Anda di halaman 1dari 14

MINI RESEARCH

“Eksistensi Teknologi Tradisional Mengarah Ke Modernisasi”


Dosen Pengampu : Dra.Trisni Andayani.,M.Si

Oleh

Nama : Henri Hasudungan Sinaga

Nim : 5181131005

Kelas : Reguler A

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat dan rahmatNya. Penulis
mampu menyelesaikan mini research ini dengan baik..
Mini Research ini membahas tentang Teknologi Tradisional yang Mengarah Ke
Modernisasi. Penulis berharap semoga pembaca dapat memahami isi materi yang
disampaikan dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penyusunan mini research ini.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
untuk kesempurnaan mini research ini. Demikian yang dapat Penulis sampaikan, atas
perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.

Medan, November 2020

Penulis

Henri Hasudungan Sinaga

Nim. 5181131005

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
GAMBARAN UMUM.....................................................................................................................3
A. Uraian Permasalahan..........................................................................................................3
B. Subjek Penelitian.................................................................................................................3
C. Assesment Data....................................................................................................................3
BAB III.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
3.1 Perkembangan Setrika Dari Zaman Tradisional Ke Zaman Modern.........................4
a. Setrika Kuno....................................................................................................................5
b. Setrika Listrik Biasa........................................................................................................6
c. Setrika Listrik Otomatis.................................................................................................7
d. Setrika Uap......................................................................................................................8
3.2 Eksistensi Teknologi Tradisional yang Mengalami Modernisasi.................................8
BAB IV...........................................................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
4.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Modernisasi dan globalisasi merupakan fenomena sosial yang pada saat ini
sedang melanda bangsa-bangsa di dunia. Modernisasi merupakan produk dari aliran
filsafat modern. Filsafat abad modern dimulai dengan tiga aliran yaitu empirisme
dengan tokohnya Francis Bacon (1220 M), rasionalisme dengan tokohnya Rene
Decartes (1596 M) dan kritisisme yang dipelopori oleh Immanuel Kant (1724).
Ketiga aliran ini menghasilkan pemikiran-pemikiran modern yang bersifat
positivistik, teknosentrik, dan rasionalistik, serta grand narrative yang dimaknai
sebagai suatu kebenaran yang bersifat universal.
Lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern, menghasilkan peradaban
modern. Menurut Soekanto (2001. Hlm.387) , untuk menjadi modern masyarakat
harus memiliki, cara berpikir ilmiah (scientific thinking), sistem pengumpulan data
yang baik dan teratur, terciptanya iklim yang favourable, terciptanya sistem
administrasi yang baik, tingkat organisasi yang tinggi, serta sentralisasi
perencanaan sosial (social planning). Apabila syarat-syarat tersebut terpenuhi maka
masyarakat sedang memasuki peradaban modern
Dampak yang perlu dicermati dan dikritisi dari modernisasi dan globalisasi
adalah homogeneity bidang sosial, budaya dan ekonomi bahkan ideologi bangsa
bangsa di dunia. Dari aspek budaya, karena kekuatan globalisasi ini dikendalikan
oleh negara-negara yang memiliki peradaban yang lebih maju baik dari segi
teknologi, finasial maupun manajerial, maka homogeneity didominasi oleh
kekuatan negara-negara modern yang efeknya terjadi proses transformasi lokal
yang mengarah pada melunturnya nilai sosial budaya lokal itu sendiri.
Kuatnya daya tarik dan propaganda yang luar biasa tentang modernisasi dan
globalisasi, berujung pada saling berlombanya bangsa-bangsa di dunia termasuk
Indonesia untuk bertransformasi dari masyarakat tradisional menuju bangsa
modern. Gambaran masyarakat modern yang identik dengan kemajuan di bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi dan politik menjadi daya tarik

1
tersendiri bagi bangsa-bangsa baik di negara-negara terbelakang maupun negara
berkembang
Maka dari itu, penulis ingin membuat sebuah penelitian tentang eksistensi
teknologi tradisional yang mengalami modernisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka didapatkan rumusan masalah yang didapatkan
adalah:
1. Perkembangan setrika dari zaman tradisional ke zaman modern.

1.3 Tujuan

1. Penulisan laporan penelitian mini riset ini diajukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar”
2. Menambah pengetahuan lebih dalam lagi mengenai Eksistensi Teknologi
Tradisional yang Mengarah ke Modernisasi.

1.4 Manfaat

1. Mendorong motivasi dan semangat untuk melakukan penelitian.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM
A. Uraian Permasalahan
1) Eksistensi teknologi tradisional apa yang mengarah ke modernisasi dari zaman
ke zaman.
2) Bagaimana perkembangan teknologi tradisional tersebut hingga mengarah pada
modernisasi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang ada dalam penulisan ini adalah perkembangan


setrika dari zaman tradisional ke zaman modern.

C. Assesment Data

Informasi yang didapat mengenai penulisan ini dengan melakukan Studi


Pustaka pada literature - literatur yang ada. Sehingga diperoleh data-data ataupun
informasi mengenai eksistensi teknologi tradisional yang mengarah ke modernisasi
untuk dikembangkan menjadi karya tulis mahasiswa.

3
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Setrika Dari Zaman Tradisional Ke Zaman Modern
Setrika (dari bahasa Belanda: strijkijzer) adalah cara menghilangkan kerutan
dari pakaian dengan alat yang dipanaskan. Alat yang biasanya digunakan untuk hal
ini juga disebut “setrika”. Biasanya pakaian yang baru dicuci harus disetrika agar
kembali mulus. Hal ini terjadi karena ketika molekul-molekul polimer dalam serat
pakaian dipanaskan, serat-serat tersebut diluruskan karena beban dari setrika.
Setelah dingin, pakaian mempertahankan bentuk lurus ini. Beberapa bahan pakaian
perlu diberi air untuk melonggarkan ikatan antar molekul. Saat ini terdapat banyak
bahan pakaian dari polimer sintetis yang dipromosikan sebagai bahan yang tidak
perlu disetrika.
Setrika kuno dibuat dari besi yang diisi arang membara. Saat ini setrika
kebanyakan dibuat dari aluminium dan baja tahan karat, dengan sumber panas dari
listrik. Di dalam setrika terdapat thermostat yang mengendalikan suhu. Selain itu
beberapa setrika modern juga dapat mengubah air menjadi uap air untuk
membasahi pakaian. Setrika panas yang sedang tidak digunakan harus diletakkan
tegak lurus sehingga tidak membakar permukaan di bawahnya dan menyebabkan
kebakaran. Selain itu terdapat juga setrika nirkabel yang dipanaskan di sebuah
docking station, dan setrika portable yang bentuknya kecil untuk menyetrika dasi
atau untuk dibawa bepergian. Selain Setrika diberi thermostat, ada juga thermofuse
yang digunakan untuk pengaman yang fungsinya sama seperti sikring, namun pada
suhu panas yang melewati batas toleransi thermofuse akan putus.
Setrika sudah dikenal sejak 400SM di Yunani, pada saat itu setrika
digunakan untuk merapikan lipatan-lipatan vertikal pada pakaian kebesaran. Selain
di Yunani setrika juga telah digunakan di Romawi dengan nama preleum, tekhnik
yang digunakan pada masa itu adalah “pressing” yaitu suatu tekhnik penekanan
yang mirip dengan mekanisme alat pemeras buas anggur. Setrika juga sudah
dikenal di wilayah asia terutama di negara China pada abad ke-1SM, setrika
tersebut mirip dengan bentuk setrika pada zaman sekarang yaitu berupa pot yang
terbuat dari logam yang dapat diisi dengan bara api atau arang kayu.

4
Pada awal abad ke-17 di daerah Inggris ditemukan setrika dengan
nama”Sadiron” yang berasal dari bahasa Inggris kono “sald” yang artinya “solid”.
Setrika ini berbentuk potongan logam tebal dengan permukaan bawah yang rata
dan pada bagian atas diberi pegangan. Dari bentuk yang sederhana maka
ditemukanlah jenis setrika yang berbentuk kotak logam bergagang yang di
dalamnya dapat diisi dengan bara api.
Di tahun 1870 seorang ibu rumah tangga yang bernama Mary florence potts
memodivikasi setrika sadiron menjadi berbentuk runcing,pada kedua ujungnya,
kemudian dia memperbaharui lagi dengan menambahkan pegangan yang dapat
dilepas, jadi saat setrika dipanaskan maka panasnya tidak akanmerambat ke
pegangan tersebut.
Pada tahun 1882 setrika listrik generasi pertama ditemukan dan dipatenkan,
namun pada saat itu kurang populer karena aliran listrik belum tersebar begitu luas.
Dan pada awal abad ke-20 mulailah setrika listrik dikenal ke seluruh dunia, pada
tahun 1920 setrika listrik mulai dilengkapi dengan komponan thermostat yaitu
komponen yang berfungsi untuk mengintrol suhu setrika. Selanjutnya mulailah
dikembangkan berbagai bentuk dan fitur setrika yang sekarang banyak dipakai di
seluruh dunia.

a. Setrika Kuno
Jenis setrika ini terbuat dari logam tebal dengan gagang/pegangan yang
terbuat dari kayu. Sumber panasnya didapat dari bara arang kayu yang dimasukkan
ke dalam badan setrika. Bila kita akan menyetrika pakaian maka harus membuat
bara dari arang kayu dulu setelah itu baru setrika dapat digunakan, yang perlu
diperhatikan saat menggunakan jenis setrika ini adalah abu sisa arang atau percikan
arang kecil yang kadang-kadang keluar dari celah yang ada pada sisi setrika yang
dapat merusak pakaian yang sedang disetrika, selain itu hindari menyetrika pakaian
yang berbahan tipis atau tidak tahan panas karena panas dari bara api sangat tinggi
sekali maka dikhawatirkan akan merusak kain tipis tersebut.

5
b. Setrika Listrik Biasa
Setelah ditemukannya listrik maka manusiapun berfikir untuk dapat
membuat setrika listrik yang dipanaskan oleh listrik, jenis setrika ini dibuat dengan
sebuah lilitan kawat yang dialiri arus listrik, penggunaannya cukup praktis hanya
tinggal memasukkan kabel penghubung ke stopkontak listrik selanjutnya tinggal
menunggu beberapa menit maka sertikapun panas dan sudah dapat digunakan, tidak
seperti setrika kuno yang harus membuat arang dulu baru dapat digunakan.
kekurangan dari setrika ini adalah tidak dapat mengontrol suhu sehingga hanya
memiliki panas pada derajat tertentu saja.
Setrika listrik biasa tanpa pengatur panas merupakan jenis setrika yang
paling sederhana. Setelah kabel listrik disambungkan pada sumber listrik, arus
listrik akan mengalir dari sumber menuju elemen, kemudian Setrika berangsur-
angsur menjadi panas.
Jika kondisi ini dibiarkan berlangsung terus, maka setrika akan rusak karena
terlampau panas dan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Oleh sebab itu, Setrika
jenis ini tidak boleh ditinggalkan tanpa dilepaskan dari sumber listrik.
Setrika listrik menggunakan elemen pemanas bentuk lilitan, elemen tersebut
dijepitkan antara plat dasar dengan plat penjepit. Setelah setrika listrik mendapat
tegangan listrik, maka elemen pemanas dialiri arus listrik, sehingga
membangkitkan panas, panas tersebut akan merambat pada plat dasar dan juga
menjadi panas.

6
Gambar Setrika Listrik Biasa

c. Setrika Listrik Otomatis


Setrika ini listrik otomatis adalah perkembangan dari pendahulunya yang
masih sederhana, kelebihan dari setrika ini adalah mempunyai alat pengontrol suhu
yaitu thermostat, thermostat ini berfungsi mengatur kesetabilan suhu setrika yang
tingkat derajat suhunya dapat diatur menurut keinginan kita.Selain itu pada lapisan
bawah setrika sudah dilapisi dengan bahan anti lengket yang akan menambah
kenyamanan saat digunakan.

Gambar Setrika Listrik Otomatis

7
d. Setrika Uap
Jenis setrika uap ini sama dengan jenis setrika generasi sebelumnya tetapi
ada sedikit tambahan fitur yaitu selain dapat dipakai untuk menyetrika seperti biasa,
setrika jenis ini juga dapat menyetrika dengan menggunakan uap panas yang
disemprotkan dari bagian atau bawah setrika, jadi setrika tidak perlu menyentuh
pakaian yang kita setrika. uap yang dihasilkan adalah berasal dari air yang
ditambahkan pada bagian teeertentu pada setrika. Untuk perkembangan selanjutnya
setrika yang diproduksi tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya hanya
saja kenyamanan dan kualitas dari anti lengket yang banyak ditambahkan pada
setrika.

Gambar setrika uap

3.2 Eksistensi Teknologi Tradisional yang Mengalami Modernisasi


Arus globalisasi yang bergerak sangat cepat membawa pengaruh dan
perubahan dibidang teknologi dan mempengaruhi pola hidup manusia. Thomas
Froedman (2005) dalam bukunya The World Is Flat berpendapat bahwa teknologi
adalah kekuatan pendorong di belakang globalisasi, sementara kekuatan lain dari
perubahan sosial (institusi sosial, populasi, lingkungan) memainkan peran yang
relatif kecil.
Dampak globalisasi terhadap teknologi menyebabkan terjadinya perubahan
besar khususnya bagi manusia, yang telah dimudahkan dalam kemajuan
komunikasi, teknologi dan informasi. Masyarakat modern  memiliki

8
ketergantungan menjalani kehidupan di mana teknologi informasi dan komunikasi
menjadi katalisator kemajuan manusia.Kemajuan manusia di tandai dengan evolusi
teknologi membuat masyarakat modern tidak berhenti bereksplorasi, dan terus
berinovasi menciptakan teknologi untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia di masa yang akan datang.
Perubahan teknologi ditandai dengan konsep modernisasi yang merupakan
suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke arah yang lebih maju atau
meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara
tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam perkembangannya  Perubahan  teknologi selaras dengan perkembangan
manusia modern yang memiliki tingkat mobilitas tinggi, mencari pelayanan yang
mudah, fleksibel, efesien dan efektif. Jika,zaman dahulu masyarakat melakukan
aktivitas masih secara manual/tradisional namun seiring dengan kemajuan tingkat
kebudayaan dan peradaban manusia, perkembangan teknologi berkembang dengan
cepat. Semakin maju kebudayaannya, semakin berkembang teknologinya karena
teknologi merupakan perkembangan dari kebudayaan yang maju dengan pesat
(Adib, 2011, p.254). Dalam Kehidupan masyarakat modern hampir semua yang di
lakukan bersinggungan dengan teknologi. Kemajuan teknologi mempermudah
kehidupan manusia dalam beraktifitas dengan lebih praktis dan efisien.

9
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perubahan  teknologi selaras dengan perkembangan manusia modern yang
memiliki tingkat mobilitas tinggi, mencari pelayanan yang mudah, fleksibel,
efesien dan efektif. Jika,zaman dahulu masyarakat melakukan aktivitas masih
secara manual/tradisional namun seiring dengan kemajuan tingkat kebudayaan dan
peradaban manusia, perkembangan teknologi berkembang dengan cepat. Semakin
maju kebudayaannya, semakin berkembang teknologinya karena teknologi
merupakan perkembangan dari kebudayaan yang maju dengan pesat. Dalam
Kehidupan masyarakat modern hampir semua yang di lakukan bersinggungan
dengan teknologi. Kemajuan teknologi mempermudah kehidupan manusia dalam
beraktifitas dengan lebih praktis dan efisien.

4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa Mini Reserach ini masih sangat sederhana dan
jauh dari kata sempurna karena penulis yakin bahwa referensi yang penulis baca
juga sangat minim. Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi
kembali apa yang sudah penulis paparkan di atas. Mudah-mudahan sumbangsih
pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada penulis dapat membuat
karya tulis ini lebih berguna bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of
Agricultural Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East
Java. ADRI International Journal Of Agriculture, 1(1).

11

Anda mungkin juga menyukai