Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR BISNIS

PENGERTIAN BISNIS

Pada saat mendengar kata “bisnis”, ingatan kita sejenak akan membayangkan
berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti PT Unilever Indonesia, PT
Indofood Sukses Makmur maupun berbagai perusahaan kecil yang melakukan kegiatan
perdagangan dan produksi, dari penghasil sepatu di Cibaduyut sampai para pedagang eceran
di Pasar Rumput. Semua pihak tersebut melakukan kegiatan bisnis. Lalu apa yang di maksud
dengan bisnis itu sendiri? Menurut Steinhoff (1979: 5) “Business is all those activites
involved in providing the goods and services needed or desired by people (bisnis adalah
segala kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan atau
diinginkanorang). Dalam pengertian ini kegiatan bisnis sebagai aktivitas penyedia barang dan
jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen, dapat dilakukan oleh organisasi
perusahaan yang memiliki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun
perorangan yang tidak memiliki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki
lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) serta usaha informal lainnya.

Produk (products) yang dihasilkan dan diperdagangkan oleh kegiatan bisnis secara
keseluruhan mencakup tangible goods maupun intangible goods (jasa). Tangible goods
merupakan barang-barang yang dapat di indera ole panca indera manusia seperti mobil,
rumah, kursi, ballpoint, mie instan, sabun cuci, dll. Sedangkan jasa (sevvices) adalah produk
yang tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah
konsumen mengkonsumsi jasa tersebut. Sebagai contoh kehandalan seorang pengacara dalam
memberikan jasanya tidak dapat diukur dari keberadaan fisik maupun asal suku bangsa
pengacara tersebut. Jasa seorang pengacara pada saat menangani kasus hukum perdata
maupun pidana akan terasa setelah pengacara tersebut melakukan pembelaan terhadap
kliennya di depan pengadilan sehingga kliennya tersebut dapat terbebas dari jerat hukum.
Jasa yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan bisnis kepada konsumen misalnya: jasa
pengacara, jasa notaris, jasa dokter, jasa guru, dll.

Pengertian bisnis lainnya diberikan oleh Griffin dan Ebert (1996), menurut mereka,
“Business is an organization that provides goods or services in order to earn profit”. Sejalan
dengan definisi tersebut, aktivitas bisnis melalui penyediaan barang dan jasa bertujuan untuk
menghasilkan profit (laba). Suatu perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total
pendapatan pada satu periode (total revenues) lebih besar dari total biaya (total costs) pada
periode yang sama.

Laba merupakan daya tarik utama yang mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan bisnis. Melalui laba yang diciptakan oleh aktivitas bisnis maka pelaku bisnis dapat
mengembangkan skala usahanya menjadi lebih besar lagi.

Akumulasi laba yang diperoleh melalui aktivitas bisnis dapat pula diinvestasikan ke
dalam portfolio usaha yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (corporate value). Secara
sederhana nilai perusahaan merupakan penjumlahan dari utang perusahaan (debt) ditambah
dengan ekuita modal sendiri (equity).

Dalam kaitannya dengan investasi kembali laba usaha, maka laba usaha dapat
diinvestasikan kembali untuk memperbesar skala usaha, melakukan pembelian saham,
pembelian obligasi atau diinvestasikan ke dalam usaha prospektif yang memiliki
kemungkinan untuk memberikan kontribusi laba jangka panjang yang lebih besar ke dalam
kelompok usaha perusahaan.Alternatif penggunaan laba perusahaan untuk perusahaan
berbentuk perseroan terbatas dimana penginventasian kembali laba perusahaan diharapkan
akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal yang sama berlaku pula untuk organisasi koperasi
di mana laba dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU) sebagian akan dibagikan kepada para
Dibagikan kepada
anggota koperasi pada rapat anggota tahunan (RAT) sedangkan pemegang
sebagian SHU lainnya
saham dalam
diperuntukkan sebagai dana cadangan yang dapat digunakan bentuk
misalnya dividen
untuk menutupi
kerugian usaha koperasi atau menambah permodalan koperasi.

Laba Perusahaan

laba ditahan (retained earning)


untuk di investasikan kembali oleh

Prinsip yang sama berlaku pula untuk usaha perseorangan yang tidak berbadan
hukum, dimana keuntungan usaha yang diperoleh dapat digunakan oleh pengusaha yang
bersangkutan untuk memperbesar modal usaha dan sebagian lagi dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pribadi pengusaha melalui mekanisme pengambilan pribadi (prive).

FUNGSI-FUNGSI BISNIS

Menurut Steinhoff (1979: 17) fungsi yang dilakukan oleh aktivitas bisnis dapat
dikelompokkan ke dalam tiga fungsi dasar, yaitu memperoleh bahan baku (acquiring raw
meterials), mengolah bahan baku (manufacturing raw materials) dan mendistribusikan
produk kepada konsumen (distributing products to consumers).

Acquiring Raw Materials

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur akan berusaha memperoleh bahan
baku dengan harga optimal serta terjaga kesinambungan pasokannya. Harga perolehan bahan
baku yang lebih tinggi daripada pesaing memiliki potensi untuk menyebabkan perusahaan
kehilangan daya saing di pasar global. Di sisi lain, pasokan bahan baku yang tidak
berkesinambungan akan sangat memengaruhi keberlanjutan produksi.

Manufacturing Raw Materials Into Products


Setelah bahan baku diperoleh, perusahaan akan mengolah bahan baku tersebut menjadi
produk sebagai contoh, PT Indofood Sukses Makmur sebagai perusahaan mi instan akan
mengolah bahan baku tepung terigu menjadi mie instan dengan diberi berbagai variasi bumbu
seperti mie instan rasa kari ayam, rasa soto, mie goreng dll.

Distributing Products to Consumers

Produk yang dihasilkan perusahaan selanjutnya didistribusikan kepada konsumen. Kegiatan


distribusi produk dari produsen kepada konsumen melibatkan berbagai perusahaan bisnis
lainnya seperti perusahaan distributor, ekspedisi, asuransi, grosir, toko pengecer dll.

Sebagai contoh, distribusi produk PT Unilever Indonesia dari pabrik PT Unilever


Indonesia sampai kepada konsumen akhir dilakukan melalui serangkaian jalur distribusi
seperti distributor grosir, supermarket serta berbagai toko-toko eceran sebelum produk
tersebut akhirnya sampai kepada konsumen akhir.

Kegiatan distribusi produk dapat pula dilakukan secara langsung oleh produsen
kepada konsumen akhir yaitu dengan menggunakan sistem distribusi direct selling (penjualan
langsung) kegiatan distribusi ini dilakukan oleh Amway, CNI, Tupperware, Avon, Melia
Nature dan perusahaan-perusahaan lainnya yang tergabung dalam Asosiasi Penjual Langsung
Indonesia (APLI).

Meskipun perusahaan yang melakukan penjualan langsung (direct selling)


menggunakan jasa point operator, stockist dll., ponit operator tidak melakukan penambahan
harga jual produk yang akan dibeli konsumen sehingga pada dasarnya konsumen akan tetap
membayar harga produk sesuai dengan yang ditetapkan perusahaan. Hal ini sangat berbeda
dengan kegiatan penjualan tidak langsung dimana anggota saluran distribusi (misalnya toko)
melakukan imbuhan/tambahan harga terhadap harga jual produk yang dipasarkannya.
Penjualan langsung dilakukan pula oleh berbagai perusahaan dengan menggunakan media
televisi (TV Media), Internet (Amazon.com) dll.

Pelaksanaan ketiga fungsi dasar bisnis tersebut sangat bergantung kepada jenis usaha
yang dijalankan. Misalnya kegiatan usaha perdagangan (trading) tidak melakukan aktivitas
mencari dan memperoleh bahan baku (acquiring raw materials), tetapi perusahaan
manufaktur melakukan fungsi tersebut.

KONSUMEN BISNIS

Apabila dilihat dari sisi konsumen sebagai pembeli produk perusahaan (buyer), maka pembeli
produk perusahaan dan segmen business customers dapat dibagi ke dalam empat kategori.

Companies That Consume

Apabila sebuah perusahaan membeli produk atau jasa untuk dijadikan sebagai bagian dari
produk akhir perusahaan maka perusahaan tersebut disebut original equipment manufacturer
Misalnya General Motors membeli komponen otomotif dari para subkontraktor sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan oleh GM untuk dirakit dalam mobil yang diproduksinya.
Tetapi pada saat General Motors (GM) membeli mesin fotokopi Xerox untuk
digunakan di kantor GM dalam kegiatan administrasi, maka dalam hal ini GM bertindak
sebagai pengguna produk (user).

Government Agencies

Pemerintah merupakan pembeli terbesar produk-produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.


Misalnya, pemerintah merupakan pembeli bahan kebutuhan pokok terbesar untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk Indonesia. Demikian pula pada saat pemerintah melakukan
pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi dll, maka pemerintah menjadi pembeli semen
dan bahan bangunan dalam jumlah yang sangat besar.

Institutions

Institusi mencakup berbagai organisasi seperti sekolah (dari mulai taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi), rumah sakit, lembaga keagamaan, sampai organisasi amal.

Lembaga pendidikan merupakan pembeli buku, alat tulis, alat peraga edukatif, kertas.
Sedangkan rumah sakit merupakan pembeli produk farmasi, alat kesehatan dll.

Resellers

Mencakup berbagai perusahaan yang melakukan pembelian produk dari produsen untuk
dijual kembali kepada konsumen. Misalnya PT Putri Daya Usaha (PDU)-yang menjadi
distributor produk mi instan dari PT Indofood Sukses Makmur-perusahaan ini membeli mi
dari Indofood untuk dijual kembali kepada pedagang grosir maupun toko eceran.

TUJUAN BISNIS

Para pelaku bisnis (business actors) melakukan aktivitas bisnis untuk mencapai berbagai
tujuan (objectives). Dalam kaitan ini tujuan (objectives) dapat dirumuskan sebagai hasil akhir
(end results) yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis dari bisnis yang mereka lakukan.
Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai oleh para pelaku bisnis akan sangat bervariasi
antara kegiatan bisnis yang satu dengan kegiatan bisnis lainnya. Kendati demikian terdapat
beberapa tujuan bisnis yang secara umum menjadi orientasi para pelaku bisnis.

Menurut Peter Drucker (1968: 83) tujuan bisnis yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan mencakup: market standing, innovation, physical and financial resources,
profitability, manager performance and development, worker performance and attitude,
public responsibility. Gitman (2006) menambahkan bahwa tujuan utama yang ingin dicapai
oleh aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan adalah stockholders’ wealth
maximization.

Wealth Maximization

Para pelaku usaha mendirikan perusahaan dengan harapan agar usaha yang dibangunnya
mampu memberikan keuntungan (profit) yang akan menambah kekayaan para pengusaha
tersebut. Setelah perusahaan bertambah besar, para pendiri perusahaan akan mempekerjakan
para tenaga profesional yang diharapkan mampu bekerja sesuai dengan kepentingan para
pengusaha-yakni para profesional tersebut dapat menghasilkan laba yang maksimal guna
memaksimalkan kekayaan para investor.

Market Standing

Penguasaan pasar (market standing) merupakan salah satu tujuan utama perusahaan.
Penguasaan pasar akan memberikan jaminan bagi perusahaan untuk memperoleh pendapatan
penjualan (sales revenue) dan profit dalam jangka panjang.

Penguasaan pasar tidak hanya diukur dari besarnya tingkat penjualan yang dapat
dilakukan perusahaan (market size). Perusahaan juga harus mampu membaca potensi pasar
dan arah persaingan pada masa yang akan datang melalui penelaahan aktivitas pesaing yang
tercermin dari teknologi yang dipasok para supplier kepada perusahaan pesaing, sehingga
produk perusahaan tidak akan tersisih dari pasar oleh produk saingannya

Innovation

Menurut Drucker (1969: 90) terdapat dua jenis inovasi pada setiap bisnis. Pertama, inovasi
produk atau jasa. Kedua, inovasi berbagai keahlian (skills) dan aktivitas-aktivitas yang
diperlukan untuk menghasilkan inovasi jenis pertama tersebut.

Lebih lanjut, inovasi berkaitan dengan penciptaan nilai (value creation) yang akan
memberi konsumen kepuasan lebih besar untuk setiap rupiah yang ia belanjakan. Dalam hal
ini harus diingat bahwa konsumen sebagai pembeli bersedia menukar uang yang mereka
miliki dengan barang dan jasa, karena barang dan jasa tersebut memiliki nilai (value). Oleh
sebab itu tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai pada
suatu produk. Misalnya pada saat seorang konsumen membeli jam tangan Rolex, maka selain
membeli ketepatan waktu, konsumen tersebut juga berharap jam tangan Rolex yang dia pakai
dapat menaikkan nilai diri (personal value) konsumen itu sendiri. Demikian pula pada saat
konsumen membeli mi instan indomie, ia bersedia menukar uangnya karena akan
memperoleh kenikmatan mengonsumsi mi.

Physical and Financial Resources

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang menufaktur, kemampuan perusahaan untuk


memperoleh pasokan bahan baku yang berkelanjutan dengan harga yang bersaing akan
sangat menentukan daya saing perusahaan.

Selain pengusahaan terhadap sumber daya fisik (termasuk di dalamnya kapasitas


pabrik, fasilitas pergudangan dll), perusahaan harus memiliki penguasaan sumber daya
keuangan yang memadai. Dengan demikian perusahaan apapun jenisnya harus memiliki
tujuan penguasaan terhadap sumber daya fisik dan keuangan.

Profitability

Para pelaku bisnis yang memiliki badan usaha seperti perseroan terbatas, persekutuan
komanditer (CV), firma dan koperasi merupakan contoh badan usaha yang bertujuan
menghasilkan laba. Demikian pula kegiatan usaha yang dilakukan oleh perorangan yang tidak
memiliki badan usaha, seperti para pedagang kaki lima, warung, kios dan usaha informal lain
memiliki tujuan utama untuk menghasilkan profit.

Bisnis yang dilakukan para pelaku bisnis tidak hanya mengandalkan keuntungan/laba
sesaat, melainkan diharapkan dengan adanya laba maka perusahaan dapat
menumbuhkembangkan usahanya menjadi usaha yang semakin besar dan semakin
menguntungkan.

Perusahaan besar seperti Coca-Cola, Levi’s dan Unilever mengembangkan suatu


budaya perusahaan yang kemudian disebut The Living Company di mana salah satu ciri dari
budaya perusahaan tersebut adalah melakukan penginvestasian kembali sebagian dari
keuntungan bisnis perusahaan dalam aktivitas bisnis perusahaan sehingga perusahaan
memiliki daya tahan yang tinggi terhadap fluktuasi usaha. Hal ini berbeda dengan perusahaan
yang tidak mengembangkan budaya perusahaan The Living Company di mana keuntungan
perusahaan hanya dinikmati oleh pemilik perusahaan dan membiarkan perusahaan dalam
kondisi keuangan yang tidak sehat sehingga apabila terjadi resesi atau krisis ekonomi maka
perusahaan tersebut dapat dipastikan akan lebih cepat mengalami tekanan finansial (financial
distress) yang sering kali berakhir dengan kebangkrutan.

Manager Performance and Development

Manajer merupakan orang yang secara operasional bertanggung jawab terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan dengan baik, manajer perlu memiliki
berbagai pengetahuan (knowledge), kemampuan (skills) dan perilaku (behavior) tertentu yang
berkaitan dengan profesinya. Dengan demikian peningkatan kinerja dan pengembangan
kemampuan menajer melalui serangkaian kegiatan kompensasi yang menarik, serta program
training and development secara berkelanjutan, harus menjadi tujuan dari setiap perusahaan.

Worker Performance and Attitude

Selain manajer, sumber daya manusia yang harus memperoleh perhatian besar dari
perusahaan adalah para karyawan. Hal penting yang harus diketahui oleh perusahaan adalah
sikap para karyawan terhadap pekerjaan dan juga perusahaan. Sikap ini antara lain terkait
dengan kondisi kerja dan kompensasi yang diterima oleh para karyawan. Oleh sebab itu
untuk kepentingan jangka panjangnya, perusahaan harus membuat tujuan yang spesifik
terkait dengan pemeliharaan dan pengembangan karyawan agar karyawan-karyawan tersebut
dapat bekerja dengan baik.

Public Responsibility

Bisnis harus memiliki tanggung jawab sosial seperti memajukan kesejahteraan masyarakat,
mencegah terjadinya polusi, menciptakan lapangan kerja dll. Saat ini perusahaan yang
melakukan kegiatan produksi barang dan jasa semakin didorong untuk mengadopsi suatu
kebijakan environmental sustainability-yaitu pengembangan strategi usaha yang dapat
memelihara lingkungan hidup secara berkelanjutan di mana pada saat yang sama perusahaan
dapat menghasilkan laba.
Pada tingkat paling dasar, perusahaan melakukan berbagai aktivitas yang berkaitan
dengan pengendalian dan pencegahan polusi (pollution prevention). Pada tahap kedua,
perusahaan dapat melakukan aktivitas product stewardship-dimana pada kegiatan produksi
ini perusahaan tidak hanya meminimalisasi terjadinya polusi dari kegiatan produksi
melainkan memperkecil pula dampak yang ditimbulkan dari produk jadi perusahaan selama
masa daur hidup produk tersebut terhadap lingkungan hidup.

Pada tahap ketiga, perusahaan merencanakan untuk menetapkan teknologi-teknologi


lingkungan yang baru (new environmental technologies). Misalnya perusahaan Monsanto
telah menggeser teknologi pertanian lama yang banyak menggunakan bahan-bahan kimia
dengan bioteknologi.

Pada tahap keempat, perusahaan dapat mengembangkan suatu sustainability vision


yaitu suatu visi yang dapat menjadi pemandu bagi pengembangan produk, proses produksi,
teknologi produksi dan berbagai hal lainnya yang dapat menjamin tercapainya environmental
sustainability.

Selain memerhatikan dampak perusahaan terhadap lingkungan hidup, di dalam


menjalankan kegiatan usaha, pengurus perusahaan hendaknya tidak hanya memerhatikan
kepentingan para pemegang saham (stockholders), melainkan harus memerhatikan pula para
pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu orang-orang maupun lembaga di dalam (Jones:
1995) dan di luar organisasi perusahaan (Robbins dan Coulter: 2003) yang memiliki
kepemilikan (misalnya, shareholders), kepentingan (misalnya pemasok) maupun peranan di
dalam organisasi (misalnya manajer dan karyawan) yang akan dipengaruhi oleh keputusan
dan tindakan yang dibuat perusahaan. Pembahasan lebih lanjut mengenai stakeholders akan
diberikan di Bab 6.

Para pengurus perusahaan harus memerhatikan apakah kegiatan usaha yang dilakukan
oleh perusahaan tidak menimbulkan pencemaran yang membahayakan lingkungan
sekitarnya. Atau apakah perusahaan telah menjalankan kewajibannya untuk membayar pajak
yang menjadi hak negara tempat perusahaan itu menjalankan usahanya? Sudahkah
perusahaan memberikan penggajian yang layak kepada para karyawannya?

Kegagalan perusahaan untuk memerhatikan kepentingan para stakeholders sering kali


menimbulkan kesulitan yang sangat besar terhadap kelancaran operasional perusahaan.

B2B VS B2C

Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibedakan dengan melihat kepada
siapa perusahaan memasarkan produknya. Bila perusahaan menjual produknya kepada
perusahaan lain, maka perusahaan dikatakan tengah melakukan aktivitas business to business
(B2B). Sebagai contoh pada saat perusahaan ban Goodyear menjual produk bannya ke
perusahaan perakitan mobil maka Goodyear dikatakan tengah melakukan B2B. Pada saat PT
Bogasari menjual tepung terigu ke PT Indofood Sukses Makmur untuk diolah lebih lanjut
menjadi mi instan dengan berbagai merek maka PT Bogasari dikatakan tengah melakukan
aktivitas B2B.
Aktivitas bisnis lainnya adalah aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan yang
menjual produknya langsung kepada konsumen. Aktivitas bisnis ini dikategorikan sebagai
aktivitas business to consumers (B2C). Sebagai contoh, pada saat toko eceran Alfamart
menjual berbagai jenis barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods) melalui jaringan
gerainya yang ada di seluruh Indonesia maka Alfamart dikategorikan tengah melakukan
aktivitas bisnis B2C.

Anda mungkin juga menyukai