Anda di halaman 1dari 3

BAB 9 : Audit Perpajakan

1. Apakah pelaksanaan kewajiban perpajakan setiap wajib pajak bisa dikurangi?

 Kewajiban pajak perusahaan tidak dapat dikurangi karena perpajakan perusahan terikat
dengan undang-undang dan aturan perpajakn. Namun perushaan dapat meminimalkan
pengeluarannya dalam memenuhi keseluruhan pelaksanaan perpajakan agar kewajiban
perpajakan jadi efektif dan efisien . minimalisasi pembayaran pajak dilakukan dengan
cara pengelolaan atas transaksi yang dikelola dan diatur sehingga memungkinkan untuk
untuk membebankan semua beban komersial ke dalm beban fiscal dan menghindari
penerimaan dari pengenaan pajak sehingga mampu menghemat engenaan pajak.
.

2. Apa manfaat dari pelaksanaan yang taat atas kewajiban perpajakan?



1. Menghindari sanksi perpajakan
Secara umum sanksi pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu sebelum pemeriksaan
(sanksi dalam tahun berjalan) dan sanksi pajak akibat pemeriksaan pajak.
2. Menghindari adanya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan karena baru
ditemukan pada saat pemeriksaan.
3. Menghindari kadaluarsa masa pengkreditan pajak
4. Menghindari adanya pajak masukan yang tidak bias dikreditkan karena pajak
masukan tersebut tidak dapat dikonfirmasi oleh pemeriksa.
5. Menghindari kadaluarsa pengajuan keberatan pajak yakni tiga bulan setelah
penerbitan SKP
6. Mengusahakan persetujuan pengurangan angsuran PPh pasal 25 bila berdasarkan
hasil review syarat syarat pengurangan angsuran pasal 25 sudah bisa dipenuhi
7. Mengusahakan surat keterangan bebas pajak bila berdasarkan hsil review syarat
syarat pemberian SKB terpenuhi

3. Apa yang menyebabkan diperlukannya audit perpajakan?


 Audit perpajakan diperlukan untuk:
1. Mengelola kewajiban perpajakan perusahaan dengan efektif dan efisien
2. Mengelola dan mengatur transaksi perusahaan untuk menghemat pengguanaan
dana dari pemenuhan kewajiban pajak
3. Mengoptimalisasi sumber daya dalam memenuhi kewajiban pajak
4. Menghindari terjadina sengketa pajak, kerugian akibat denda dan sanksi
administrasi.
5. Memberi penilaian terhadap ketaatan dan pemenuhan kewajiban pajak
4. Apa perbedaan audit pajak yang dilakukan oleh aparat perpajakan dibandingkan dengan audit
perpajakan yang dilakuskan oleh audit internal pajak?

 Audit pajak yang dilakukan oleh aparat perpajakan Negara lebih focus, teliti dan
menekankan pada penilaian atas ketaatan dwajib pajak dalam memenuhi kewaijban
perpajakanya dan menyelamatkan penerimaan Negara sedangkan audit pajak oleh auditor
internal lebih mementingkan pada kepentingan evaluasi internal terhadap bagaimana
perusahaan mengelola kewajiban perpajakan dengan efektif dan efisiensi,singga
optimalisasi penggunaan sumber daya dalam memenuhi kewajiban pajak dapat tercapai.

5. Sebut dan jelaskan ruang lingkup audit internal perpajakan?

 Ruang lingkup audit dalam efisensi pembayaran pajak:


1. Meminimalkan penghasilan kena pajak (taxable revenue)
2. Memaksimalkan deuctile expense

Ruang lingkup dalam ketaatan dan pelaksanaan wajib pajak:

1. Pemungutan dan pemotongan pajak


2. Penghitungan pajak dengan benar
3. Penyetoran pajak tepat waktu
4. Pelaporan pajak secara lengkap da tepat waktu

6. Apa tujuan dan manfaat dari audit perpajakan?


 Tujuan dari audit melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan kewajiban pajak
perusahaan yang menilai:
1. Ketepatan kebijakan pajak yang ditetapkan perusahaan dan kemampuan dalam
memberikan panduan untuk mengelola kewajiban pajakyang efektif dan efisien.
2. Kemampuan meminimalkan konsekuesi pajak dari transaksi yang terjadi di perusahaan
tersebut
a. Memaksimalkan biaya fiscal dalasetiap pengeluaran
b. Meminimalkan pendapatan fiscal dalam setiap penerimaan.
3. Kemampuan perusahaan dalam menaati ketentuan dan peraturan pajak
a. Melakukan pemungutan pajak
b. Menghitung pajak dengan benar
c. Menyetor dan melapor seluruh kewajiban pajak dengan benar dan tepat waktu

Manfaat dari auditperpajakan sebai pencegah terhada kegagalan perusahaan dalam


mengelola kewajian perpjakannya yang seharusnya ekonomis,efisien dan efektif.
7. Manajemen pajak yang efektif dan efisien mensyaratkan adanya pengelolaan transaksi yang
meminimalisir penghasilan kena pajak dan meningkatakan deductible expenses. Bagaimana
auditor menilai praktik ini untuk memastikan ketaatannya terhadap peratutan dan ketentuan
perpajakan yang berlaku?
 Manajemen perpajakan harus mampu secara maksimal menjadikan beban beban komersial
yang tidak diakui sebagai beban fiscal (nondeductible expenses) ini menjadikan beban fiskal
(deductible expenses) melalui penetapan kebijakan pepajakan dan akutansi yang dapat
dijadikan panduan dalam mengelola transaksi agar beban beban tersebut menjadi
deductible. Namun auditor tidaklah menyimpang dari peraturan perpajakan.

8. Efektifitas dan efisiensi pengelolaan kewajiban perpajakan berhubungan dengan dua stadra
penting yaitu standar akutansi keuangan dan ketentuan peraturan pajak. Bagaimana auditor
menilai ketaan perusahaan dalam penerapan kedua standar tersebut dalam pengeloan
kewajiban perpajakan?

 Audit perpajakan melakukan penilaian terhadap:


1. Kebijakan perpajakan yangditetapkan perusahaan, yang biasanya terintegrasi dengan
kebijakan operasional dan kebijakan akuntansi
2. Aplikasi manajemen pajak,yang mengelola transaksi perpajakan perusahaan , untuk
meminimalkan pembayaran pajak tanpa melanggar ketentuan dan peraturan pajak
3. Pelaksanaan menyeluruh terhadap kewajiban perpajakan yang diatur dalam undang
undang dan peraturan pajak secara umum berkaitan dengan
pemungutan,perhitungan,penyetoran dan pelaporan

9. Bagaimana auditor menilai efisiensi dan efektivitas pengelolaan wajib pajak ada Pph pasal 21?
 Auditor internal perpajakan harus memastikan bahwa data data karyawan yang dihitung
pajaknya adalah data yang terbarukan,penerapan tariff PTKP dan tariff pajaknya serta
pengisian SPTnya akurat,penyetoran dan pelaporan pajaknya tidak terlambat.

Anda mungkin juga menyukai