Anda di halaman 1dari 15

187

METODE MASHLAHAH MURSALAH DAN ISTISHLAH


(STUDI TENTANG PENETAPAN HUKUM EKONOMI ISLAM)

M. Syakroni
IAIN Bengkulu
Email: muhammadsyakroni57@gmail.com
Abstract: Marshlahah mursalah and istishlah is a harmonious consideration of ijtihad for the necessities of life today,
in accordance with the purpose of syara ', as well as to strengthen the truth, and the universality of Islamic
shari'ah, although the text of the Shari'ah itself does not specify. The benefit of human life is the goal of
the Shari'ah and all the laws it contains can bring goodness and happiness, whereas the Shari'a rejects
all that corrupts creatures.
Keywords: Maslahlah mursalah and istishlah, determination, Islamic economic law.

Abstrak : Marshlahah mursalah dan istishlah merupakan suatu pertimbangan ijtihad yang serasi untuk kebutuhan
hidup masa kini, sesuai dengan maksud syara’, sekaligus dapat memperkokoh kebenaran, dan
keuniversalan syari’at Islam, meskipun teks syari’at sendiri tidak menyebutkan secara khusus.
Kemaslahatan hidup manusia merupakan tujuan diturunkan syari’at dan semua hukum yang
dikandungnya dapat memberikan kebaikan dan kebahagiaan, sebaliknya syari’at menolak semua yang
merusak makhluk..
Kata kunci : Mashlahah mursalah dan istishlah, penetapan, hukum ekonomi Islam
A. PENDAHULUAN mujtahid, tentulah syari’at Islam itu akan
Situasi dan kondisi lingkungan dan menjadi sempit, sulit untuk mencapai
kehidupan menuntut perubahan dan kemaslahatan hidup manusia, kebutuhan
penyesuaian hukum fikih, supaya selalu mereka akan sangat terbatas, dan tentu ia
baru dan laku, sesuai dengan tidak pantas berlaku di setiap zaman,
keunivesrsalan syari’at. tempat, lingkungan yang berbeda. Padahal
Marshlahah mursalah merupakan syari’at yang umum seluruh umat manusia
suatu pertimbangan ijtihad yang serasi dan penutup semua syari’at yang
dengan kebutuhan hidup masa kini, sesuai diturunkan oleh Allah.2
dengan maksud-maksud syari’at, Pada dasarnya kemaslahatan hidup
sekalipun dapat memperkokoh kebenaran manusia merupakan tujuan diturunkan
dan keuniversalan syari’at Islam, syari’at dan semua hukum yang
meskipun teks syari’at sendiri tidak dikandungnya, sehingga memberikan
menyebutkan secara khusus.1 kebaikan dan kebahagiaan. Sebaliknya
Menurut Abdul Wahab Khallaf andai
kata pintu pengembangan hukum syari’at
dengan istilah itu tidak terbuka bagi para

1
Muardi Chatib, ”Mashlahah Mursalah Diajukan Sebagai Bahan Diskusi Dalam Mata
sebagai suatu Pertimbangan Ijtihad Kuliah Fiqh Muqarran II, PPs.IAIN Ar-Raniry,
Mengembangkan Hukum Fikih yang Relevan Darussalam Banda Aceh, 1998), h.1
2
dengan Kebutuhan Masa Kini, “ (Disertasi, PPs. Abdul Wahab Khallaf, Mashadir al-
IAIN Syahid, Jakarta, 1989), h. 48; M.Syakroni, Tasyri’ Al- Islamiy, (Kuwait: Dār al-Qalam,
“Mashalih Mursalah dan Istilah (Pengertian, 1972), Cet. ke-3. h.148; M.Syakroni,
Kehujjahan, dan Persyaratannya”), Makalah “Mashalih...”,h.1.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 188
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

syari’at juga menolak segala yang “banyak” maksudnya, yang


merusak makhluk.3 ditunjukkan oleh arti asalnya banyak
Untuk itu salah satu metode yang terjadi atau banyak terdapat.
dikembangkan oleh ulama ushul fiqh Dalam bahasa Arab, mashlahat itu
dalam mengistimbatkan hukum dari nash lawan kata dari mafsadat yang berarti
adalah Mashlahah mursalah, yaitu suatu kerusakkan atau kebinasaan. Shalih
kemaslahatan yang tidak ada nash juz’i lawannya fasid yang berarti orang yang
(rinci) yang mendukungnya, dan tidak ada merusak atau membinasakan. Istishlah
pula yang menolaknya dan tidak ada pula yang berarti mencari yang maslahat,
ijma’ yang mendukungnya, tetapi lawannya istifad yang berarti sesuatu
kemaslahatan ini didukung oleh sejumlah yang mengakibatkan kebaikan atau
nash melalui istiqra’ (induksi dari keuntungan. Suatu pekerjaan yang
sejumlah nash).4 mendatangkan manfaat untuk diri dan
Pada makalah yang singkat ini penulis kelompoknya yang dilakukan oleh
membahas mashalih mursalah. Hal-hal seseorang.
yang akan dibahas meliputi pengertian, Secara terminologi, terdapat
kehujjahan, dan persyaratan. beberapa definisi mashlahah yang
B. PEMBAHASAN dikemukakan ulama ushul fiqh, yang
1. Pengertian Mashlahah Mursalah dan pada prinsipnya hampir sama dengan
Istishlah Imam Al-Ghazali, mengemukakan
Mashalih adalah jamak dari bahwa pada prinsipnya mashlahah
mashlahah, dalam bahasa Indonesia adalah mengambil manfaat dan
menjadi maslahat, yang berarti : menolak kemudharatan dalam rangka
sesuatu yang mendatangkan memelihara tujuan-tujuan syara’.6
kebaikan”.5 Kemudian, Abdul Wahab Khallaf,
Maslahat wazannya adalah Mashlahah mursalah, adalah suatu
maf’alat yang mengandung arti kemaslahatan yang tidak ditetapkan

3
Mustafa Sa’id al-Khin, Atsar al-Ikhtilaf fi Mukhtar Yahya, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum
al-Qawaid al-Fuqaha’, (Kairo: Muassasah al- Fiqh Islami, (Bandung: Al- Ma’arif, 1993), h.105-
Risalah, t.t.), h. 550, Amir Starifuddin, Ushul 106.
5
Fiqh, Jilid 2 (Jakarta: Kencana, 2009), h. 343-344. W.J.S. Poewadarminta, Kamus Umum
4
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, (Jakarta: Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1978),
Logos Publishing House, 1966), h. 113; h. 635.
6
M.Syakroni,”Mahalih...”, h.2. Duski Ibrahim, Abu Hamid al- Ghazali, Al- Mustashfa fi
Metode Penetapan Hukum Islam: Membongkar Ilmi al- Ushul, Jilid 1, (Beirut: Dar al- Kutub al-
Konsep al- Istiqra’ al-Ma’nawi Asy-Syatibi, Islamiyyah, 1983), h. 286.
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 160-161;

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 189
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

oleh syara’ untuk mewujudkan suatu ulama Hanabilah, Najm al- Din al-
hukum yang tidak pula terdapat suatu Thufi, ulama zhahiriyah, dan Syi’ah.
dalil syara’ yang memerintahkan untuk a. Imam Hanafi dan Ulama
memperhatikannya atau Hanafiyah. Imam Hanafi tidak
mengabaikannya.7 selanjutnya, pernah menyusun kaidah pokok
Muhammad Abu Zahrah, Mashlahah untuk digunakan dalam berijtihad.
mursalahsama dengan istishlah, yaitu Beliau hanya berfatwa, dari fatwa
maslahat-maslahat yang bersesuaian inilah para tokoh aliran mazhab ini
dengan tujuan-tujuan syari’at Islam dan merumuskan kaidah istimbath untuk
tidak ditopang oleh sumber dalil yang digunakan dalam ijtihad. Menurut
khusus, baik bersifat melegitimasi atau Sa’id Ramadhan al-Buthiy dikutip
membatalkan maslahat tersebut.8 dari disertasi Muardi Chatib, Imam
Sebagian ulama, seperti Imam Al- Abu Hanifah itu tidak pernah
Ghazali, manamai mashlahah menyebut-nyebut Mashlahah
mursalah dengan istishlah, maksudnya mursalah itu dalam kaidah
beramal dengan maslahah musrsalah. ushulnya.10
Imam Malik adalah sebagai tokoh yang Para ulama Hanafiyah berpegang
mempelopori dan menggunakan pada dalil mereka yang disebut
mashlahah mursalah.9 istihsan. Berbagai macam ijtihad
2. Kehujjahan Mashlahah mursalah yang mereka lakukan menggunakan
Pada prinsipnya jumhur ulama istihsan yang sandarannya
menerima Mashlahah mursalahsebagai kebiasaan (adat-istiadat), darurat
salah satu alasan dalam menetapkan dan maslahat. Kegiatan ini tidak lain
hukum syara’, sekalipun dalam dari bersandar pada al-manasib al-
penerapan dan penempatan syaratnya mursal, dengan mengambil yang
mereka berbeda pendapat. maslahat (istishlah). Menurut
Berikut ini akan diuraikan kenyataannya para ulama Hanafiyah
pendapat Imam Hanafi dan ulama itu adalah mereka yang
Hanafiyah, Ahmad bin Hambali dan

7 9
Abu Whab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Wahbah Zuhaili, Ushul Fiqh al-Islamiy,
(Kuwait : Maktabah al- Dakwah al- Islamiyyah, (Beirut: Dar al- Fikr al- Ma’asir, 1986), h.752-
1956), h. 84. 755.
8 10
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 37.
(Kairo: Dar al- Fikr al- Arabi, 1958), h. 221.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 190
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

menggunakan dalil istishlah sebagai dalil disyaratkan mashlahah


(mashlahah mursalah).11 tersebut berpengaruh pada hukum.
Para ulama Hanafiyah Artinya, ada ayat, hadits atau ijma’
mensyaratkan suatu sifat yang yang menunjukkan bahwa sifat yang
pantas dan lebih sesuai dijadikan dianggap sebagai kemaslahatan itu
‘illat dalam suatu hukum yang merupakan ‘illat (motivasi hukum)
dalam istilah ushul disebut dalam penetapan suatu hukum, atau
muatstsir, dalam memberikan jenis sifat yang dijadikan motivasi
pengertian muatstsir itu, mereka hukum tersebut dipergunakan oleh
masukkan mashlahah mursalah nash sebagai motivasi suatu hukum.
dalam pengertian al-munasib al- Misalnya jenis sifat yang dijadikan
muatstsir. Dengan demikian berarti motivasi dalam suatu hukum adalah,
bahwa Mashlahah mursalah mereka Rasulullah SAW. melarang
gunakan dalam beristidlal meskipun pedagang menghambat para petani
mereka tidak menyebutkan istilah di perbatasan kota dengan maksud
itu dalam dalil mereka.12 membeli barang mereka, sebelum
Menurut Mustafa Zaid Muhammad para petani memasuki pasar.
ibn Hasan, seorang tokoh terkemuka Larangan ini dimaksud untuk
ulama Hanafiyah menetapkan menghindari kemudharatan bagi
bahwa hukum-hukum muamalat petani dengan terjadinya penipuan
berlaku beserta mashlahat, dalam harga oleh para pedagang yang
keadaan ada tidaknya maslahat itu. membeli barang petani di batas kota.
Ini berarti pula bahwa istihsan Menolak kemudharatan itu
dengan maslahat itu adalah termasuk dalam konsep mashlahah
semacam istihsan menurut mursalah. Dengan demikian, ulama
pandangan Abu Hanifah. 13 Hanafiyah menerima mashlahah
Ibn Amir al- Haj, seperti yang mursalah sebagai dalil dalam
dikutip oleh Nasrun Haroen, ulama menetapkan hukum: dengan syarat
Hanafiyah mengatakan bahwa untuk sifat kemaslahatan itu terdapat
menjadikan Mashlahah mursalah dalam nash atau ijma’ dan jenis

11 13
Abdul Wahab Khallaf, Mashadir..., h. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h.382;
89-90 Amir Syarifuddin, Ushul..., h. 358
12
Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 318;
Amir Syarifuddin, Ushul...., h. 351

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 191
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

kemaslahatan itu sama dengan jenis jadikan pedoman yang akan mereka
sifat yang didukung oleh nash atau pegang dalam berijtihad. Merekalah
ijma’. yang mengatakan bahwa dalam
Penerapan konsep mashlahah berijtihad Imam Malik berpegang
mursalah dikalanagan Hanafiyah kepada mashlahah mursalah dan
terlihat secara luas dalam metode menggunakan istihsan. Beliau
istihsan (Pemalingan hukum dari menentukan maslahat atau ‘illat
kehendak qiyas atau kaidah umum yang tidak ditegaskan nash syari’at
kepada hukum lain disebabkan dengan jalan ijtihad; padahal Imam
beberapa indikasi).14 Malik sendiri tidak menjelaskan
b. Imam Malik dan Ulama yang demikian.15
Malikiyah Sementara ulama Malikiyah
Imam Malik tidak menyusun dianggap sebagai ulama fiqh yang
ushul (kaidah) yang akan beliau paling banyak dan luas
gunakan sendiri untuk berijtihad dan menerapkannya. Bahkan dikatakan
akan digunakan orang untuk Imam Malik adalah pelopor dalam
merumuskan hukum fiqih yang akan menggunakan mashlahah mursalah.
digunakan ke dalam mazhab beliau, Menurut mereka mashlahah
dan kepada fatwa yang diriwiyatkan mursalah merupakan induksi dari
dari beliau. logika sekumpulan nash, bukan dari
Hanya para fuqaha’ dan guru- nash yang rinci seperti yang berlaku
guru pembawa mazhab beliau ini qiyas.
datang membawa fatwa dan Imam Syathibi mengatakan
pengembangan hukum yang bahwa keberadaan dan kualitas
diriwayatkan dari beliaulah yang mashlahah mursalah itu bersifat
menggali dan merumuskan kaidah (qath’i), sekalipun dalam
dari fatwa dan pengembangan penerapannya bisa bersifat zanni
hukum itu. Kaidah inilah yang (relatif).16
dijadikan pedoman dalam berijtihad Mengenai kehujjahan
menurut ini. Kaidah ini mereka mashlahah mursalah, golongan
butuhkan; selanjutnya mereka Malikiyah mengemukakan tiga

14 16
Nasrun Haroen, Ushul..., h. 120-121. Nasrun Haroen, Ushul ..., h. 121-122.
15
Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 382-
383.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 192
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

alasan pertama, praktek para sahabat syar’iyah, maka orang-orang


dalam menggunakan mashlahah mukallaf akan mengalami kesulitan
mursalah. Misalnya kebijkasanaan dan kesempitan.17
yang dilakukan Abu Bakar dalam c. Imam Syafi’i dan Syafi’iyah
mengumpulan al- Qur’an dan Imam Syafi’i merupakan imam
menuliskannya pada lembaran- mazhab yang berijtihad mengambil
lembaran atas saran Umar, jalan tengah antara jalan yang
memerangi orang-orang yang ditempuh oleh Imam Abu Hanifah
membangkang membayar zakat, sebagai imam ahli ra’yu dan Imam
dan menunjuk Umar bin Khattab Malih sebagai imam ahli hadits.
untuk menjadi khalifah sesudah Beliau telah menyusun kaidah
beliau. Kedua, Putusan Umar bin istimbath dan istidlal sendiri yang
Khattab mengenai pengesahan talak beliau muat dalam kitab al-
tiga yang diucapkan sekaligus Risalahnya. Dalam kitab itu beliau
dengan maksud agar orang tidak tidak menyebut mashlahah
mudah saja menjatuhkan talak. mursalah. Bahkan Imam Syafi’i
Ketiga, usaha Utsman bin Affan menegaskan bahwa yang benar
menyatukan kaum muslimin dalam apa yang diperintahkan oleh
mempergunakan satu mushaf, dan Allah dan Rasul-Nya untuk diikuti
lain-lain. ialah perintah itu ditunjukkan
Adanya mashlahah mursalah sendiri oleh nash atau hasil
sesuai dengan maqasidas-syar’i, istimbath.18
artinya dengan mengambil maslahat Menurut Mustahafa Sa’id al-
berarti sama dengan melaksanakan Khin, Imam Syafi’i, tidak menerima
maqasid as-syar’i adalah batal. istishlah sebagai dalil yang
Kehidupan manusia itu berkembang mustaqil, tidak seperti halnya ijma’
dan kebutuhan manusia berkembang dan qiyas. Oleh karena itu menurut
sesuai zamannya. Maka seandainya sebagian besar ulama, dia tidak
mashlahah mursalah tidak diambil menggunakan mashlahah mursalah
pada setiap kasus yang jelas dalam proses istimbath hukum.19
mengandung mashlahah as-

17 18
Muhammad Abu Zahrah, Ushul..., h. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 388.
19
322-323. Musthafa Said al- Khin, Atsar..., h. 553.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 193
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

Beliau dalam memahami hal- baik menyangkut kemaslahatan


hal yang tidak disebut dalam nash orang banyak dan universal, yaitu
al- Qur’an dan as- Sunnah, Imam berlaku sama untuk semua orang.22
Syafi’i memasukkannya ke dalam d. Imam Ahmad bin Hanbal dan
Qiyas.20 Misalnya ia mengqiyaskan Ulama Hanabilah
hukuman bagi peminum keras Ahmad ibn Hanbal dikenal
kepada orang yang menuduh zina, ulama sebagai seorang Imam
yaitu dera sebanyak 80 kali, karena mazhab Hanbali. Beliau juga
orang yang mabuk akan mengigau dikenal sebagai imam ahli hadits.
dan dalam pengigauannya diduga Beliau lebih senang mengamalkan
keras akan menuduh orang lain hadits, meskipun hadits mursal.
berbuat zina. Akan tetapi menurut Beliau berkata bahwa hadits dha’if
Wahbah Zuhaili, Imam Syafi’i dan lebih utama dari fikiran (ra’yu)
ulama Syafi’i pada dasarnya seseorang.23 Akan tetapi menurut
menggunakan mashlahah mursalah Abdul Halim al- Jundiy, yang
dalam porsi yang paling kecil jika dikutip oleh Muardi Chatib, bila
dibandingkan dalam tiga imam beliau tidak menemukan nash,
lainnya.21 beliau berijtihad dan berfatwa
Sementara itu al- Ghazali, dalam seperti para sahabat nabi, tabi’in dan
kitab Ushul Fiqhnya membahas pengikut mereka berijtihad dan
persoalan mashlahah mursalah. Ia berfatwa. Karena para sahabat nabi,
mengatakan ada beberapa syarat tabi’in dan atba’ut tabi’in banyak
yang dapat dijadikan hujjah dalam berijtihad menggunakan
mengistimbathkan hukum, yaitu pertimbangan mashlahah mursalah
mahlahah itu sejalan dengan jenis meskipun istilah ini belum dikenal
tindakan-tindakan syara’; ketika itu Imam Ahmad mengikuti
Mashlahah itu tidak meninggalkan cara mereka dalam berijtihad.
atau bertentangan dengan nash Beliau beramal dengan mashlahah
syara’.; Mashlahah itu termasuk ke sebagaimana mereka beramal.24
dalam kategori mashlahah dharuri,

20 23
Abu Hamid al- Ghazali, Al- Mustashfa..., Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 393;
h. 286. Amir Syarifuddin, Ushul..., h. 359.
21 24
Wahbah Zuhaili, Ushul..., h. 677. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 393.
22
Nasrun Haroen, Ushul..., h.123.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 194
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

Menurut ulama ushul fiqh dalam mengistimbathkan hukum


Imam Ahmad bin Hanbal Islam.
menggunakan mashlahah mursalah, Alasan Jumhur Ulama dalam
meskipun tidak semashur Imam menetapkan mashlahah mursalah
Malik.25 dapat dijadikan hujjah dalam
Ulama Hanabilah menerima menetapkan hukum, antara lain
mashlahah mursalah sebagai dalil adalah hasil induksi terhadap ayat
dalam menetapkan hukum, bahkan atau hadits menunjukkan
mereka dianggap sebagai ulama fiqh kemaslahatan bagi umat manusia.
yang sering menggunakan Dalam hubungan ini, Allah
mashlahah mursalah sebagaimana berfirman :
yang dilakukan ulama Malikiyah. ‫وﻣﺎارﺳﻠﻨﺎك إ رﺣﻤﺔ ﻟﻠﻌﺎﻟﻤﯿﻦ‬
Menurut mereka mashlahah
Kemudian, kemaslahatan
mursalah merupakan induksi dari
manusia akan senantiasa
logika sekumpulan nash, bukan dari
dipengaruhi perkembangan tempat,
nash yang rinci seperti yang berlaku
zaman dan lingkungan mereka
dalam qiyas.26
sendiri. Apabila syari’at Islam
Berikut ini contoh fatwa ulama
terbatas pada hukum-hukum yang
Hanabilah yang berdasarkan
ada saja, membawa kesulitan.
mashlahah mursalah, di antaranya
Jumhur Ulama juga beralasan
adalah orang yang menghindari dari
dengan merujuk kepada beberapa
kewajiban zakat dengan cara
perbuatan sahabat, seperti Umar bin
mengurangi jumlah nisab dengan
Khatab tidak memberi bagian zakat
mengeluarkan sebagian harta, atau
kepada para muallaf (orang yang
menbagi-bagikan itu sebelum tiba
baru masuk Islam), karena menurut
waktu wajib membayarkannya
Umar, kemaslahatanorang banyak
(haul), tetap dikenakan wajib
menuntut untuk hal itu. Abu Bakar
zakat.27Pada dasarnya Jumhur
mengumpulkan al- Qur’an atas
Ulama menerima mashlahah
saran Umar ibn Khattab, sebagai
mursalah sebagai salah satu metode
salah satu kemaslahatan untuk
melestarikan al- Qur’an pada satu

25 27
Wahbah Zuhaili, Ushul..., h. 783 Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 397-
26
Nasrun Haroen, Ushul..., h.12. 398.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 195
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

logat bahasa di zaman Utsman ibn Pendapatnya tentang


Affan demi memelihara tidak mashlahah mursalah dianggap
terjadinya perbedaan bacaan al- ekstrim, bahkan ada yang
Qur’an itu sendiri.28 menganggap sesat.30
e. Najm al- Din al- Thufi Pembahasannya tentang konsep
Najm al- Din al- Thufi (675- mashlahah bertolak belakang dari
716/1276-1316) adalah seseorang hadits Rasulullah yang berbunyi :
ulama fiqh dan ushul fiqh mazhab ‫ﻻ ﺿﺮر وﻻﺿﺮارﻓﻰ اﻻﺳ م‬
Hanbali yang dilahirkan di Desa
Menurutnya, inti dari seluruh
Thufi, Sharshar, Irak. Ia adalah
ajaran Islam yang termuat dalam
seorang ilmuwan yang haus
nash adalah mashlahah mursalah
terhadap berbagai ilmu
(kemaslahatan) bagi umat manusia.
pengetahuan, sehingga dalam
Karenanya, seluruh bentuk
sejarah tercatat ia belajar fiqh, ushul
kemaslahatan disyar’iatkan dan
fiqh, bahasa Arab, ilmu mantiq, ilmu
kemaslahatan itu tidak perlu
kalam, hadits, tafsir, sejarah, dan
mendapat dukungan nash, baik oleh
ilmu jadal (cara berijtihad).
nash tertentu maupun oleh makna
Pada tahun 691 H, ia telah
yang terkandung pada sejumlah
menghapal buku al-Muharrarfi al-
nash. Mashllahah menurutnya
Fiqh al-Hanbali (kitab Fiqh rujukan
merupakan dalil paling kuat yang
dalam mazhab Hanbali ) dan
secara mandiri dapat dijadikan
mendiskusikannya dengan Syaikh
alasan dalam menentukan hukum
Taqiy al- Din al- Zarzirati, ulama
syara’.31
besar mazhab Hanbali ketika itu.
Namun demikian, al- Thufi
Kebanyakan gurunya adalah ulama-
dalam menerapkan pendapatnya itu
ulama besar mazhab Hanbali di
terlebih dahulu menghindari bentuk-
zamannya, sehingga tidak
bentuk ibadah mahdlah sebagai
mengherankan al- Thufi dianggap
materi ijtihad. Al-Thifi
sebagai penganut mazhab tersebut.29
menggunakan mashlahah mursalah
dalam bidang mu’amalah dan semua

28 30
Nasrun Haroen, Ushul..., h. 123-124. Muhammad Hashim Kamali, Principles
29
Nasrun Haroen, Ushul..., h. 124-125. of Islamic Jurisprudence, (Selangor : Pelanduk
Publiccation, 1989), h. 348.
31
Harun Nasroen, Ushul..., h. 125-126.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 196
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

hukum yang lain di luar ibadah takhsish nash tersebut


muqaddarah.32 (pengkhususan hukum) dan bayyan
Ada empat prinsip yang dianut (perincian/penjelasan).
al- Thufi dalam menerapkan
f. Ulama Zhahiriyah dan Syi’ah
pendapatnya itu terlebih dahulu
Penolakan kehujjahan
menghindari bentuk-bentuk ibadah
mashlahah mursalah datang dari
mahdlah sebagai materi ijtihad. Al-
ulama Zhahiriyyah34 dan Syi’ah.
Thufi menggunakan mashlahah
Kalangan Zhahiriyyah dalam
mursalah yang menyebabkan
memahami nash sangat tekstual.
pandangannya berbeda dengan
Sehingga bila mereka menemukan
jumhur ulama, yaitu :33Akal bebas
suatu permasalahan yang belum
menentukan kemaslahatan dan
diatur oleh nash, mereka
kemafsadatan (kemudharatan),
mengabaikannya dengan begitu saja
khusunya dalam bidang mu’amalah
(tawaquf), Mereka berpendapat
dan adat. Untuk menentukan sesuatu
tidak boleh menerima sesuatu tanpa
termasuk mengenai kemaslahatan
dalil atau bukti.35
atau kemudharatan cukup dengan
Bagi Kalangan Syi’ah,
akal. Mashlahah merupakan dalil
pertimbangan mashlahah mursalah
dalam menetapkan hukum. Oleh 36
ada dalam otoritas Imam. Ijtihad
sebab itu, untuk kehujjahan
Imam tersebut landasannya adalah
mashlahah tidak diperlukan dalil
mashlahah. Akal dan ijtihad dapat
pendukung, karena mashlahah itu
digunakan menentukan hukum bila
didasarkan kepada pendapat akal
yang menentukannya imam mereka.
semata. Mashlahah merupakan dalil
Hasil ijtihad imam dipandang
yang paling kuat. Oleh sebab itu ia
terjamin kebenaranyya, karena
juga mengatakan apabila nash atau
mempunyai sifat ma’sum, suci dari
ijma’ bertentangan dengan
dosa.37
mashlahah mursalah maka
Bagi golongan yang menolak
didahulukan mashlahah dengan cara
mashlahah mursalah beralasan

32 35
Muhammad Hashim Kamali, Muardi Chatib, “Mashlahah...”,h. 409
36
Principles..., h. 349. Muardi Chatib, “Mashlahah...”, h. 4015-
33
Nasrun Harun, Ushul..., h.126 416; Amir Syarifuddin, Ushul..., h. 362.
34
Ibn Hazm al- Andalusi, Malakhash 37
Nourrouzzam Shiddieqi, Syi’ah dan
Ibthal al-Qiyas wa al-Ra’yi wa al-Istihsan, Khawarij Dalam Perspektif Sejarah,
(Beirut: Al-Maktabah al- Islamiy, t.t.), h. 84. (Yogyakarta: PLP2M, 1985), h. 62.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 197
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

bahwa mashlahah yang tidak dan pasti, bukan sekedar perkiraan,


didukung oleh dalil khusus akan sehingga hukum yang ditetapkan
mengarah pada salah satu bentuk melalui mashlahah benar-benar
pelampiasan dari keinginan hawa menghasilkan manfaat dan
nafsu yang cenderung mencari menghindari atau menolak
keenakan, mashlahah andaikata kemudharatan dan kemaslahatan itu
dapat diterima, ia termasuk ke dalam menyangkut kepentingan orang
kategori qiyas dalam arti luas. Dan banyak, bukan kepentingan pribadi
jika ia tidak mu’tabarah maka ia atau kelompok kecil tertentu.39
tidak termasuk qiyas, mengambil Sementara menurut al-
dalil mashlahah tanpa berpegang Ghazali40 ada beberapa syarat yang
pada nash terkadang akan berakibat harus dipenuhi terhadap
kepada sesuatu penyimpangan dari kemaslahatan yang dapat dijadikan
hukum syari’at dan tindakan hukum, yaitu mashlahah itu sejalan
kedzaliman, seandainya kita dengan jenis tindakan syara’ dan
memakai mashlahah sebagai mashlahah itu tidak meninggalkan
sumber hukum pokok yang berdiri atau bertentangan dengan nash
sendiri, niscaya hal ini akan syara’.
menimbulkan perbedaan hukum.38 Sedangkan menurut Abdul
3. Persyaratan Mashlahah Mursalah Wahab Khallaf Maslahah mursalah
Untuk bisa menjadikan dapat dijadikan sebagai legislasi
mashlahah mursalah sebagai dalil hukum Islam bila memenuhi syarat
dalam menetapkan hukum, ulama yang diantaranya adalah berupa
Malikiyah dan Hanabilah maslahah yang sebenarnya (secara
mensyaratkan tiga syarat, yaitu haqiqi) bukan maslahah yang
kemaslahatan itu sejalan dengan sifatnya dugaan, tetapi yang
kehendak syara’ dan termasuk berdasarkan penelitian, kehati-
dalam jenis kemashlahatan yang hatian dan pembahasan mendalam
didukung nash secara umum, serta benar-benar menarik manfa’at
kemaslahatan itu bersifat rasional dan menolak kerusakan, berupa

38 40
Muhammad Hahim Kamali, Abu Hamid al- Ghazali, Al-
Principles..., h. 122; Abu Zahrah, Ushul..., h. 323- Mustashfa...,h. 322-323.
324.
39
Muhammad Hasim Kamali, Principles...,
h. 349-347.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 198
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

43
maslahah yang bersifat umum, adalah
bukan untuk kepentingan ‫ا ﺻ ﻔ ﺎﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔإﻻﺑﺎﺣﺔإﻻٲﻧﯿﺪﻟﺪﻟﯿﻠﻌ ﺘﺤﺮ‬
perorangan, tetapi untuk orang ‫ﯾﻤﮭﺎ‬
banyak dan tidak bertentangan Hukum asal dalam semua
dengan hukum yang telah bentuk muamalah adalah boleh
ditetapkan oleh nash (alQur’an dan dilakukan kecuali ada dalil yang
al-Hadits) serta ijma’ ulama.41 mengharamkannya.44
4. Metode Mashlahah Mursalah Sejalan dengan kaidah tersebut
Dalam Penetapan Hukum di atas, maka dapat dikemukakan
Ekonomi Islam bahwa bisnis kontemporer itu
Dalam bisnis kontemporer, adalah boleh, sepanjang tidak
misalnya maraknya aktivitas bisnis bertentangan dengan prinsip-prinsip
saham, umat Islam banyak umum dalam muamalah. Apalagi
menghadapi keraguan hukum jika aktifitas bisnis kontemporer
terhadap bisnis ini. Sementara nash tersebut mengandung maslahah baik
al- Qur’an dan hadits sebagai secara individual maupun
sumber utama hukum Islam tidak komunal.45
menjelaskan bisnis saham ini secara Metode mashlahah mursalah
eksplisit. Dengan demikian, diterapkan pada penetapan:
mashlahah bisnis saham ini Larangan spekulasi46 valas karena
merupakan masalah ijtihadiyah mashlahah’ammah, penerapan dinar
yaitu perlu dicari solusi dan dirham karena
hukumnya.42 mashlahah’ammah, larangan
Di antara kaidah khusus di bidang dumping47 (Siyasah Ighraq) dalam
muamalah yang akan diterapkan penjualan suatu produk karena

41
Abdullah Wahab Khallaf, Ilmu Ushulul Menyelesaikan Masalah-Masalah Yang Praktis,
Fiqh, terj. Noer Iskandar al-Bansany, Kaidah- (Jakarta: Kencana, 2007), h. 130.
44
kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Dewan Syari’ah Nasional (DSN) selalu
Persada), Cet-8, 2002, h. 125. menggunakan Kaidah ini dalam Keputusan-
42
Abd, Salam Arif, ”Ushul Fiqh Dalam Keputusannya. Lihat A. Djazuli, Kaidah-
Kajian Bisnis Kontemporer”, dalam Ainurrofiq Kaidah..., h. 130.
45
(ed.), Mazhab Jogja Menggagas Paradigma Abd. Salam Arif, Ushul..., h. 209.
46
UshulFiqh Kontemporer, (Djogjakarta: Ar-Ruzz, Spekulasi adalah bentuk usaha yang
2002), h. 208. pada hakikatnya merupakan gejala untuk membeli
43
Jalaludin Abd. al- Rahman al- Sayuti, Al- sesuatu komoditi dengan harga yang murah pada
Asybah wa al- Naza’ir, (Beirut: Dar al- Fikr, suatu waktu dan menjualnya dengan harga yang
1996), h. 82; A. Djazuli, Kaidah-sKaidah Fikih: mahal pada waktu yang lain
47
Kaidah-Kaidah Hukum Islam Dalam Menurut kamus istilah perdagangan
internasional, dumping merupakan praktek

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 199
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

mashlahah produsen, larangan Kemudian mengenai dumping,


kartel48 dan monopoli karena untuk sesuai peraturan perdagangan
kemaslahatan konsumen dan lain- internasional, praktek dumping
lain.49 dianggap sebagai praktek
Menurut Ahmad Qorib dan perdagangan yang tidak jujur dan
Isnaini Harahap, dalam ekonomi dapat merugikan produsen produk
Islam uang bukan komoditas, saingan serta mengacaukan sistem
sementara dalam perdagangan valas pasar internasional. Praktek
uang menjadi komoditas sehingga dumping dalam menimbulkan kalah
yang terjadi adalah transaksi maya, bersaingnya produk sejenis dalam
karena dalam kegiatan bisnis ini negeri akibat harga produk impor
terjadi perputaran arus uang dalam tersebut jauh lebih murah
jumlah besar, tetapi tidak ada dibandingkan harga produk sejenis
kegiatan sektor riilnya (barang dan yang ada dalam negara domestik,
jasa). Dalam ekonomi Islam, segala sehingga bukan saja potensial untuk
bentuk transaksi maya dilarang, menutup industry sejenis di dalam
karena jika dibolehkan pasar uang negeri tetapi juga pemutusan
akan tumbuh jauh lebih cepat hubungan kerja (PHK) secara besar-
daripada pertumbuhan pasar barang besaran karena perusahaan dalam
dan jasa. Pertumbuhan yang tidak negeri harus menghemat biaya
seimbang ini akan menjadi sumber operasionalnya agar dapat bersaing
krisis ekonomi. Oleh karena itu dengan barang-barang impor yang
praktik spekulasi valas harus harganya sangat murah.51
dilarang, demi menjaga Selanjutnya, mengenai kartel
kemaslahatan perekonomian secara berdasarkan hukum anti monopoli,
menyeluruh.50 kartel dilarang di hampir semua

penjualan produk di negara tujuan ekspor dengan Ekonomi Islam, Analytica Islamica, Vol. 5, No. 1,
harga di bawah harga normal atau harga 2016, h. 72))
49
produsennya yang bertujuan untuk menguasai Agustianto Mingka (Frainer), Materi
pasar di luar negeri. (Eddie Rinaldy. Kamus Training Eksekutif Certifikat Ushul Fiqh
Istilah Perdagangan Internasional. (Jakarta: PT. Keuangan dan Perbankan Syari’ah, (Bengkulu:
Raja Grafindo Persada, 2000), h. 74)) Hotel Madelin, 4-5 November 2013), h.19.
48 50
Kartel adalah kesepakatan di antara Ahmad, Qorib dan Isnaini Harahap,
produsen-produsen yang independen untuk Penerapan Maslahah Mursalah dala Ekonomi
mengkoordinasi keputusan, sehingga masing- Islam, Analytica Islamica, Vol. 5, No. 1, 2016, h.
masing dari anggota kartel dapat memperoleh 74
51
keuntungan monopoli. (Ahmad, Qorib dan Isnaini Ibid, h. 72
Harahap, Penerapan Maslahah Mursalah dala

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 200
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

negara. Walaupun demikian, kartel mashlahah mursalahsebagai dalil syari’at,


tetap ada baik dalam lingkup namun kenyataannya mereka tidak
nasional maupun internasional, berbeda dalam menjadikan mashlahah
formal maupun informal. Dalam sebagai pertimbangan memahami teks
pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 syari’at dan berbagai peristiwa atau kasus
Tahun 1999 tentang Antimonopoli yang mereka jumpai dalam kehidupan
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, sehari-hari, bahkan telah digunakan oleh
disebutkan bahwa perjanjian kartel para ulama semenjak zaman sahabat nabi
dikategorikan termasuk sebagai sebagai pertimbangan ijtihad, meskipun
perjanjian yang dilarang. Dalam dengan istilah lain yang isinya sama
Pasal 11 disebutkan: “Pelaku usaha dengan mashlahah mursalah.
dilarang membuat perjanjian, Mashlahat mursalah ada yang bersifat
dengan pelaku usaha pesaingnya, untuk membaguskan manfaat dan ada
yang bermaksud untuk yang bersifat untuk menghilangkan
mempengaruhi harga dengan kemudharatan.
mengatur produksi dan atau
DAFTAR PUSTAKA
pemasaran suatu barang dan atau
Abu Zahrah, Muhammad,Ushul Fiqh Kairo:
jasa, yang dapat mengakibatkan
Dar al- Fikr al- Arabi, 1958
terjadinya praktek monopoli dan
Ahmad, Qorib dan Isnaini Harahap,
atau persaingan usaha tidak sehat.”52
Penerapan Maslahah Mursalah dala
C. PENUTUP
Ekonomi Islam, Analytica Islamica,
Mashlahah mursalah ialah sesuatu
Vol. 5, No. 1, 2016
yang dapat membawa manfaat yang
Al- Ghazali, Abu Hamid, Al-Mustashfa
dibutuhkan dalam kehidupan manusia
fi’ilmi al- Ushul, jilid 1, Beirut: Dar
secara umum, termasuk di dalamnya
al- Kutub al-Islamiyyah, 1983
sesuatu yang dapat menghalangi
Al- Khin, Mustafa Said, Atsar al-Ikhtilaf fi
mudharat: sedang teks syari’at tidak ada
al-Qawaid al-Fuqaha’, Kairo:
yang khusus membenarkan atau
Muassasah al-Risalah, t.t.
membatalkannya.
Al- Sayuthi, Jalaluddin Abd. Rahman, Al-
Meskipun para ulama berbeda tentang
Asybah wa al- Nazair, Beirut: Dar
pengertian istilah dan penggunaan
al- Fikr, 1996

52
Lihat UU No 5 Tahun 1999 tentang
Antimonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
M. Syakroni 201
Metode Mashlahah Mursalah dan Istishlah....

Al-Andalusi, Ibnu Hazm, Malakhash Ibthal Khallaf, Abu Wahab, Ilmu Ushul Fiqh,
al-Qiyas wa al-Ra’yi wa al-Istihsan, Kuwait: Maktabah al- Dakwah al-
Beirut: Al- Maktabah al- Islamiy, t.t Islamiyyah, 1956
Arif, Abd. Salam, “Ushul Fiqh Dalam Kajian Mingka, Agustianto (Trainer), Materi
Bisnis Kontemporer: dalam Training Eksekutif Certified Ushul
Ainurrofiq (ed.), Mazhab Jogja Fiqh Keuangan dan Perbankan
Menggagas Paradigma Ushul Fiqh Syari’ah, Bengkulu: Hotel Madelin,
Kontemporer, Djogjakarta: Ar- 4-5 November 2013
Ruzz, 2002 Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum
Chatib, Muardi, ”Mashlahah Mursalah Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Sebagai Suatu Pertimbangan Ijtihad Pustaka, 1978
Mengembangkan Hukum Fikih Shiddieqi, Nourrouzzaman, Syiah dan
yang Relevan Dengan Kebutuhan Khawarij Dalam Perspektif
masa kini,” Disertasi, PPS. IAIN Sejarah, Yogyakarta: PLP2M, 1985
SYAHID, Jakarta, 1989 Syakroni, M, “Mashhalih Mursalah dan
Djazuli, A, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah- Istishlah : Pengertian, Kehujjahan,
Kaidah Hukum Islam Dalam dan ”, (Makalah Diajukan Sebagai
Menyelesaikan Masalah-Masalah Bahan Diskusi Dalam Mata Kuliah
yang Praktis, Jakarta: Kencana, Fiqh Muqarran II), PPS.IAIN Ar-
2007 Raniry, Darussalam Banda Aceh,
Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh, Jakarta: Logos 1989
Publishing House, 1996 Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Jilid 2,
Ibrahim, Duski, Metode Penetapan Hukum Jakarta: Kencana, 2009
Islam: Membongkar Konsep al- UU No 5 Tahun 1999 tentang Antimonopoli
Istiqra’ al-Ma’nawi Asy-Syatibi, dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2008
Yahya, Mukhtar dan Fachturrahman, Dasar-
Kamali, Muhammad Hashim, Principle of
Dasar Pembinaan Hukum Fiqh
Islamic Jurisprudence, Selangor:
Islami, Bandung: Al- Ma’arif, 1993
Pelanduk Publication, 1989
Zuhaili, Wahbah, Ushul Fiqh al-Islamiy,
Khallaf, Abdul Wahab, Mashadir al-
Beirut: Dar al- Fikr al- Ma’asir,
Tasyri’al-Islamiy, Kuwait: Dar al-
1986
Qalam, 1972

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X

Anda mungkin juga menyukai