Anda di halaman 1dari 12

FISIKA FARMASI

PRAKTIKUM VII

KELARUTAN DUA CAIRAN YANG SALING BERCAMPUR


SEBAGIAN

Disusun Oleh :
Clausa Artea Suling
19.71.020973

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2020
PRAKTIKUM VII
KELARUTAN DUA CAIRAN YANG SALING BERCAMPUR SEBAGIAN

I. TUJUAN
• Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif
• Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat
• Menjelaskan usaha-usaha yang digunakan untuk meningkatkan
kelarutan suatu zat aktif dalam air dalam pembuatan sediaan cair

II. ALAT DAN BAHAN


No. ALAT BAHAN
1)TABUNG REAKSI AQUADEST
2)GABUS N-BUTANOL
3)GELAS BEKER FENOL
4)BIURET
5)GELAS UKUR
6)NERACA
7)CORONG
8)PENGADUK
9)PEMANAS
10)
PIPET

III. PROSEDUR KERJA


Disiapkan penangas air dan alat-alat lain

dimasukkan 10 mL air melalui pipet volume ke dalam tabung


reaksi.

Kemudian, melalui pipet dimasukkan 1 mL butanol ke dalam air dalam


tabung.

dipanaskan tabung

diangkat tabung dari penangas dan membiarkan cairan menjadi dingin secara
perlahan sambil diaduk.

Ketika larutan menjadi keruh catat suhu larutan dan pada saat ini terjadi larutan
jenuh

diulangi langkah ketiga dan keempat dengan


setiap kali menambahkan 1 mL butanol ke dalam tabung sampai penambahan
butanolmencapai 10 mL.
Disiapkan penangas air dan alat-alat lain

dimasukkan 10 Ml butanol melalui pipet volume ke dalam tabung


reaksi.

Kemudian, melalui pipet dimasukkan 1 mL air ke dalam butanol dalam


tabung.

dipanaskan tabung

diangkat tabung dari penangas dan membiarkan cairan menjadi dingin secara
perlahan sambil diaduk.

Ketika larutan menjadi keruh catat suhu larutan dan pada saat ini terjadi larutan
jenuh

diulangi langkah ketiga dan keempat dengan


setiap kali menambahkan 1 mL butanol ke dalam tabung sampai penambahan Air
mencapai 10 mL.

IV. HASIL PENGAMATAN

Masa jenis air : 1 gram/mL Masa

jenis butanol : 0,82 gram/mL


1. Penambahan butanol dalam air

No Volume butanol yang Suhu (ºC)


ditambahkan
1 1 Ml 52 ºC
2 2 mL 69ºC
3 3 mL 70 ºC
4 4 mL 71 ºC
5 5 mL 73ºC
6 6 mL 79 ºC
7 7 mL 75 ºC
8 8 mL 65ºC
9 9 mL 64 ºC
10 10 mL 59 ºC

2. Penambahan air dalam butanol

No Volume air yang ditambahkan Suhu (ºC)


1 1 mL 48 ºC
2 2 mL 65 ºC
3 3 mL 72 ºC
4 4 mL 76 ºC
5 5 mL 78 ºC
6 6 mL 82ºC
7 7 mL 79ºC
8 8 mL 71ºC
9 9 mL 69ºC
10 10 mL 62ºC

Perhitungan

1. Berat butanol dan air pada tiap komposisi


a. Berat butanol pada tiap penambahan butanol dalam air

Rumus : massa = masa jenis x volume

1) Untuk volume butanol = 1 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 1 mL = 0,82 gram

2) Untuk volume butanol = 2 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 2 mL = 1,64 gram

3) Untuk volume butanol = 3 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 3 mL = 2,46 gram

4) Untuk volume butanol = 4 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 4 mL = 3,28 gram

5) Untuk volume butanol = 5 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 5 mL = 4,1 gram

6) Untuk volume butanol = 6 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 6 mL = 4,92 gram

7) Untuk volume butanol = 7 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 7 mL = 5,74 gram

8) Untuk volume butanol = 8 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 8mL = 6,56 gram

9) Untuk volume butanol = 9 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 9 mL = 7,38 gram

10) Untuk volume butanol = 1 mL


Massa = 0,82 gram/mL x 1 mL = 8,2 gram

b. Berat air pada penambahan air dalam butanol

1) Untuk volume air = 1 mL


Massa = 1 gram/mL x 1 mL = 1 gram

2) Untuk volume air = 2 mL


Massa = 1 gram/mL x 2 mL = 2 gram

3) Untuk volume air = 3 mL


Massa = 1 gram/mL x 3 mL = 3 gram

4) Untuk volume air = 4 mL


Massa = 1 gram/mL x 4 mL = 4 gram

5) Untuk volume air = 5 mL


Massa = 1 gram/mL x 5 mL = 5 gram

6) Untuk volume air = 6 mL


Massa = 1 gram/mL x 6 mL = 6 gram

7) Untuk volume air = 7 mL


Massa = 1 gram/mL x 7 mL = 7 gram

8) Untuk volume air = 8 mL


Massa = 1 gram/mL x 8 mL = 8 gram

9) Untuk volume air = 9 mL


Massa = 1 gram/mL x 9 mL = 9 gram

10) Untuk volume air = 10 mL


Massa = 1 gram/mL x 10 mL = 10 gram

2. Persen berat butanol dan air pada tiap komposisi

a. Persen berat butanol pada penambahan butanol dalam air

Nacca
Rumus : %W = x 100%
Nacca caNpuran

1) Untuk volume butanol = 1 mL


0,82 graN
%W = x 100% = 45,05 %
(0,82+1 ) graN

2) Untuk volume butanol = 2 mL


1,64 graN
%W = x 100% = 62,12 %
( 1,64 +1 )graN

3) Untuk volume butanol = 3 mL


2,46 graN
%W = (2,46 + 1 )graN
x 100% = 71,09 %

4) Untuk volume butanol = 4 mL


3,28 graN
%W = (3,28+1 )graN
x 100% = 76,63 %

5) Untuk volume butanol = 5 mL


4,1 graN
%W = (4,1 + 1 )graN
x 100% = 80,39 %

6) Untuk volume butanol = 6 mL


4,92 graN
%W = x 100% = 83,10 %
(4,92 + 1 )graN

7) Untuk volume butanol = 7 mL


5,74 graN
%W = x 100% = 85,16 %
(5,74 + 1 )graN
8) Untuk volume butanol = 8 mL
6,56 graN
%W = (6,56+1 )graN
x 100% = 86,77 %

9) Untuk volume butanol = 9 mL


7,38 graN
%W = (7,38 + 1 )graN
x 100% = 88,06 %

10) Untuk volume butanol = 10 mL


8,2 graN
%W = x 100% = 89,13 %
( 8,2 + 1 )graN

b. Persen berat air pada penambahan air dalam butanol

1) Untuk volume air = 1 mL


1 graN
%W = x 100% = 54,94 %
( 1 + 0,82 )graN

2) Untuk volumeair = 2 mL
2 graN
%W = x 100% = 70,92 %
( 2 + 0,82 )graN

3) Untuk volume air = 3 mL


3 graN
%W = x 100% = 78,53 %
( 3 + 0,82 )graN

4) Untuk volume air = 4 mL


4 graN
%W = x 100% = 82,98 %
( 4 + 0,82 )graN

5) Untuk volume air = 5 mL


5 graN
%W = x 100% = 85,91 %
( 5 + 0,82 )graN

6) Untuk volume air = 6 mL


6 graN
%W = x 100% = 87,97 %
( 6 + 0,82 )graN

7) Untuk volume air = 7 mL


7 graN
%W = x 100% = 89,51 %
( 7 + 0,82 )graN
8) Untuk volume air = 8 mL
8 graN x 100% = 90,70 %
%W =
( 8 + 0,82 )graN

9) Untuk volume air = 9 mL


9 graN
%W = x 100% = 91,64 %
( 9 + 0,82 )graN

10) Untuk volume air = 10 mL


10 graN
%W = x 100% = 92,42 %
( 10 + 0,82 )graN

Grafik masa butanol pada tiap penambahan butanol dalam air terhadap suhu.
SUHU

Grafik masa air pada tiap penambahan air dalam butanol terhadap suhu.
SUHU
Grafik persen berat butanol pada tiap penambahan butanol dalam air terhadap suhu.

SUHU

Grafik persen berat air pada tiap penambahan air dalam butanol terhadap suhu.
SUHU

V. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini percobaan ini dilakukan dalam dua tahap yaitu
penambahan fenol ke dalam air dan penambahan air kedalam fenol penambahan
air ke dalam phenol atau phenol ke dalam air dilakukan secara bervariasi mulai
dari volume 1 mili hingga 10 mili. Pada percobaan pertama dilakukan
penambahan phenol ke dalam air yang menyebabkan larutan menjadi keruh titik
artinya larutan ini bercampur sebagian titik kemudian campurkan ini dipanaskan
dalam pemanas air dan pada suhu tertentu larutan kembali jernih. Artinya pada
suhu ini larutan dapat saling melarutkan dan terlarut bahwa adanya pengaruh
suhu terhadap kelarutan di mana kelarutan akan meningkat dengan naiknya suhu.
Selanjutnya larutan didinginkan dan dicatat suhu ketika larutan kembali ke
rumah. Perubahan suhu bergantung pada komposisi kedua zat tersebut.
Pada praktikum ini suhu untuk kelarutan butanol dalam air untuk
penambahan 1 ml pertama yaitu 52OC dan setelah didinginkan didapat larutan
satu fasa. Untuk penambahan 1ml berikutnya didapatkan suhu 69OC dan terdapat
dua fasa setelah didinginkan .Penambahan 1 ml berikutnya 70OC dan setelah
didinginkan terdapat dua fasa.Pada penambahan selanjutnya didapatkan suhu
71OC pada penambahan selanjutnya ditemukan suhu 73OC ,79OC, 75OC, 65OC
, 64O C dan 59 O C
air didapat suhu yang dari penambahan pertama sampai penambahan 6
ml suhu mengalami kenaikan yang teratur. Setelah larutan butanol dalam air
didinginkan tidak terdapat larutan yang keruh (ada sedikit) sebagai penanda
suatu larutan telah melewati suhu kritis.
pencampuran butanol dalam air akan terdapat larutan yang keruh
kemudian setelah di panaskan larutan akan menjadi satu fasa Disaat satu fasa
inilah kedua larutan telah larut / mencapai suhu kritis .Dan saat itu larutan
menjadi jernih , lalu didapatkan suhu kritis ,setelah didinginkan hingga
larutan menjadi keruh kembali (terbentuk dua fasa) .Perubahan larutan dari
keruh menjadi jernih saat dipanaskan ,lalu dari jernih ke keruh saat
didinginkan ini terjadi karena adanya suhu yang diatur yang ditinggikan atau
diturunkan.
percobaan yang kedua yaitu penambahan air ke dalam Butanol itik
pada tahap ini larutan tidak keruh tetapi membentuk dua frasa yang ditandai
dengan terbentuknya dua lapisan atau terdapat bidang batas antara air dan
fenol setelah dipanaskan pada suhu tertentu larutan dapat membentuk suatu
perasaan yang ditandai dengan hilangnya bidang batas antara air dan butanol
titik artinya pada suhu ini larutan dapat saling melarutkan titik di sini juga
terlihat adanya pengaruh suhu terhadap kelarutan. Selain itu, komposisi juga
berpengaruh terhadap kelarutan dimana semakin banyak air yang
ditambahkan kedalam butanol semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk
membuat larutan menjadi 1 perasa sehingga suhu pada saat larutan kembali
mencapai 2 frasa juga meningkat berdasarkan data yang diperoleh dapat
dibuat kurva dan ditentukan suhu kritis dari larutan tersebut air dalam
butanol , dimana diambil 10 ml butanol dimasukan kedalam air ,air
ditambahkan setiap 1ml sambil dipanaskan dan dicatat suhu setelah
didinginkan.Penambahan 1ml pertama didapatkan suhu 48OC dalam hal ini
juga tidak terdapat larutan dua fasa saat didinginkan dan juga larutan tidak
terlihat jernih saat larutan sudah mencapai suhu kritis.Penambahan 1 ml
berikutnya ,didapatkan suhu 65OC.Selanjutnya pada penambahan berikutnya
didapatkan suhu 72OC,76OC ,78OC ,82OC ,79OC, 71OC,69OC dan 62oc.
VI. Kesimpulan

Jika dua buah cairan yang bercampur sebagian dicampur maka kedua zat
cair dapat salingmelarutkan jika jumlah air yang ditambahkan kedalam butanol
atau butanol ditambah tambahkan ke dalam air dalam jumlah yang sedikit.
air dan butanol adalah 2 buah cair yang dapat bercampur sebagian dimana kedua
zat cair ini dapat saling larut dalam jumlah sedikit dan tidak dapat larut lagi jika
air atau butanol terlalu banyak yang ditambahkan
DAFTAR PUSTAKA

Darmaji. 2005. Kimia Fiksika I. Jambi: Universitas Jambi.

Dogra, S. dan Dogra, S.K.. 2008. Kimia Fisika dan Soal-soal. Jakarta: UI-
Press. Karyadi. 1990. Dasar-dasar Kimia Fisika. Jakarta: Bumi Pustaka.

P. W. Atkins.1999.Kimia Farmasi. Erlangga: Jakarta

P.W Atkins,.. 1999. Kimia Fisika. “Ed ke-2 Kartahadiprojo Irma I,


penerjemah; Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta: Erlangga.

Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumari.2003. Petunjuk praktikum kimia fisika titik Malang : universitas negeri


Malang

Sukardjo. 2003. Dasar-dasar Kimia Fisika. Jogjakarta: Universitas Gajah


Mada.

Tim kimia fisika. 2007. Petunjuk praktikum: kimia fisika. Malang: Jurusan
Kimoa FMIPA UN

Anda mungkin juga menyukai