Anda di halaman 1dari 26

Seviana Rinawati,SKM, M.

Si
Dasar Hukum
• UU No 1 Th 1970 : Keselamatan Kerja.
• SNI 03-1745-2000 : tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan atau gedung. Ketentuan : Jarak antar pilar hydrant 30 – 35 m.
Perlindungan per pilar hydrant 1000 m. Panjang selang +/- 30 m
• NFPA 14 : pipa tegak
• SNI 03-6570-2001
• NFPA 20 : Pompa Pemadam
• Fire Hidrant System : jaringan alat pemadam yg dihubungkan dengan
sumber air melalui sistem pompa dan jaringan pipa-pipa yg digunakan
untuk mengalirkan air yg dibutuhkan pada operasi pemadaman
kebakaran.
Sumber Air Hydrant
• FHS,
Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Lampiran : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999

• Potensi Bahaya Kebakaran RINGAN


1. Tempat Ibadah
2. Gedung/Ruang Perkantoran.
Potensi bahaya kebakaran ringan 3. Gedung/Ruang Pendidikan
adalah tempat kerja yg mempunyai 4. Gedung/Ruang Perumahan
jumlah dan kemudahan terbakar 5. Gedung/Ruang Perawatan
rendah, dan apabila terjadi kebakaran 6. Gedung/Ruang Restoran
melepaskan panas rendah sehingga 7. Gedung/Ruang Perpustakaan
menjalarnya api lambat. 8. Gedung/Ruang Perhotelan
9. Gedung/Ruang Lembaga
10. Gedung/Ruang Rumah Sakit
11. Gedung/Ruang Museum
12. Gedung/Ruang Penjara
Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Lampiran : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999

• Potensi Bahaya Kebakaran SEDANG 1


1. Tempat Parkir
2. Pabrik Elektronika
Potensi bahaya kebakaran sedang 1
adalah tempat kerja yang mempunyai 3. Pabrik Roti
jumlah dan kemudahan terbakar 4. Pabrik Barang Gelas
sedang, menimbun bahan dengan tinggi 5. Pabrik Minuman
tidak lebih dari 2,5 M dan apabila 6. Pabrik Permata
terjadi kebakaran melepaskan panas
sedang sehingga menjalarnya api 7. Pabrik Pengalengan
sedang. 8. Usaha Binatu
9. Pabrik Susu
Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Lampiran : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999

• Potensi Bahaya Kebakaran SEDANG 2


1. Penggilingan Padi 11. Penyulingan
Potensi bahaya kebakaran 2. Pabrik Bahan Makanan 12. Pabrik Barang Kelontong
sedang 2 adalah tempat kerja 3. Percetakan dan Penerbitan 13. Pabrik Barang Kulit
yang mempunyai jumlah dan 4. Bengkel Mesin 14. Pabrik Tekstil
kemudahan terbakar sedang,
menimbun bahan dengan tinggi 5. Gudang Pendinginan 15. Perakitan Kendaraan
lebih 4 M dan apabila terjadi 6. Perakitan Kayu Bermotor
kebakaran melepaskan panas 7. Gudang Perpustakaan 16. Pabrik Kimia (Bhn Kimia
sedang sehingga menjalarnya 8. Pabrik Barang Keramik dg kemudahan terbakar
api sedang. 9. Pabrik Tembakau sedang)
10. Pengolahan Logam 17. Pertokoan dg Pramuniaga
kurang dari 50 orang
Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Lampiran : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999

• Potensi Bahaya Kebakaran SEDANG 3


1. Ruang Pameran 14. Pabrik Pesawat Terbang
Potensi bahaya kebakaran 2. Pabrik Permadani 15. Pabrik Pakaian
3. Pabrik Makanan
sedang 3 adalah tempat 4. Pabrik Sikat 16. Pabrik Tepung Terigu
kerja yang mempunyai 5. Pabrik Ban 17. Pabrik Minyak Nabati
jumlah dan kemudahan 6. Karung 18. Penggergajian dan
terbakar tinggi dan apabila 7. Bengkel Mobil pengolahan Kayu
terjadi kebakaran 8. Pabrik Sabun 19. Pabrik Makanan Kering dari
9. Pabrik Tembakau
melepaskan panas tinggi 10. Pabrik Lilin
Bahan Tepung
sehingga menjalarnya api 11. Studio & Pemancar 20. Pertokoan dengan
cepat 12. Pabrik Barang Plastik Pramuniaga lebih dari 50
13. Pergudangan orang
Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Lampiran : Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999

• Potensi Bahaya Kebakaran BERAT


1. Ruang Pameran
Potensi bahaya kebakaran Berat 2. Pabrik Kimia dengan kemudahan terbakar tinggi
3. Pabrik Kembang Api
adalah tempat kerja dimana 4. Pabrik Korek Api
terdapat bahan-bahan yang 5. Pabrik Cat
mempunyai jumlah nilai 6. Pabrik Bahan Peledak
kemudahan terbakar tinggi dan 7. Pemintalan Benang & Kain
apabila terjadi kebakaran 8. Penggergajian Kayu yang menggunakan Bahan Mudah
Terbakar
melepaskan panas sangat tinggi 9. Studio Film & TV
dan penjalaran api sangat cepat 10. Pabrik Karet Buatan
11. Hanggar Pasawat Terbang
12. Penyulingan Minyak Bumi
13. Pabrik Karet Busa & Plastik Busa
Fire Hydrant System
• Komponen Hidran antara lain :
a. Sistem persediaan air
b. Sistem tekanan/aliran (pompa)
c. Jaringan pipa
d. Kopling outlet/pilar
e. Slang dan nozel
f. Sistem kontrol tekanan & aliran
g. Outdoor fire hydrant
h. Indoor fire hydrant
i. Seameses connection
Sumber Air Hydrant
a. Sistem persediaan air FHS,
b. Kapasitas Aliran Hydrant

• Kelas 1  1000 GPM atau lebih


• Kelas 2  500 – 1000 GPM
• Kelas 3  < 500 GPM

• Volume Reservoir
a. Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Ringan : 45 Menit
b. Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Sedang : 60 Menit
c. Klasifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Berat : 90 Menit
c. Jaringan Pipa Pemadam

• Jaringan Pipa Pemadam adalah fasilitas untuk menerima


supply air pemadam dari sumber air ke seluruh area yang
dilindungi
• Jenis pemasangan jaringan pipa pemadaman : diatas tanah,
dibawah tanah dan dipasang tegak lurus (stand pipe)
• Jaringan pipa pemadam terdapat :
a. Pilar Hydrant : double outlet dan single outlet
b. Gate Valve : mengontrol aliran air di seluruh pipa distribusi
c. Elevated Storage
d. Water Reservoir
e. Stand-pipe
Fire Hydrant System
Distribusi Air Hydrant
• Gravity System,
• Direct Pumping System,
• Combination System
Tenaga Penggerak : pompa pemadam kebakaran dapat digerakkan baik
secara otomatis maupun manual.
• Motor listrik
• Motor diesel
Pompa pemadam kebakaran :
• Jockey fire pump
• Electrical fire pump
• Combustion engine (Diesel Fire Pump)
Jockey Fire Pump
Kapasitas = 10 % dari main pump (50 GPM)
Fungsi pompa jockey pump :
• untuk mempertahankan tekanan statis didalam jaringan system hydrant
• bekerja untuk mengembalikan tekanan keposisi semula
• Untuk memantau kebocoran pada jaringan system hydrant
• hidup (start) secara otomatis pada saat kerangan outlet dibuka atau ada
nya kebocoran pada jaringan system hydrant
• stop secara otomatis pada saat kerangan outlet ditutup
Pompa Utama

KAPASITAS 500/1000 GPM


Fungsi pompa utama :
• Sebagai penggerak utama bekerjanya sistem hidrant
• Bekerja secara otomatis setelah kapasitas maximum Jockey Pump
terlampaui
• Start secara otomatis dan stop secara manual
Diesel Fire Pump
Kapasitas 500/1000 GPM
Diesel fire pump sebagai pompa cadangan
Fungsinya :
• sebagai penggerak cadangan dari sistem hydrant
• tetap siaga “operasi”
• bila pompa utama mengalami gangguan atau sumber listrik PLN mati
• Start secara otomatis dan stop secara manual
3 jenis Pompa
Pompa jockey selain fungsi utamanya juga dapat sebagai
pengontrol jika terjadi kebocoran pada instalasi hydrant.
Pompa elektrik setelah menggantikan tugas dari jockey pump
ketika kapasitasnya maskimal/terlampaui. Pompa ini akan
otomatis hidup dan mati melalui panel kontrol pompa atau bisa
diatur otomatis mati pada tekanan tertentu.
Diesel fire pump bekerja ketika pompa elektrik melampaui batas
atau ketika listrik padam. Pompa diesel bekerja dengan sumber
daya listrik independen/diesel.
Ketiga pompa berfungsi saling melengkapi dan terintegrasi
sehingga hydrant gedung mutlak memiliki 3 pompa tersebut.
Pipa Tegak (Stand Pipa)
Pipa tegak  pipa yang dipasang vertical dari lantai terbawah
sampai dengan lantai teratas bangunan yang dihubungkan dari pipa
penyalur. Diameter pipa bervariasi antara 4”, 6” dan 8” sesuai
dengan besar-kecilnya sistem hidrant yang dipasang Daerah

• Fungsi : sebagai fasilitas untuk


menyambung selang kebakaran
didalam gedung baik horiozontal
maupun vertikal
• Ukuran Pipa Tegal (Riser) Tergantung
Dari Tinggi Bangunan
1. KURANG DARI 100 FT = 4”
2. TINGGI 100M FT = 6”
3. LEBIH 100 FT = 6” (DIBATASI S/D 275 FT
Penyalur Semprotan Air
: Fire Hose (selang pemadam)

Coupling (sambungan) :

: Hose reel

Nozzle :
Fire Departement Connection
Fire Departement Connection (Siamese connection)  bagian dari
instalasi pipa hydrant yg terletak diluar bangunan dan digunakan untuk
mensupply air dari mobil pemadam Dinas Pemadam Kebakaran setempat

• Coupling di bangunan harus sama dengan coupling dari mobil


dinas pemadam kebakaran
Penyalur Semprotan Air
Fire Hose (selang pemadam) : harus kuat menahan tekanan air yg
tinggi, tahan gesekan, tahan pengaruh bahan kimia, bersifat kuat-ringan-
elastis, panjang 30 m, ukuran 1,5” & 2,5”, dilengkapi coupling ukuran 1-
1,5-2,5 inch.

Nozzle : alat penyemprot yg merupakan titik ujung sistem penyaluran air


sebagai tempat pengeluaran air untuk pemadaman kebakaran. Berfungsi
untuk mengatur bentuk pancaran air dan mengatur arah pancaran
mencapai sasaran.
Pancaran jet : Pancaran Spray :
Prinsip Kerja Hydrant
 Prinsip kerja Hydrant : air yg masuk ke dalam tabung udara
menekan katup hantar bergerak ke atas dan secara otomatis air yg
sebelumnya sudah berada di dalam tabung udara akan tersalurkan menuju
pipa suplai akibat tekanan tersebut.
 Cara Kerja Hydrant : jockey pump memompa air dari reservoir menuju
hydrant yg biasa pada tekanan air 6-8 bar, jika tekanan menurun tugas
jockey pump digantikan electri pump (membutuhkan listrik, saat
kebakaran terjadi pemutusan listrik maka akan digantikan diesel pump).
Air dari hydrant melalui bagian-bagianya seperti fire hose, nozzle, valve
akan mengalirkan air menuju sasaran.
Penggunan Hydrant
 .
Penggunan Hydrant
 .
Pemeriksaan Hydrant
 Pengecekan & perawatan Hydrant : minimal dilakukan 1 tahun
sekali.
 Pengecekan Hydrant : memastikan hidrant pilar dan valve tidak
terhambat dan dapat diakses dengan mudah. Buka valve beberapa
putaran agar udara dapat keluar serta dapat memastikan valve masih
dalam kondisi baik. Nyalakan pompa untuk mengetes bagian masih
berfungsi dengan baik seperti : valve, selang, nozzle memastikan setiap
sambungan tidak ada kebocoran. Melakukan flushing agar tidak terjadi
pengendapan lumpur pada hydrant. Pemberian tanda pada bagian yg
mengalami kerusakan/gangguan untuk dilakukan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai