Anda di halaman 1dari 15

AKD015 – Audit Investigasi – PPT- SESI 1

Akuntansi Forensik

Diah Febriyanti., SE., M.Ak., Ak


Jadwal perkuliahan dan Materi
1. Pengantar Akuntansi Forensik
 Setiap pertemuan wajib menyalakan
2. Fraud and Corupption (Definisi Fraud, Jenis Fraud dan Definisi
Korupsi)
kamera, jika tidak bisa menyalakan
3. Profil Pelaku, Korban dan Perbuatan Fraud
kamera silahkan berikan alasannya,
melalui chat pada saat webinar
4. Tatanan Kelembagaan
berlangsung.
5. Investigasi
6. Investigasi dengan teknik Audit dan Teknik Perpajakan  Setiap pertemuan akan ada kelompok
7. Review Materi Bab 1-6 yang presentasi, maksimal waktu
8. UTS presentasi 10 menit
9. Follow The Money  Kelompok yang tidak presentasi silahkan
10. Investigasi Tindak Pidana Korupsi siapkan pertanyaan (wajib 1 kelompok 1
11. Investigasi Pengadaan pertanyaan)
12. Wawancara dan Interograsi
 Power Point kelompok yang presentasi
13. Whistleblower dan Perlindungan Saksi
dikumpulkan ke alamat email:
14. Penelusuran Asset dan Pemulihan Kerugian diah.sunardi@gmail.com maksimal hari
15. Review Bab 7-12 minggu pukul 20:00 WIB
16. UAS
PENDAHULUAN
Akuntansi forensik sebenarnya sudah dipraktekkan di Indonesia.
Praktek ini tumbuh dengan pesat tidak lama setelah krisis keuangan
tahun 1997. Akhir- akhir ini ada dorongan yang kuat untuk
berkembangnya praktek akuntansi forensik. Faktor perkembangan
akuntansi forensik salah satunya di karenakan adanya undang-undang
di Amerika Serikat (Sarbanes-Oxley Act 2002). Bahkan Sarbanes Oxley
Act dianggap merupakan faktor terpenting atau satu dari faktor bagi
perkembangan akuntansi forensik.
DEFINISI AKUNTANSI FORENSIK
• Istilah akuntansi forensik merupakan terjemahan dari forensic
accounting dalam Merriam Webster’s Collegiate Dictionary. Dari
kutipan terjemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa kata forensik
bermakna “yang berkenaan dengan penerpan pengetahuan ilmiah
pada masalah hukum”. (Pengetahuan ilmiah identik dengan ahli)
• Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP) pasal 179 ayat (1)
menyatakan “Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib
memberikan keterangan ahli demi keadilan.
AKUNTAN SEBAGAI KELOMPOK AHLI
• Dalam praktek, kelompok ahli lainnya termasuk para akuntan atau
pelaksana audit investigasi yang memberikan ahli demi keadilan. Namun
mereka belum lazim dikenal sebagai akuntan forensik. Sebenarnya akuntan
dan akuntansi forensik tidak sepenuhnya berkaitan dengan pengadilan saja.
Istilah pengadilan memberikan kesan bahwa akuntansi forensik semata-
mata “berpekara” di pengadilan; istilah lain ini adalah litigasi (litigation).
• Di samping proses litigasi ada penyelesaian sengketa di mana jasa akuntan
forensik juga dapat dipakai. Kegiatan ini bersifat nir litigasi (non litigation).
Misalnya, penyeleaian sengketa dapat lewat arbitrase dan alternative
penyelesaian sengketa atau alternative dispute resolution. Juga keputusan
berdasarkan ketentuan administrative, bersifat nir litigasi.
SENGKETA
Sengketa bisa terjadi karena satu pihak merasa haknya dikurangi, dihilangkan
atau dirampas oleh pihak lain. Hak yang dikurangi atau dihilangkan ini bisa
berupa:
• Uang atau asset lain, baik tangible asset maupun intangible asset, yang dapat
diukur dengan uang.
• Reputasi, miksalnya tercemarnya nama baik apakah itu nama pribadi, keluarga
atau nama perusahaan.
• Peluang Bisnis, Misalnya tidak bisa ikut dalam proses tender dengan alasan
diskriminatif.
• Gaya hidup, misalnya ditolak memasuki wilayah yang dinyatakan eksklusif.
• Hak-hak lain yang berkaitan dengan transaksi bisnis.
FAKTOR-FAKTOR DALAM SENGKETA
Faktor –faktor yang dapat menentukan berhasil atau gagalnya
penyelesaian sengketa oleh pihak-pihak yang bersengketa antara lain
adalah:
• Berapa besar konsekuensi keuangan pada pihak yang bersengketa.
• Seberapa jauh pertikaian pribadi, rasa iri atau dendam terjadi antara
pihak-pihak.
• Apakah penyelesaian sengket ini berdampak dalam penyelesaian kasus
serupa.
• Seberapa besar dampak publisitas negatif yang ditimbulkan.
• Seberapa besar beban emosional yang harus ditanggung.
Gambaran Tahapan Dalam Proses Akuntansi Forensik
Dalam prosesnya, akuntan forensik tentu memiliki beberapa tahapan
tertentu. Secara umum terdapat 6 tahapan. Berikut uraian masing-
masing:
1. Identifikasi Masalah.
2. Pembicaraan Dengan Klien
3. Pemeriksaan Pendahuluan
4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan
5. Pemeriksaan Lanjutan
6. Penyusunan Laporan
Keahlian Akuntansi Forensik
James (2008) menggunakan 9 (sembilan) item kompentensi keahlian
akuntansi forensik yang digunakan dalam penilaian perbedaan persepsi
dari pihak Akademisi akuntansi, Praktisi akuntansi, dan pengguna jasa
Akuntan forensik yaitu:
1. Analisis deduktif
2. Pemikiran yang kritis
3. Pemecahan masalah yang tidak terstruktur
4. Fleksibilitas penyidikan
5. Keahlian analitik
Keahlian Akuntansi Forensik Lanjutan
6. Komunikasi lisan
7. Komunikasi tertulis
8. Pengetahuan tentang hukum
9. Composure
PRAKTEK AKUNTANSI FORENSIK DI INDONESIA
• Perkembangan akuntansi forensik di Indonesia cukup maju, namun jika
dibandingkan dengan beberapa Negara lain maka Indonesia masih
dibilang tertinggal. Australia saat ini sedang menyusun Standar Akuntansi
Forensik, sementara Kanada dan Amerika Serikat sudah memiliki standar
yang baku, sedangkan Indonesia sama sekali belum memiliki standar yang
memadai. Sejauh ini belum banyak kasus-kasus korupsi yang terkuak
berkat kemampuan akuntan forensik, namun akuntansi forensik
merupakan suatu pengembangan disiplin ilmu akuntansi yang masih
tergolong muda dan memiliki prospek yang sangat bagus dalam
pemecahan tindak pidana korupsi di Indonesia.
MODEL AKUNTANSI FORENSIK
1. pengunaan akuntan forensik dalam pembagian harta gono gini. Di
sini terlihat unsur akuntansinya unsur hitung menghitung besarnya
harta yang akan diterima pihak (mantan) suami dan (mantan istri).
Segi hukumnya dapat diselesaikan di dalam atau luar pengadilan,
secara litigasi atau non litigasi. Model ini dapat digambarkan
sebagai berikut (Bagan 1.1).
MODEL AKUNTANSI FORENSIK Lanjutan
2. Dalam kasus yang lebih pelik, ada satu bidang tambahan (di samping Akuntansi dan Hukum). Bidang
tambahan ini adalah Audit, sehingga model akuntansi forensiknya direpresentasikan dalam tiga bidang
(Bagan1.2).

Dalam suatu audit secara umum maupun audit yang khusus untuk mendeteksi fraud, auditor (internal
maupun eksternal) secara proaktif berupaya melihat kelemahan-kelemahandalam sistem pengendalian
intern, terutama yang berkenaan dengan perlindungan terhadap asst (safeguarding of asset), yang rawan
akan terjadinya fraud. Ini adalah bagian dari keahlian yang harus dimiliki seorang auditor. Sama seperti
seorang ahli sekuriti memeriksa instalasi keamana di perusahaan minyak atau di hotel, dan memberi
laporan mengenai titik-titik lemah dari segi keamanan dan pengamana perusahaan minyak atau hotel
tersebut.
PENUTUP
• Akuntansi forensik pada dasarnya menangani fraud. Tindak pidana
korupsi, seperti akan dibahas dalam bab lain, adalah salah satu
contoh dari sekian banyak bentuk atau white-collar crime (kejahatan
kerah putih). Bagaimana profil dari pelaku fraud ini? Ada yang
menggambarkan mereka sebagai serakah, licik dan lihai (cerdik dalam
konotasi yang jelek).
• Di Amerika Serikat, pelaku fraud ini dimanfaatkan untuk mendeteksi
fraud lainnya dalam menangkap pelakunya. Pelaku fraud yang cerdik,
dimanfaatkan oleh Negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai