TINJAUAN PUSTAKA
Vaskularisasi
Paru mendapat darah dari dua sistem arteri, yaitu arteri pulmonalis dan
arteri bronkialis. Arteri pulmonalis bercabang dua mengikuti bronkus utama
kanan dan kiri untuk kemudian bercabang-cabang membentuk ramifikasi yang
memasok darah ke interstisial paru. Perlu diketahui bahwa pembuluh darah
percabangan dari arteri pulmonalis mempunyai ujung akhir. Tekanan darah pada
arteri pulmonalis sangat rendah sehingga memungkinkan pertukaran gas dengan
baik sekali. Tekanan darah pada pembuluh yang berasal dari arteri bronkialis lebih
tinggi dibandingkan tekanan pada arteri pulmonalis. Berbeda dengan percabangan
pembuluh darah arteri pulmonalis, percabangan pembuluh arteri bronkialis tidak
mempunyai ujung akhir. Darah yang dipasok oleh arteri bronkialis sampai ke
saluran pernafasan, septa interlobular, dan pleura. Sepertiga darah yang
meninggalkan paru melalui vena azigos menuju vena cava sedangkan yang dua
pertiga lagi melalui vena pulmonalis ke atrium kiri11.
Histologi Vaskuler
Secara histologis, dinding pembuluh darah terdiri atas tiga lapis berturut-
turut dari dalam keluar yaitu tunika intima, tunika media dan tunika adventisia,
dimana semakin besar pembuluhnya, semakin nyata adanya ketiga lapisan
tersebut 34.
Bagian tunika intima yang berhubungan dengan lumen pembuluh darah
terdiri dari epitel skuamos simplek yang disebut endothelium diatas membran
35
basement dan lapisan tipis dari jaringan ikat longgar . Pada pembuluh darah
yang lebih besar, sel-sel endotel ini dilapisi oleh jaringan ikat longgar yang
disebut jaringan sub endotel. Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos dan
jaringan ikat yang tersusun konsentris dikelilingi oleh serabut kolagen dan elastis.
Tunika media dipisahkan dari tunika intima oleh suatu membran elastis yang
disebut lamina elastica interna, dan dari tunika adventisia oleh lamina elastica
externa. Kedua lamina ini tersusun dari serabut elastis dimana celah antara serabut
–serabut tersebut dapat dilewati oleh zat kimia dan sel darah. Tunika adventisia
terdiri dari jaringan ikat yang tersusun longitudinal dan mengandung sel-sel
lemak, serabut syaraf danpembuluh darah kecil yang memperdarahi dinding pembuluh
darah (vasa vasorum) 36.
Sirkulasi Pulmonal
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang
berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena
cava inferior kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan,
meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan
dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran
zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil
dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui
vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya
memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel
kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi
sirkulasi sistemik).
Inervasi
Paru diinervasi oleh saraf parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatis.
Otot polos saluran napas diinervasi oleh nervus vagus aferen, nervus vagus
eferen( kolinergik posganglionik). Pleura parietalis diinervasi oleh nervus
interkostalis dan nervus frenikus, sedangkan pada pleura viseralis tidak terdapat
inervasi 11.
a. Klasifikasi Fungsional
Berdasarkan ringkasan eksekutif simposium dunia mengenai Hipertensi
Paru Primer di Evian, Perancis, pada tahun 1998, hipertensi paru mungkin
dibagi menjadi beberapa kelas fungsional berikut:27:
1) Kelas I : Pasien dengan hipertensi pulmonal tanpa keterbatasan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan dispnea yang atau kelelahan, nyeri dada,atau
sinkop.
2) Kelas II: Pasien dengan hipertensi pulmonal yang memiliki sedikit
keterbatasan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.mereka
merasa nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik biasa
menyebabkan dispnea atau kelelahan, nyeri dada, atau
hampir sinkop
3) Kelas III: Pasien dengan hipertensi pulmonal, yang bila melakukan
aktifitas ringan akan merasakan sesak dan rasa lelah yang
hilang setelah beristirahat.tetapi bahkan aktivitas yang
biasa dapat menyebabkan dispnea atau kelelahan, nyeri
dada, atau hampir sinkop. Pasien memerlukan pembatasan
yang nyata dalam melakukan aktifitas fisik
4) Kelas IV: Pasien dengan hipertensi pulmonal yang tidak mampu
melakukan aktifitas apapun (aktifitas ringan akan
merasakan sesak), dengan tanda dan gejala gagal jantung
kanan, dispnea atau kelelahan bahkan mungkin ada saat
istirahat, dan ketidaknyamanan meningkat dengan aktivitas
fisik apa pun.
c. Karakteristik Hemodinamik
Hipertensi Arterial Paru (PAH) (juga disebut PH pre-kapiler)
didiagnosis ketika PAWP (pulmonary artery wedge presure) adalah ≤15
mmHg. PH post kapiler didefinisikan sebagai hipertensi pulmonal yang
dikarenakan adanya disfungsi ventrikel kiri (baik miokard dan / atau katup)
dengan nilai yang didapat pada PAWP> 15 mmHg14.