Anda di halaman 1dari 2

NAMA : WAHDAH ULIN NAFISAH

NIM : 12030118120094
KELAS : PENGAUDITAN 2 KELAS C

1. Risiko- risiko inheren:


a. Risiko inheren penting yang melekat pada akun penjualan adalah waktu pengakuan
pendapatan. Pendapatan hanya dapat diakui bila direalisasikan atau dapat
direalisasikan dan diperoleh..
b. Risiko inheren utama yang melekat pada akun piutang dagang adalah bahwa jumlah
bersih tidak dapat tertagih, karena piutang yang tercatat tidak mewakili klaim asli
atau tidak ada penyisihan yang tidak mencukupi untuk tidak tertagihnya piutang
tersebut.
c. Risiko inheren yang melekat apada akun kerugian cadangan piutang adalah
d. Risiko inheren yang melekat pada akun beban kerugian piutang adalah
e.
2. Uji Cut off (pisah batas) adalah pemisahan catatan transaksi periode saat ini dengan periode
tahun berikutnya. Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan apakah kilen
menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penjualan yang
termasuk dalam tahun yang diaudit disbanding dengan tahun sebelumnya..

Tujuan cut-off bagi auditor adalah untuk memeriksa apakah transaksi- transaksi telah dicatat
sesuai dengan tanggal/waktu pisah batas yang telah ditentukan, sehingga pencatatan telah
dilakukan pada periode akuntansi atau tahun buku yang tepat. Serta untuk menentukan
perlakuan yang tepat.

Contoh Uji Cut Off:


Untuk perusahaan yang menjual energi/listrik yang pelayanannya terus menerus tanpa
henti, menentukan waktu pisah batasnya adalah pencatatan meter pemakaian listrik bulan
Desember. Jika pencatatan meter tanggal 24 Desember, maka penjualan energi/listrik
sesudah tanggal 24 Desember dihitung sebagai penjualan tahun buku berikutnya.
Tanggal/waktu pisah batas harus ditetapkan oleh perusahaan dan sekali ditetapkan, harus
dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun.

3. Dokumen sumber dan dokumen yang pakai dibuat oleh klien,yang ditinjau dari segi kompetensinya
lebih rendah bila dibandingkan dengan dokumen yang berasal dari pihak luar. Dengan demikian jika
struktur pengendalian lemah maka terbuka kemungkinan untuk mencatat transaksi penjualan yang
fiktif. Oleh karena itu, pembuktian keberadaan, kelengkapan, hak milik atas piutang usaha berkaitan
dengan pembuktian apakah transaksi penjualan benar-benar telah dilakukan oleh perusahaan, bukan
hanya transaksi penjualan fiktif saja. Untuk itu prosedur konfirmasi dilakukan.

Langkah auditor dalam melakukan konfirmasi:


 Menentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan
 Memilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi
 Kirimkan surat konfirmasi
Jenis konfirmasi:
a. Konfirmasi positif
Adalah konfirmais yang auditor meminta jawaban penegasan dari debitur, baik dalam hal terdapat
kesesuaian maupun ketidaksesuaian antara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya
dengan saldo utangnya yang tercantum di dalam surat konfirmais tersebut.

b. Konfirnasi negative
Adalah konfirmasi yang auditor meminta jawaban penegasan dari debitur hanya jika terdapat
ketidaksesuaian anatara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya dengan saldo utangnya
yang tercantum didalam surat konfirmasi tersebut.

4. unrecorded liabilitas adalah adalah utang yang belum dicatat. Hal ini diamksudkan oleh auditor untuk
mendeteksi adanya kemungkianan penyajian utang lancar yang lebih rendah dari saldo yang seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai