Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA

SILABUS
MATA KULIAH “MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA (MMI) –ISH600001 (3 SKS)

Semester Gasal Tahun Akademik 2020-2021

A. Pengajar/Tim:
No. Nama
1 Asmanedi, S.Sos, M.Si.
2 Suyanti Ismaryanto, S.E., M.Sc.
3 Dr.Prathama Rahardja, SE.,ME.,
4 Dr. Nining Indroyono Susilo, MA.
5 Hendro Prabowo, S.E., MBA.
6 Nissa Ghulma Ratnasari S.E., M.Si.
7 Dr. Esther Sri Astuti Soeryaningrum Agustin S.E., M.E
8 Ratna Juwita, S.E., M.S.M.
9 Dr. Triasih Djutaharta M.E.
10 M. Hafiizh, FS.SE., ME
11

B. Deskripsi Mata Kuliah :

Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib universitas yang dikembangkan oleh rumpun keilmuan
sosial humaniora di lingkungan Universitas Indonesia. Rumpun sosial humanioraterdiri atas 5 fakultas
keilmuan yaitu; Fakultas Ekonomi Bisnis, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Fakultas Psikologi, dan Fakultas Hukum.

Meskipun dianggap sebagai satu rumpun, dalam hal merencanakan proses pembelajaran itu diserahkan
sepenuhnya, baik substansi maupun metode, kepada masing-masing fakultas sesuai dengan kebutuhan
dan situasinya. Lima fakultas rumpun sosial humaniora menyepakati nama mata kuliah wajib universitas
ini, yaitu Manusia dan Masyarakat Indonesia. Di Fakultas Ekonomi UI, seiring dengan proses
pengembangannya, mata ajar ini diberi nama Manusia dan Masyarakat Indonesia (MMI): Melatih
Kepekaan Diri Memaknai Arti Kehidupan Bersama

MMI ini pada dasarnya adalah mata kuliah yang titik beratnya ada pada metode pembelajaran untuk
mendorong mahasiswa agar lebih peka dan mampu menangkap bentuk-bentuk dan dinamika hidup
bersama. Metode belajar yang ingin dilaksanakan pada MMI ini adalah metode belajar yang
membolehkan mahasiswa untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman
terlibat langsung pada kehidupan masyarakat yang dipilihnya (setting sosial tertentu). Karena itu
perkuliahan dilakukan sebagian di kelas dan sebagian berupa kunjungan lapangan dengan kegiatan
utmanya adalah melakukan pengamatan dan wawancara pada setting sosial tertentu. Dengan mengikuti
perkuliahan yang demikian itu diharapkan mahasiswa dapat membangun pengetahuan tentang kehidupan
bersama dengan berbagai aspeknya secara induktif, dan selanjutnya diharapkan akan menambah dan

1
meningkatkan kepekaan sosial budaya mahasiswa. Perlu diingat bahwa pengembangan kepekaan ini
bukanlah merupakan langkah pengumpulan data pada suatu penelitian

C. Jenis Mata Kuliah : Wajib Rumpun Sosial Humaniora

D. Metode Mengajar-Belajar

Metode belajar yang akan digunakan di dalam mata ajar ini akan membawa mahasiswa untuk berlatih
melihat dan menemukan sendiri aspek-aspek kehidupan bersama secara langsung, lalu kemudian
mengungkapkan dan menatanya kembali sebagai sebuah pengetahuan yang utuh. Pengamatan dan
wawancara langsung kepada pelaku-pelaku di setting (arena, jaringan) sosial yang dipilih adalah cara
untuk menemukan aspek-aspek kehidupan bersama yang dimaksud. Pengungkapan apa yang dilihat
didengar dan dirasakan dilakukan melalui pembuatan catatan lapangan yang merupakan cara yang
dianggap strategik dalam proses pembelajaran peserta didik yang bersangkutan. Ini semua berarti bahwa
mahasiswa memiliki tugas pengamatan dan wawancara (kerja lapangan) dan pembuatan catatan lapangan.
Kemampuan membuat catatan lapangan ini dianggap sebagai hasil dari terlatihnya pikiran dan perasaan
(thinking and feeling).

Kondisi saat ini dimana Indonesia dilanda pandemik covid-19, membuat metode mengajar dan belajar
perlu penyesuaian. Mahasiswa didampingi oleh fasilitator (pengjara/dosen) secara on line. Kegiatan
diskusi di kelas dan kegiatan kunjungan ke lapangan (setting) tidak dapat dilakukan. Padahal perkuliahan
MMI sangat mengandalkan kegiatan lapanagan. Meskipun demikian, mahasiswa tetap menjadi tokoh
sentral proses belajar ini, sebagai aktor yang aktif mencari, menemukenali fakta-fakta di lapangan dan
kemudian aktif untuk mengungkapkan kembali temuan-temuan tersebut dalam diskusi kelompok di kelas.
Fasilitator akan terus mendampingi dan memastikan mahasiswa mencapai tujuan pembelajarannya.

E. Matrik Pelaksanaan Mata Kuliah

Rincian perkuliahan terlihat pada matrik lampiran

F. Evaluasi Belajar

Laporan Tengah Semester (LTS) dan laporan Akhir Semester (LAS), sebagai pengganti UTS dan
UAS), dilihat sebagai hasil dari proses belajar dan karena itu diberikan bobot yang lebih besar
dalam penilaian.

1. Penilaian mata ajar ini sangat bertumpu pada proses belajar mahasiswa. Proses terutama
dilihat dari keaktifan di lapangan, perkembangan catatan lapangan dan kesungguhan serta
sikap belajar mahasiswa, serta kemampuan memaknai dan merefleksi pengalaman.

2. Ketidakhadiran dan keterlambatan pengumpulan tugas, akan mengurangi penilaian,


karena mengganggu proses belajar mengajar.
3. Catatan lapangan (Catlap) adalah bukti dari keikutsertaan dalam perkuliahan lapangan.

2
4. Bentuk dan isi dari LTS dan LAS terutama berisikan deskripsi dari tindakan, interakasi,
dan nalar dari para pelaku utama yang ada di setting, serta gambaran dari setting (secara
rinci akan dibahas kemudian).
5. Penilaian juga ditekankan pada perkembangan secara menyeluruh dari mahasiswa yang
mengarah pada pencapaian tujuan perkuliahan.

G. Absensi :

Kehadiran 100% mutlak diperlukan untuk mata ajar ini, karena sifatnya yang menekankan
proses, bukan belajar menelaah buku teks. Hilangnya satu atau dua proses belajar/partisipasi
akan sangat memengaruhi hasil akhir yang diharapkan. Oleh sebab itu, toleransi untuk
ketidakhadiran dalam mata ajar ini adalah nol. Satu kali saja mahasiswa sengaja tidak hadir
(meninggalkan suatu proses), maka akan berdampak pada hilangnya potensi untuk mendapatkan
output maksimal dari laporan tulisan, yang tentunya akan berdampak kepada hasil evaluasi
belajar (nilai) yang akan diperoleh.

3
Lampiran: Skenario Model Perkuliahan

Pertemuan Aktivitas

I Perkenalan, Penjelasan MMI. Menjelaskan teknis perkuliahan selama


ini, dan teknis perkuliahan on line karena kondisi pandemik covid-19
saat ini serta dampaknya bagi tujuan pembelajaran MMI. (Bahan:
silabus dan materi pengantar 1)
II Pembukaan klas on line (absensi, dll). Mengenal “Kesadaran budaya.”
(Setiap mahasiswa mencoba memperhatikan apa tindakan dan interaksi
sosial yang ia pernah lakukan, serta menjelaskan mengapa mereka
melakukan tindakan dan interaksi tersebut; mengapa bentuk tindakan
dan interakasinya seperti itu, apa tujuan dan apa artinya (maknanya)
baginya.
III Pembukaan klas on line (absensi, dll). “Meningkatkan kesadaran budaya
dengan mengamati kehidupan nyata“: Mengenal poin-poin penting
dalam pengamatan”. (Setiap mahasiswa mengamati kehidupan sosial
yang ada disekitar rumah/tempat ia berada, sekitar 15- 30 menit.
Membuat catatan lapangan. Hasil pengamatan dituliskan dalam
selembar kertas dan dilaporkan). Dosen menjelaskan aspek-aspek
penting dalam pengamatan kehidupan sosial (lihat ppt tehnik
pengamatan).
IV Pembukaan klas on line (absensi, dll). “Melakukan pengamatan.”
(Penugasan mahasiswa untuk mengamati kehidupan sosial yang ada
didekatnya/disekitar rumahnya/tempat dia berada (sekitar 15-30 menit).
Hasil pengamatan dituliskan dalam selembar kertas dan dilaporkan
untuk didiskusikan. (Penekanan pengamatan; bentuk-bentuk tindakan
dan interaksi sosial, serta nalar, dari pelakunya. Jangan sampai lupa
aspek-aspek dalam pengamatan).
V Sama dengan pertemuan IV, pengamatan pada setting yang lain.
(Penjelasan tentang pelaku-karakteristiknya, tindakan dan interaksinya,
nalarnya, dan setting social dimana hal itu terjadi)
VI Sama dengan pertemuan V, pengamatan pada setting yang lain
VII Pembukaan klas on line (absensi, dll). Mengingatkan kembali
mahasiswa atas hal-hal penting dalam pengamatan, pentingnya
memahami nalar pelaku atas tindakan dan interaksi yang diwujudkan,
serta dalam suasana apa itu semua terjadi, dimana, dan kapan
waktunya…(Adakah pengetahuan baru?). Ditutup dengan penjelasan
tentang LTS
UTS
VIII Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll). Mengingat kembali

4
setting-setting sosial yang pernah diamati. Menunjukkan bahwa setting-
setting sosial tersebut adalah contoh kecil dari suatu kehidupan bersama.
Di dalamnya ada aturan-aturan, norma-norma, bahkan keyakinan dan
pandangan hidup, yang menuntun pelakau-pelakunya untuk hidup
bersama, meskipun ada juga perbedaan-perbedaan diantara mereka
dalam hal-hal tertentu (ada keragaman dalam tindakan, interaksi social,
sikap, pandangan atau cara berfikir).
IX Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll). Menonton film *) Suku
Bajo? Dan penugasan kepada kelompok untuk membuat tinjauan dengan
cara pandang yang telah disinggung pada pertemuan sebelumnya
(gambaran setting, bentuk tindakan dan interaksi, bentuk komunikasi
dan isinya, nalarnya, kehidupan bersama)
X Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll).Presentasi kelompok
XI Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll). Presentasi kelompok
XII Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll). Presentasi kelompok
XIII Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll). Presentasi kelompok
XIV Pembukaan perkuliahan on line (absensi, dll). Review perkuliahan.
Perlunya brefleksi. Penjelasan LAS. Penutup perkuliahan
UAS
*) Alternatif selain nonton film adalah, mencari semacam laporan-laporan
atau reportase atas suatu aktivitas atau peristiwa tertentu, di mass media
(termasuk majalah dan Koran on line) atau pun laporan penelitian.
Bisa juga film selain film suku Bajo?

5
Kegiatan lapangan:

1. Melakukan pengamatan:

o Mengamati aktivitas individu-individu dalam setting dan sekitar setting. Khususnya


tindakan dan interaksi sosial yang terwujud dalam setting.
 mengidentifikasi pelaku dan bentuk /pola interakasi
 mengidentifikasi pembicaraan
 menggambarkan suasana lokasi pengamatan
o Mewawancarai individu-individu dalam setting (atau di luar setting itu untuk mendukung
upaya memahami interaksi dan tindakan yang terjadi):
 mendapatkan informasi tentang arti atau makna dari tindakan dan interaksi
mereka
 mengetahui penalaran dari sudut pandang mereka

2. Membuat catatan lapangan tentang apa-apa yang diamati, didengar dan diketahui.

Catatan lapangan:

• Memuat identifikasi identitas pelaku (aktor): nama, asal daerah (etnis), agama, dll (semakin
banyak informasi semakin baik)
• Memuat identifikasi kedudukan dan peran pelaku. Misalnya sebagai pembeli, penjual, teman,
pegawai, dll
• Menggambarkan tindakan dan interaksi yang terwujud
• Mengungkap arti dan makna dari tindakan dan interakasi yang terwujud
• Mengungkap penalaran dari pelaku-pelaku interaksi, dan aturan-aturan yang digunakan dalam
interaksi menurut pelaku.
• Menggambarkan setting, baik setting dalam maupun setting luar (sekitar setting, fisik maupun
sosial), dan menunjukkan keterkaitan antara setting dengan tindakan serta interakasi yang ada.
• Refleksi

Anda mungkin juga menyukai