. (B. Sri Hari Ningtyas, 2009: 61)

1. Pengkajian
Dasar data klien
a. Aktivitas / Istiirahat
Perilaku dapat direntang dari bugar sampai keletihan.
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat, kemudian kembali ke
tingkat normal dan cepat. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap
analgesik dan anastesi. Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan
curah jantung.
c. Makanan / Cairan
Kehilangan darah normal kira-kira 250-300 ml, untuk itu diperlukan makanan dan
minuman yang adekuat.
d. Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki/ menggigil.
e. Keamanan Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
f. Seksualitas Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari diskoid menjadi bentuk
globular dan meninggikan abdomen.
2. Diagnosa dan Intervensi keperawatan .
a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan
cairan secara tidak disadari.
1) Tujuan dan kriteria hasil
Pasien terhindar dari resiko kekurangan volume cairan setelah mendapatkan
tindakan keperawatan, dengan kriteria hasil tekanan darah dan nadi pasien
normal (TD: 110/70 - 119/79 mmHg; N:60-90x/menit), mendemonstrasikan
kontraksi adekuat dari uterus dengan kehilangan darah dalam batas normal.
2) Intervensi
a) Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi, bantu mengarahkan
perhatiannya untuk mengejan.
b) Palpasi uterus, perhatikan ”ballooning”.
c) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau shock.
d) Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakanuntuk memberi
ASI.
e) Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta ; misalnya mekanisme
Duncan versus mekanisme Schulze.
f) Dapatkan dan catat informasi yang berhubungan dengan inspeksi uterus
dan plasenta untuk fragmen plasenta yang tertahan.
g) Hindari menarik tali pusat secara berkebihan.
h) Berikan cairan melalui rute parenteral.
i) Berikan oksitoksin melalui rute IM atau IV drip diencerkan dakam
karutan elektrolit, sesuai indikasi.
j) Bantu sesuai kebutuhan dengan pengangkatan plasenta secara manual di
bawah anestesi umum dan kondisi steril.
b. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
1) Tujuan dan kriteria hasil
Nyeri yang dirasakan pasien dapat berkurang
2) Intervensi
a) Bantu dengan penggunaan teknik pernapasan selama perbaikkan luka
epesiotomi
b) Berikan kompres pada perineum setelah melahirkan
c) Ganti pakaian dan linen basah.
d) Berikan selimut penghangat.
c. Resiko tinggi cedera maternal berhubungan dengan posisi selama melahirkan /
pemindahan , kesulitan denganpelepasan plasenta, profil darah abnormal.
1) Intervensi
a) Palpasi fundus dan masase dengan perlahan.
b) Masase fundus dengan perlahan setelah pengeluaran plasenta
c) Kaji irama pernafasan dan pengembangan
d) Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan antiseptik steril ;
berikan pembalut perineal steril.
e) Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP
d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi (penambahan
anggota keluarga), krisis situasi (perubahan peran/ tanggung jawab).
1) Intervensi
a) Fasilitasi interaksi antara klien/pasangan dan bayi baru lahir sesegera
mungkin setelah melahirkan.
b) Berikan klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi dengan
segera setelah kelahiran bila kondisi bayi stabil.
c) Tunda penetesan salep profilaksis mata(mengandung eritromisin atau
tetrasiklin) sampai klien atau pasangan dan bayi telah berinteraksi.
e. Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar berhubungan dengan kurang informasi
dan atau kesalahan interpretasi informasi.
1) Intervensi
a) Diskusikan / tinjau ulang proses normal dari persalinan tahap III.
b) Jelaskan alasan untuk respons perilaku tertentu seperti menggigil dan
tremor kaki.
c) Diskusikan rutinitas periode pemulihan selama 4jam pertama setelah
melahirkan.

E. Asuhan Kala III Pada Ibu

Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir.
Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi pada kala III.
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, A., Ikhsan, H. A., Mawarni, S., Ningsih, P., & Amelia, R. (2013). ASUHAN
KEPERAWATAN INTRANATAL KALA III. ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
KALA III. https://id.scribd.com/doc/255898382/Asuhan-Keperawatan-Intra-Natal-Kala-III

Yulizawati, SST., M.Keb, Aldina Ayunda Insani, S.Keb Bd., M.Keb,Lusiana El Sinta B, SST.,
M.Keb,Feni Andriani, S.Keb Bd., M. K. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada
Persalinan. http://repo.unand.ac.id/26261/1/8%29 Buku Ajar-Asuhan Kebidanan pada
Persalinan.pdf

Anda mungkin juga menyukai