Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GANJIL TA 2020/2021

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


Nama : Syifa' Indana
NIM : 19640036
Kelas : Fisika B

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Filsafat Ilmu, pengertian dan metode penalarannya!
(Skor: 10%)

Jawab :
● Pengertian Filsafat Ilmu
The Liang Gie merumuskan bahwa, filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran reflektif
terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu
maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Bagi Gie, filsafat ilmu bukan
hanya dipahami sebagai ilmu untuk mengetahui metode dan analisis terhadap ilmu-ilmu
lain, tetapi filsafat ilmu sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan-persoalan yang
muncul melalui perenungan yang mendalam agar dapat diketahui duduk persoalannya
secara mendasar, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia.1
● Objek Filsafat Ilmu
Tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh
pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistemologi, dan
aksiologi. Ontologi menjelaskan atau untuk menjawab mengenai pertanyaan Epistemologi
menjelaskan atau untuk menjawab mengenai apa?, pertanyaan bagaimana?, dan
Aksiologi menjelaskan atau untuk menjawab mengenai pertanyaan untuk apa?.2
● Menggunakan metode eksperimen yang terkontrol sebagai cara kerja dan sifat
terpenting; menguji sesuatu.3

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan objek formal dan objek material Filsafat Ilmu! (Skor: 15%)

Jawab : Filsafat sebagai kegiatan pikir murni manusia (reflective thinking)


menyelidiki objek yang tidak terbatas. Ditinjau dari sudut isi atau substansi
dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a. Objek material ialah menyelidiki segala sesuatu yang tak terbatas dengan
tujuan memahami hakikat ada (realitas dan wujud). Objek material
filsafat kesemestaan, keuniversalan, dan keumuman bukan partikular
secara mendasar atau sedalam-dalamnya.
b. Objek formal ialah metodologi, sudut, atau cara pandang khas filsafat,
pendekatan dan metode untuk meneliti atau mengkaji hakikat yang ada

1
Susanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2019), cet.X, hal.51
2
Jujun, Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta : Sinar Harapan, 1982), hal.2
3
Indana, dkk. Filsafat Umum, Filsafat Ilmu, dan Filsafat Agama,(Malang : UIN Malang, 2020), hal.5
dan mungkin ada —baik yang konkret fisik dan bukan fisik; abstrak dan
spiritual; maupun abstrak logis, konsepsional, rohaniah, nilai-nilai
agama, dan metafisika, bahkan mengenai Tuhan pencipta dan penguasa
alam semesta.4

3. Pada bab Ontologi ada istilah metafisika, asumsi dan peluang. Jelaskan ketiga hal tersebut! (Skor:
20%)

Jawab :
● Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika. Mengapa ontologi
terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat yang “ada”, metafisika menjawab
pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu pembahasan,
metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada pembahasan lain, ontologi
merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi
merupakan dua hal yang saling terkait. Bidang metafisika merupakan tempat berpijak dari
setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas
jawaban tentang apakah alam ini.

● Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan menjadi lebar.


Semakin terfokus obyek telaah suatu bidang kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih
banyak. Asumsi dapat dikatakan merupakan latar belakang intelektal suatu jalur pemikiran.
Asumsi dapat diartikan pula sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa
penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. McMullin (2002)
menyatakan hal yang mendasar yang harus ada dalam ontologi suatu ilmu pengetahuan
adalah menentukan asumsi pokok (the standard presumption) keberadaan suatu obyek
sebelum melakukan penelitian.5
● Peluang
Dasar teori keilmuan di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai satu
kejadian, hanya kesimpulan yang probabilistik. Ilmu memberikan pengetahuan sebagai
dasar pengambilan keputusan di mana didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang
bersifat relatif.

4. Pada bab Epistimologi ada metode ilmiah dan sarana berpikir ilmiah. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan dua hal tersebut! (Skor: 25%)

Jawab :
● Metode ilmiah merupakan prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua
pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan dengan
metode ilmiah. “Metode” merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang

4
Ismaun, Filsafat Pancasila, (Tangerang Selatan: UniversitasTerbuka, 2015), hal. 10
5
Amrullah, Antologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang), (Wordpress, 2009), hal. 13
mempunyai langkah-langkah yang sistematis.6
● Demi kelengkapan dan keutuhan bobot mutu serta efektivitas dan efisiensi komunikasi,
maka sarana berpikir ilmiah, yaitu logika, bahasa, matematika, dan statistika adalah faktor
yang tak kalah pentingnya dalam integritas penulisan karya ilmiah.7

5. Tuliskan tema rencana penelitian anda dan jelaskan secara Ontologi (Pengertian dan hakikat),
Epistimologi (metode dan cara kerja) dan Aksiologi (manfaat atau kegunaan) perspekti Filsafat
Ilmu! (Skor: 30%)
Jawab :
Tema Rencana Penelitian : Pencitraan Medis Teknologi PET (Positron Emission Tomography)

Positron merupakan antipartikel dari elektron atau bisa kita sebut sebagai lawan dari elektron,
dan positron telah diprediksi dari teori-teori fisika partikel pada awal abad ke-20. salah satu aplikasi
positron ini adalah dalam pencitraan medis. Dimana pencitraan medis adalah beberapa teknologi
yang digunakan untuk mencitrakan tubuh manusia untuk mendiagnosis, memonitor perkembangan
penyakit dan pengobatan atau untuk mengobati penyakit tertentu. Setiap teknologi memberikan
informasi yang berbeda tentang bagian tubuh yang bermasalah.
Metodenya adalah isotop nuklir yang meluruh dengan memancarkan positron diinjeksikan ke
dalam tubuh pasien. Positron yang dipancarkan oleh isotop akan bertemu dengan elektron (yang
praktis terdapat dimana-mana) dan akan saling teranihilasi menjadi dua foton (partikel kuantum
cahaya) dengan energi masing-masing 511 MeV. Sinyal berupa dua foton dengan energi yang akurat
pada 511 MeV merupakan sinyal yang unik dan dapat dideteksi oleh detektor.Hasil deteksi
kemudian diolah dengan teknologi pencitraan untuk mendiagnosa lokasi dan ukuran jaringan
kanker dalam tubuh pasien.
Cara kerja teknologi PET ini adalah ketika terdeteksi oleh alat ini, maka pelacak yang ditanam
tersebut akan membantu dokter melihat apakah organ dan jaringan tubuh bekerja dengan baik.
Alat pemindai ini akan melihat aktivitas pada area di organ atau jaringan tertentu yang
menunjukkan adanya aktivitas kimia yang tinggi.Jika ditemukan aktivitas kimia yang lebih tinggi,
maka area penyakit tersebut akan muncul sebagai titik terang pada PET scan.
Manfaatnya adalah PET Scan dapat mengukur aliran darah, penggunaan oksigen, dan bagaimana
tubuh mengolah gula, serta berbagai aktivitas lainnya.

6
Swantara, Filsafat Ilmu, (Denpasar: Universitas Udayana, 2015), hal 4
7
Swantara, Filsafat Ilmu, (Denpasar: Universitas Udayana, 2015), hal 19
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah. 2009. Antologi (Metafisika, Asumsi, dan Peluang).Wordpress.
Indana, dkk. 2020. Filsafat Umum, Filsafat Ilmu, dan Filsafat Agama. Malang : UIN Malang
Ismaun.2015. Filsafat Pancasila. Tangerang Selatan: UniversitasTerbuka
Jujun. 1982. Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan
Susanto. 2019. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara
Swantara. 2015. Filsafat Ilmu. Denpasar: Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai