Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KORBAN TRAFFICKING

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

 NAMA MAHASISWA : YOLANDA ZULPENDRI


 NO. BP : 1711311014

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019/2020
Asuhan Keperawatan pada korban Trafficking

Definisi

Trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari waktu kewaktu, sesuai
 perkembangan ekonomi, sosial dan politik.

Human trafficking atau perdagangan manusia oleh Perserikatan Bangsabangsa (PBB)


mendefinisikan sebagai perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan
seseorang dengan ancaman, penggunaan kekerasan, perbudakan, pemaksaan, pemerangkapan
utang ataupun bentuk-bentuk penipuan yang lainnya dengan tujuan eksploitasi (Course
Instruction, 2011:2)

Perdagangan manusia berhubungan dengan menjajakan diri (memperdagangkan), tawar-


menawar, membuat kesepakatan, melakukan transaksi dan hubungan seksual (Taiwan
Medicare,

2012).

Tiga unsur yang berbeda yang saling berkaitan satu sama lainnya

  Tindakan atau perbuatan yang dilakukan, yaitu perekrutan, pengiriman, pemindahan,


 penampungan atau penerimaan seseorang.

  Cara: menggunakan ancaman, penggunaan kekerasa atau bentuk-bentuk paksaan lain,


 penculikan, tipu daya, penipuan, pemberian atau penerimaan pembayaran atau
keuntungan untuk memperoleh persetujuan dari orangorang.

  Tujuan atau maksud, untuk tujuan eksploitsi. Eksploitasi mencakup setidaktidaknya


eksploitasi pelacuran dari orang lain atau bentuk-bentuk eksplotasi seksual lainnya, kerja
 paksa, perbudakan, pengahambaan atau pengambilan organ tubuh.

Faktor- Faktor Penyebab Trafficking Human

  Faktor Ekonomi

  Posisi Subordinat Perempuan dalam Sosial dan Budaya

 
Faktor Pendidikan
  Tidak Ada Akta Kelahiran

  Kebijakan yang Bias Gender

  Pengaruh Globalisasi

Bentuk Trafficking

1.  Eksploitasi Seksual

  Eksploitasi seksual komersial untuk prostitusi.

  Eksploitasi non

komersial 2.  Pekerja Rumah

Tangga 3.  Penjualan Bayi

4.   Jeratan Hutang

5.   Pengedar Narkoba dan Pengemis

6.   Pengantin Pesanan Pos (Mail order bride)

Metode yang dikembangkan dalam melihat perkawinan sebagai salah satu penipuan.

  Perkawinan digunakan sebagai jalan penipuan untuk mengambil perempuan tersebut dan
membawa ke wilayah lain yang sangat asing, namun sesampai di wilayah tujuan

 perempuan tersebut disalurkan dalam industri seks atau prostitusi.


  Perkawinan untuk memasukkan perempuan ke dalam rumah tangga untuk mengerjakan
 pekerjaan-pekerjaan domistik yang sangat eksploitatif bentuknya

7.  Donor Paksa Organ Tubuh

Modus Trafficking

  Tawaran Kerja

  Bius
Undang- Undang Tentang Trafficking

•   Undang Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Perdagangan Orang.

•   Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak
Pidana Perdagangan Orang, definisinya adalah tindakan perekrutan, pengangkutan,
 penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan,
 penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran
atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas
orang lain tersebut,baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk
tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

Berdasarkan pasal tersebut, unsur tindak pidana perdagangan orang ada tiga yaitu:
unsurproses, cara dan eksploitasi. Jika ketiganya terpenuhi maka bisa dikategorikan sebagai
perdagangan orang.

1.   Proses:  tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan,


atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
 penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh
 persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut

2.   Cara: ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,


 penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi
 bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang
kendali atas orang lain tersebut.

3.   Eksploitasi: tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa
 perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau
secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan
tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk
mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil.

4.   Lokus: Tempat kejadian tindak pidana perdagangan orang bisa terjadi di dalam negara
ataupun antar negara.

Sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang

  Kurungan Penjara dan atau Denda. Sanksi kurungan penjara, minimal 3 tahun maksimal
15 tahun. Sanksi denda bagi pelaku perorangan Rp 150-600 juta, sementara untuk
 perusahaan sanksi penjaranya minimal 9 tahun dan maksimal 45 tahun, atau denda
minimal sebesar Rp 360 juta, dan maksimal Rp 1,8 miliar.

Dampak/ Pengaruh Trafficking Human

1.   Dampak Psikologi dan Kesehatan Mental 

   perempuan korban trafficking sering mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan


suatu peristiwa atau kejadian yang melibatkan cedera aktual atau terancam kematian
yang serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang lain" dan
tanggapan mereka terhadap peristiwa ini sering melibatkan "rasa takut yang sangat, dan
ketidakberdayaan, sebagai reaksi umum dari post traumatic stress disorder (PTSD)
(Williamson et al. (2010).

  Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) 

ada 3 tipe gejala yang sering terjadi pada PTSD, yaitu:

  Pengulangan pengalaman trauma

  Penghindaran dan emosional yang dangkal

  Sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan susah tidur.

  Kecemasan
  Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan
 penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak
 berdayan

  Ketidakberdayaan

  Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggambarkan perilaku seseorang yang tidak


akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil, suatu keadaan dimana individu
kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan

2.   Dampak Sosial 
   Secara sosial para perempuan korban trafficking teralenasi, karena sejak
awal direkrut, diangkut atau ditangkap oleh jaringan trafficker mereka sudah
disekap, diisolir agar tidak berhubungan dengan dunia luar atau siapapun sampai
mereka tiba ditempat tujuan
   Persoalan sosial yang sangat tragis dan semakin meningkatkan stress dan depresi
 para korban adalah ketika keluarga dan masyarakat menolak untuk menerima
mereka kembali. Selain itu, para pria sering melihat perempuan korban
trafficking sebagai orang yang kotor, telah ternodai dan karena itu menolak untuk
menikahi mereka.

   Dampak Kesehatan Fisik


   Secara fisik, cedra aktual para perempuan korban trafficking terjadi, karena mereka

mengalami kekerasan fisik dan seksual.


   Mereka tidak memiliki gizi yang cukup dan dikenakan penyiksaan secara brutal
pada fisik dan psikis, apabila mereka tidakmemberikan pelayanan seksual yang
diinginkan
 pelanggan (“lelaki hidung belang”) atau karena penolakan para korban terhadap
eksploitasi seksual.
   Korban sering tidak memiliki akses ke perawatan medis yang memadai dan tinggal
dilingkungan yang najis dan tidak layak.
 

Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

•   Pengumpulan dan pertukaran informasi

  kerjasama yang memadai baik sesame apparat penegak hokum seperti kepolisian
•   kejaksaan, hakim maupun dengan pihak- pihak lain yang terkait yaitu lembaga
 pemerintah (Kementrian terkait) dan lembaga non pemerintah (LSM) baik local maupun
internasional.

Asuhan keperawatan Human Trafficking

Pengkajian

  Identitas pasien

  Riwayat kesehatan pasien

  Riwayat kesehatan keluarga

  Keluhan utama

  Pemeriksaan fisik

Diagnosa keperawatan

•  
Ansietas
NOC

  Pasien mampu mengatasi ansietasnya.

NIC 

•   Terapi relaksasi

•   Peningkatan koping

•   Pengurangan kecemasan
IMPLEMENTASI

  Ciptakan lingkungan yang tenang

  Minta klien untuk rilseks dan merasakan sensasi yang terjadi

  Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang kontruktif

  Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan

  Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

•   Harga diri rendah

NOC

  Pasien dapat menyesuaikan diri dengan perubahan

hidup NIC

•   Peningkatan citra tubuh

•   Peningkatan harga diri

IMPLEMENTASI

  Bantu pasien menentukan keterlanjutan dari perubahan-perubahan aktual dari tubuh

  Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri

  Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian diri

  Bantu pasien untuk menemukan penerimaan diri

•   Risiko trauma

NOC

  Pasien mampu menghindari cedera fisik

NIC
•   Manajemen lingkungan

•   Manajemen penekanan

IMPLEMENTASI

  Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien

  Singkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan

  Ciptakan kenyaman lingkungan yang mendukung

Kasus Human Tr affi cking


Artikel

Perdagangan Manusia (Masih) Marak, Berbungkus Berbagai Modus


Suara Ibu Sulis terdengar geram ketika bercerita mengenai apa yang terjadi pada salah satu
 putrinya, yang menjadi korban  –  dan pada akhirnya penyintas  –  perdagangan orang pada akhir
2013.
“Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh dari rumah, bekerja untuk rumah biadab itu.
Dia melihat semuanya., Dia seperti jadi orang lain ketika saya pertama kali mendengar suaranya
(melalui telepon) setelah sekian lama tidak berhubungan,” kata Ibu Sulis berapi-api.
“Keluarga kami broken home. Anak -anak melihat orangtua tidak akur. Mungkin itu yang
menyebabkan dia memutuskan pergi,” jelas Ibu Sulis yang berasal dari Palopo, Sulawesi Selatan.
“Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga kami,” tegas ibu Sulis, 45 tahun.
Bella yang lahir pada tahun 1995, menurut ibunya, tergoda dengan iming-iming gaji Rp 10 juta
 per bulan sebagai SPG. Dia mendapat tawaran dari teman masa kecilnya yang memang sudah
lebih dulu bekerja di Dobo, kota kecil di Kepulauan Aru di Maluku. Bersama dengan teman
lama dan sahabatnya, Bella pergi diam-diam meninggalkan desa dan merasa bahwa mencari
nafkah sendiri merupakan jawaban akan kegalauannya. Dari kampung mereka, Rawamangun di
Palopo, gadis-gadis sebaya ini berangkat ke Makassar., Menginap satu malam di sebuah
hotel dan
 bertemu dengan calon pemberi pekerjaan, yang ternyata adalah pemilik kelab malam. Lalu

 berangkat dengan pesawat menuju Ambon pada keesokan harinya.


Para pelaku praktek perdagangan orang ini diduga menggunakan sistem sel yang terputus-putus
di satu daerah ke daerah lain., Hampir serupa dengan cara sindikat narkoba beroperasi. Sehingga
dari Ambon, gadis-gadis Palopo ini bertemu dengan orang yang berbeda yang membawa
mereka ke Pulau Aru. Dan cerita sedih berkepanjangan dimulai ketika mereka menginjakkan
kaki di tempat kerja mereka.
“Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar. Selama itu dia kerja melayani tamu,
menemani minum. Setiap hari dia disuruh memakai pakaian seminim mungkin dan dipajang di
ruang kaca. Bisa saya katakan separuh telanjang,” kata Ibu Sulis menceritakan apa yang dia
dengar dari anaknya.
Bella dan teman-temannya melihat perlakuan buruk kepada perempuan yang bekerja di sana.;
Bukan hanya dari para pelanggan tetapi juga pekerja laki-laki serta pemilik tempat hiburan itu.
“Mereka membuat perempuan menjadi binatang. Menjerat dengan hutang yang jelas-jelas tidak
akan sanggup mereka bayar. Ada ibu-ibu yang sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat itu

karena hutang banyak, anak banyak dan tidak jelas siapa saja bapaknya.”
“Bella juga melihat teman-temannya yang sakit atau hamil dibawa pergi dari pulau dan tidak
 pernah kembali.”
Cerita Bella hanyalah satu dari ribuan kisah pilu perdagangan orang. Tersamarkan dengan
 berbagai modus yang terus diperbaharui seiring dengan perkembangan jaman untuk menjerat
korbannya. Iming-iming gaji bulanan dengan jumlah fantastis masih sering digunakan, tetapi
 para pemangsa mulai menggunakan media sosial untuk menjerat targetnya. Dan sudah ada pula
kasus-kasus dimana korban dijerat melalui perjalanan umrah
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. B DENGAN KORBAN HUMAN TRAFFICKING
DI RUANGAN............................ 

 Nama Klp : Kelompok 3 Tg/ Jam MRS


Tgl/ Jam : No. RM :
Pengkajian
Sumber Data : Ny. S Ruangan/ Kelas :
Metode : No. Kamar :
Alat/ Bahan :
Diagnosa Medis :

I. IDENTITAS

1. Nama : Nn. B

2.Umur : Lahir tahun 1995

3.Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : SPG

5.Alamat dan No. Telp : Rawamangun, Palopo

6.Penanggung Jawab & : Ny. S (45 Tahun) sebagai

Ibunya Hubungan dg Klien


II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN

1.Keluhan Utama:

Menurut Ny. S “Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga kami,”
2. Riwayat Penyakit Sekarang

(Tidak terdapat dalam Kasus)


3. Lamanya Keluhan
(Tidak terdapat dalam Kasus)

4.Faktor yang Memperberat


Menurut Ny. S “Keluarga kami broken home. Anak-anak melihat orangtua tidak akur. Mungkin itu

yang menyebabkan dia memutuskan pergi,”


5.Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Keluhan

Menurut Ny. S bersama dengan teman lama dan sahabatnya, Bella pergi diam-diam meninggalkan
desa dan merasa bahwa mencari nafkah sendiri merupakan jawaban akan kegalauannya.
6.Riwayat Penyakit Dahulu

(Tidak terdapat dalam Kasus)


7.Persepsi Klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan

(Tidak terdapat dalam Kasus)


8. Riwayat Kesehatan
Keluarga

(Tidak terdapat dalam Kasus)


9. Susunan Keluarga (Genogram)

(Tidak terdapat dalam Kasus)


10. Riwayat Alergi

(Tidak terdapat dalam Kasus)


III. POLA NUTRISI DAN METABOLIK

(Tidak terdapat dalam Kasus)


IV. POLA ELIMINASI

(Tidak terdapat dalam Kasus)


V. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
(Tidak terdapat dalam Kasus)
VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR

(Tidak terdapat dalam Kasus)

VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Tingkat Ansietas:
Menurut Ny. S “Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh dari rumah, be kerja untuk rumah
 biadab itu. Dia melihat semuanya., Dia seperti jadi orang lain ketika saya pertama kali mendengar
suaranya (melalui telepon) setelah sekian lama tidak berhubungan,”
VIII. POLA PERSEPSI DIRI/ KONSEP DIRI

1. Role Peran : Konflik Peran

Menurut Ny. S “Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar. Selama itu dia kerja melayani
tamu, menemani minum. Setiap hari dia disuruh memakai pakaian seminim mungkin dan dipajang di
ruang kaca. Bisa saya katakan separuh telanjang,”
2. Identity/ Identitas Diri : Merasa Terkekang dan Kurang Mampu menentukan Pilihan.

Menurut Ny. S “Mereka membuat perempuan menjadi binatang. Menjerat dengan hutang yang jelas-
 jelas tidak akan sanggup mereka bayar. Ada ibu-ibu yang sama sekali tidak bisa meninggalkan
tempat itu karena hutang banyak, anak banyak dan tidak jelas siapa saja bapaknya.”
Masalah Keperawatan : Resiko Harga Diri Rendah

IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN

Pekerjaan : SPG
X. POLA SEKSUALITAS/ REPRODUKSI

(Tidak Terdapat dalam Kasus)


XI. POLA KOPING/TOLERANSI STRESS

(Tidak Terdapat dalam Kasus)


 
XII. POLA NILAI / KEPERCAYAAN
(Tidak Terdapat dalam Kasus)
XIII. PENGKAJIAN PERSISTEM (R eview of System)

(Tidak Terdapat dalam Kasus)


XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

(Tidak Terdapat dalam Kasus)


XV. TERAPI

(Tidak Terdapat dalam Kasus)

Padang , ……………….
Mahasiswa

(……………………….) 

Anda mungkin juga menyukai