MIKROTEKNIK
Oleh :
NUNUNG HARIJATI, SERAFINAH INDRIYANI,
ARIS SOEWONDO
i
KATA PENGANTAR
Team penyusun
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. Sebelum Praktikum
1. Praktikum mikroteknik dilaksanakan via zoom.
2. Mahasiswa harus standby 10 menit SEBELUM praktikum dimulai (diharuskan mencari
tempat dengan sinyal yang stabil selama praktikum berlangsung).
3. TIKET MASUK BAB I, II, III (Flowchart) diserahkan kepada asisten yang bertugas
(H-1 praktikum) melalui google form yang akan dibagikan oleh asisten yang bertugas.
B. Selama dan Sesudah Praktikum
1. Test (Pre test atau pos test) yang diadakan sebelum atau sesudah praktikum HARUS
mempunyai nilai minimal 65 untuk setiap materi yang diikuti. Mahasiswa yang
nilainya <65 sebanyak 3 kali berturut-turut, tidak diperkenankan mengikuti
praktikum pada minggu berikutnya sebelum nilainya diperbaiki.
2. Test (Pre test atau pos test) diadakan melalui google form yang akan disediakan oleh
asisten yang bertugas.
3. Keterlambatan pengumpulan pre tes atau pos tes akan dikenakan sanksi minus 5 setiap
1 menit dan berlaku kelipatan.
4. Nilai untuk perbaikan test hanya sebesar 80 % dari nilai sebenarnya yang diperoleh.
5. Wajib menyalakan kamera selama praktikum berlangsung, jika ada kendala maka harus
lapor ke asisten yang bertugas.
6. Memakai pakaian yang sopan selama praktikum berlangsung.
7. Email yang digunakan untuk pengumpulan Tiket masuk, Pretest/posttest, Absensi,
Laporan adalah email UB (@student.ub.ac.id) silahkan buka https://gapura.ub.ac.id
untuk log in email UB.
C. Laporan Praktikum
1. Laporan diketik A4, mirror margin 3,2,2,2, Times New Roman 12, spasi 1.
2. Daftar pustaka minimal tahun 2005 dengan ketentuan minimal 10 daftar pustaka
(7 berbahasa Inggris dan 3 berbahasa Indonesia)
3. Laporan praktikum yang sudah dilengkapi dengan hasil dan pembahasan serta
kesimpulan dan daftar pustaka, dikumpulkan H+5 setelah praktikum dalam bentuk
PDF
4. Pengumpulan laporan menggunakan google form yang akan disediakan asisten yang
bertugas. (Link google form akan dibagikan asisten setelah praktikum selesai).
5. Tidak diperkenankan melakukan plagiasi dalam pengerjaan laporan. Apabila
melakukan plagiasi akan dikenakan sanksi berupa potongan nilai 50%.
6. Mahasiswa yang tidak mengumpulkan laporan praktikum sampai tiga kali (kumulatif)
praktikumnya dianggap GUGUR.
iii
JADWAL / TOPIK PRAKTIKUM SEMESTER GANJIL 2019/2020
KELAS A(13.00-15.40) dan C (15.45-18.20)
SETIAP HARI JUMAT, DI LABORATORIUM FISIOLOGI, KULTUR JARINGAN DAN MIKROTEHNIK
TUMBUHAN
No Tanggal TOPIK
iv
JADWAL / TOPIK PRAKTIKUM SEMESTER GANJIL 2019/2020
KELAS B (14.50-17.30)
SETIAP HARI JUMAT, DI LABORATORIUM FISIOLOGI, KULTUR JARINGAN DAN MIKROTEHNIK
TUMBUHAN
No Tanggal TOPIK
Cover
Latar Belakang (6)
Rumusan Masalah (1)
Tujuan (1)
Manfaat (2)
Dasar Teori (10)
Metode (10)
Hasil dan Pembahasan (45)
Kesimpulan dan Saran (5)
Daftar Pustaka (3)
Lampiran (2)
v
Asisten:
Siti Zainiyah
Tria Ayu Lestari
Iis Fatmawati
Khoirun Nisa
Hamka Mahayudin Fikri
Kiki Riska Novelia
Wirian Febry Arisda
Maulida Hikmaranti
Kavana Hafil Kusuma
Triyvo Sukrisma
Rizka Vamelia S N
Devi Holilah
vi
Daftar Isi
vii
Latihan 7. Pembuatan Preparat Apus (Smear Preparation) 24
7.1 Keterangan Dasar ……………………………………………………………... 24
7.2 Tujuan praktikum ……………………………………………………………... 24
7.3 Bahan dan alat ……………………………………………………………….... 23
7.4 Cara kerja ……………………………………………………………………... 25
7.5 Pertanyaan/Tugas ……………………………………………………………... 25
Latihan 8. Pembuatan Preparat Whole Hewan 26
8.1 Keterangan Dasar ……………………………………………………………... 26
8.2 Tujuan praktikum ……………………………………………………………... 26
8.3 Bahan dan alat ……………………………………………………………….... 26
8.4 Cara kerja ……………………………………………………………………... 26
8.5 Pertanyaan/Tugas ……………………………………………………………... 27
viii
Latihan 1
1
1.2 Tujuan praktikum
1. Praktikan dapat membaca MSDS dari bahan dalam katagori memerlukan perhatian
lebih
2. Praktikan dapat membaca symbol-simbol yang ada di botol dan kemasan bahan dalam
katagori tidak ‘aman’
2
Latihan 2
3
7. Dengan kuas ambil potongan tersebut dan letakkan di gelas arloji atau cawan petri
yang sudah diisi safranin 0.1%
8. Pilih irisan yang paling tipis dengan kuas atau pinset ujung lancip
9. Pindahkan irisan tersebut ke gelas obyek , tetesi akuades atau gliserin 50 %.
10. Tutup dengan gelas penutup dan amati di bawah mikroskop
2.5 Pertanyaan/Tugas
4
Lampiran
PEMBUATAN PREPARAT SEMIPERMANEN
wortel dibentuk silinder menggunakan cork borer
5
Latihan 3
Whole Mount
6
4. Lakukan dehidrasi menggunakan alcohol 30 % dan 50% @15 min.
5. Pindahkan obyek/specimen ke gelas obyek menggunakan pinset atau kuas yang
sebelumnya sudah ditetesi gliserin.
6. Atur hati-hati obyek menggunakan tusuk gigi
7. Tetesi obyek dengan gliserin, lalu tutup dengan gelas penutup. Hati-hati ketika menutup,
hindari terbentuknya rongga udara.
8. Amati, ambil foto dan deskripsikan gambar yang anda dapat.
Catatan
Tiap kelompok diharapkan menyiapkan 4 botol flakon;
tiap kelompok hanya mengerjakan satu obyek;
untuk daun lebar dipotong 1x1 cm2
3.5 Pertanyaan/Tugas
1. Apa tujuan menggunakan NaOH?
2. Adakah senyawa alkali lain yang bisa digunakan?
3. Apa tujuan menggunakan larutan pemutih komersial?
4. Mengapa pada akhir tahap clearing tidak digunakan xilol?
5. Andaikan digunakan xilol setelah dilakukan dehidrasi, apakah masih sesuai menggunakan
gliserin untuk mounting?
7
Latihan 4
8
Dalam aplikasi metode squash ada tambahan langkah yang melibatkan agen kimia atau
fisika yang diberikan sebelum bahan difiksasi atau pretreatment. Beberapa bahan yang dapat
digunakan untuk pretreatmnet antara lain α-bromonaphthalene, p-dichloro-benzene, dan 2 mM
8-hidroksiquinolin (Owen, dkk., 1993). Selain itu, untuk pretreatmnet dapat dilakukan dengan
pemberian perlakuan es pada suhu 00C selama 24 jam dan 0.05% kolkisin pada suhu 260C
selama 3 jam (Mirzaghaderi, 2010). Lama perendaman dalam larutan pretreatment tergantung
bahan tanaman yang digunakan. Pada praktikum ini akan digunakanan akar bawang
merah/putih dan daun muda tanaman yang ada sekitar kampus
9
5.5 Pertanyaan/tugas .
1. Apa saja fiksatif yang biasa digunakan untuk menfiksasi akar bawang
2. Mengapa perlu pelunakan dinding sel?
3. Apakah hanya HCL 1N yang bisa digunakan untuk melunakkan dinding sel?
4. Sebutkan setidaknya 3 pewarna yang digunakan untuk mewarnai kromosom!
5. Apa keuntungan melakukan pretreatment!
=======================================================
Lampiran pembuatan larutan
2. Larutan 2 mM 8-hydroxyquinolin
Untuk pembuatan 100 ml 8-hydroxyquinolin 2mM, timbang hidroksiquinolin sebanyak
0.029 gram. Kemudian tambahkan dengan 0.2 ml etanol absolut dan 97 ml aquades.
3. Larutan HCl 1 N
Untuk pembuatan 10 ml HCl 1N, larutkan 1 ml HCl pekat ke dalam 9 ml aquades.
4. Larutan Carnoy
Untuk pembuatan 100 ml larutan Carnoy, campurkan 60 ml etanol absolut, 10 ml asam
asetat glasial (AAG), dan 30 ml Chloroform.
10
Lampiran Flow chart
Potong ujung akar 0.5-1 cm jam 8-9 pagi
11
Latihan 5
Metode paraffin merupakan salah satu cara dalam pembuatan sediaan dengan menggunakan
paraffin sebagai media embedding (penanaman). Embedding ini memudahkan dalam membuat
irisan yang sangat tipis (10 µm) dengan menggunakan mikrotom. Kebaikan lain adalah
memudahkan pembuatan sediaan seri dan prosesnya relatif lebih cepat dibandingkan metode
lain untuk mempelajari jaringan. Preparat yang dihasilkan bersifat permanen artinya tidak
mudah rusak dan bisa tahan lama. Umur preparat, jika pembuatan bagus, bisa mencapai 20
tahun. Syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah prerat tidak boleh mengandung air untuk
menghindari serangan mikroba
Mengingat bahwa dalam paraffin yang terinfiltrasi ke jaringan dimaksudkan untuk
menahan tekanan pisau mikrotom selama pengirisan, maka diharapkan parafin dapatmenisi
setiap bagian sela dan jaringan tanaman. Oleh karena itu adanya penghalang yang memblok
infiltrasi, misalkan gas O2, CO2 atau gas lainnya, harus dihilangkan. Kegagalan pengirisan
seringkali terjadi karena tidak menyatunya parafin yang ada dijaringan dengan parafin yang
melingkupi jaringan.
Untuk pembuatan sediaan dengan metode paraffin, secara umum tahapan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Fiksasi
2. Pencucian
3. Dehidrasi
4. Penjernihan
5. Infiltrasi
6. Penyelubungan (embedding)
7. Pengirisan (sectioning)
8. Penempelan (affixing)
9. Pewarnaan (staining)
10. Penutupan (mounting)
12
5.2 Tujuan Praktikum
Spesimen, Fiksatif, alcohol, xylen, TBA, paraffin yang sudah dicairkan di 58oC, campuran
TBA dan paraffin cair 1:1, karton, lampu spiritus, pinset, silet, slide glass, cover slip, beaker
glass. Pipet pastur, kuas, pinset, pewarna Mayer Hemalum
Bahan yang disiapkan : Alkohol : 70% - 85% - 95% - absolute
Alkohol : 20% - 40% - 60% - 80% - 95% - Absolut
Alkohol : xilol = 3 : 1 – 1 : 1 – 1 : 3
TBA (dalam alcohol 100%): 30% - 60% - 90% - 100%
TBA : Paraffin = 1 : 1
Metode :
Parafffin, Pewarnaan Tunggal
1. Fiksasi
Potong obyek yang diinginkan (akan dibantu asisten) lalu fiksasi dalam fikasatif*) dan letakkan
di eksikator yang sudah dipasang selang vacuum. Hilangkan udara yang ada dijaringan hingga
jaringan tanpa mengandung gas dengan ditandai turunnya jaringan ke dasar vial. Sebagai
penanda gunakan jaringan yang banyak mengandung udara, daun misalnya.
2. Pencucian dan dehidrasi
Larutan fiksatif dibuang, kemudian ganti dengan alcohol berturut-turut 70-80-95-100%
masing-masing selama 20 menit, cuci dengan alcohol 100% lalu ganti dengan alcohol 100
yang baru dan biarkan di tempat dingin (4-5oC) overnight.
3. Penjernihan
Alkohol dibuang keesokan harinya, diganti dengan TBA 30 % - 60 % - 90 % (dalam alcohol
100%) masing-masing selama 20 menit, cuci dengan TBA100% lalu ganti dengan TBA 100%
yang lain untuk 20 minut.
4. Infiltrasi
Larutan TBA 100% diganti dengan campuran TBA:paraffin cair (1:1) simpan di oven 58oC
overnight keesokan harinya ganti dengan paraffin murni yang sudah dicairkan, simpan di 58oC,
ulang penggantian 3x lagi dengan paraffin cair masing-masing selama 12 jam. Infiltrasi
13
semuanya dilakukan di 58oC dalam oven/incubator (akan ditunjukkan oleh asisten cara
menggatinya).
Catatan. Agar paraffin dan TBA dapat campur, maka paraffin harus dicairkan sebelumnya.
Biasa 24 sebelum pencampran paraffin sudah dipanaskan dalam OVEN
5. Penyelubungan
Siapkan kotak karton ukuran ± 2 x 2 x 1.5 cm3 (akan ditunjukkan cara membuatnya) atau
container plastik. Dengan menggunakan pipet Pastur yang sudah dipotong bagian yang
menyempit, pipet obyek dengan cepat dan segera letakkan di kotak karton, tambahkan paraffin
cair hingga kotak penuh. Kemudian biarkan blok di temperature kamar hingga mengeras.
Untuk pemakaian pipet selanjutnya, lewatkan di api terlebih dahulu untuk mecairkan paraffin
yang menempel di dinding pipet.
6. Pengirisan
Rapikan blok (trimming) dan bentuk blok tersebut persegi panjang dengan sisi-sisi yang
saling sejajar. Set mikrotom dengan ketebalan 10 µm (untuk akar dan batang) atau 15 µm
(untuk daun). Ambil potongan seri dengan kuas/pinset, letakkan pada slide gas yang sudah
diberi beberapa tetes air. ATAU masukkan paraffin ribbon ke nampan atau baskom berisi air
untuk mengecek apakah obyek sudah teriris atau belum. Jika sudah nambak teriris ambil obyek
dengan cara berikut :
Jika memilih melettak ribbon langsung ke slide, sedot air setelah slide diletakkan
dipermukaan air agar ribbon melekat ke permukaan slide.
Catatan: slide glass sebelumnya lapisi dahulu dengan Mayer albumin. Keringkan slide yang
yang sudah berlapis sangat tipis Mayer albumin dalam oven suhu 35oC. Diletakkan dalam
oven bertujuan menghindari debu dan untuk mendaptkan jaminan suhu yang diinginkan
tercapai.
Panaskan slide + spesimen di dalam oven yang bersuhu suam-suam kuku (35oC) sampai
spesimen melekat erat. Untuk dapat merelat erat setidaknya diperlukan waktu 24 jam.
7. Pewarnaan.
a. Setelah pita-pita paraffin melekat erat, lakukan dewaxing (pelarutan paraffin), yaitu
dengan meletakkan slide ke container slide dan memasukkannya ke container yang
berisi xilol selama 30 menit. Ulang lagi jika paraffin belum hilang dengan
14
menggunakan xilol yang lain (jangan yang sudah dipakai sebelumnya) juga selama
30 memit
b. Pindah ke container lain yang berisi xilol: alcohol (1:1) selama 5 menit
c. Pindahkan ke alcohol murni selama 2 menit
d. Pindahkan ke alcohol seri konsentrasi turun : 95-80-60-40-20% masing-masing
selama 2 menit diikuti dengan air I dan air II masing-masing 2 menit.
e. Pindahkan ke larutan Mayer Hemalum selama 1 jam -overnight
f. Cuci kelebihan safranin dengan air mengalir, bersihkan Mayer akbumin yang
mengikat warna dengan tissue (akan ditunjukkan oleh asisten)
g. Pindahkan ke air I dan II masing-masing 2 menit
h. Transfer ke alcohol 50 dan 70 % yang sudah diasamkan (100 ml ditambah HCl 1
tetes) masing-masing 10 detik-1 menit, kemudian lanjutkan kealkohol 90 % juga
selama 10 detik-1 menit.
i. Pindahkan slide ke alcohol 90 % (2 menit) dan alcohol murni (2 menit)
j. Pindahkan slide ke campuran xilol:etanol (1:1) selama 2 menit
k. Pindahkan ke xilol I dan xilol II masing-masing 2 menit
l. Tetesi dengan Enthelan dan tutup dengan coverslip.
KETENTUAN UMUM
1.Satu kelompok hanya mengiris satu organ
2. hanya satu kelompok yang memnggunakan gelatin 0.01% yang dicampur di ‘kolam’ paraffin
ribbon’
5.5 Pertanyaan
1. Mengapa harus digunakan pinset ujung runcing untuk mengambil parrafin ribbon dari pisau
mikrotom
2. Mengapa harus mensyaratkan sangat tipis ketika melapisi slide glass dengan Mayer
Albumin?
3. Mengapa harus dibiarkan over night dalam alchol absolut pada tahan akhir dehidrasi?
4. Apakah hanya Mayer albumin yang bisa digunakan sebagai perekat ribbon ke slide glass?
Jelaskan!
5. Apakah syarat suatu larutan sebagai mounting agent?
15
6. Mengapa suhu yang digunakan untuk merekatkan ribbon ke slide glass harus suam-suam
kuku (bukan suhu tinggi)?
==============================================================
Lampiran
LARUTAN FIKSATIF YANG DIGUNAKAN:
Glutaral dehide-formaldehid
1% glutaraldehid
3% paraformaldehid
50mM Buffer fosfat (fosfat dari garam Na, pH 7.5)
50mM NaCl
Cara membuat :
Untuk membuat 40 ml fiksatif
Siapkan air hangat (65oC) sebanyak 14 ml, tambah 0.8 g paraformaldehid, kocok kuat-kuat.
Tambahkkan 3 tetes NaOH 1N. Kocok kuat-kuat hingga paraformaldehid larut.Dinginkan pada
temperatur ruang.Tambahkan buffer fosfat 5 ml (dari stock 0.2M) dan 200µl NaCl (dari stock
5M), tambahkan glutaraldehid. Kocok hingga homogen
Cacodylate
20 mM cacodylate (BM 214.02)
4% formaldehyde
50mM Tris-HCl (pH7.5)
Cara membuat
Untuk membuat 10 ml larutan fisatif:
Siapkan 8.5ml air, tambahkan 0.04 g caccodylate, 1 ml formaldehid (37%), tambahkan 500 µl
Tris-HCl (dari stock 1M).
16
Lampiran Flowchart
Tuang fiksatif, masukkan dalam desikator dan Untuk remove gas yang terjerap
divakum hingga daun tenggelam didasar vial jaringan
17
Xilol I, Xilol II a 10 menit
Tetesi ethelan
*) potongan pita praffin dimasukkan kolam hangat suhu 45-48oC yang mengandung
0.03 % gelatin
18
Latihan 6
19
4. Fiksasi
Organ-organ yang telah dilabel harus segera dimasukkan ke dalam larutan fiksatif, karena
autolysis post mortale akan memberi hasil preparat yang tidak baik/jelek. Biasanya digunakan
larutan Bouin formol sebagai fiksatif atau 4% paraformaldehyde. Cairan ini mengandung asam
pikrat yang sangat berbahaya, untuk itu hendaklah hati-hati di dalam menggunakannya.
Lama perendaman di dalam fiksatif tergantung tebal tipis dan macam jaringan organnya
serta fiksatifnya. Untuk itu lama perendaman di dalam fiksatif bias 1 – 24 jam.
5. Dehidrasi
Tujuan dehidrasi adalah untuk mengganti molekul air dengan molekul alkohol, sehingga
sesuai untuk prosedur-prosedur berikutnya. Pelaksanaannya ialah dengan membiarkan preparat
itu untuk dimasukkan ke dalam larutan alcohol dengan prosentase yang berturut-turut semakin
tinggi. Jika menggunakan fiksatif Bouin formol, maka dehydrasinya dapat langsung dari
alkohol dengan konsentrasi 70 % sesuai dengan pelarut Bouin formol. Kemudian berturut-turut
ke dalam alkohol 80 %, 90 %, 96 % dan alkohol absolute. Pada masing-masing konsentrasi
alkohol sebaiknya diulang 3 kali dan hasilnya akan lebih baik apabila pada setiap konsentrasi
alkohol juga dilakukan pengocokan. Pada larutan alkohol 70 % organ dapat disimpan lebih
lama karena tidak aakan takut membusuk dan rusak.
6. Clearing (Dealkoholisasi)
Untuk memungkinkan paraffin dapat masuk ke dalam sel, haruslah alcohol di dalam organ
diganti dengan zat yang mudaah mengusir alcohol, tetapi kemudian harus bisa diusir oleh
paraffin.Yang dapat digunakan sebagai clearing agent ialah : Aceton; Benzol, Toluol dan
Xylol. Apabila organ telah terlihat transparan, maka clearing bias dihentikan, atau clearing
paling lama dilakukan selama 24 jam. Hasil dari clearing sangat tergantung dari proses
sebelumnya yaitu dehydrasi.
7. Impregnasi /Infiltrasio
Sebaiknya perlakuan ini dilakukan di dalam oven/incubator dengan temperatur ± 550 C atau
600 C. Di dalam proses ini sebaiknya digunakan jenis paraffin dengan titik lebur yang rendah,
misalnya : 480 – 500 C atau 500 – 520 C. Fungsi dari infiltrasi ini adalah untuk mengisi rongga-
rongga jaringan/organ dengan paraffin, agar nanti kalau dipotong/diiris tidak rusak. Sebelum
masuk ke paraffin murni, lebih baik dimasukkan ke dalam campuran Xylol : paraffin = 1 : 1
terlebih dahulu. Untuk setiap larutan memerlukan waktu masing-masing 15 menit atau
tergantung juga pada tebalnya jaringan/organ.Di dalam proses ini digunakan
paraffin : xylol (1 : 1), paraffin I dan paraffin II. (paraffin dengan titik lebur rendah 480 – 500
C atau 500 – 520 C).
8. Embedding
Disini organ/jaringan hasil infiltrasi dimasukkan ke dalam massa paraffin dengan titik didih
560 – 580 C dalam bentuk blok yang dituang di dalam kotak kertas atau gabungan dari dua
lempeng logam. Posisi organ sesuai dengan tujuan pemotongan organ tersebut akan dipotong
secara membujur atau melintang. Usahakan selama embedding berlangsung tidak ada
gelembung udara yang menempel pada organ yang akan diiris. Cara menghilangkan
gelembung udara adalah dengan memasukkan spatel yang telah dipanaskan dengan lampu
Bunsen. Setiap blok preparat harus diberi label.
9. Sectioning
Irislah blok paraffin dengan scalpel, sehingga permukaan blok paraffin yang akan diiris
dengan mikrotom berbentuk segi empat. Irislah sedemikian rupa, sehingga preparat akan
terletak tepat berada di tengah blok.Lengketkan blok tersebut pada holder kayu atau logam
sehingga melekat erat. Pasanglah holder dengan blok preparat tadi pada rotary microtome.
Persiapkanlah.:
- Pasanglah pisau mikrotom pada tempatnya dengan kemiringan 45o dan eratkan
pemasangannya agar jangan sampai goyang atau berubah posisinya.
20
- Aturlah ketebalan irisan preparat yang dikehendaki, dengan mengatur ukuran
ketebalan irisan yang ada pada mikrotom. Biasanya untuk jaringan hewan ketebalan
irisan antara 5 – 8 µm.
- Usahakan hasil pemotongan dapat membentuk pita, agar apabila dibutuhkan untuk
membuat preparat seri anda dapat mendapatkan seluruh bagian preparat secara
lengkap.
- Siapkan bak berisi air yang dipanaskan pada hot-plate pada temperature 37 0 C
untuk meletakkan slide preparat yang sudah terpotong, dengan harapan slide
preparat hasil pengirisan sudah dapat merentang di dalam bak air ini.
-
10. Affixing
Adalah penempelan hasil pengirisan preparat (coupes) pada kaca benda (object glass).
Pastikan bahwa object glass yang anda pakai telah bebas lemak dengan membersihkannya
memakai alcohol.
Affixing dilakukan dengan cara :
- Object glass digosok dengan cairan Meyer’s albumin dan diratakan dengan jari.
Usahakan diratakannya sampai tipis, agar cairan Meyer’s albumin tidak terlihat
membekas pada saat preparat diwarnai. Lalu ditetesi dengan aquadest.
- Letakkan beberapa coupes di atas aquadest dan kemudian ditempatkan di atas hot-plate
pada temperature 370 C – 450 C dan biarkan sampai preparat kering.
-
11. Staining.
Pewarnaan dilakukan setelah preparat dideparaffinasi dengan merendam preparat pada
Xylol selama 10 – 15 menit. Paraffin tidak boleh ada sedikitpun tersisa pada coupes, karena
hal ini akan mempengaruhi hasil pewarnaan.
Pewarnaan bisa tunggal dan bisa juga progressive (double atau triple). Sebelum coupes
diwarnai, maka harus diketahui sifat-sifat dari zat warna yang akan digunakan (Aquosa atau
alkoholik).
Contoh : Apabila akan diwarnai dengan Hematoxylin – Eosin (HE), maka dari Xylol
coupes harus dibawa ke media aquadest terlebih dahulu dengan mencelupkan coupes menurun
dari Xylol sampai ke aquadest melalui alkohol absolute, alk. 96 %, 80 %, 70 %, 60 %, 50 %,
40 %, 30 % dan aquadest karena zat warna hematoxylin bersifat aquaosa. Perlu diperhatikan
bahwa setelah dari Xylol jangan langsung dimasukkan ke alkohol absolute, tetapi harus
di hisap dahulu dengan kertas hisap/tissue agar preparat tidak berkabut. Kejadian ini
akan berpengaruh terhadap pewarnaan.
- Masukkan coupes ke dalam larutan Hematoxylin selama 3-7 detik.
- Cucilah dengan air mengalir selama 10 menit (semakin lama disini warna hematoxylin
akan semakin gelap).
- Celup ke aquadest, alk. 30 %, 40 %, 50 %, 60 % dan 70 % (karena zat warna Eosin Y
palarutnya alk. 70 %), masing-masing beberapa detik saja.
- Masukkan coupes ke dalam Eosin Y selama 1 – 2 menit.
- Celupkan ke alk. 70 %, 80 %, 90 %, 96 %, alk. Absolute dan dihisap dahulu dengan
kertas hisap/tissue sebelum dimasukkan ke Xylol.
- Masukan ke dalam Xylol ± 10 menit.
-
12. Mounting
Adalah memberi perekat transparent dengan indek bias sama dengan indek bias kaca benda
dan kaca penutup. Perekat itu disebut “montant”.
- Coupes/slide siap ditutup dengan Canada balsam atau Enthelan dan ditutup dengan
gelas penutup (deck glass).
21
- Aletakkan coupes/slide preparat di atas hot-plate agar cepat kering.
- Usahakan pada saat penutupan dengan deck glass agar tidak ada gelembung udara.
6.5 Pertanyaan/tugas
1. Jelaskan kesulitan-kesulitan yang adan hadapi selama membuat preparat hewan
2. Apakah aspirasi diperlukan selama proses fiksasi? Jelaskan!
22
Lampiran
2. FLOW CHART PEMBUATAN PREPARAT PERMANEN HEWAN
*) satu kelompok menggunakan kolam air hangat yang sebelumnya mengandung gelatin
0.03%
23
Latihan 7
24
5. Kertas pengfhisap.
6. Kapas.
7. Zat pewarna : Giemsa atau May-Grunwald.
8. Akuades yang telah dididihkan ± 100 0C.
7.4 Cara kerja :
1. Ambil darah dari jari tangan nomor 2, 3 atau 4, dan jari yang akan diambil darahnya
harus digosok dengan alkohol 70 % pada bagian jari yang akan ditusuk.
2. Tetes-tetes pertama (2 – 3) dihapus dengan kertas penghisap, baru tetes berikutnya
diteteskan pada gelas obyek sedemikian rupa sehingga merupakan lingkaran
dengan diameter ± 2 – 3 mm.
3. Letakkan gelas obyek yang lain pada sisi/tepinya yang pendek di muka tetesa darah
tersebut, lalu tariklah ke belakang sedikit sampai menyentuh lingkaran darah
tersebut sehingga timbul kapiler yang menyebabkan darah merata ke kiri dan ke
kanan tepi gelas obyek pertama. Sudut di antara ke dua gelas obyek sebaiknya ± 45
0
. Bilamana sudut terlalu besar atau terlalu kecil, maka film darah akan terlalu
tebal/tipis. Tetesan darah hendaknya diletakkan pada bagian agak ke ujung dari
gelas obyek pertama.
4. Doronglah gelas obyek ke dua maju, dengan kekuatan dan kecepatan yang sama
supaya mendapatkan film darah yang tipis dan sama rata.
( Cara kerja di atas lihat pada Gambar).
B
± 45o
Gambar 1 Gambar 2
± 45o
7.5 Pertanyaan
Apakah untuk meratakan darah bisa digunakan alat lain sebagai pengganti gelas
obyek? Jelaskan!
25
latihan 8
Pembuatan Preparat Whole Mount Paramaecium sp.
8.1 Keterangan Dasar
Pengertian Wholemount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan
diamati dengan/tanpa mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan secara
mikroskopis (dengan mikrotom). Pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang
utuh baik itu berupa sel, jaringan maupun individu. Adapun gambar yang dihasilkan dari
preparat wholemount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih
hidup.
8.2 Tujuan
Untuk membuat preparat Paramaecium sp. secara utuh dan untuk memudahkan mengamati
bentuk sel dan organel-organel sel Paramaecium sp.
26
4. Paramaecium sp. difiksasi dengan FAA dan ditunggu sampai kering.
5. Ditetesi dengan pewarna acetocarmine selama 5 – 10 menit.
6. Dicuci dengan akuades selama 2 (dua) menit.
7. Dilakukan dehidratasi dengan alkohol bertingkat, yaitu alkohol 30%, 50%, 70%, 95%,
dan alkohol absolut (100%), masing-masing selama 2 (dua) menit.
8. Dimasukkan ke dalam alkohol-xilol bertingkat, yaitu dengan perbandingan alkohol : xilol
sebesar (3:1), (1:1), (1:3) selama 2 (dua) menit.
9. Dimasukkan ke dalam xilol murni dua kali, masing-masing selama 2 (dua) menit.
10. Direkatkan dengan entellan dan ditutup dengan deck glass. Caranya yaitu dengan cara
meneteskan beberapa tetes entellan pada object glass, lalu perlahan-lahan diletakkan
deck glass pada object glass dengan membentuk sudut lancip (± 45 0C), lalu perlahan-
lahan melepaskan deck glass agar tidak muncul gelembung udara.
11. Setelah entellan kering, dilakukan pengamatan di bawah mikroskop pada perbesaran 100 x,
400 x dan dipotret.
8.5 Pertanyaan/tugas
Jelaskan bagian-bagian tubuh paramaecium ketika focus mikroskop ada dipermukaan atas
tubuh Paramecium, ketika focus dirunkan ke bagian lebih dalam, dan ketika fkus sampai tubuh
bagian bawah.
PUSTAKA :
Humason, G.L., 1966. Animal Tissue Techniques. San Francisco. W.H. Freeman and Company.
27