Psittacosis adalah penyakit langka yang biasanya ditularkan burung kepada manusia
yang disebabkan oleh bakteri chlamydia psitacci .psittacosis menyerang umumnya
menyerang sistem pernafasan
PATOGENESA
Beberapa jam setelah fagositosis oleh sel inang, chlamydophila membesar mengha
silkan suatu badan retikulerberdiameter kira-kira 400–600
nm. Badan retikulermemperbanyak diri di dalam sel inang melalui pembelahan, me
nghasilkan unit lebih kecil yang merupakan cikal bakaldari badan elemen yang infe
ksius. Kelenjar hidung lateral merupakan tempat replikasi utama dan sumber penti
ngklamidia di udara, karena kelenjar ini adalah sumber utamakelembaban untuk m
ukosa hidung. Dalam waktu 48
jam, klamidia ditemukan dalam darah, limpa, hati, dan ginjal, danpada 72 jam
di sumsum tulang, testis atau ovarium dan otot.
Diagnosa
Diagnosa psittacosis didasarkan pada hasil pengukuran titer antibodi yang mencapa
i 4 kali lipat antara masa akut dan
masa pengukuran berikutnya. Infeksi chlamydophila bersifat akut, subakut atau lat
en. Diagnosa psittacosis didasarkan pada
uji serologis, identifikasi dan isolasi agen penyebab. Metode yang
paling umum digunakan saat ini adalahmicroimmunofluorescence (MIF), enzyme-
linked immunosorbent assay (ELISA), polimerase chain reaction (PCR)
dan isolasi agen pada biakan sel lestari Vero. Sampelyang diambil harus aseptik kh
ususnya untuk isolasi karenakontaminasi dari bakteri lain dapat mengganggu hasilp
emeriksaan.
Sifat Penyakit
Psittacosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri obligat intraselular Chlamydia
psittaci. Mortalitas dan morbiditas penyakit tertinggi adalah pada unggas muda. Pada
burung dewasa mortalitas mencapai 20%.Penyakit ini berhubungan dengan burung
dan unggas. Penyakit pada unggas ini bersifat zoonosis dapat menular kepada
peternak unggas, pekerja kandang dan mereka yang sering kontak dengan burung
tersebut. Penyakit ini meski bisa sembuh dapat terjadi kambuhan berulang, hewan
yang sembuh dari sakit dapat bersifat carrier
Pencegahan
Pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengantindakan biosekuriti dengan
peningkatan sanitasi dan higienekandang. Perlu diperhatikan agar hewan tidak stre
s, termasukjuga memperhatikan ventilasi dan pengelolaan kandang agar tetap bersi
h. Hewan sakit diobati dan diisolasi agar tidakmenjadi sumber penularan ke hewan
atau manusia yang adadi lingkungan sekitarnya. Pemberantasan sulit dilakukankare
na hewan yang sembuh dari penyakit ini masih bertindaksebagai carrier
Treatment
Diberikan obat golongan tetracycline (Bakeriostatic) (MSDVet,2020)
Klhortetrasiklin : 2mg /hari selama 21 hari(Pujiadmoko,2014).
Pada kalkun : 40 mg/L air minum selama 3 minggu(Pujiadmoko,2014).
*Hanya mengurangi kematian tapi tidak membersihkan organisme dalam
tubuh (Pujiadmoko,2014).
*Belum ada laporan resistensi antibiotic pada ungags,namun sdh ada pada
clyamidia suis (Balsamo et al 2017).
SPESIES RENTAN
Chlamydophila psittaci terutama menyerang pada burungjenis psittacine dan j
uga menyerang berbagai jenis unggas.Penularan chlamydiosis tidak hanya terjadi p
ada burung tapidapat juga terjadi pada hewan mamalia, binatang pengeratmaupun a
rthropoda. Suatu studi epidemiologi yang telahdilakukan oleh para peneliti terdahu
lu menunjukkan bahwahewan yang bisa terinfeksi chlamydiosis dikelompokkanme
njadi tujuh kelompok yaitu 1. Burung piaraan (betet, nuri, kutilang),
2. Unggas domestik (bebek, angsa, kalkun, ayam), 3.Kelompok merpati,
4. Burung-burung liar (elang, camar, bangau),
5. Hewan menyusui domestik atau semidomestik(anjing, kucing, babi, domba, sapi
), 6. Mamalia liar lainnya(primata, hewan pengerat, kelinci, dan hamster),
7. Ektoparasit(caplak, kutu yang berasal dari hewan yang terinfeksi). Kasuspada m
anusia sudah banyak dilaporkan.
Cara penularan
- melalui inhalasi kotoran burung peliharaan, kontak langsung dengan burung sakit
atau karkas.
- pada umumnya menular melalui inhalasi partikel debu yang
terkontaminasi chlamydophila, bisa juga melalui kulit akibat gigitan caplak atau
kutu yang berasal dari hewan yang sakit.
- Penularannya dapat terjadi secara horizontal baik langsung atau tidak langsung.
- Pada hewan, penularan secara langsung dapat terjadi antara induk dengan anak
melalui mulut pada saat induk menyuapi makanan anaknya. Penularan pada
manusia dapat juga terjadi melalui inhalasi aerosol.
- Penularan secara tidak langsung dapat terjadi karena pencemaran berbagai alat,
perlengkapan maupun sarana lain oleh feses dan ekskreta lainnya yang berasal dari
penderita.
Tanda klinis
Psittacosis pada burung bisa menunjukkan gejala dan tidak bergejala sama sekali
(asymptomatis). Pada infeksi ringan, burung hanya akan menjadi carrier/pembawa
agen infeksi tanpa menunjukkan gejala sakit.
Namun pada kondisi yang cukup parah maka akan menyebabkan beberapa tanda
yaitu:
Stres
Pada beberapa kasus bahkan bisa menyebabkan diare dan gangguan pernafasan.
Umumnya gejala klinis akan muncul setelah 3 hari sejak terpapar bakteri.
Patologi:
Patologi Nekropsi pada kadaver yang terinfeksi chlamydophilamenunjukkan adany
a lesi pada hati dan limpa, ronggaintraalveoli terisi eksudat serofibrinous, pendarah
an sel, danpneumonia akut. Gambaran histopatologi menunjukkan adanyamakrofag
, degenerasi sel alveoli dan terdapatnya tonjolan selepitel pada paru-paru.
Gambar 1. Pewarnaan Giemsa pada kantung udara burungterinfeksi Chlamydia. Te
rlihat adanya intracellular elementary bodies.
Prognosis
Prognosis umumnya baik, asalkan pengobatan tepat waktu diberikan. Pasien dengan penyakit yang
lebih parah atau yang diagnosis dan pengobatannya tertunda dapat mengalami hasil klinis yang lebih
buruk seperti sakulitis udara kronis dan fibrosis, hepatitis atau fibrosis kronis, atau kematian
(Graham, 2016). Penyakit ini dapat sembuh, namun pada hewan yang telah di nyatakan sembuh dari
penyakit ini, hewan tersebut masih bisa menjadi carier bagi hewan lainnya (Pudjiatmoko, 2014)
Diagnosa banding :
Manifestasi klinis dari psittacosis adalah kurangnya spesifisitas. Psittacosis harus
dibedakan dari jenis pneumonia lain yang disebabkan oleh patogen lain, seperti
Legionella pneumonia, Mycoplasma pneumonia, dan SARS( Li, 2015).