Anda di halaman 1dari 9

PERKAWINAN PADA KUDA

Kuda merupakan hewan yang bersifat nomadik dan bersemangat tinggi. Dalam keadaanliar efisiensi
reproduksi kuda dapat mencapai 90 % atau lebih tetapi dalam kondisi domesticdengan adanya campur
tangan manusia tingkat efisiensi reproduksinya sangat menurun. Hal itudisebabkan oleh kurangnya
kesempatan latihan fisik, penyakit serta manajemen pemeliharaanyang belum baik.Seekor kuda betina
dara akan mencapai pubertas pada umur 12 sampai 15 bulan, tetapilebih baik dikawinkan setelah
mencapai umur 2 tahun karena kuda betina yang dikawinkan padaumur yang muda tingkat
kebuntingannya rendah. Siklus estrus seekor kuda betina rata-rata 21hari dengan kisaran waktu antara
10 sampai 37 hari. Periode birahinya rata-rata 4 sampai 6 hari.Tanda-tanda birahi kuda meliputi gelisah,
ingin ditemani kuda lain, urinasi berulang kali sertapembengkakan dan pergerakan vulva.Saat kawin
ovulasi terjadi pada saat-saat akhir periode estrus. Telur yang dihasilkan dapathidup selama 6 jam
sedangkan sperma pejantan dapat bertahan hidup sekitar 30 jam dalamsaluran reproduksi betina. Rata-
rata masa kebuntingan kuda 335 hari dengan kisaran 315 sampai350 hari.Pemeriksaan kebuntingan
dapat dilakukan dengan melakukan palpasi rectal sekitar 60hari setelah kawin. Tanda-tanda awal
kelahiran berupa membesarnya ambing, otot-otot vulvaberelaksasi, ligamentum pelvis berelaksasi,
menjauhi kuda lain (menyendiri ), gelisah.Sistem Reproduksi kudaPerilaku kawin kuda sangat berbeda
dari hewan lain. Kuda bertanggung jawab atas segalahsesuatu dalam reproduksi, termasuk periode
kehamilan, laktasi, kelahiran dan siklus estrus. Kudamemiliki dua ovarium dari 7-8 cm panjangnya.
Seorang peternak kuda harus mengetahui siklusreproduksi ternak kudanya.Kuda betina dan kuda jantan
pasangan satu sama lain pada waktu tertentu dan kesempatan.Perilaku perkawinan kuda menunjukkan
bahwa mereka tidak biasanya pasangan dalamlingkungan sosial. Kuda-kuda membutuhkan banyak
ruang terbuka untuk pasangan

Perkembangbiakan kuda sangat berbeda dari perkawinan mereka. Persis seperti anjing, ketikakuda yang
dibesarkan, maka pasangan dipilih dengan sangat hati-hati. Selain itu, pasangan inidipilih dengan
melihat kualitas dan sifat bahwa kuda telah.Sifat-sifat kuda dalam kombinasi dari sifat-sifat kuda betina
itu adalah apa yang membuatpasangan ideal untuk terjadi. Dalam lingkungan alam, kuda bisa kawin
dengan mudah. Dalampenangkaran, mungkin diperlukan waktu beberapa hari untuk satu pasang kuda
untuk kawin.Karena lingkungan yang terkendali, menjadi lebih sulit bagi kuda-kuda untuk kawin.
Namun,salah satu ciri klasik dari hewan kuda adalah bahwa ketika diperbolehkan untuk kawin
padamereka sendiri, mereka tidak salib berkembang biak. Ada beberapa jenis kuda dan berbagaimacam
warna di dalamnya. Hanya kuda pasangan dalam keturunan mereka. Ini juga bisamenjadi salah satu
alasan untuk ragu dalam pemeliharaan dengan breeds lainnya. Kuda adalahbinatang sulit untuk
mengelola.Gambar Kuda Sedang Melakukan Proses PerkawinanManajemen Reproduksi pada
KudaKeberhasilan reproduksi pada kuda merupakan hal yang patut diperhatikan oleh pemilik
kuda,tanpa adanya reproduksi, mustahil produksi ternak kuda dapat diharapkan mencapai
maksimal.Oleh karena itu, menejemen infertilitas pada ternak kuda merupakan bagian yang amat
pentingdalam suatu usaha peternakan kuda. Agar dapat diperoleh efisiensi reproduksi yang
baik,sehingga produksi ternak kuda dapat dicapai setinggi-tingginya, diperlukan menejemeninfertilitas
kuda yang baik.Dengan produktivitas kuda yang tinggi, keuntungan diharapkan dapat diperoleh oleh
peternak dalam jumlah yang memadai. Walaupun negara-negara yang sudah maju teknik
peternakannya,kadang-kadang kegagalan menejemen pengelolaan reproduksi masih juga dialami oleh
peternak,sehingga mereka sering menderita kerugian yang cukup besar. Kerugian ini adalah
sebagaiakibat langsung dari kesalahan dalam pengelolaan reproduksi, karena kesalahan
pengelolaanreproduksi dapat mendorong terjadinya penurunan kesuburan pada ternak kuda
yangbersangkutan.

Dalam pengelolaan reproduksi ternak kuda yang baik, sehingga dapat menghasilkan keuntunganyang
besar, banyak faktor produksi yang harus mendapat perhatian.Faktor menejemen pengelolaan itu
meliputi :a. Pemberian pakan yang berkualitas baik dan cukup.b. Lingkungan serasi yang mendukung
perkembangan kuda.c. Tidak menderita penyakit khususnya penyakit menular kelamin.d. Tidak
menderita kelainan anatomi alat kelamin yang bersifat menurun,baik sifat yang berasal dari induknya
maupun berasal dari pejantannya.e. Tidak menderita gangguan keseimbangan hormon khususnya
hormonereproduksi,sehingga cukup kadarnya di dalam darah.f. Sanitasi kandang yang baik.Tujuan dari
menejemen infertilitas yang baik pada ternak kuda, adalah untuk memperolehproduksi ternak kuda
yang sebanyak-banyaknya sehingga diperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya bagi pemilik ternak
kuda. Produksi yang secara langsung dapat dinikmati peternak adalah benyaknya kuda yang lahir dan
kualitas kuda yang baik dan berkualitas. Demikian pulabiaya pemeliharaan, biaya pengobatan gangguan
reproduksi, dan biaya operasional IB dapatditekan serendah-rendahnya.Oleh karena itu, perlu kiranya
dibuat suatu menejemen kesehatan reproduksi pada suatupeternakan kuda. Dengan harapan, program
kesehatan reproduksi yang efektif dapatmenghasilkan efisiensi reproduksi yang lebih baik sehingga lebih
meningkatkan pendapatanpeternak yang berlipat daripada sebelumnya.Suatu kenyataan yang
memprihatinkan adalah, suatu kasus kemajiran sering terjadi sebagaiakibat kesalahan manusia, apakah
itu karena peternak pemiliknya mencoba mengadakanpertolongan tanpa pengetahuan yang memadai
atau oleh kecerobohan petugas peternakan dalammelaksanakan program kesehatan reproduksi pada
ternak induk, karena kerja yang kurangprofesional. Dalam menanggulangi suatu kasus gangguan
reproduksi pada ternak khususnyapada sapi perah, usaha yang perlu digalakkan adalah melaksanakan
program kesehatanreproduksiDalam program kesehatan reproduksi, kegiatan yang dilakukan yaitu
antara lain :1. Meningkatkan keterampilan dan kesadaran beternak bagi para peternak antara lain
adalahdengan cara memberikan penyuluhan yang intensif tentang teknik peternakan pada kelompok-
kelompok peternak, memberi latihan dan pendidikan secara bertahap tentang pencegahan atauteknik
penanggulangan gangguan reproduksi secara dini, yang diberikan secara tidak terlalu
mendalam, Meningkatkan kesadaran peternak dengan memberi contoh di lapangan, bahwa
dayareproduksi yang baik tanpa ada kasus, kemajiran dapat meningkatkan efisiensi
reproduksi.Selanjutnya akan meningkatkan produktivitas ternak mereka, berarti memberi keuntungan
danpendapatan yang lebih tinggi. Semua ini tergantung pada kemampuan peternak akan hasil
latihandan pendidikan yang telah diperoleh seperti siklus birahi, gejala birahi, deteksi birahi,
ransumpakan, cara pertolongan kelahiran, praktek beternak yang baik, program vaksinasi,
penanganananakan kuda, pengelolaan kuda dara, dan lain-lain.2. Pemeriksaan secara tetap tiap bulan
pada ternak kuda betina oleh petugas kesehatanreproduksi. Pemeriksaan itu meliputi pemeriksaan
melalui eksplorasi rektal, pengobatan padatiap induk yang menderita gangguan reproduksi, dan lain-
lain. Hasilnya dicatat, misalnya adanyasiklus birahi yang abnormal, keluarnya kotoran dari alat kelamin,
kuda induk yang bunting darihasil pemeriksaan, induk kuda yang sudah tiga kali di kawinkan atau di IB
tidak menjadibunting, dan lain-lain. Selain data reproduksi yang dicatat, sekurang-kurangnya dua kali
setahun

“anakan kuda” atau

kuda dara harus diukur kecepatan pertumbuhan badannya, tinggi badan,berat badan, dibandingkan
dengan nilai baku yang normal untuk masing-masing pengukuran.Disamping itu dicatat pula data
tentang prestasi reproduksi, seperti jarak antar melahirkan, waktuantara melahirkan sampai bunting
kembali, jumlah perkawinan untuk satu kebuntingan, angkakebuntingan, prosentase induk yang birahi
setelah 60 hari melahirkan, dan rata-rata umur kudadara yang bunting.3. Penilaian terhadap prestasi
reproduksi induk. Dalam kegiatan ini petugas mengadakanevaluasi tentang data reproduksi yang telah
diperoleh, dan dipakai untuk menentukan baik tidaknya efisiensi reproduksi pada kelompok ternak
tersebut. Berdasar evaluasi data yangdiperoleh, ditentukan perubahan-perubahan pengelolaan
reproduksi yang mungkin terjadi padaternak tersebut.4. Pelaksanaan perubahan pengelolaan reproduksi
menuju keuntungan yang lebih baik. Dalampengelolaan yang baru pada ternak, perbaikan didasarkan
kepada adanya persoalan yangdihadapi kelompok ternak, yang terdiri dari:a. Ransum pakan induk yang
sedang laktasi atau menyusui anak.Ransum yang diberikan pada induk kuda dipakai selain untuk proses
reproduksi seperti untuk memelihara kebuntingan juga untuk laktasi dan pertumbuhan badan. Oleh
karena itu, induk yangsedang bunting dan laktasi akan membutuhkan ransum yang lebih banyak
daripada ransum untuk induk yang sedang laktasi, sedangkan induk yang sedang laktasi akan
membutuhkan ransumyang lebih banyak daripada kuda betina yang sedang tumbuh. Ransum yang
kekurangan energi(karbohidrat) dapat menimbulkan penurunan kesuburan dan gangguan reproduksi.
Kekuranganpakan dalam jangka waktu lama pada kuda dara dapat menghambat timbulnya dewasa
kelamin,sedangkan pada kuda induk dapat menyebabkan siklus birahi yang tidak normal dan
anestruskarena terjadinya atropi ovarium.

Sama halnya dengan kekurangan pakan, pemberian pakan yang berlebihan dalam waktu yanglama
sehingga menimbulkan kegemukan (obesitas), juga dapat mengakibatkan penurunankesuburan pada
induk kuda tersebut sampai kepada kemajiran. Bagi induk yang sedangbereproduksi dibutuhkan ransum
yang berimbang agar kesuburannya tetap terjaga baik. Ransumyang berimbang artinya mengandung
energi, protein, vitamin, dan mineral yang cukup dankeseimbangan yang baik. Dibutuhkan kadar protein
17%-18% dalam ransum untuk induk kudayang sedang laktasi. Sumber energi dapat dicukupi dari
hijauan makanan ternak yang memadai.

“anakan kuda” dengan ransum hijauan makanan ternak yang cukup dan 1 kg biji

-bijian dapatmencapai pubertas pada umur 15 bulan. Pada ternak kuda, Vitamin-vitamin yang
dibutuhkanuntuk membantu perkembangan dan siklus reproduksi sangat penting agar terhindar
dariinfertilitas.Vitamin-vitamin ini dapat ditambahkan melalui pakan, misalnya vitamin A,D,E, K, B dan
lain-lain. Mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh seperti Calcium (Ca) dan Posfor (P). Kadar Cadibutuhkan
sedikit lebih banyak dari P di dalam ransum. Jika sebaliknya yaitu kadar P lebihbanyak dari Ca, dapat
mengganggu proses reproduksi seperti metritis atau retensi plasenta.Kebutuhan mineral jarang (trace
element) seperti cobalt, selenium, indium, ferrum, cuper,mangan, sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
proses reproduksi. Bagi suatu daerah yangtanahnya kekurangan mineral jarang, rumput yang dihasilkan
juga langka mineral, sehinggainduk hewan harus disediakan mineral jarang ini dalam ransum Pada akhir-
akhir ini pemberianmineral jarang, diberikan dalam bentuk balok mineral yang dapat dijilat oleh induk
kuda jikakekurangan dalam tubuhnya.b. Kondisi lingkungan yang kurang serasi.Kuda import yang ada di
Indonesia, misalnya, lingkungannya disesuaikan dengan asalnya, harushidup di udara yang dingin
sehingga proses reproduksi dapat berjalan normal. Sebaliknya, kudayang ada di Indonesia pengaruh
suhu lingkungan tidak terlalu mempengaruhi daya reproduksi.Di daerah tropis dimana suhu udaranya
panas sepanjang tahun, produktivitas dan dayareproduksi kuda sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan khususnya suhu udara. Hasilpenelitian Thatcher (1986) pada kuda memberikan informasi
tentang pengaruh suhu udara yangtinggi terhadap prestasi reproduksi.Thatcher melaporkan bahwa
sesungguhnya induk kuda yang sedang laktasi, sangat sensitif terhadap pengaruh suhu udara yang
panas. Selama musim panas angka kebuntingan akanmenurun pada induk kuda yang dipelihara di luar
kandang. Udara yang terlalu panas setelahinseminasi buatan dapat menghambat proses pembuahan sel
telur, atau bila pembuahan dapatterjadi, dapat disusul dengan kematian embrio dini. Keadaan ini ada
hubungannya dengan suhuuterus yang meningkat karena udara di luar yang panas sehingga akhirnya
dapat mempengaruhisel telur atau embrio dan menurunkan angka pembuahan.

Suhu udara yang panas juga dapat meningkatkan jumlah kasus birahi tenang atau birahi yangtidak dapat
dideteksi pada induk kuda. Penelitian dengan mengukur hormon reproduksi,menunjukkan bahwa induk
yang sedang laktasi dihadapkan pada suhu udara yang panas dapatmengganggu siklus birahi. Suhu yang
panas juga dapat menyebabkan penurunan kadar hormonreproduksi seperti FSH dan LH, selain itu juga
dapat menyebabkan penurunan volume dari yangmengalir ke alat reproduksi, sehingga menyebabkan
perubahan lingkungan uterus yang lebihpanas dan menambah kemungkinan kematian embrio.Men

urut peneliti ini, suhu yang panas dapat menurunkan best lahir anakan kuda” dan best
plasentanya disamping memperpanjang involusi uteri dan menurunkan aktivitas ovarium dariinduk
pasca melahirkan. Usaha menanggulangi suhu yang tinggi khususnya pada peternakankuda yang berada
di dataran rendah dapat dilakukan dengan menanam pohon pelindung disekitar kandang dan di
lapangan penggembalaan. Harus dihindari adanya sinar mataharilangsung pada tubuh induk kuda.
Kandang agar dibuat sedemikian rupa, sehingga adanyaventilasi menyebabkan pergerakan angin dapat
terjadi dengan leluasa dalam kandang, tetapitidak langsung mengenai tubuh kuda. Dinding kandang
tidak mengarah ke timur dan barat, tetapimengarah ke utara dan selatan. Atap kandang dibuat dari
bahan yang tidak menyerap panas.Bila atap terbuat dari bahan metal, pada permukaan bawah atap
sebaiknya dicat warna hitamagar panas sinar matahari dapat diserap dengan baik. Induk kuda lebih
sering disiram dengan air,khususnya bila udara terlalu panas, untuk menurunkan suhu tubuh. Induk
kuda yang ditempatkandi kandang yang didinginkan suhunya, dapat meningkatkan produksi susu dan
daya reproduksidapat lebih baik. Penanggulangan suhu udara yang tinggi ini juga berlaku untuk ternak-
ternak yang lain.c. Deteksi birahi kurang baik.Seperti telah diketahui, tanda-tanda birahi pada ternak
khususnya pada induk kuda adalah adanyakemerahan, kebengkakan dan alat kelamin luar yang hangat,
disertai lendir yang kental danbersih yang menggantung keluar dari alat kelamin, dan diikuti dengan
tingkah laku homoseksdan suara berisik pada betina tersebut. Namun kadang-kadang tanda-tanda birahi
ini tidak dapatdilihat dengan jelas, bahkan tidak tampak sama sekali. Bila kuda induk selalu ada dalam
kandangmaka dapat digolongkan sebagai kuda induk yang menderita birahi tenang. Birahi
tenangditandai adanya ovulasi pada ovarium, tanpa diikuti oleh gejala birahi secara klinis yang
jelas.Deteksi birahi yang hanya dilakukan didalam kandang sering kali hasilnya nihil, apalagi bilahanya
dilakukan sekali dalam sehari. Oleh karena itu, orang sering mengatakan hal yang salah,seperti birahi
tenang dikatakan disebabkan oleh deteksi birahi yang tidak baik. Untuk memperoleh hasil yang lebih
baik, deteksi birahi dapat dilakukan tiga kali sehari pada waktupagi, tengah hari, dan menjelang
malam.Di Eropa pangamatan birahi dengan memantau kuda dengan kamera yang diarahkan ke
kuda(dikandang) untuk menghindari kuda-kuda yang mudah stress. Dengan pengamatan birahi

sebanyak tiga kali dalam sehari, seluruh kasus birahi dapat dideteksi secara baik sehinggainseminasi
buatan atau pengawinan secara alami dapat dilakukan tepat pada waktunya. Gejalabirahi yang lebih
mudah dikenal bila induk kuda berada bersama-sama di luar kandang atau dilapangan penggembalaan,
yaitu berdiri diam jika dinaiki betina lain atau berusaha menaiki betinalain. Sifat homoseks ini
merupakan tanda yang paling baik pada kuda betina sewaktu birahi.Barang kali gejala birahi macam ini
tidak dapat dilihat bila induk kuda berada di dalam kandang.Oleh karena itu, induk sebaiknya
dikeluarkan dari kandang bersama dengan induk kuda milik peternak lain agar gejala homoseksualitas
atau saling menaiki dapat segera dilihat. Penelitian diAmerika Serikat selama musim dingin mengenai
deteksi birahi terhadap 60.000 ekor induk kuda,menghasilkan hal-hal sebagai berikut (Anonimous,
1981): bila kuda betina tidak dikeluarkansama sekali dari kandang, hasil deteksi birahi hanya mencapai
64%; bila induk kuda dikeluarkansekali dalam sehari, hasil deteksi birahi mencapai 69,59%, dan bila
induk dikeluarkan dua kalisehari, deteksi birahi mencapai 70,4%. Mengeluarkan induk dari kandang
kelapangan, walaupunsingkat waktunya, sangat berguna bagi kesehatan induk karena selain dapat
memperbaiki nafsumakan, juga memperbaiki daya cerna perut, dan dapat membantu penyumbatan
ambing padawaktu prows melahirkan. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Kinder dan
Zaleskypada tahun 1985 membuktikan bahwa keberadaan kuda pejantan di dalam lingkungan kelompok
kuda betina dapat mempengaruhi kegiatan reproduksi pada betina-betina tersebut.Hubungan antara
pejantan dengan betina induk dalam suatu lapangan penggembalaan dapatmeningkatkan derajat dari
gejala birahi pada betina. Dalam hal ini peranan saraf-saraf mata,pencium, pendengar pada betina
sangat besar.Feromone suatu bahan kimiawi yang dihasilkan oleh pejantan diduga dikeluarkan melalui
urine,feses, atau oleh kelenjar keringat, selanjutnya melalui udara dapat diterima oleh saraf
penciumhewan betina, mengakibatkan adanya respon perilaku birahi pada kuda betina
melaluimekanisme hormonal. Berdasar hasil penelitian ini, Kinder dan Zalesky menganjurkan untuk
menempatkan pejantan di tengah-tengah kuda betina di lapangan penggembalaan khususnyakuda
betina yang baru melahirkan, agar dapat mendorong timbulnya birahi kembali pada waktuyang lebih
cepat. Dianjurkan oleh peneliti ini agar perbandingan pejantan dengan betina 1:20.Khusus untuk induk
yang baru melahirkan, dianjurkan agar dipilih induk yang telah lebih daritiga hari pasca melahirkan.d.
Menentukan waktu yang tepat untuk dikawinkan.Waktu perkawinan yang tepat bagi hewan betina
merupakan faktor penting, karena dapatmenghasilkan keuntungan yang besar bagi peternak bila terjadi
kebuntingan pada waktu yangtepat. Sebaliknya, waktu perkawinan yang salah cenderung menyebabkan
gangguan reproduksikarena dapat menunda kebuntingan. Waktu inseminasi buatan pertama atau
pengawinan alamipertama pada kuda dara yang balk pemeliharaannya, dapat dilakukan pada birahi
pertama yangmuncul pada umur 15-18 bulan, sedang bagi kuda-kuda dara yang kurang baik
pemeliharaannya,IB pertamatau pengawinan alami baru dapat dilakukan pada umur 3-4 tahun. Setelah
melebihi

umur 4 tahun pada kuda dara, perkawinan cenderung menyebabkan penurunan prestasireproduksi.
Kuda betina dara yang belum dikawinkan pada umur 4 tahun, cenderung terjadisiklus birahi yang tidak
teratur atau terbentuknya kista ovarium dan gangguan reproduksi yanglain.

Kuda dara yang dapat melahirkan “anakan kuda” pertama

pada umur 2 tahun, akan mempunyaimasa laktasi dan jangka waktu bereproduksi lebih lama dibanding
dengan kuda dara yang

melahirkan “anaan kuda ” pertama pada umur 4 tahun atau lebih. Setelah melahirkan, induk akan

menunjukkan gejala birahi kembali antara minggu kedua sampai minggu ke sepuluh, walaupunuterus
belum mengalami involusi secara normal.Uterus membutuhkan waktu 3-6 minggu untuk proses involusi
yaitu kembalinya uterus kepadakeadaan normal setelah melahirkan. Kesuburan induk pada periode 3-6
minggu masih sangatrendah dan kesuburan akan kembali normal setelah 40-60 hari pasca melahirkan,
di mana kira-kira 90% dari induk akan menunjukkan gejala birahi yang normal pada periode ini.
Pengawinanatau IB yang dilakukan pada 40-60 hari pasca melahirkan dapat menghasilkan
angkakebuntingan sampai 80%. Hasil ini akan sama baiknya bila pengawinan atau IB dilakukan
padaperiode 80-90 hari pasca melahirkan. Ini berarti penundaan waktu IB setelah hari ke 90
pascamelahirkan tidak mempengaruhi angka kebuntingane. Pengelolaan terhadap uterus pasca
melahirkan.Walaupun proses kelahiran berjalan secara normal, pencemaran dari berbagai jasad renik
padauterus tetap dapat terjadi. Sanitasi lingkungan khususnya kandang, pada waktu melahirkan,sangat
menentukan tingkat pencemaran uterus setelah melahirkan. Dilaporkan oleh Rendell(1986), bahwa 90%
dari induk kuda yang melahirkan, bakteri masih dapat ditemukan dalamuterus 10 hari setelah
melahirkan. Kejadian infeksi uterus, pasca melahirkan pada kuda cukuptinggi. Ini disebabkan kelahiran
kuda umumnya terjadi di kandang, sedang pada kuda yang tidak dikandang, kelahirannya terjadi
dipadang penggembalaan yang sanitasinya lebih baik daripada dikandang.Kasus kelahiran yang tidak
normal seperti distokia, retensi plasenta, atau pneumovaginamerupakan penyebab infeksi terbesar pada
uterus. Demikian pula alat-alat yang dipakai dalampertolongan kelahiran yang tidak bebas hama,
merupakan penyebab yang lain dari infeksi uterus.Corine bacterium piogenes yang banyak terdapat di
alam bebas termasuk di lantai kandang,merupakan bakteri nonspesifik yang paling sering menyebabkan
infeksi pada uterus. Bakteri iniakan cepat berkembang dalam rongga uterus diikuti oleh keluarnya
kotoran dari alat kelamininduk hewan. Bakteri nonspesifik lain yang dapat berada di dalam uterus
adalah streptococcus,stafiloccocus, E.coli dan, pseudomonas aeroginosa. Bakteri-bakteri ini dapat
menimbulkanterjadinya peradangan pada uterus bila jumlahnya cukup besar, atau dapat menyebabkan
induk menderita kawin berulang artinya, bila induk kuda dikawinkan berulang kali, tidak pernahmenjadi
bunting walaupun birahinya jelas dan siklus birahinya berjalan secara normal.

Pencegahan terjadinya infeksi uterus yang terbaik adalah dengan menyelenggarakan sanitasiyang tinggi
dari kandang, disamping alat-alat yang dipakai untuk pertolongan kelahiran harusdalam keadaan bebas
hama (stern).Infeksi uterus biasanya diobati dengan berbagai antibiotika atau kemoterapeutika,
tergantungmacamnya jasad renik yang menginfeksi. Namun perlu diingat bahwa pengobatan
denganantibiotika mempunyai resiko bila diikuti oleh resistensi bakteri atau adanya residu pada
dagingdan air susu. Resiko lainnya adalah gangguan terhadap pertahanan tubuh yang ada secara
alami.Oleh karena itu, berbagai kemoterapeutika seperti larutan indium, natrium hipoklorit,
atauklorheksadin telah banyak dipakai untuk pengobatan infeksi uterus pada kuda, dalam
usahamenghindari residu antibiotika pada air susu penderita terhadap anaknya. Akhir-akhir
iniantibiotika berspektrum luas telah banyak dipakai sebagai pengobatan intrauteri.Hasil pengobatan
terhadap infeksi uterus sangat bervariasi, karena banyak faktor yangmempengaruhi, seperti sensitivitas
bakteri terhadap obat yang diberikan, dosis obat, lamanyapengobatan, cara pemberian obat, umur
induk kuda, status gizi, stres karena keadaan keliling danfaktor pengelolaan. Pemakaian obat secara
berturut-turut dalam waktu lama mungkin tidak ekonomis karena dapat mengembangkan jenis bakteri
yang tahan terhadap obat tersebut.Pemberian obat untuk infeksi uterus biasa dilakukan dengan intra
uterina karena pengobatansecara parenteral membutuhkan dosis yang lebih tinggi. Kombinasi
pengobatan antara intrauteridan parenteral dapat juga dilakukan terhadap infeksi uterus.

REFERENSIhttp://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-prevention/genetic-
disorders/genetic/reproduction/Horse-Reproduction-
System.htmlhttp://semarangridinghorse.blogspot.com/2011/03/perkawinan-pada-kuda.html

Sumber: Diolah dari berbagai sumber dan http://komunitas-dokterhewan.blogspot.com


http://duniaveteriner.com/2009/05/manajemen-reproduksi-pada-kuda/print

Anda mungkin juga menyukai