Anda di halaman 1dari 10

Transformasi Pegadaian di Era Industri 4.

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Business and Management)

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5

Alfredo Leonardo Sihombing (41P20005)


Evy Widyaningrum (41P20013)
Lady Varesqua Valentina (41P20021)
Taufik Nur Rachman (41P20029)

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020

0
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kasus
Memasuki usia 118 tahun dan menyandang predikat sebagai market leader dengan
market share hampir 90% dari industri pergadaian nasional, menuntut PT Pegadaian
(Persero) (atau selanjutnya disebut PT Pegadaian) untuk senantiasa beradaptasi dalam
menghadapi perubahan zaman termasuk era industri 4.0. Pada era tersebut terjadi
perubahan massive atas berbagai aspek proses bisnis yang sebagian besar sudah
berbasiskan digital, seperti big data, digital technology, hingga artificial intelligence.
Salah satu strategi yang ditempuh PT Pegadaian dalam menghadapi perkembangan
tersebut adalah dengan melakukan transformasi perusahaan. Transformasi merupakan
langkah strategis yang dilakukan perusahaan untuk menyesuaikan individu, sistem dan
infrastruktur yang dimiliki dengan era atau situasi baru. Proses penyesuaian ini tentunya
membutuhkan investasi yang besar, baik dari sisi materil maupun non materil.
PT Pegadaian merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dibentuk oleh pemerintah sebagai lembaga keuangan yang berfungsi untuk menyalurkan
pinjaman atas dasar hukum gadai. Kemudahan nasabah dalam menjangkau jaringan
kantor yang tersebar luas, proses layanan serta transaksi yang tradisional dan sederhana,
menjadi competitive advantage PT Pegadaian dibandingkan dengan perusahaan pesaing
selama ini. Selanjutnya bagaimana perusahaan mampu mengarahkan langkah ke depan
dalam menghadapi era industri 4.0 melalui strategi transformasi?
Semenjak tahun 2018, PT Pegadaian melakukan transformasi secara signifikan
seiring dengan pergantian kepemimpinan. Hingga saat ini, hasil dari transformasi tersebut
memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan kinerja perusahaan. Keberhasilan
inilah yang mendorong Kelompok 5 untuk melakukan studi kasus terkait proses
transformasi di PT Pegadaian sekaligus menghubungkannya dengan teori-teori dalam
Managing Organization Structure and Culture dan Organizational Control of Change.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana PT Pegadaian menghadapi era industri 4.0?
b. Apa saja langkah yang ditempuh PT Pegadaian dalam menjalankan transformasi
dalam menyikapi era industri 4.0?

1
B. PEMBAHASAN
1. Profil Perusahaan
Awal mula berdirinya PT Pegadaian dimulai pada tahun 1746 saat VOC mendirikan
Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai. Selanjutnya pada tahun 1811 Pemerintah Inggris mengambil alih dan
membubarkan Bank Van Leening, dimana pada periode tersebut masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan usaha pergadaian. Pada tanggal 1 April 1901, didirikan PT
Pegadaian negara pertama di Sukabumi. Selanjutnya pada tahun 1905 PT Pegadaian
mengalami perubahan bentuk lembaga menjadi Jawatan dan sejak saat itu PT Pegadaian
mengalami beberapa kali perubahan badan hukum sampai dengan tahun 2012, menjadi
sebuah badan hukum berbentuk Persero.
Pada awal pendiriannya di tahun 2012, PT Pegadaian memberikan layanan secara
langsung melalui tatap muka dengan nasabah dan calon nasabah. Nasabah yang
memerlukan layanan PT Pegadaian dapat mengunjungi gerai-gerai offline yang tersebar
di beberapa lokasi. Pada periode tersebut core business perusahaan adalah bisnis gadai
dan fokus pada segmen nasabah mass market/menengah ke bawah.
Namun dalam rangka mengikuti perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat
yang memerlukan layanan yang efisien, cepat dan akurat, kapanpun dan dimanapun, PT
Pegadaian fokus melakukan beberapa perubahan diantaranya melakukan diversifikasi
maupun inovasi produk sehingga perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih
beragam, merubah pola transaksi menjadi berbasis digital, melakukan ekspansi bisnis
melalui berbagai channel seperti cabang, sales force, agen dan kanal digital, serta
memperluas segmentasi nasabah dengan menyasar segmen nasabah di kategori mass
affluent dan affluent yang spesifik.
Sampai dengan 31 Desember 2019 tercatat PT Pegadaian telah memiliki 12 Kantor
Wilayah, 61 Kantor Area, 642 Kantor Cabang, 3.481 Kantor Unit Pelayanan Cabang, dan
4.123 outlet. Dengan menawarkan produk atau jasa unggulan yaitu Bisnis Gadai, Bisnis
Kredit Mikro Fidusia, Bisnis Syariah, Pembiayaan Emas, dan Jasa lainnya kepada
nasabah dan calon nasabah.
Saat ini PT Pegadaian memiliki 4 (empat) entitas anak yang memberikan kontribusi
bagi perusahaan, yaitu PT Balai Lelang Artha Gasia, PT Pesona Optima Jasa, PT Pesona
Indonesia Jaya serta PT Pegadaian Galeri Dua Empat.

2
2. Landasan Teori
Pada suatu organisasi terdapat dua struktur yang mengatur organisasi tersebut,
yakni functional structure dan divisional structure.
Functional Structure adalah suatu struktur organisasi yang terdiri dari seluruh
departemen pada organisasi yang memproduksi barang atau jasa. Keuntungan
pengelompokan pekerjaan berdasarkan fungsinya antara lain setiap orang yang memiliki
pekerjaan serupa dapat saling bekerja sama dan belajar dari satu sama lain dan semakin
ahli dan dapat tampil pada tingkat yang lebih tinggi, dan mudah untuk diamati serta
dievaluasi performanya, selain itu dengan jenis pekerjaan yang sama maka akan tampak
karyawan yang berdedikasi tinggi sehingga lingkungan pekerjaan dapat menjadi
lingkungan yang kompetitif. Akan tetapi, functional structure dapat menyebabkan
struktur organisasi kurang efisien dan efektif karena setiap manajer dari beberapa fungsi
dapat kesulitan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan yang lain ketika mereka
bertanggung jawab untuk beberapa jenis produk atau jasa yang berbeda, selain itu manajer
juga sudah sangat sibuk untuk memimpin departemennya masing-masing dan mencapai
target departemennya sehingga kurang fokus terhadap target organisasi.
Divisional Structure adalah suatu struktur organisasi yang terdiri dari berbagai unit
bisnis, yang mana didalamnya terdapat fungsi-fungsi yang bekerja sama untuk
memproduksi seuatu produk terhadap suatu konsumen. Tujuan dari divisional structure
adalah untuk menciptakan struktur yang kecil sehingga mudah untuk diatur dalam suatu
organisasi. Apabila pembagian divisi bergantung pada jenis barang atau jasa yang
diberikan maka disebut product structure, apabila pembagian divisi bergantung pada area
atau lokasi operasi disebut geographic structure, sedangkan apabila pembagian divisi
bergantung pada tipe konsumen maka disebut market structure.
Transformasi perusahaan merupakan perubahan strategi dan manajemen guna
menyesuaikan individu, proses, dan infrastruktur dengan situasi terbaru. Tanpa
transformasi, risiko bisnis menjadi kian besar sehingga tidak relevan jika dikaitkan situasi
market terbaru. Transformasi dari faktor eksternal antara lain perubahan regulasi atau
perubahan aliran pemasukan atau pendanaan. Sedangkan transformasi dari faktor internal
dapat dipicu dari kurang berkembangnya kemampuan manajemen dari tiap individu yang
terlibat di perusahaan, pendiri yang ingin meninggalkan perusahaan tanpa ada penerus,
atau perusahaan yang mengembangkan produk baru sehingga butuh strategi baru.

3
Dengan melakukan transformasi, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam
berkompetisi. Market selalu bergerak dinamis sesuai tuntutan konsumen, dan dengan
menjaga diri tetap adaptif, perusahaan akan lebih mudah melakukan pendekatan sesuai
situasi market. Melalui transformasi pula, perusahaan dapat tetap sejalan dengan
ekspektasi konsumen. Jika produk ataupun jasa yang ditawarkan ternyata tidak lebih baik
dari perusahaan lain di bidang yang sama, konsumen tentu akan beralih ke perusahaan
lain.
Revolutionary Change atau perubahan revolusioner terjadi ketika terdapat suatu
perubahan dalam organisasi, yang dapat mengubah budaya dalam perusahaan. Perubahan
yang terjadi antara lain perubahan model bisnis dan perubahan struktur organisasi, yang
mungkin melibatkan proses pembentukan visi dan misi baru. Perubahan revolusioner
menghadirkan peluang untuk mengevaluasi kembali tingkat efektivitas dan konfigurasi
dalam struktur dalam organisasi di setiap divisi serta sumber daya manusia yang dapat
menambah nilai organisasi.
Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi
cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi
yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses
pengaplikasiannya. Contoh konkrit yang dapat diambil dari pemanfaatan teknologi pada
bidang industri adalah proses pembukuan dan produksi yang kini sudah dapat dengan
mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.
Organizational culture adalah gabungan antara keyakinan, harapan, nilai, dan
norma bersama yang memengaruhi bagaimana anggota organisasi berhubungan satu
sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Culture atau budaya
berpengaruh terhadap perilaku kerja dan sikap dari setiap individu maupun kelompok
dalam suatu organisasi. Di dalam suatu organisasi setiap individu membagi nilai, norma
dan standar yang diharapkan dalam bentuk perilaku. Sehingga dalam organisasi terdapat
nilai dan norma yang mengiring organisasi tersebut dalam mengambil keputusan dan aksi.
Empat sumber utama dari budaya dalam suatu organisasi adalah karakter anggota, etika
organisasi, sifat hubungan karyawan, dan struktur desain organisasi. Kinerja manager
untuk mempengaruhi keempat faktor tersebut menentukan budaya organisasi untuk
menjadi kuat dan mudah beradaptasi atau lemah dan tidak mudah berubah.

4
3. Analisis Kasus
Transforming: Organizational Structure
Berdasarkan teori dalam buku Contemporary Management, yang dimaksud dengan
struktur organisasi adalah sistem formal tugas dan hubungan pelaporan yang
mengkoordinasikan dan memotivasi anggota organisasi sehingga mereka bekerja sama
untuk mencapai tujuan organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
antara lain: lingkungan organisasi; teknologi; strategi; dan sumber daya. Berdasarkan hal
tersebut maka bagaimana PT Pegadaian men-redesign struktur organisasinya sebagai
bagian dari proses transformasi?
Sebelum transformasi dilakukan, perusahaan mempunyai struktur organisasi
berbentuk functional structure yang terdiri dari Direktorat Produk, Direktorat
Operasional, Direktorat Manajemen Aset, Direktorat Keuangan dan Teknologi Informasi
serta Direktorat SDM dan Hukum. Namun kini setelah proses transformasi, terdapat
beberapa penyesuaian yang berfokus pada efektivitas alur kerja serta proses kontrol dalam
rangka memberikan dukungan optimal dan mengakomodir transformasi perusahaan.
Adanya penambahan dan/atau penguatan unit kerja dibidang manajemen risiko, teknologi
informasi serta transformasi dan inovasi. Pada tahun 2019, PT Pegadaian membentuk
direktorat baru yaitu Direktorat Transformation Office yang mempunyai tugas untuk
mengeksplorasi model bisnis baru, memperbarui proses bisnis, dan memperbarui budaya
kerja di lingkup organisasi agar lebih agile dalam mengembangkan produk/layanan.
Salah satu output dari direktorat tersebut adalah dikembangkannya aplikasi Pegadaian
Digital Service (PDS) yang menawarkan sejumlah layanan, seperti Gadai Online dan Jual
Beli Emas. Berdasarkan data perusahaan, sebanyak 2 juta nasabah dari total 13,86 juta
nasabah di 2019 kini telah melakukan transaksi digital melalui PDS.
Organizational Culture sebagai bagian dari proses Transformasi
Sebagaimana telah disebutkan dalam latar belakang bahwa PT Pegadaian
menghadapi tantangan dalam menyikapi perkembangan industri 4.0. Beberapa
permasalahan mendasar yang melekat pada perusahaan seperti karakteristik sebagian
besar nasabah yang kurang mengenal teknologi (umumnya berusia diatas 40 tahun) dan
proses transaksi gadai yang masih menggunakan metode tradisional (adanya penyerahan
barang dan transaksi barang jaminan secara manual serta mengandalkan outlet fisik untuk
ekspansi) menuntut perusahaan untuk dapat bertindak kreatif dan inovatif agar tantangan

5
tersebut berubah menjadi sebuah peluang ditengah ketatnya persaingan industri jasa
keuangan Indonesia.
Dalam menghadapi dinamika eksternal, PT Pegadaian memutuskan untuk
mengubah mindset dan budaya kerja pegawai yang diharapkan dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa transformasi PT Pegadaian
berfokus pada 2 (dua) area, yaitu transformasi digital dan transformasi kultural. Untuk
transformasi mindset, perusahaan menggunakan Strategi G-5star nomor lima yaitu Great
Culture.
Sebelum proses transformasi, perusahaan memiliki nilai-nilai perilaku yang disebut
dengan INTAN, yaitu Inovatif, Nilai Moral Tinggi, Terampil, Adi Layanan, dan Nuansa
Citra. Kini setelah proses transformasi dilakukan maka nilai-nilai perilaku tersebut
disesuaikan menjadi G-Values (Great Culture Values) yaitu Integrity, Profesional,
Mutual Trust, Customer Focus, dan Social Values. Penyesuaian ini bertujuan untuk
menyelaraskan dengan kebutuhan perusahaan terkini dan tujuan yang ingin dicapai
kedepan yaitu menjadi “The Most Valuable Financial Company di Indonesia” dan
sebagai “Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat.”
Leadership Change and Impact
Adanya pemimpin yang mampu menggerakkan setiap lini pegawai bawahannya
adalah salah satu faktor penentu keberhasilan transformasi yang dilakukan PT Pegadaian.
Pemimpin tersebut adalah Bapak Sunarso selaku Direktur Utama yang menjabat pada
tahun 2018 yaitu tahun dimulainya proses transformasi di perusahaan.
Menurut beliau, seorang pemimpin harus mampu menyetimbangkan, yaitu menakar
berapa persen yang harus inspiratif, berapa persen yang harus motivatif, dan berapa
persen yang harus instruktif. Atas hal tersebut dibutuhkan kejelian seorang pemimpin
untuk menilai kekuatan dan kelemahan tim bukan hanya rely on system.
Dengan sejumlah pengalaman leadership yang dimiliki sebelumnya, Bapak
Sunarso membangun kultur dalam perusahaan dengan menempatkan role model di semua
level. Untuk pegawai yang level organisasinya sudah cukup, mereka cukup butuh sosok
role model yang mampu menginspirasi atau memotivasi. Sedangkan untuk pegawai yang
level organisasinya masih dibawah, mereka membutuhkan sosok role model yang mampu
memberikan instruksi dengan jelas. Beliau juga mencanangkan metodelogi transformasi
perusahaan yaitu 4D (Discover, Dream, Design, dan Deliver).

6
Transformation: Result
Salah satu bukti transformasi yang dapat masyarakat lihat dari PT Pegadaian adalah
adanya beberapa outlet dan jaringan kantor yang mendirikan The Gade Café Coffee &
Gold yang merupakan perpaduan dari kafe, kantor cabang PT Pegadaian dan co-working
space. Selain itu, perusahaan membuat nama The Gade sebagai nickname agar lebih
terkesan milenial, yang selanjutnya dapat disingkat G. Sebagai contoh apabila terdapat
anak usaha perusahaan yang menjual emas atau selama ini dikenal dengan nama PT
Pegadaian Galeri 24, kini di branding dengan singkatan G-24.
Mendirikan The Gade Café Coffee & Gold merupakan salah satu upaya PT
Pegadaian untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Konsep kafe diharapkan dapat
menarik kaum milenial yang memilih kafe sebagai alternatif lokasi bekerja sembari
menikmati secangkir kopi dengan ditunjang fasilitas internet berkecepatan tinggi.
Harapannya adalah konsumen yang datang dapat menjadi potensial nasabah baru karena
mereka datang tidak hanya sekedar membeli kopi namun juga tertarik untuk berinvestasi
dan gadai emas bahkan pembiayaan.
Layanan usaha perusahaan kini juga disesuaikan dengan kebutuhan nasabah
(beyond customer need) terutama terkait kemudahan dalam bertransaksi, antara lain: (1)
digitalisasi proses bisnis (pick-up and delivery service untuk Agen maupun Gadai Online
melalui aplikasi PDS); (2) modernisasi penyimpanan barang jaminan dan alat taksir; (3)
branch transformation dengan melakukan “redesign” model bisnis; (4) penataan outlet
dan klasifikasi cabang, menyesuaikan dengan struktur organisasi dan tata kerja Kantor
Wilayah, Cabang, Area, dan Unit Pembantu Cabang; dan (5) adanya agen gadai berbentuk
perseorangan yang tersebar di sekitar outlet/kantor cabang terdekat. Untuk aplikasi PDS,
nasabah dapat bertransaksi mulai dari pembukaan rekening baru, menabung, transfer,
buyback atau menggadai Tabungan Emas-nya hingga pengajuan pembiayaan usaha.
Dari sisi produk, selain tetap fokus pada bisnis utama yaitu produk gadai, PT
Pegadaian juga mengengembangkan bisnis pembiayaan, dimana pembiayaan dapat
berbasis gadai dan/atau berbasis non-gadai (fidusia) melalui multifinance atau fintech
(P2P Lending atau payment). Sedangkan untuk inovasi produk adalah dengan
meluncurkan produk Gadai Efek dan Arrum Umroh sebagai implementasi dari digital
micro & consumer lending serta fee based product.

7
C. KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
• PT Pegadaian telah melakukan revolutionary change dalam bentuk transformasi
digital dan kultural, yang diimplementasikan dalam bentuk transformasi pada: (1)
struktur organisasi perusahaan; (2) budaya organisasi; dan (3) peran aktif pimpinan.
• Transformasi yang dilakukan PT Pegadaian antara lain :
a. Perubahan model operasi di mana model transaksi yang semula lebih tradisional
dan bersifat paper based, menjadi berbasis digital sehingga proses transaksi
nasabah menjadi lebih efisien serta end to end journey yang harus dilalui nasabah
menjadi lebih mudah dan singkat.
b. Perubahan saluran penjualan dari tradisional (melalui kantor cabang) menjadi
multichannel (cabang, dan sales force, serta agen dan kanal digital).
c. Perluasan segmentasi nasabah, dari fokus segmen nasabah mass market
(menengah kebawah) menjadi mass serta mass affluent dan affluent yang
spesifik.
Berdasarkan kinerja keuangan, PT Pegadaian menjadi salah satu dari sedikit
perusahaan yang tetap mampu mencatat kinerja positif di masa pandemi. Dari segi
jumlah nasabah, pada April 2020, perusahaan mencatat pertumbuhan nasabah
sebanyak 14,73 juta orang dan pada Mei 2020 sebanyak 14,90 juta orang. Sedangkan
dari sisi penjualan (omset), pada April 2020 perusahaan berhasil mencetak Rp 53,90
triliun, dan terus meningkat pada Mei 2020 sebesar Rp 65,61 triliun. Adapun labanya,
pada April 2020 sebesar Rp 1,13 triliun dan pada Mei 2020 sebesar 1,32 triliun.
Berdasarkan hal-hal diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah transformasi yang
dijalankan Pegadaian sudah on the right track.
2. Saran dan Rekomendasi
• Perubahan budaya perusahaan karena transformasi membutuhkan komitmen seluruh
lapisan insan PT Pegadaian, oleh karena itu dibutuhkan budaya perseroan yang lebih
kuat, dimana perubahan budaya tersebut dirasa lebih relevan dan sesuai dengan fokus
transformasi saat ini.
• Menerapkan organizational control untuk memastikan hal yang sudah berjalan dengan
baik tetap berjalan meskipun terjadi perubahan kepimpinan.
• Continuous improvement untuk untuk mencapai organizational goals.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jones, Gareth R., dan George, Jennifer M. 2019. Contemporary


Management, 11th Edition, Chapter 10 “Managing Organizational Structure
and Culture” and Chapter 11 “Organizational Control and Change”. NY:
McGraw-Hill,
Pegadaian.co.id. (2020). Profil Sejarah Perusahaan. Diakses pada 10
November 2020, dari https://www.pegadaian.co.id/profil/sejarah-
perusahaan
Sprinthink.id. (19 November 2019). Kenapa Transformasi Perusahaan
Sangat Penting? Diakses pada 10 November 2020, dari
https://www.sprinthink.id/kenapa-transformasi-perusahaan-sangat-
penting/
Kakiewrites.wordpress.com. (28 Maret 2016). Forming the Basis for
Revolutionary Change in Organizations. Diakses pada 10 November 2020,
dari https://kakiewrites.wordpress.com/2016/03/28/forming-the-basis-
for-revolutionary-change-in-
organizations/#:~:text=Revolutionary%20change%20happens%20when%2
0something,because%20accelerating%20change%20evolves%20gradually.
Jagoanhosting.com. (6 Agustus 2019). Era Revolusi Industri 4.0: Semua
Hal Yang Perlu Kamu Ketahui. Diakses pada 10 November 2020, dari
https://www.jagoanhosting.com/blog/era-revolusi-industri-4-0/
Kompas.com. (20 Juli 2020). Inovasi Tiada Henti Dari Pegadaian
Transformation Office. Diakses pada 11 November 2020, dari
https://biz.kompas.com/read/2020/07/20/133032928/inovasi-tiada-
henti-dari-pegadaian-transformation-office
Itworks.id. (12 Oktober 2019). Top Digital Awards 2019: Transformasi PT
Pegadaian (Persero) Mengincar Generasi Milenial Sebagai Nasabah
Potensial. Diakses pada 11 November 2020, dari
https://www.itworks.id/22267/top-digital-awards-2019-transformasi-pt-
pegadaian-persero-mengincar-generasi-milenial-sebagai-nasabah-
potensial.html
Dailysocial.id. (15 Juli 2020). Upaya Transformasi Pegadaian di Era
Disrupsi Jasa Keuangan. Diakses pada 12 November 2020, dari
https://dailysocial.id/post/transformasi-pegadaian-disrupsi-keuangan

Anda mungkin juga menyukai