Disusun Oleh :
Nama :…………………………………………….
NIM :…………………………………………….
Kelompok/Kelas :…………………………………………….
Asisten :…………………………………………….
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Praktikum PTP |i
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
Praktikum PTP |i
TATA TERTIB PRAKTIKUM PTP
Praktikum PTP | ii
DAFTAR ISI
Praktikum PTP | iv
DAFTAR TABEL
Praktikum PTP |v
DAFTAR ILUSTRASI
Praktikum PTP | vi
DAFTAR GAMBAR
TUJUAN
A. LANDASAN TEORI
Bangsa sapi perah di Indonesia berasal dari daerah subtropis (subtropical) atau
daerah yang beriklim sedang dan ada juga sapi perah yang berasal dari daerah tropis
(tropical) atau daerah sekitar khatulistiwa /daerah yang beriklim panas. Perlu
Praktikum PTP |1
diketahui bahwa sapi termasuk jenis Bos dan sapi perah yang ada sekarang ini berasal
dari Bos Taurus (Sapi Eropa), Bos indicus (Sapi berpunuk Asia) dan hasil persilangan
keturunan Bos Taurus dengan Bos Indicis (Zebu Cattle).
Bangsa sapi perah yang berasal dari daerah subtropics, berasal dari Bos
Taurus. Sapi yang terkenal dan banyak dibudidayakan terdapat 5 bangsa antara lain
yaitu, Holstein, Brown Swiss, Ayrshire, Guernsey dan Jersey. Kondisi yang ideal bagi
bangsa sapi ini yaitu pada temperature 30-60°F atau -1°-15,6°C dengan kelembaban
rendah.
Sapi Friessian Holstein adalah bangsa sapi yang sudah ada sejak masa Romawi
(Caesar) kurang lebih 2.000 tahun yang lalu, yaitu terdapat di Netherland.
Berkembang sejak itu hingga sekarang , Belanda terkenal akan sapi perahnya bukan
hanya dari asalnya yaitu propinsi Friesland, tetapi juga tersebar di seluruh pelosok
dunia. Friessian Holstein dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dan pakan, baik di
iklim subtropis maupun di daerah tropis.
Sapi FH memiliki ciri-ciri tubuh berwarna putih dengan bercak hitam, bentuk
kepala yang panang, bentuk mulut yang lebar, pinggang sedang dan telinga berukuran
sedang. Ciri-ciri sapi perah jenis ini memiliki badan berbelang hitam, ekor dan
persendian siku serta lutut berwarna putih, berbadan besar, kepala panjang, tanduk
mengarah ke depan dan sedikit membengkok kebelakang dan badan berbentuk baji.
Praktikum PTP |2
Rata-rata produksi susunya tergolong paling tinggi jika dibandingkan dengan bangsa
sapi perah lainnya, di Amerika Serikat rata-rata produksi susu sapi FH mencapai 5.755
kg dalam satu masa laktasi, kadar lemak susunya relatif rendah sekitar 3,5 - 3,7%.
Produksi susu sapi FH di Indonesia rata-rata 10 liter per ekor per hari atau sekitar
30.050 kg per laktasi dan memiliki warna lemak yang kuning dengan butiran butiran
(globuli) lemak kecil sehingga sangat baik untuk konsumsi. Sapi FH betina
mempunyai karakteristik tenang dan jinak dan dapat dikawinkan pada umur 15 bulan
apabila beratnya sudah mencapai 800-850 pound (362-385 kg) dan ada tanda birahi ,
dengan demikian diharapkan beranak pertama pada umur 24 bulan.
b. Brown Swiss
Bangsa sapi Brown Swiss dikembangkan di daerah pegunungan Switzerland
(Swiss). Sapi ini memiliki daya tahan yang tangguh dan kemampuan merumput yang
bagus. Warna Brown Swiss bervariasi muai dari coklat muda sampai coklat gelap.
Sapi ini termasuk sapi yang besar (large breed). Berat sapi betina dewasa mencapai
(544-635 kg) dan sapi jantan beratnya (726-1.088 kg). Ukuran badannya yang besar
dan lemaknya yang berwarna putih sehingga sapi ini berfungsi sebagai sapi dwiguna
selain digunakan sebagai penghasil susu juga penghasil daging.
Brown Swiss mempunyai sifat yang tenang dan mudah dikendalikan dengan
kencerungan bersifat acuh, jinak dan mudah penanganannya, pandai merumput dan
Praktikum PTP |3
aktif. Sapi dara Brown Swiss dapat dikawinkan pada usia 15 bulan apabila beratnya
suda mencapai 357-374 kg.
c. Ayrshire
Bangsa sapi ini berasal dari Country (Shire) di daerah Ayr. yaitu di bagian
barat daya Skotlandia dengan wilayah yang dingin, lembab, padang rumput relative
tidak banyak tersedia, dengan demikian ternak sapi ini terseleksi secara alamiah
ketahanan kemampuan dalam merumput.
Warna sapi Ayrshire bervariasi dari merah dan putih sampai warna mahoni dan
warna merahnya amat terang atau hamper hitam. Ukuran tubuhnya lebih kecil
dibandingkan sapi FH dan hamper sama dengan Brown Swiss. Berat rata-rata sapi
betina dewasa sekitar 567 kg. Berat pejantan berkisar (726-1.403 kg). Tanduk panjang
mengarah keatas. Leher sapi Ayrshire lebih pendek disbanding sapi perah lainnya.
Karakter sapi ini sangat aktif, kurang tenang, peka dengan keadaan disekitarnya dan
cerdik.
d. Guernsey
Praktikum PTP |4
rumputnya yang bagus. Warna sapi Guernsey bervariasi dari kuning ternag sampai
hamper merah dengan tanda warna putih pada dahi, kaki, rambut kipas ekor dan
lipatan paha dan perut (selakangan= flank). Kulit berwarna kuning.
Sapi Guernsey umumnya lebih besar dibanding sapi Jersey, tetapi lebih kecil
dari pada sapi FH. Berat sapi betina dewasa bervariasi antara 363-589 kg atau rata-
rata 499 kg. Karakter sifat sapi Guernsey peka dan aktif, tetapi tidak mudah terganggu.
Kecakapan merumputnya bagus. Sapi dara Guernsey dapat dikawinkan pada umur 15
bulan dengan bobot sekitar 283-306 kg.
e. Jersey
Bangsa sapi Jersey dikembangkan di pulau Jersey (Inggris) yang terletak hanya
22 mil dari pulau Guernsey. Sapi Jersey dikembangkan untuk tujuan utama
menghasilkan lemak susu untuk mentega karena kandungan lemak susu lebih tinggi
dibanding sapi perah jenis lainnya. Sapi Jersey warnanya tidak uniform. Ada yang
berwarna kuning terang sampai hitam dan ada pula yang berwarna merah dan merah
tua. Bulu kipas ekor ada yang berwarna hitam atau putih. Moncong mulut berwarna
hitam dengan warna terang di sekelilingnya. Warna yang umum dan digemari adalah
warna coklat muda, dengan warna agak hitam di kepala, yang jantan bwerwarna lebih
tua.
Praktikum PTP |5
Gambar. 5 Sapi Jersey
Ukuran tubuh sapi Jersey tergolong kecil dibandingkan sapi perah yang lain.
Berat sapi betina dewasa sekitar 362-498 kg. Berat sapi Jersey jantan berkisar 544-
725 kg. Meskipun kecil tetapi bentuk tubuhnya saat laktasi terlihat ideal mendekati
tipe perah yang sesungguhnya , dengan perutnya lebih besar dibandingkan badannya.
Ambingnya besar dan bagus, sehingga badannya berbentuk segitiga. Karakter sifatnya
sangat peka dan kuang tenang, tetapi tahan terhadap panas.
ANATOMI AMBING
Ambing merupakan karakteristik utama pada semua mamalia dan berasal dari
kelenjar kulit yang tertutup oleh bulu, kecuali pada putingnya. Ambing seekor sapi
betina terbagi menjadi empat kuartir yang terpisah. Dua kuartir bagian biasanya
berukuran lebih kecil dari kuartir bagian belakang. Kuartir kanan dan kiri dipisahkan
oleh ligamentum suspensorium medialis, sedangkan bagian depan dan belakang
dipisahkan oleh selaput tipis antar kuartir.
Praktikum PTP |6
Gambar. 6. Penampang ambing sapi perah
Praktikum PTP |7
penahan susu didalam ambing terhadap tekanan yang timbul akibat
akumulasi susu didalam gland sistern selain itu juga berfungsi untuk
mencegah masuknya bakteri pada saat pemerahan.
5. Teat meatus adalah sebagai tempat keluarnya susu dari streak canal.
Gambar. 7 Alveoli
Praktikum PTP |8
B. PETUNJUK KERJA :
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan Materi pengenalan ternak perah dan anatomi ambing (50 menit)
- Penayangan Video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan Individu ( Merupakan review pembelajaran setiap acara praktikum
sesuai tema acara praktikum). Perunjuk format dan pengumpulan laporan
individu disampaikan terpisah.
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Praktikum PTP |9
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Praktikum PTP | 10
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Praktikum PTP | 11
MATERI II
BIOSINTESIS SUSU
A. LANDASAN TEORI
BIOSINTESIS SUSU
1. Air. Air yang terkandung susu bervariasi antara 82 sampai 89 persen dengan
kandungan rata-rata 87 persen. Air berguna sebagai medium dispersi untuk
bahan penyusun susu.
Praktikum PTP | 12
2. Lemak susu. Bervariasi antara 3 – 6 %. Didalam usus, lemak berdispersi dalam
bentuk butiran-butiran (globula) kecil dan terjadi emulsi antara lemak dan air.
Globula ini berukuran antara 0,5 sampai 20 mikron dengan rata-rata 3 mikron.
Setiap tetes susu disinyalir mengandung 100 juta globula lemak. Besarnya
globula ini sangat penting pada proses pemisahan lemak dari susu pada waktu
proses churning (pemisahan lemak dari susu pada saat pembuatan mentega).
Tiap-tiap globula lemak dikelilingi oleh suatu lapisan tipis yang terdiri atas
fosfolipida dan protein. Lapisan ini disebut dengan membran globula lemak
susu. Lapisan ini berguna untuk melindungi lemak serta mempertahankan
kestabilannya didalam emulsi.
3. Vitamin. Vitamin-vitamin yang terkandung didalam susu adalah vitamin A, B,
C, D, dan K. Semua vitamin tersebut berasal dari pakan yang dikonsumsi oleh
lemak. Protein. Terdapat 3 macam protein utama susu, yaitu: kasein,
laktalbumin dan laktoglobulin. Ketiga macam protein ini dapat bentuk koloid,
tidak membentuk lapisan seperti pda lemak susu, tetapi secara umum seragam
berdispersi dalam susu.
4. Karbohidrat. Karbohidrat utama dalam susu adalah laktosa yang terdapat dalam
bentuk α dan β. Kadarnya dalam susu adalah 4,8%. Laktosa adalah disakarida
jika dihidrolisa akan menghasilkan dua buah molekul gula sederhana yaitu
glukosa dan galaktosa. Laktosa di alam hanya ditemukan dalam susu. Laktosa
larut dalam susu, karena itu mempengaruhi stabilitas dari titik beku, titik didih,
dan tekanan osmosa dari susu. Dibandingkan dengan sukrosa kemanisan
laktosa hanyalah seperenam kalinya. Bakteri-bakteri tertentu mampu
memfermentasikan laktosa dan menghasilkan asam laktat. Fermentasi ini
menyebabkan rasa asam dari susu dan krim. Didalam susu terkandung pula
glukosa dan galaktosa dalam jumlah yang sangat kecil.
5. Mineral susu. Dua buah yang paling penting adalah Kalsium (Ca) sebanyak
0,12% dan Fosfor (P) sebanyak 0,10%.
6. Non Nitrogen Protein. Non Nitrogen Protein (NPN) terdapat dalam jumlah
yang sangat kecil (trace), yang mungkin terbentuk sebagai hasil metabolisme
nitrogen dalam tubuh sapi dan dalam sistesis susu, adalah amonia, urea,
kreatinin, metil guanidine, asam urat, adenin, guanin, hipoxantin, asam orotik,
asam hipurat dan indikan.
Praktikum PTP | 13
7. Enzim-enzim yang terdapat dalam susu. Enzim-enzim tersebut antara lain
katalase, peroksidase, xanthin oksidase, fosfatase, aldolase, amilase (α dan β),
lipase, esterase, protease, karbonik anhidrase dan selolase.
Komponen susu utama yaitu laktosa, lemak dan protein disintesis oleh sel
sekretoris kelenjar ambing dari berbagai nutrien yang diserap oleh sel lelenjar ambing.
Nutrien utama yang diserap oleh kelenjar ambing sebagai prekursor komponen susu
adalah :
1. glukosa : sebagai prekursor laktosa susu
2. asam amino : sebagai prekursor protein (casein) susu.
3. asam lemak (asetat, -hidroksi butirat, NEFA) : sebagai prekursor lemak susu.
Untuk lebih jelasnya metabolisme nutrien pada sel kelenjar susu diskemakan
seperti Ilustrasi 1. Terlihat jelas pada gambar tersebut bahwa peranan glukosa bukan
hanya merupakan prekursor utama laktosa susu, namun juga merupakan sumber
-gliserol dan NADPH untuk sintesis lemak susu serta menyediakan energi (ATP)
sintesis protein susu. Glukosa dapat berasal dari perombakan glikogen hati dan
pembentukan glukosa dari propionat serta asam amino melalui proses
glukoneogenesis. Berdasarkan teknik pelarutan isotop dan pengukuran kadar glukosa
pada pembuluh arteri dan vena diketahui sekitar 60 – 85% dari total glukosa yang
masuk ke dalam darah diserap oleh kelenjar ambing untuk sintesis susu.
Asam amino baik yang esensial maupun non esensial dibutuhkan untuk sintesis
protein susu. Asam amino juga dapat diubah menjadi glukosa dan digunakan untuk
sintesis laktosa susu khususnya yang bersifat glukogenik. Apabila asam amino yang
tersedia dari pakan tidak mencukupi, maka terjadi mobilisasi protein tubuh yang
menyebabkan penurunan bobot badan. Hal ini hampir selalu terjadi pada saat puncak
laktasi.
Asetat, -hidroksi butirat dan trigliserida plasma dalam bentuk kilomikron, LDL
dan NEFA merupakan prekursor sintesis asam lemak susu. Berbeda dengan ternak
monogastrik sintesis asam lemak susu pada ternak ruminansia tidak berasal dari
glukosa. Hal ini karena pada sitoplasma sel sekretoris kelenjar ambing ruminansia
tidak mempunyai enzim sitrat liase, sehingga asam sitrat tidak dapat diubah menjadi
asetil-KoA dalam tahapan sintesis asam lemak. Sitrat yang terbentuk sebagian diserap
Praktikum PTP | 14
ke dalam aparatus golgi dan disekresikan ke dalam lumen susu. Hal ini menyebabkan
kandungan sitrat susu ruminansia lebih tinggi dibanding ternak monogastrik .
2-monogliserida
Triasilgliserol
(Kilomikron, LDL) FFA Asam lemak Lemak
susu
Gliserol -gliserol-P
NEFA
Asetat Asetat
-hidroksibutirat -hidroksibutirat
Triose-P NADP+
PPC
Glukosa 6-P NADPH
Sitrat
Isositrat -ketoglutarat
OP
NAD+ NADH
ADP ATP
Pi
Asam amino Asam amino Amino Protein
Acil-AMP susu
OP = Fosforilasi oksidatif
Ilustrasi 2. Metabolisme Nutrien Utama Prekursor Komponen Susu di dalam Sel Kelenjar Ambing.
Praktikum PTP | 15
merupakan trigliserida yang mengandung asam lemak rantai pendek (C4-C14) dan
rantai panjang (>C14). Asam lemak rantai pendek disintesis dari asetat dan -
hidroksibutirat, sedangkan asam lemak rantai panjang disintesis dari trigliserida
plasma dan sebagian lagi dari asetat khususnya asam palmitat.
Sintesis asam lemak susu terjadi di dalam sitoplasma sel kelenjar ambing. Asetat
terlebih dahulu diubah menjadi asetil KoA. Reaksi kimia sintesis asam lemak adalah
sebagai berikut :
Reaksi ini dilanjutkan secara berulang dengan malonil ACP untuk setiap
pemanjangan 2 rantai Carbon (C) sehingga dihasilkan palmitoil ACP. Asam palmitat
kemudian dibebaskan melalui kerja enzim deasilase. Berdasarkan reaksi di atas dapat
dilihat bahwa setiap pemanjangan 2 rantai C dibutuhkan 2 mol NADPH, sehingga
untuk membentuk asam palmitat dari asetil KoA dibutuhkan 14 mol NADPH, yang
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Praktikum PTP | 16
untuk ditempatkan pada m-RNA sesuai dengan kodon-nya. Setiap penempatan asam
amino diikuti pergerakan ribosom sepanjang m-RNA, pergerakan ini membutuhkan
energi dalam bentuk GTP (Guanosin Tri Phophat). Penempatan asam amino yang
pertama (AA1) oleh t-RNA diikuti oleh asam amino kedua (AA2) dan selanjutnya
hingga terjadi pemanjangan rantai asam amino dan t-RNA dilepaskan kembali ke
sitoplasma. Pada saat yang sama terjadi ikatan peptida antara asam amino satu dengan
yang lain sehingga terbentuk protein. Tahapan reaksi sintesis protein adalah sebagai
berikut :
Sintesis Laktosa Susu. Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu. Kadar laktosa
dalam susu dipertahankan pada kisaran yang tetap. Kadar laktosa sapi Holstein di
Indonesia berkisar antara 3.6 – 5.5%. Sintesis laktosa membutuhkan laju serapan
glukosa 2 kali lipat. Hal ini bisa dimengerti karena untuk membentuk 1 molekul
laktosa dibutuhkan 2 molekul glukosa. Tahapan pembentukan laktosa dan sejumlah
enzim yang mengkatalisir adalah sebagai berikut :
heksokinase
Glukosa + ATP Glukosa-6-phospat + ADP
fosfoglukomutase
Glukosa-6-fosfat Glukosa-1-phospat
UDP-glukose Pirofosforilase
UTP + Glukosa-1-fosfat UDP- glukosa + PP
UDP-Galaktose 4-epimerase
UDP- glukosa UDP-galaktosa
Laktose sintetase
UDP-galaktosa + Glukosa Laktosa + UDP
Praktikum PTP | 17
rusak. Telah diketahui bahwa ion K+ merupakan materi intraseluler yang
konsentrasinya dipertahankan lebih tinggi dari ekstraseluler. Ion K+ bekerjasama
dengan ion Na+ dalam transport aktif dengan bantuan enzim Na-K-ATPase dan enegi
dari ATP. Apabila lumen susu terinfeksi oleh bakteri maka leukosit dari kapiler darah
akan masuk ke alveolar dan menembus membran sel sekretoris. Sel sekretoris yang
rusak akan mengeluarkan ion K+ ke dalam lumen dan bergabung dengan air susu.
Itulah sebabnya pada kondisi terinfeksi, misalnya pada kasus mastitis konsentrasi ion
K+ susu lebih tinggi dibanding sapi yang sehat.
B. PETUNJUK KERJA :
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan Materi pengenalan ternak perah dan anatomi ambing (50 menit)
- Penayangan Video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan Individu ( Merupakan review pembelajaran setiap acara praktikum
sesuai tema acara praktikum). Perunjuk format dan pengumpulan laporan
individu disampaikan terpisah.
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Praktikum PTP | 18
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Praktikum PTP | 19
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Praktikum PTP | 20
MATERI III
TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui siklus hidup dan pemeliharaan pada sapi perah
2. Mahasiswa mengetahui tentang fisiologi lingkungan dan pengaruhnya terhadap
ternak.
3. Mahasiswa dapat mengukur fisiologi ternak .
4. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan cara kerja alat-alat untuk
mengukur fisiologi lingkungan, serta memahami fenomena perubahan
lingkungan yang berpengaruh terhadap ternak.
MANFAAT :
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami
kondisi fisiologi lingkungan dan faktor-faktor yang berpengaruh
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan berbagai alat
untuk mengukur kondisi fisiologi ternak dan fisiologi lingkungan.
A. LANDASAN TEORI
Perawataan sapi perah meliputi : a) perawatan anak sapi (pedet) sejak lahir
sampai sapih, b) perawatan pedet setelah disapih sapai umur satu tahun. C).
perawatan sapi dara (umur satu tahun) sampai beranak. d) perawatan sapi perah
induk laktasi. f). cara merawat sapi induk kering.
a. Perawatan anak sapi atau pedet.
Kematian sapi perah tertinggi adalah selama masih pedet sejak lahir sampai
umur 3 bulan mencapai 20%. Oleh sebab itu untuk mengurangi kematian maka
perawatan pedet bisa dimulai sejak pedet masih di dalam kandungan dalam bentuk
janin (fetus) sehingga anak sapi yang lahir sehat dan kuat. Pada beberapa minggu
akhir kebuntingan pertumbuhan janin sangat cepat mencapai 3-5 kali lebih cepat
dari pertumbuhan sebelumnya. Maka pada 6-8 minggu (dua bulan) sebelum
kelahiran dilakukan proses kering kandang (menghentikan pemerahan) dan
Praktikum PTP | 21
melakukan challenge feeding program, yaitu sapi diberikan pakan kosentrat untuk
persiapan kelahiran.
Pada kelahiran pedet yang normal biasanya 30-60 menit setelah lahir sudah
dapat berdiri. Pedet pada awal kelahiran belum memiliki kekebalan utnuk melawan
penyakit., sehingga pemberian kolostrum dari induk wajib untuk dilakukan.
Kolostrum adalah susu yang dihasilkan oleh sapi setelah melahirkan sampai sekitar
5-6 hari. Kolostrum sangat penting untuk pedet setelah lahir karena mengandung
antibody (immunoglobulin). Pemberian kolostrum seawal mungkin sangat penting.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat pemberian kolostrum
semakin cepat pula kolostrum masuk kedalam abomasum intestinum
Praktikum PTP | 22
b. Perawatan sapi dara (umur satu tahun sampai beranak)
Sapi umur 12 bulan akan tumbuh baik apabila hijauan yang diberikan
berkualitas baik. Asupan pakan yang berkualitas maka sapi dara bisa menunjukkan
birahi pertama sekitar 9-14 bulan. Adakalanya apabila pakan kurang baik sapi tidak
menunjukka tanda-tanda birahi sampai umur 20 bulan atau lebih. Setelah berumur
12 bulan meskipun menunjukkan tanda birahi belum cukup umur untuk dilakukan
IB. Target IB akan dilakukan pada umur 14 atau 15 bulan apabila berat sudah
mencapai 800-850 lb (375 kg) untuk sapi FH dan 575-625 lb (270 kg) untuk sapi
Jersey. Pencatatan reproduksi harus dilakukan mulai birahi pertama, sehingga dapat
dideteksi perkiraan birahi berikutnya.
Apabila sapi dara sudah berumur 15 bulan berat sekitar 350 an kg dan
menunjukkan tanda-tanda kawin yaitu: kelaminnya merah, bengkak, mengeluarkan
lender dari lat kelaminnya, gelisah, menaiki temannya dan tidak mau makan, maka
sapi dapat dikawinkan /IB.
1. Pemberian Pakan Beberapa Bulan Menjelang Melahirkan
Menjelang melahirkan, pemberian pakan konsentrat ditingkatkan untuk
menjaga kebuntingan. Apabila hijauan yang diberikan kurang baik, konsentrat yang
diberikan sekitar 3-4 kg/ekor/hari. Apbila hijauan yang diberikan kualitasnya baik,
maka konsentrat yang diberikan sekitar 2-3 kg/ekor/hari.
2. Pemberian Pakan Beberapa Minggu sebelum Melahirkan
Selama 2-3 minggu sebelum melahirkan sapi dara bunting perlu diberi pakan
konsentrat lebih banyak agar kebutuhan nutrisi tercukupi sewaktu sapi melahirkan.
Penambahan pemberian pakan konsentrat 2-3 minggu sebelum melahirkan disebut
challenge feeding atau lead feeding. Lama kebutingan sapi Holstein dan Jersey
rata-rata 278-279 hari, Guernsey 283-284 hari dan Brown Swiss 288-290 hari.
Praktikum PTP | 23
Gambar. 10 Produksi Susu Selama Masa Laktasi
Sapi perah dalam satu masa laktasi ( selama 10 bulan = 305 hari) memiliki 3
periode laktasi yaitu : 1) periode awal laktasi, 2) periode laktasi tengah dan 3)
periode laktasi akhir.
Gambar. 11. Produksi Susu, Kadar Lemak dan Protein Selama Masa Laktasi
Praktikum PTP | 24
Tabel 2 Kebutuhan Bahan Kering Sapi Perah
Kebutuhan nutrisi sapi perah sangat beragam dan tergantung dari fase laktasinya.
Beragam kebutuhan nutrisi untuk aplikasi dilapangan dapat kita kategorikan
kedalam 5 fase yaitu sebagai berikut:
1. Fase 1 : Early Lactation : 0-70 DIM (Day In Milk), pada fase ini menunjukkan
produksi susu yang terteinggi (peak milk production)
2. Fase 2 : Mid Lactation : 70 -200 DIM (Day In Milk)pada fase ini konsumsi
bahan kering mencapai puncak tertinggi (peak DM feed intake)
3. Fase 3: Late Lactation : 200-305 DIM (Day In Milk) pada fase ini roduksi susu
sudah mulai menurun dan persiapan untuk proses kering kandang.
4. Fase 4: Dry Priod : 60hari (- 14 hari sebelum kelahiran (calving))
5. Fase 5 : Transition Period : 14 hari sebelum kelahiran
FISIOLOGI TERNAK
Praktikum PTP | 25
A. Suhu Rektal
Suhu tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, jenis kelamin, dan kondisi
ternak.Kisaran tubuh normal pada sapi adalah 38,5oC – 39,6oC dengan suhu kritis
40oC.Suhu lingkungan yang berubah-ubah menyebabkan ternak selalu berusaha
untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap, karena sapi adalah hewan homeothermis.
B. Frekuensi Denyut Nadi
Hewan yang sakit atau stres akan meningkat denyut jantungnya untuk
sementara waktu. Denyut nadi sapi normal sekitar 50-60 kali per menit. Hal ini
berhubungan dengan faktor bahwa semakin kecil ukuran hewan, laju metabolisme
per unit berat badannya semakin tinggi.
C. Frekuensi Pernafasan
Frekuensi pernafasan bervariasi, tergantung dari jenis sapi pada umumnya.
Rata-rata pernafasan sapi normal adalah 19 kali per menit. Ternak yang banyak
melakukan aktivitas akan bernafas lebih cepat demikian pada jika suhu lingkungan
meningkat pernafasan juga semakin cepat. Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain ukuran tubuh, umur, aktifitas ternak, kebuntingan,
lingkungan, dan aktifitas pencernaan terutama pada rumen.
Cara pengukurannya:
Praktikum PTP | 26
pengeluarannya selama 24 jam. (variable tambahan)
5. Menghitung konsumsi air minum dengan cara menghitung volume setiap air
minum yang diberikan kepada ternak. Catat waktu pemberiannya selama 24
jam. (variable tambahan)
FISIOLOGI LINGKUNGAN
Praktikum PTP | 27
singkat. Ada 3 komponen utama iklim yang berpengaruh terhadap kemampuan
produktivitas ternak, yaitu:
1. Suhu udara
2. Kelembaban udara
3. Radiasi matahari
A. Suhu udara
Suhu udara merupakan sebuah ukuran dari intensitas panas yang biasanya
ditunjukkan dalam satuan derajat panas.Suhu lingkungan dibedakan menjadi 2,
yaitu suhu dalam kandang dan luar kandang.Untuk mengukur suhu dalam kandang,
letakkan thermometer di dalam kandang dan jangan sampai terkena cahaya
matahari secara langsung.Untuk mengukur suhu luar kandang, letakkan
thermometer di luar kandang dan usahakan terkena cahaya matahari langsung.
Suhu lingkungan ideal bagi sapi perah FH di daerah subtropis berkisar antara
4,4-21,1°C, dan suhu kritis 27°C. Ternak pada daerah tropis memperlihatkan
produksi tidak berbeda dengan di daerah subtropis, apabila suhu lingkungan sekitar
18,3°C dan kelembaban udara sekitar 55%, penampilan produksi masih cukup baik
bila suhu lingkungan meningkat sampai 21,1°C, dan suhu kritis sekitar 27°C
memperlihatkan penampilan produksi semakin menurun
B. Kelembaban udara
Kombinasi suhu dan kelembaban udara biasa dinyatakan dalam bentuk Indeks
Praktikum PTP | 28
suhu dan kelembaban udara atau Temperature Humidity Index(THI). Jenis sapi perah
murni yang berasal dari daerah subtropis jika didatangkan ke daerah tropis akan
mendapatkan cekaman panas sehingga akan menimbulkan penimbunan panas yang
berlebih di dalam tubuh sapi tersebut. Cekaman panas yang terus berlangsung pada
ternak berdampak pada peningkatan konsumsi air minum, penurunan produksi susu,
peningkatan volume urine dan penurunan konsumsi pakan (Yani dan Purwanto, 2006).
THI digunakan untuk mengetahui adanya cekaman panas karena keadaan
lingkungan yang tidak nyaman (discomfort). Nilai THI dihitung dengan rumus
(Ingraham, et al.,1974).
Tabel 3. Indeks Suhu dan Kelembaban Relatif untuk Sapi Perah (Wiersma, 1990)
Praktikum PTP | 29
B. PETUNJUK KERJA :
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan Materi (50 menit)
- Penayangan Video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan Individu ( Merupakan review pembelajaran setiap acara praktikum
sesuai tema acara praktikum). Perunjuk format dan pengumpulan laporan
individu disampaikan terpisah.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 30
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 31
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 32
MATERI IV
PEMERAHAN
TUJUAN
1. Mempelajari proses pemerahan yang baik dan benar
2. Mempelajari proses untuk menghasilkan susu melalui proses pemerahan
3. Mempelajari kandungan atau komposisi susu dan bagaimana cara menguji
kualitas susu
MANFAAT :
1. Menambah pengetahuan tentang proses terbentuknya susu melalui proses
biosintesis susu
2. Menambah pengetahuan tentang kandungan/komposisi susu dan menambah
keterampilan mahasiswa untuk uji kualitas susu.
A. LANDASAN TEORI
PEMERAHAN
Praktikum PTP | 33
1. Kandang harus dibersihkan dari segala kotoran sapi, air kencing, sisa-sisa
pakan dan sampah terutama di kandang tempat sapi akan diperah.
2. Membersihkan sapi, sapi yang hendak diperah ambingnya, bagian lipat
pahanya dan pahanya harus dicuci atau dibersihkan dengan sikat untuk
mencegah kotoran-kotoran yang menempel pada bagian-bagian tersebut
jatuh ke dalam susu pada waktu sapi tersebut diperah.
3. Pemberian Pakan , sapi yang hendak diperah diberi pakan konsentrat lebih
dahulu supaya sapi tersebut dalam keadaan tenang. Sesudah diperah
baru diberi pakan hijauan atau silase.
4. Alat-alat pemerahan (ember susu, milk can susu) sebelumnya sudah
dibersihkan dari sisa pemerahan sebelumnya.
5. Mengikat ekor dan mencuci ambing , ambing dicuci dengan air bersih yang
hangat (50 - 60 °C) menggunakan lap bersih, kemudian dikeringkan dengan
handuk kering dan bersih.
6. Tukang perah harus bersih tangannya
B. Pelaksanaan pemerahan
Metode pemerahan dengan tangan antara lain yaitu whole hand milking,
kneevelen dan streppen, diantara ketiga metode tersebut yang terbaik
adalah dengan menggunakan metode whole hand milking.
Praktikum PTP | 34
b. Dengan mesin (machine milking)
Mesin Pemerah Susu berfungsi sebagai sarana untuk memerah susu secara
pneumatis, pemerahan dilakukan dengan membuat tekanan vakum pada
penampung dan susu diperah kedalam penampung melalui unit perah .
C. Pasca pemerahan
Pada umumnya mesin perah dirakit mengikuti prinsip pedet menyusu. Tekanan
negatif atau hampa dihasilkan dari pompa vacuum dan pulsator yang berfungsi
mengatur secara berselang seling keadaan hampa dan keadaan bertekanan pada
proses pemerahan. Secara umum mesin perah terdiri dari 5 bagian utama yaitu:
Pompa vakum, Pulsator, Milk claw, Teat cup dan Wadah Susu (bucket). Bagian-
bagian mesin perah secara umum dapat dilihat pada Gambar 9.
Praktikum PTP | 35
Gambar. 12 Bagian-bagian mesin perah portabel (http://www.indianmart.com)
Sistem hampa oleh dikinerja pompa vakum diterapkan pada teat cup yang
kontak langsung dengan puting sapi. Teat cup memiliki dua bagian yaitu dinding
bagian luar (shell) dan dinding fleksibel bagian dalam (liner). Bagian teat cup dapat
dilihat di Gambar 14.
Proses pemerahan berlangsung pada bagian teat cup ini sebagai akibat tekanan
negatif dari pompa vakum Pada pemerahan secara mekanis berlangsung dua fase
pada proses pemerahan yaitu fase pemerahan (milking phase) dan fase istirahat (rest
phase).
a. Fase pemerahan (milking phase)
Praktikum PTP | 36
Terjadi tekanan negatif pada ruang bagian dalam teat cup atau ruang antara
liner dengan shell, akibat kinerja pompa vakum secara terus menerus sehingga
memberikan tekanan negatif kepada ujung puting. Tekanan yang lebih besar di
dalam puting memaksa terbukanya orifis ambing dan memungkinkan susu mengalir
melalui streak canal .
Gambar. 14 Mekanisme pemerahan pada mesin perah (fase pemerahan dan fase
istirahat) (Dokumentasi Lab. PTPP)
b. Fase istirahat (rest phase)
Tekanan negatif yang berlangsung terus menerus harus dikembalikan ke
kondisi normal (bertekanan) untuk mencegah pendarahan dan iritasi pada ambing.
Sehingga pada fase istirahat ini, udara atmosfer dibiarkan masuk ke dalam ruang,
ruang hampa dalam liner akan mengempis dan menyebabkan ruang inflasi tertutup
sehingga mengembalikan puting dari keadaan hampa yang konstan, jadi mencegah
timbulnya kongesti (pemampatan) darah dan berfungsi mengurut puting guna
mempertahankan stimulasi dan pelepasan susu yang semestinya.
Fase pemerahan dan fase istirahat dari mesin perah disebabkan pemberian
udara serta tekanan negatif yang dilakukan secara berseling diantara shell dan liner.
Mekanisme pemerahan dapat dilihat pada Gambar 11. Pulsator berfungsi
menyelang-nyeling keadaan hampa dan keadaan bertekanan ke dalam teat cup.
Laju pulsasi (pulsator speed) adalah jumlah pergantian sikus hampa bertekanan
yang terjadi setiap menit. Mesin perah memiliki laju pulsasi yang beragam
Praktikum PTP | 37
tergantung merk dan spesifikasi produsen nya. Namun pada umumnya laju pusasi
antara 45 sampai 60 siklus permenit. Rasio pulsasi (pulsator ratio) adalah imbangan
antara masa hampa dan masa bertekanan. Rasio pulsator sangat beragam misal
70/30; 60/40, 55/45. Sebagai contoh pada rasio 70/30 hal ini berarti siklus hampa
pada fase pemerahan terjadi 70 kali permenit (70%) dan siklus bertekanan pada fase
istirahat terjadi 30 kali permenit (30%).
Pemerahan dengan mesin memiliki tahapan yang kurang lebih sama dengan
pemerahan manual, prinsip pemahaman tentang fisiologi pelepasan air susu di
terapkan dalam mengoperasikan alat mesin perah yang digunakan. Prosedur
pemerahan dengan menggunakan mesin perah berikut adalah tahapan yang
dilakukan:
1. Cleaning. Membersihkan ambing dan puting dengan bersih menggunakan air
bersih dan handuk secara individu untuk menjamin kebersihan dan mengurangi
penularan penyakit.
2. Untuk menjamin puting dalam keadaan aseptik dapat dilakukan pencelupan
puting kedalam cairan antisetik (pre- dipping). Biarkan larutan antiseptik
bekerja 30-40 detik untuk memastikan bakteri mati.
3. Stripping. mengeluarkan pancaran air susu pada pemerahan pertama satu hingga
3 pancaran, tampung air susu menggunakan mangkuk strip guna mengecek
kemungkinan adanya keadaan susu yang abnormal (kemungkinan adanya
mastitis).
4. Drying. Keringkan air susu pada puting setelah stripping menggunakan kertas
tisu sekali pakai atau kain lap yang bersih.
5. Milking. Pasang alat pemerah dalam hal ini teat cup pada puting sapi dengan baik
dalam waktu 30 hingga 60 detik setelah proses cleaning dan stripping. Hal ini
memungkinkan pemanfaat maksimum atas terjadinya proses milk let down pada
ambing. Kemudian pemerahan dilakukan dengan tuntas hingga susu sudah tidak
keluar, dengan cara petugas perah (milker) mengecek mangkuk susu (claw)
apakah masih terisi susu atau sudah kosong yang menunjukkan susu telah
Praktikum PTP | 38
terperah tuntas. Jika pemerahan selesai teat cup dilepas untuk menghindari
overmilking yang akan berdampak pada kerusakan puting dan jaringan ambing
sapi.
6. Post-dipping. Pencelupan kembali puting ke dalam larutan antiseptik.
B. PETUNJUK KERJA :
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan Materi (50 menit)
- Penayangan Video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan Individu ( Merupakan review pembelajaran setiap acara praktikum
sesuai tema acara praktikum). Perunjuk format dan pengumpulan laporan
individu disampaikan terpisah.
Praktikum PTP | 39
C. LEMBAR CATATAN PRAKTIKUM :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 40
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 41
MATERI V
TUJUAN
1. Praktikan dapat melakukan uji kualitas susu
2. Praktikan dapat memahami aspek-aspek penting terkait dengan kualitas
susu
MANFAAT :
1. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami
pentingnya uji kualitas susu dalam
2. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami
dan membuat aspek-aspek recording pada produksi ternak perah
A. LANDASAN TEORI
Uji berat jenis (BJ) susu merupakan salah satu model pengujian susu secara
fisik. Uji BJ erat hubungannya dengan kualitas susu, khususnya untuk kadar lemak.
Semakin tinggi kadar BJ, maka kadar lemaknya tinggi pula. Alat untuk mengukur
BJ susu bernama Laktometer atau Laktodensimeter. Pemerisksaan kesegaran susu
dapat dilakukan dengan uji sensorik atau uji organoleptik, uji kestabilan protein (uji
didih dan uji alkohol) uji pH dan uji derajat asam dan uji mikrobiologi. Lactoscan
adalah alat yang bersifat portable analyzer susu ultrasonik untuk analisis cepat
lemak, protein padat, non –fat (SNF), laktosa, tambahan air, suhu, titik beku, pH,
zat padat, konduktivitas dan densitas dari sampel susu, langsung setelah pemerahan,
pada pengumpulan dan selama pemrosesan. Lactoscan dapat digunakan untuk
sampel dari dairy produk.
Prosedur (catatan: Prosedur ini dilakukan jika praktikum secara lansung di
kandang dan di laboratorium) :
Praktikum PTP | 42
Berat Jenis Susu
1. Masukkan susu ke dalam tabung yang besar/gelas ukur (tinggi permukaan susu
harus lebih tinggi daripada panjang laktodensimeter yang digunakan).
2. Aduk susu hingga homogen.
3. Celupkan laktodensimeter perlahan-lahan dan diamkan hingga stabil. Baca
angka skala dan suhu yang ditunjukkan oleh laktodensimeter.
4. Hitung BJ susu sebenarnya dengan memasukkan pada rumus :
Praktikum PTP | 43
B. PETUNJUK KERJA :
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan Materi (50 menit)
- Penayangan Video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan Individu ( Merupakan review pembelajaran setiap acara praktikum
sesuai tema acara praktikum). Perunjuk format dan pengumpulan laporan
individu disampaikan terpisah.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 44
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 45
MATERI VI
RECORDING
TUJUAN
3. Praktikan dapat memahami arti penting recording
4. Praktikan dapat memahami aspek-aspek penting terkait dengan
recording pada Produksi Ternak Perah
MANFAAT :
3. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami
pentingnya recording pada produksi ternak perah
4. Menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memahami
dan membuat aspek-aspek recording pada produksi ternak perah
Praktikum PTP | 46
Identifikasi ternak
Identifikasi ternak yaitu pencatatan semua informasi tentang nomor atau nama
ternak, nomor registrasi, tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa,
nomor/nama bapak dan induk berserta asalnya. Identitas ternak dapat diberikan
berupa pemberian nomor pada ternak disertai kartu identitas yang mencatat, dan
nama pemilik dengan alamatnya. Sistem peomoran pada sapi dapat bersifat
permanen berupa tatopada telinga atau badan, dan temporer dengan anting pada
telinga / eartag.
Pencatatan produksi susu.
Pencatatan produksi susu dibagi menjadi dua jenis, yaitu kuantitas atau
jumlah susu yang dihasilkan setiap harinya dengan satuan liter atau berat (kg) serta
kualitas susu seperti berat jenis dan total solid dari susu tersebut. Pencatatan
produksi yang ideal adalah setiap dilakukan pemerahan pada waktu pagi dan sore
selama laktasi, pada pencatatan produksi dicatat pula lama masa laktasi dan lama
masa kering.
Pencatatan Pakan
Pencatatan pakan mencakup informasi tentang jenis pakan bahan pakan yang
diberikan, jumlah pakan yang diberikan, dan waktu pemberian pakan setiap
harinya.
Praktikum PTP | 47
Pencatatan reproduksi.
B. PETUNJUK KERJA :
Kegiatan Praktikum :
Kegiatan Praktikum :
- Presensi (5 menit)
- Penjelasan Materi (50 menit)
- Penayangan Video (10 menit)
- Diskusi (25 menit)
- Laporan Individu ( Merupakan review pembelajaran setiap acara praktikum
sesuai tema acara praktikum). Perunjuk format dan pengumpulan laporan
individu disampaikan terpisah.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 48
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Praktikum PTP | 49