M. Syakroni
IAIN Bengkulu
Email: muhammadsyakroni57@gmail.com
Abstract: Marshlahah mursalah and istishlah is a harmonious consideration of ijtihad for the necessities of life today,
in accordance with the purpose of syara ', as well as to strengthen the truth, and the universality of Islamic
shari'ah, although the text of the Shari'ah itself does not specify. The benefit of human life is the goal of
the Shari'ah and all the laws it contains can bring goodness and happiness, whereas the Shari'a rejects
all that corrupts creatures.
Keywords: Maslahlah mursalah and istishlah, determination, Islamic economic law.
Abstrak : Marshlahah mursalah dan istishlah merupakan suatu pertimbangan ijtihad yang serasi untuk kebutuhan
hidup masa kini, sesuai dengan maksud syara’, sekaligus dapat memperkokoh kebenaran, dan
keuniversalan syari’at Islam, meskipun teks syari’at sendiri tidak menyebutkan secara khusus.
Kemaslahatan hidup manusia merupakan tujuan diturunkan syari’at dan semua hukum yang
dikandungnya dapat memberikan kebaikan dan kebahagiaan, sebaliknya syari’at menolak semua yang
merusak makhluk..
Kata kunci : Mashlahah mursalah dan istishlah, penetapan, hukum ekonomi Islam
A. PENDAHULUAN mujtahid, tentulah syari’at Islam itu akan
Situasi dan kondisi lingkungan dan menjadi sempit, sulit untuk mencapai
kehidupan menuntut perubahan dan kemaslahatan hidup manusia, kebutuhan
penyesuaian hukum fikih, supaya selalu mereka akan sangat terbatas, dan tentu ia
baru dan laku, sesuai dengan tidak pantas berlaku di setiap zaman,
keunivesrsalan syari’at. tempat, lingkungan yang berbeda. Padahal
Marshlahah mursalah merupakan syari’at yang umum seluruh umat manusia
suatu pertimbangan ijtihad yang serasi dan penutup semua syari’at yang
dengan kebutuhan hidup masa kini, sesuai diturunkan oleh Allah.2
dengan maksud-maksud syari’at, Pada dasarnya kemaslahatan hidup
sekalipun dapat memperkokoh kebenaran manusia merupakan tujuan diturunkan
dan keuniversalan syari’at Islam, syari’at dan semua hukum yang
meskipun teks syari’at sendiri tidak dikandungnya, sehingga memberikan
menyebutkan secara khusus.1 kebaikan dan kebahagiaan. Sebaliknya
Menurut Abdul Wahab Khallaf andai
kata pintu pengembangan hukum syari’at
dengan istilah itu tidak terbuka bagi para
1
Muardi Chatib, ”Mashlahah Mursalah Diajukan Sebagai Bahan Diskusi Dalam Mata
sebagai suatu Pertimbangan Ijtihad Kuliah Fiqh Muqarran II, PPs.IAIN Ar-Raniry,
Mengembangkan Hukum Fikih yang Relevan Darussalam Banda Aceh, 1998), h.1
2
dengan Kebutuhan Masa Kini, “ (Disertasi, PPs. Abdul Wahab Khallaf, Mashadir al-
IAIN Syahid, Jakarta, 1989), h. 48; M.Syakroni, Tasyri’ Al- Islamiy, (Kuwait: Dār al-Qalam,
“Mashalih Mursalah dan Istilah (Pengertian, 1972), Cet. ke-3. h.148; M.Syakroni,
Kehujjahan, dan Persyaratannya”), Makalah “Mashalih...”,h.1.
3
Mustafa Sa’id al-Khin, Atsar al-Ikhtilaf fi Mukhtar Yahya, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum
al-Qawaid al-Fuqaha’, (Kairo: Muassasah al- Fiqh Islami, (Bandung: Al- Ma’arif, 1993), h.105-
Risalah, t.t.), h. 550, Amir Starifuddin, Ushul 106.
5
Fiqh, Jilid 2 (Jakarta: Kencana, 2009), h. 343-344. W.J.S. Poewadarminta, Kamus Umum
4
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, (Jakarta: Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1978),
Logos Publishing House, 1966), h. 113; h. 635.
6
M.Syakroni,”Mahalih...”, h.2. Duski Ibrahim, Abu Hamid al- Ghazali, Al- Mustashfa fi
Metode Penetapan Hukum Islam: Membongkar Ilmi al- Ushul, Jilid 1, (Beirut: Dar al- Kutub al-
Konsep al- Istiqra’ al-Ma’nawi Asy-Syatibi, Islamiyyah, 1983), h. 286.
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 160-161;
oleh syara’ untuk mewujudkan suatu ulama Hanabilah, Najm al- Din al-
hukum yang tidak pula terdapat suatu Thufi, ulama zhahiriyah, dan Syi’ah.
dalil syara’ yang memerintahkan untuk a. Imam Hanafi dan Ulama
memperhatikannya atau Hanafiyah. Imam Hanafi tidak
mengabaikannya.7 selanjutnya, pernah menyusun kaidah pokok
Muhammad Abu Zahrah, Mashlahah untuk digunakan dalam berijtihad.
mursalahsama dengan istishlah, yaitu Beliau hanya berfatwa, dari fatwa
maslahat-maslahat yang bersesuaian inilah para tokoh aliran mazhab ini
dengan tujuan-tujuan syari’at Islam dan merumuskan kaidah istimbath untuk
tidak ditopang oleh sumber dalil yang digunakan dalam ijtihad. Menurut
khusus, baik bersifat melegitimasi atau Sa’id Ramadhan al-Buthiy dikutip
membatalkan maslahat tersebut.8 dari disertasi Muardi Chatib, Imam
Sebagian ulama, seperti Imam Al- Abu Hanifah itu tidak pernah
Ghazali, manamai mashlahah menyebut-nyebut Mashlahah
mursalah dengan istishlah, maksudnya mursalah itu dalam kaidah
beramal dengan maslahah musrsalah. ushulnya.10
Imam Malik adalah sebagai tokoh yang Para ulama Hanafiyah berpegang
mempelopori dan menggunakan pada dalil mereka yang disebut
mashlahah mursalah.9 istihsan. Berbagai macam ijtihad
2. Kehujjahan Mashlahah mursalah yang mereka lakukan menggunakan
Pada prinsipnya jumhur ulama istihsan yang sandarannya
menerima Mashlahah mursalahsebagai kebiasaan (adat-istiadat), darurat
salah satu alasan dalam menetapkan dan maslahat. Kegiatan ini tidak lain
hukum syara’, sekalipun dalam dari bersandar pada al-manasib al-
penerapan dan penempatan syaratnya mursal, dengan mengambil yang
mereka berbeda pendapat. maslahat (istishlah). Menurut
Berikut ini akan diuraikan kenyataannya para ulama Hanafiyah
pendapat Imam Hanafi dan ulama itu adalah mereka yang
Hanafiyah, Ahmad bin Hambali dan
7 9
Abu Whab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Wahbah Zuhaili, Ushul Fiqh al-Islamiy,
(Kuwait : Maktabah al- Dakwah al- Islamiyyah, (Beirut: Dar al- Fikr al- Ma’asir, 1986), h.752-
1956), h. 84. 755.
8 10
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 37.
(Kairo: Dar al- Fikr al- Arabi, 1958), h. 221.
11 13
Abdul Wahab Khallaf, Mashadir..., h. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h.382;
89-90 Amir Syarifuddin, Ushul..., h. 358
12
Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 318;
Amir Syarifuddin, Ushul...., h. 351
kemaslahatan itu sama dengan jenis jadikan pedoman yang akan mereka
sifat yang didukung oleh nash atau pegang dalam berijtihad. Merekalah
ijma’. yang mengatakan bahwa dalam
Penerapan konsep mashlahah berijtihad Imam Malik berpegang
mursalah dikalanagan Hanafiyah kepada mashlahah mursalah dan
terlihat secara luas dalam metode menggunakan istihsan. Beliau
istihsan (Pemalingan hukum dari menentukan maslahat atau ‘illat
kehendak qiyas atau kaidah umum yang tidak ditegaskan nash syari’at
kepada hukum lain disebabkan dengan jalan ijtihad; padahal Imam
beberapa indikasi).14 Malik sendiri tidak menjelaskan
b. Imam Malik dan Ulama yang demikian.15
Malikiyah Sementara ulama Malikiyah
Imam Malik tidak menyusun dianggap sebagai ulama fiqh yang
ushul (kaidah) yang akan beliau paling banyak dan luas
gunakan sendiri untuk berijtihad dan menerapkannya. Bahkan dikatakan
akan digunakan orang untuk Imam Malik adalah pelopor dalam
merumuskan hukum fiqih yang akan menggunakan mashlahah mursalah.
digunakan ke dalam mazhab beliau, Menurut mereka mashlahah
dan kepada fatwa yang diriwiyatkan mursalah merupakan induksi dari
dari beliau. logika sekumpulan nash, bukan dari
Hanya para fuqaha’ dan guru- nash yang rinci seperti yang berlaku
guru pembawa mazhab beliau ini qiyas.
datang membawa fatwa dan Imam Syathibi mengatakan
pengembangan hukum yang bahwa keberadaan dan kualitas
diriwayatkan dari beliaulah yang mashlahah mursalah itu bersifat
menggali dan merumuskan kaidah (qath’i), sekalipun dalam
dari fatwa dan pengembangan penerapannya bisa bersifat zanni
hukum itu. Kaidah inilah yang (relatif).16
dijadikan pedoman dalam berijtihad Mengenai kehujjahan
menurut ini. Kaidah ini mereka mashlahah mursalah, golongan
butuhkan; selanjutnya mereka Malikiyah mengemukakan tiga
14 16
Nasrun Haroen, Ushul..., h. 120-121. Nasrun Haroen, Ushul ..., h. 121-122.
15
Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 382-
383.
17 18
Muhammad Abu Zahrah, Ushul..., h. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 388.
19
322-323. Musthafa Said al- Khin, Atsar..., h. 553.
20 23
Abu Hamid al- Ghazali, Al- Mustashfa..., Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 393;
h. 286. Amir Syarifuddin, Ushul..., h. 359.
21 24
Wahbah Zuhaili, Ushul..., h. 677. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 393.
22
Nasrun Haroen, Ushul..., h.123.
25 27
Wahbah Zuhaili, Ushul..., h. 783 Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 397-
26
Nasrun Haroen, Ushul..., h.12. 398.
28 30
Nasrun Haroen, Ushul..., h. 123-124. Muhammad Hashim Kamali, Principles
29
Nasrun Haroen, Ushul..., h. 124-125. of Islamic Jurisprudence, (Selangor : Pelanduk
Publiccation, 1989), h. 348.
31
Harun Nasroen, Ushul..., h. 125-126.
32 35
Muhammad Hashim Kamali, Muardi Chatib, “Mashlahah...”,h. 409
36
Principles..., h. 349. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 4015-
33
Nasrun Harun, Ushul..., h.126 416; Amir Syarifuddin, Ushul..., h. 362.
34
Ibn Hazm al- Andalusi, Malakhash 37
Nourrouzzam Shiddieqi, Syi’ah dan
Ibthal al-Qiyas wa al-Ra’yi wa al-Istihsan, Khawarij Dalam Perspektif Sejarah,
(Beirut: Al-Maktabah al- Islamiy, t.t.), h. 84. (Yogyakarta: PLP2M, 1985), h. 62.
38 40
Muhammad Hahim Kamali, Abu Hamid al- Ghazali, Al-
Principles..., h. 122; Abu Zahrah, Ushul..., h. 323- Mustashfa...,h. 322-323.
324.
39
Muhammad Hasim Kamali, Principles...,
h. 349-347.
43
maslahah yang bersifat umum, adalah
bukan untuk kepentingan ا ﺻ ﻔ ﺎﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔإﻻﺑﺎﺣﺔإﻻٲﻧﯿﺪﻟﺪﻟﯿﻠﻌ ﺘﺤﺮ
perorangan, tetapi untuk orang ﯾﻤﮭﺎ
banyak dan tidak bertentangan Hukum asal dalam semua
dengan hukum yang telah bentuk muamalah adalah boleh
ditetapkan oleh nash (alQur’an dan dilakukan kecuali ada dalil yang
al-Hadits) serta ijma’ ulama.41 mengharamkannya.44
4. Metode Mashlahah Mursalah Sejalan dengan kaidah tersebut
Dalam Penetapan Hukum di atas, maka dapat dikemukakan
Ekonomi Islam bahwa bisnis kontemporer itu
Dalam bisnis kontemporer, adalah boleh, sepanjang tidak
misalnya maraknya aktivitas bisnis bertentangan dengan prinsip-prinsip
saham, umat Islam banyak umum dalam muamalah. Apalagi
menghadapi keraguan hukum jika aktifitas bisnis kontemporer
terhadap bisnis ini. Sementara nash tersebut mengandung maslahah baik
al- Qur’an dan hadits sebagai secara individual maupun
sumber utama hukum Islam tidak komunal.45
menjelaskan bisnis saham ini secara Metode mashlahah mursalah
eksplisit. Dengan demikian, diterapkan pada penetapan:
mashlahah bisnis saham ini Larangan spekulasi46 valas karena
merupakan masalah ijtihadiyah mashlahah’ammah, penerapan dinar
yaitu perlu dicari solusi dan dirham karena
hukumnya.42 mashlahah’ammah, larangan
Di antara kaidah khusus di bidang dumping47 (Siyasah Ighraq) dalam
muamalah yang akan diterapkan penjualan suatu produk karena
41
Abdullah Wahab Khallaf, Ilmu Ushulul Menyelesaikan Masalah-Masalah Yang Praktis,
Fiqh, terj. Noer Iskandar al-Bansany, Kaidah- (Jakarta: Kencana, 2007), h. 130.
44
kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Dewan Syari’ah Nasional (DSN) selalu
Persada), Cet-8, 2002, h. 125. menggunakan Kaidah ini dalam Keputusan-
42
Abd, Salam Arif, ”Ushul Fiqh Dalam Keputusannya. Lihat A. Djazuli, Kaidah-
Kajian Bisnis Kontemporer”, dalam Ainurrofiq Kaidah..., h. 130.
45
(ed.), Mazhab Jogja Menggagas Paradigma Abd. Salam Arif, Ushul..., h. 209.
46
UshulFiqh Kontemporer, (Djogjakarta: Ar-Ruzz, Spekulasi adalah bentuk usaha yang
2002), h. 208. pada hakikatnya merupakan gejala untuk membeli
43
Jalaludin Abd. al- Rahman al- Sayuti, Al- sesuatu komoditi dengan harga yang murah pada
Asybah wa al- Naza’ir, (Beirut: Dar al- Fikr, suatu waktu dan menjualnya dengan harga yang
1996), h. 82; A. Djazuli, Kaidah-sKaidah Fikih: mahal pada waktu yang lain
47
Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menurut kamus istilah perdagangan
internasional, dumping merupakan praktek
penjualan produk di negara tujuan ekspor dengan Ekonomi Islam, Analytica Islamica, Vol. 5, No. 1,
harga di bawah harga normal atau harga 2016, h. 72))
49
produsennya yang bertujuan untuk menguasai Agustianto Mingka (Frainer), Materi
pasar di luar negeri. (Eddie Rinaldy. Kamus Training Eksekutif Certifikat Ushul Fiqh
Istilah Perdagangan Internasional. (Jakarta: PT. Keuangan dan Perbankan Syari’ah, (Bengkulu:
Raja Grafindo Persada, 2000), h. 74)) Hotel Madelin, 4-5 November 2013), h.19.
48 50
Kartel adalah kesepakatan di antara Ahmad, Qorib dan Isnaini Harahap,
produsen-produsen yang independen untuk Penerapan Maslahah Mursalah dala Ekonomi
mengkoordinasi keputusan, sehingga masing- Islam, Analytica Islamica, Vol. 5, No. 1, 2016, h.
masing dari anggota kartel dapat memperoleh 74
51
keuntungan monopoli. (Ahmad, Qorib dan Isnaini Ibid, h. 72
Harahap, Penerapan Maslahah Mursalah dala
52
Lihat UU No 5 Tahun 1999 tentang
Antimonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Al-Andalusi, Ibnu Hazm, Malakhash Ibthal Khallaf, Abu Wahab, Ilmu Ushul Fiqh,
al-Qiyas wa al-Ra’yi wa al-Istihsan, Kuwait: Maktabah al- Dakwah al-
Beirut: Al- Maktabah al- Islamiy, t.t Islamiyyah, 1956
Arif, Abd. Salam, “Ushul Fiqh Dalam Kajian Mingka, Agustianto (Trainer), Materi
Bisnis Kontemporer: dalam Training Eksekutif Certified Ushul
Ainurrofiq (ed.), Mazhab Jogja Fiqh Keuangan dan Perbankan
Menggagas Paradigma Ushul Fiqh Syari’ah, Bengkulu: Hotel Madelin,
Kontemporer, Djogjakarta: Ar- 4-5 November 2013
Ruzz, 2002 Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum
Chatib, Muardi, ”Mashlahah Mursalah Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Sebagai Suatu Pertimbangan Ijtihad Pustaka, 1978
Mengembangkan Hukum Fikih Shiddieqi, Nourrouzzaman, Syiah dan
yang Relevan Dengan Kebutuhan Khawarij Dalam Perspektif
masa kini,” Disertasi, PPS. IAIN Sejarah, Yogyakarta: PLP2M, 1985
SYAHID, Jakarta, 1989 Syakroni, M, “Mashhalih Mursalah dan
Djazuli, A, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah- Istishlah : Pengertian, Kehujjahan,
Kaidah Hukum Islam Dalam dan ”, (Makalah Diajukan Sebagai
Menyelesaikan Masalah-Masalah Bahan Diskusi Dalam Mata Kuliah
yang Praktis, Jakarta: Kencana, Fiqh Muqarran II), PPS.IAIN Ar-
2007 Raniry, Darussalam Banda Aceh,
Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh, Jakarta: Logos 1989
Publishing House, 1996 Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Jilid 2,
Ibrahim, Duski, Metode Penetapan Hukum Jakarta: Kencana, 2009
Islam: Membongkar Konsep al- UU No 5 Tahun 1999 tentang Antimonopoli
Istiqra’ al-Ma’nawi Asy-Syatibi, dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2008
Yahya, Mukhtar dan Fachturrahman, Dasar-
Kamali, Muhammad Hashim, Principle of
Dasar Pembinaan Hukum Fiqh
Islamic Jurisprudence, Selangor:
Islami, Bandung: Al- Ma’arif, 1993
Pelanduk Publication, 1989
Zuhaili, Wahbah, Ushul Fiqh al-Islamiy,
Khallaf, Abdul Wahab, Mashadir al-
Beirut: Dar al- Fikr al- Ma’asir,
Tasyri’al-Islamiy, Kuwait: Dar al-
1986
Qalam, 1972