Teknik Fermentasi PDF
Teknik Fermentasi PDF
TEKNIK FERMENTASI
Oleh :
RAJIS (1004114302)
SUHARDI (1004136166)
1
I. TEKNIK FERMENTASI
1. Fermentasi Garam
Fermentasi garam dapat dibedakan dengan dua cara, yaitu :
Fermentasi dengan cara penggaraman kering, biasanya dilakukan terhadap
ikan- ikan yang mempunyai kandungan lemak rendah.
2
Fermentasi dengan cara penggaraman basah, yaitu merendam didalam
larutan garam dan cara tersebut biasanya dilakukan terhadap ikan-ikan
berlemak tinggi.
2. Fermentasi Laktat
Fermentasi asam laktat dapat terjadi sebagai akibat aktivitas bakteri asam
laktat yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Bakteri asam laktat homofermentatif.
Bakteri inin dapat mengubah 95% dari glukosa atau heksosa lainnya
menjadi asam laktat. Karbondioksida dan asam-asam volatile lainnya juga
dihasilkan, tetapi jumlahnya sangat kecil.
Homofermentatif C6H12O6
2CH3CHOHCOOH (asam laktat)
CH3CH2OH
(etanol)
3
1.2. Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi
Proses fermentasi bahan makanan pada dasarnya sebagai hasil kegiatan
beberapa jenis mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi bahan
makanan tradisional yaitu bakteri, khamir dan kapang.
4
c) Disimpan dalam wadah dan disusun berlapis, kemudian ditutup dan
dilakukan proses fermentasi tahap pertama selama 1-2 hari.
d) Selanjutnya dilakukan pembongkaran dan dibersihkan dari garam,
disimpan kembali kedalam wadah dan dilakukan proses fermentasi
tahap kedua agar terbentuk cita rasa yang khas. Tahap itu disebut
dengan tahap pematangan. Pada tahap itu dapat dilakukan fermentasi
selama satu minggu sampai beberapa bulan, tergantung pada cita rasa
yang diinginkan.
5
Garam yang dimasuk kedalam daging ikan akan menyebabkan terjadinya
perubahan kimia dan fisik terutama protein, garam akan mendenaturasi protein
dan mengakibatkan koagulasi,akibat dari proses itu, air akan keluar dari tubuh
ikan dan daging ikan akan mengkerut.
Enzim proterilitik yang terdapat dalam jaringan tubuh ikan terutama
terdapat dalam saluran pencernaan,yaitu bagian pilorik caenum dan lender
usus,pada pembuatan peda apabila pada bagian-bagian tersebut dihilangkan maka
kandungan enzim proteolitik dari jaringan ikan jauh berkurang dan yang banyak
aktif enzim dari aktifitas miroba.enzim proteolitik dari bakteri terutamadihasilkan
oleh bakteri yang bersifat halofilik.
b. Terasi
Salah satu olahan dari produk perikanan sebagai usaha pemanfaatan ikan
atau udang yang berkualitas rendah adalah terasi. Terasi merupakan produk
perikanan yang berbentuk pasta bahan baku yang biasa digunakan untuk terasi
berkualitas baik, sedangkan terasi bermutu rendah biasanya dibuat dari limbah
ikan,sisa ikan sortiran dengan bahan tambahan biasanya tepung tapiokaatau
tepung beras.
Kandungan padatan (protein,garam,Ca dan sebagainya) terasi udang
sekitar 27-30%,air 50-70% dan garam 15-20%. Sedangkan terasi yang dibuat dari
protein 20-45%, kadar air 35-50% garam 10-25% dan komponen lemak dalam
jumlah yang kecil sedangkan kandungan vitamin B12 cukup tinggi
Mikroba yang dapat diisolasi dari terasi anatara lain bakteri micrococcus,
aerococcus, corynebacterium, flavobacterium, chytopaga, bacillus, halobacterium,
dan acinetobacter selain beberapa jenis kapang.
6
26-42% adalah terasi yang baik, karna apabila kadar air terasi terlalu rendah
,maka permukaan terasi akan dselimuti oleh keristal-keristal garam dan tekstur
terasi minjadi tidak kenyal.
Komponen cita rasa yang terdapat pada terasi dapat dijabarkan sebagai
berikut ini. Asam lemak yang bersifat voltatil menyebabkan bau keasaman,
sedangkan ammonia dan amin menyababkan bau anyir beramonia. Sedangkan
balerang sederhana seperti sulfida menyebabkan bau yang merangsang pada
terasi.
Senyawa-senyawa voltatil yang terdapat dalam terasi barasal dari lemak
melaui proses oksidasi dan karna adanya aktiviats mikroba. Kandungan voltatil
yang tersebar diantara komponen voltatil lainya. Senyawa tersebut merupakan
senyawa yang sangat menentukan cita rasa dari terasi.
c. Kecap Ikan
Kecap ikan sebagai salah satu produk fermentasi ikan. Kecap ikan
memiliki cita rasa yang berbeda dengan kecap yang dibuat dari kacang kedelai.
Warnanya bening kekuningan sampai coklat muda dengan rasa lain yang relative
serta banyak mengandung senyawa nitrogen. Selain komponen nitrogen kecap
iakn juga mengandung mineral yang penting bagi tubuh. Contih nya garam NaCl
atau garam calcium.
Tabel 2. Komposisi Kimia Kecap Ikan
Komposisi Jumlah (mg/l)
Keasaman 2,5-3
NaCl 275-280
Total N 11,2-22
N Organik 7,5-15
N Formol Titrasi 8-16
N Amonia 3,5-7
N Asam Amino 4,5-9
Mikroba yang berhasil diisolasi dari produk kecap ikan antara lain bakteri
halofilik dan khamir.kapang yang ditemukan seperti Cladosporium harbarum,
Aspergillus fumigatus dan Penicillium notatum. Sedangkan dari jenis khamir
7
berupa caudida clausenii. Beberapa jenis bakteri yang berperan dalam tahapan
pembuatan kecap ikan sebagai berikut.
a) Pada awal fermentasi Baccilus sp, terutama B.coagulans, B,
megateriuam dan B,subtillis
b) Pada pertengahan fermentasi Staphylococcus epidermis, B.
lincheniformis, Micrococcus calpogenes
c) Pada akhir fermentasi M. variens dan M. saprophyticus
d.Bekasam
Bekasam merupakan produk olahan ikan dengan cara fermentasi yang
rasanya asam. Olahan tersebut banyak dikenal didaerah jawa tengah dan Sumatra
selatan. Ikan yang didapat iakn air tawar seperti lele, ikan mas, tawes, ikan gabus,
nila dan mujair.
Pengolahn bekasam didaerah Kalimantan selatan umunya dikenal dengan
nama samu. Bahan baku berupa ikan gabus, ikan betook,ikan sepat siam, dan
sepat rawa, dengan penambahan garam sekitar 15-20%, dan ditambah samu atau
beras ginseng sebanyak 15 % kemudian difermentasi ± satu minggu sampai
menghasilkan aroma dank has bekasam.
e. Wadi
Menurut Estiawati (1993), wadi adalah salah satu produk ikan awetan
tradisional dengan metode pengaraman dan dilanjutkan dengan proses fermentasi.
Wadi adalah ikan yang masih utuh namun menghasilkan aroma fermentative,
bentuk nya tidak mengalami perubahan tetap serupa dengan bahan baku dan
merupakan salah satu olahan tradisional Kalimantan selatan
Wadi ikan betook adalah produk fermentasi yang berbentuk ikan utuh
semi basah, kulit berwarna hitam, bertekstur liat dengan aroma spesifik, serta
mempunyai rasa yang sangat asin. Pada prinsipnya, wadi dibuat dengan cara
pengaraman kering (pickling) dengan konsentrasi garam 20-50% b/b pada suhu
8
kamar tujuh hari hingga beberapa bulan didalam satu wadah tertutup rapat
(Khairina, 1989)
Prinsip pengolahan wadi dengan proses fermentasi garam dan fermentasi
laktat, dan berdasarkan hasil penelitian Khairina (2000), Ariyati (2004)
konsentrasi garam yang digunakan pada pengolahan wadi ikan betook adalah 16%
berdasarkan penelitian Ranggono (2005) untuk menguragi kandungan garam
dalam produk wadi cumi-cumi tidak terlalu asin dapat ditambahkan variasi antara
garam 12% dengan gula merah 10%.