Anda di halaman 1dari 69

KAIDAH-KAIDAH FIKIH

(QAWA’ID FIQHIYYAH)

Tim DSN-MUI INSTITUT

Februari 2018
 Pengertian, Objek Kajian, Proses dan Manfaat Kaidah Fikih
 Sejarah, pertumbuhan dan perkembangan qawa’id fiqhiyyah
 Hubungan Ushul Fiqh, Fiqh, dan Qawa’id Fiqhiyyah
 Kaidah Pokok dan Kaidah Cabang (Furu’)
 Terapan Kaidah Fiqhiyah dalam Fiqh Muamalat
 Prinsip-Prinsip Pengembangan Hukum Islam dalam Fatwa
DSN-MUI
 Kaidah-Kaidah Fiqhiyah di Fatwa DSN-MUI dan
Implementasinya
I. PENGERTIAN QAWAID FIQHIYYAH

► QAWA’ID/QA’IDAH
 Secara Bahasa/etimologi, Qawaid jama’ dari qaidah, berarti
asas, dasar, panduan, prinsip, model, peraturan.
 Secara Istilah/Terminologi:

‫ي المنطبق على جميع جزئياته‬ ُ ‫ألضاب‬


ُّ ‫ط بمعنى الحك ُم الكل‬ ِّ

Dhabit /ketetapan yang mempunyai makna hukum kulli yang


mencakup bagian-bagiannya (partikular).

‫ي ينطبق على جميع جزئياته‬


ٌّ ‫حك ٌم اغلب‬

Ketetapan yang diterapkan pada kebanyakan bagian-bagiannya


I. PENGERTIAN QAWAID FIQHIYYAH …

► FIQH :
 Fikih secara bahasa adalah pemahaman, pengetahuan,
pengertian.
 Menurut istilah syara’, fikih adalah pengetahuan tentang
hukum-hukum syariah Islam mengenai perbuatan manusia
yang diambil dari dalil-dalil secara detail

ِ ‫سبَ ِة ِم ْن اَدِلَّتِ َها الت َّ ْف‬


 ‫ص ْي ِليّ ِة‬ َّ ‫اَ ْل ِع ْل ُم بِاْأل َ ْحكا َ ِم ال‬
َ َ‫ش ْر ِعيَّ ِة اْلعَ َم ِليَّ ِة اْل ُم ْكت‬

4
I. PENGERTIAN QAWAID FIQHIYYAH …

 QAWAID FIQHIYYAH:
 Menurut Abu Zahrah:
‫مجموعة األحكام المتشابهات التي ترجع إلى قياس واحد يجمعها‬
Kumpulan-kumpulan hukum yang serupa yang kembali kepada
qiyas yang mengumpulkannya.
 Menurut Imam Tajuddin al-Subki:
ٌ
‫جزئيات كثيرة يفهم أحكامها منها‬ ‫ي الذي ينطبق عليه‬
ّ ‫اآلمر الكل‬
Suatu yang bersifat umum yang meliputi bagian yang banyak
sekali, yang bisa dipahami hukum bagian tersebut dengan
kaidah tersebut.

Kaidah atau dasar fikih yang bersifat umum yang mencakup


hukum-hukum syara’ secara menyeluruh dari berbagai bab/bagian
dalam masalah-masalah yang masuk di bawah cakupannya.
2. OBJEK DAN MANFAAT QAWAID FIQHIYYAH

 OBJEK QAWAID FIQHIYYAH:


Objek qawaid fiqhiyyah adalah perbuatan mukallaf (subjek hukum)
 Proses Pembentukan Qawaid Fiqhiyyah

Al-Quran Ushul Fiqh Kaidah


Fikih (3)
Al-Hadis (1) (2) Fikih (4)

Kaidah Fikih Qanun (7)


Fikih (6)
(5)

Pengujian Kaidah
2. OBJEK DAN MANFAAT QAWAID FIQHIYYAH

 MANFAAT/KEGUNAAN QAWAID FIQHIYYAH


– Mengelompokkan bagian-bagian yang bercerai- berai dalam fiqh,
disatukan dalam suatu aturan yang universal dan menyeluruh.
– Menghimpun berbagai masalah yang sama dan mengidentifikasi
berbagai hukum yang masuk dalam ruang lingkupnya.
– Menjawab berbagai permasalahan yang rumit dalam waktu singkat,
sehingga dapat menemukan pemecahan berbagai permasalahan yang
dinginkan.
– Membantu untuk memahami metoda berfatwa dan memudahkannya
untuk mencari hukum permasalahan yang baru.
– Membantu seorang pakar fiqh terhindar dari kontradiksi dalam masalah
fiqh dan memahami maqhasid As Syariah.
– Lebih arif dalam menerapkan fikih sesuai denga waktu dan tempat yang
berbeda untuk keadaan dan adat kebiasaan yang berlainan
II. SEJARAH KEMUNCULAN, PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KAIDAH FIKIH

 Disinyalir awal kemunculan kaidah fikih bermula pada masa Nabi


saw dalam bentuk hadis-hadis yang kalimatnya singkat namun
mengandung makna yang dalam (jawami’ ’Ammah) seperti
al-kharaj bi al-dhaman, dan La dharara wa la dhirara, dan atsar
(pernyataan) sahabat yang dikategorikan jawami’ al-kalim;
 Namun penyusun pemula kitab qawaid (kaidah-kaidah) diperkirakan
adalah Abi Thair al-Dabbas, seorang ulama abad III dan IV Hijriyah.
Dia mengumpulkan sebanyak 17 buah kaidah yang terpenting dari
mazhab Hanafi, kemudian diikuti oleh yang lainnya seperti Abu Said
al-Harawi al-Syafi’i (w.488 H), seorang ulama mazhab Syafi’i.
 Zainal Abidin Ibn Nuajair (wafat 670 H) menyusun kitab yang
berjudul Al-Asybah wa Al-Nazhair, yang di dalamnya ia
menyebutkan 25 kaidah, dibagi menjadi dua bagian, yaitu kaidah-
kaidah asasiyah dan kaidah-kaidah ghair asasiyah.
II. SEJARAH KEMUNCULAN, PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KAIDAH FIKIH

 Pada abad VIII-IX Hijriyah dinilai sebagi masa keemasan penyusunan buku-buku
kaidah fikih. Lebih dari 10 buku muncul pada masa ini. Di antara buku-buku tersebut
adalah sbb:
– Al-Asybah wa al-Nadzair karya Ibn Wakil al-Syafi’i (w.716 H)
– Kitab al-qawaid karya Al-Maqqari al-Maliki (w.758 H)
– Al-Asybah wa al-Nazhair karya al-Subki al-Syafi’i (w. 771 H)
– Al-Asybah wa al-Nazhair karya al-Isnawi (w. 772 H)
– Qawa’id fi al-fiqh karya al-Zarkasi al-Hambali (w. 795 H)
– Kitab al-Qawa’id karya Ibn al-Mulaqqin (w. 804 H).
– Al-Qawa’id wa al-Dhawabit karya Ibn Abdil Hadi (w. 880
 Pengkodifikasian qawa’id fiqhiyyah mencapai puncaknya ketika tersusun majallah al-
ahkam al-‘adliyyah oleh komite (lajnah) fuqaha pada masa Sultan al-Ghazi Abdul
Aziz Khan al-Usmani (1861-1876 M) pada akhir abad XIII H (1292 H). Dalam
penyusunan majallah ini komite melakukan penelitian pustaka terhadap kaidah-
kaidah yang ada sebelumnya terutama kitab al-Asybah wa al-Nazhair karya Ibnu
Nujaim (w. 970 H) &Majami’ al-Haqaiq karya al-Khadimi (w. 1176 H)
2. HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH,
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH
PENGERTIAN USHUL FIQH …

Pengertian ushul fiqh secara terminologi adalah sebagai berikut:

‫القواعد التي يوصل البحث فيها إلى استنباط األ حكام من أدلتها التفصيلية‬
Kaidah-kaidah yang digunakan seorang mujtahid untuk menyimpulkan
hukum fikih dari satu persatu dalilnya.

‫معرفة دالئل الفقه إجماال و كيفية اإلستفادة منها و حال المستفيد‬


Pengetahuan tentang dalil-dalil fikih secara global, cara
mengistimbatkan (menarik) hukum dari dalil-dalil itu, dan hal-ihwal
pelaku istinbat.

11
PENGERTIAN USHUL FIQH …

 Kata fikih (al-fiqh) = berarti pengetahuan, pengertian, dan


pemahaman (tentang sesuatu), atau “mengetahui sesuatu dan
memahaminya dengan baik”.
 Secara terminologi, fikih adalah sbb:

‫العلم بااألحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصيلية‬


Pengetahuan tentang hukum-hukum syara' yang berhubungan
dengan amal perbuatan, yang dikaji dari dalil-dalilnya secara
terperinci.

12
OBJEK KAJIAN USHUL FIQH

Objek kajian ushul fiqh terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu:


(1) Pembahasan tentang hukum syara dan yang berhubungan
dengannya, seperti hakim, mahkum fih, dan mahkum ‘alaih;
(2) Pembahasan tentang sumber-sumber dan dalil-dalil hukum;
(3) Pembahasan tentang cara mengistinbat hukum dari sumber-
sumber dan dalil-dalil itu; dan
(4) Pembahasan tentang ijtihad.

13
PERBEDAAN FIQH DAN USHUL FIQH

Unsur-unsur fiqh:
(1) Fikih adalah ilmu tentang hukum syara’, yaitu ketentuan atau
ketetapan Allah yang mengatur amal perbuatan manusia baik
berupa perintah, larangan, anjuran (iqtidha), pilihan (takhyir),
maupun ketentuan sebab-akibat (al-wadh’i).
‫خطاب هللا المتعلق بأ فعال المكلفين باإلقتضاء أو التخيير أو الواضع‬
(2) Fikih membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan
manusia yang bersifat praktis dan cabang (‘amaliyah furu’iyyah).
(3) Pengetahuan tentang hukum syara’ didasarkan pada dalil-dalil
yang terinci (tafsili), yakni Al-Quran dan Hadis.
(4) Fikih digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal mujtahid.

14
PERBEDAAN USHUL FIKIH DAN FIKIH

NO USHUL FIKIH FIKIH


1 Cara menggali hukum dari al-Quran Membahas ketentuan Allah yang
dan al-Hadis.dan dirumuskan dalam mengatur amal perbuatan manusia
bentuk dalil-dalil atau kaidah-kaidah (mukallaf) yang bersifat praktis dan
secara global cabang (‘amaliyah furu’iyyah).

2 Objek kajian ushul fiqh terkait dg Objeknya perbuatan manusia yang


ketentuan syara’ (hakim, mahkum fih, bersifat praktis berupa perintah,
dan mahkum ‘alaih) ; sumber-sumber larangan, anjuran (iqtidha), pilihan
dan dalil-dalil hukum; cara (takhyir), maupun ketentuan sebab-
mengistinbat hukum, dan ijtihad akibat (al-wadh’i).

3 Berisi metode untuk menetapkan Berisi perbuatan itu sendiri serta tata
hukum suatu amal ibadah atau cara pelaksanaannya.
perbuatan lainnya.
KEGUNAAN USHUL FIQH

Kegunaan Ushul Fiqh Dalam Ekonomi Keuangan:


(1) Mengetahui dasar-dasar para mujtahid masa silam dalam
membentuk pendapat fikihnya.
(2) Memperoleh kemampuan untuk memahami ayat-ayat hukum
berkaitan dengan mu’amalah /ekonomi dalam Al-Quran dan hadis-
hadis Rasulullah SAW, berikut bagaimana cara
mengembangkannya.
(3) Melakukan komparasi dari berbagai mazhab, karena ushul fikih
merupakan alat untuk itu.

16
HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH

Skema:

‫ = وأقيمواالصلوة وءاتوا الزكوة‬Dalil atau Sumber hukum

‫ = األص ُل فى األمر للوجوب‬Kaidah Ushul Fiqh = Alat Istinbath

Kewajiban Shalat dan Zakat = Hukum Syara’ (Fiqh)

17
HUBUNGAN FIQH DAN USHUL FIQH

Skema.

ِّ َ‫ = الَ تَأ ْ ُكلُوا أَ ْم َوالَكُم بَ ْينَكُم بِّا ْلب‬Dalil atau Sumber hukum
‫اط ِّل‬

‫ =أألصل في النهي للتحريم‬Kaidah Ushul Fiqh= Alat Istinbath

Haram memperoleh harta secara tidak sah = Hukum Syara’ (Fiqh)

18
HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH,
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH

Skema:

Kewajiban Shalat Pada Waktunya = Hukum Syara’

Ancaman Bunuh = Kemudharatan

Kaidah Fiqh = ‫الضرورة تبيح المحظوات‬

Kebolehan Shalat Tidak Pada Waktunya = Hukum Darurat

19
HUBUNGAN ANTARA USHUL FIQH, FIQH,
DAN QAWA’ID FIQHIYYAH

Nash Al-Quran dan Sunnah

Ushul Fiqh (Qawa’id Ushuliyyah)

Hukum Syara’ (Fiqh)

Perbuatan Mukallaf

Qawa’id Fiqhiyyah

20
MATRIK HUKUM TAKLIFI

SIFAT
PASTI TIDAK PASTI
HK. TAKLIFI
Perintah Wajib/Fardhu Mandub/Sunnah

Larangan Haram Makruh

Takhyir Mubah
3. LIMA KAIDAH FIKIH UTAMA DAN
RINCIANNYA
LIMA KAIDAH FIKIH UTAMA

ِّ َ‫ور ِّب َمق‬


‫اص ِّد َها‬ ُ ‫األ ُم‬
Setiap sesuatu bergantung pada maksud/niat pelakunya
‫اليقين ال يُ َزا ُل ِّبالش ِّك‬
ُ
Keyakinan tidak bisa dihilangkan karena adanya keraguan
‫المشقة تجلب التيسر‬
Kesukaran itu mendatangkan kemudahan
‫الضرر يُزا ُل‬
ُ
Kemudharatan itu harus dihilangkan
ٌ‫العادةُ ُم َحكمة‬
Adat kebiasaan itu menjadi hakim

23
CONTOH RINCIAN KAIDAH FIKIH

 Kaidah:
‫ور ِّب َمقاصدِّها‬
ُ ‫األ ُم‬
segala sesuatu itu bergantung kepada maksud pelakunya.

.... ‫إمرئ َما نَ َوى‬


‫ َوإنَّ َما ِل ُك ّل أ‬،‫إنَّ َما أاأل أع َما ُل ِبال ِنّيَات‬
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu
disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh
hatimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun
(Q.S. 2:225)

Tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya,
tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.
(Q.S.Al-Ahzab/33:5)

24
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

 Kaidah:
‫الضرر يُزا ُل‬
ُ

Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya,


Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka
dengan cara yang ma'ruf (pula). janganlah kamu rujuki mereka untuk
memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu Menganiaya mereka.
(Q.S.Al-Baqarah/2:231)

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara
yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
(Q.S. Al-Baqarah/2:229).

25
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

‫ا َ ْليَ ِّق ْي ُن َال يُ َزا ُل ِّبالش ِّك‬


Keyakinan tidak bisa dihilangkan karena adanya keraguan
 Yakin ( ‫ )يقين‬adalah keyakinan yang pasti (al-jazim), kokoh/teguh (al-tsabit), dan
sesuai dengan kenyataan/realitas (al-muthabiq lil waqi’). ( ‫(اإلعتقاد الجازم المطابق‬
‫للواقع الثابت‬.
 Syaak adalah keraguan antara dua perkara/masalah yang berlawanan tanpa
‫)بين النقيضين بال ترجيح ألحدهما على اآلخر ر‬
mengunggulkan salah satunya ( ‫التدد‬
 Hadis Nabi, Saw antara lain sbb:
 Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang diantara kamu
menemukan sesuatu dalam perutnya, kemudian sesuatu itu membingungkannya, apakah
dari perutnya keluar sesuatu atau tiadak? Maka, janganlah orang tersebut keluar dari
masjid (membatalkan salat) sebelum mendengarkan suara atau mencium bau” (HR.
Muslim).
Dari Sa’id Al-Khudri, Rasulullah bersabda: ”Apabila salah seorang di antara kamu merasa
ragu dalam salatnya, apakah ia telah mngerjakan tiga atau empat raka’at, maka
buanglah keraguan dan peganglah apa yang meyakinkannya (HR. Muslim).
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

ِ ‫ب الت َّ أي‬
‫س ُر‬ َ ‫ا َ أل َم‬
ُ ‫شقَّة ت َ أج ِل‬
Kesukaran/kesulitan itu dapat mendatangkan/ menarik kemudahan.
 Al-masyaqqah berarti al-ta’ab ( kelelahan, kepayahan, kesulitan dan
kesukaran). Al-taysir berarti kemudahan.
 Hukum-hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan
kesukaran bagi mukallaf , syariah meringankannya sehingga mukallaf
mampu melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran.
 Kesulitan yang membawa kepada kemudahan antara lain sedang dalam
perjalanan (safar), keadaan sakit (maridh), keadaan terpaksa yang
membahayakan kelangsungan hidup; lupa (nisyan), ketidaktahuan (al-
jahlu), dan kekurang mampuan bertindak hukum (al-naqash).
 Di antara dasar hukum kaidah ini antara lain Q.S. Al-Baqarah/2:185; 286;
al-Nisa/4:28; al-Maidah/5/6; al-A’raf/7:157; al-Hajj/22:78; dan al-Nur/24:61.
CONTOH RINCIAN KAIDAH UTAMA

‫اَ ألعَا َدةُ ُم َح ِ ّك َمة‬


Adat kebiasaan dapat ditetapkan sebagai hukum
ِ ‫ف كَالثَّا ِب‬
ِ‫ت ِبالش أَّرع‬ ُ ‫اَلثَّا ِب‬
ِ ‫ت ِبا ألعُ أر‬
Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu
yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan
syara’).
 Kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan
syara’ dalam mu’amalat seperti dalam jual-beli, sewa menyewa,
kerjasama pemilik sawah dengan penggarapnya dan sebagainya, adalah
merupakan dasar hukum kebolehannya.
 Transaksi kurs mata uang (sharf), penyelesaian transaksi tersebut
diadministrasikan sampai 2 hari kemudian setelah transaksi, dibenarkan.
 Kebiasaan suap menyuap, disajikannya minuman keras dan sarana
perjudian dalam pesta-pesta dan lain-lain, merupakan urf yang
bertentangan dg syara’.
5. TERAPAN KAIDAH FIKIH DALAM FIKIH
MUAMALAT

29
‫‪TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT‬‬

‫‪ – 1‬األصل فى المعامالت اإلباحة (األصل في البيوع الحل‪ ،‬األصل‬


‫في العقود والشروط اإلباحة‪ ،‬تضييق السلف في التحريم في‬
‫شؤون العادات و المعامالت)‬
‫‪-2‬العبرة بالمقاصد والمسميات ال بالظواهر والتسميات‬
‫‪ –3‬تحريم أكل أموال الناس باالباطل‬
‫‪ -4‬ال ضرار وال ضرار‬
‫‪ -5‬التخفيف والتيسير ال التشديد و التعسير‬
‫‪ -6‬رعاية الضرورات والحاجات‬
‫‪ - 7‬مراعاة العادات واألعراف فيما ال يخالف الشرع‬

‫‪30‬‬
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT

‫ – األصل فى المعامالت اإلباحة‬1


 Hukum asal dalam kegiatan bisnis adalah diperkenankan (al-idzn) dan dibolehkan
(al-ibahah), kecuali terdapat larangan nash secara sahih dan sharih.
 Dalam bidang mu’amalah diperkenankan melakukan kreasi dan inovasi (bid’ah), tidak
seperti dalam ibadah yang dilarang melakukan bid’ah.
 Mengingat mu’amalah berkaitan dengan persoalan manusia (sya’n al-nas), maka tidak
terelakkan interaksi antara satu dengan lainnya dalam berbagai transaksi, seperti jual
beli dan lainnya.
 Sejalan dengan prinsip tersebut, maka hukum asal dalam jual beli adalah halal dalam
berbagai bentuknya sebagaimana firman Allah ‫( وأحل هللا البيع‬QS.Al-Baqarah: 275). Apa saja
yang tidak dijelaskan keharamannya secara jelas oleh nash, maka ia halal, karena hal-hal
yang diharamkan sudah jelas ( ‫وقد فصل لكم ما حرم عليكم‬/Al-An’am:119).

31
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT

….‫ – األصل فى المعامالت اإلباحة‬1


• Hukum asal dalam membuat ketentuan dan persyaratan dalam transaksi
adalah boleh (‫) األصل في العقود والشروط اإلباحة‬. Diperkenankan untuk membuat
bentuk akad baru yang sebelumnya belum disebutkan (‫( غير مسمى‬.
• Melokalisir pemahaman hal-hal yang diharamkan dalam mu’amalat dan
tradisi sehingga tidak meluas kepada sesuatu yang sebenarnya boleh
(‫) تضييق السلف في التحريم في شؤون العادات و المعامالت‬. Hal ini didasarkan antara
lain kepada hadis dan ayat al-Quran sbb:
‫ فإن هللا لم‬،‫ فأقبلوا من هللا عافيته‬،‫ وما سكت عنه فهو عفو‬،‫ وما حرمه فهو حالل‬، ‫ ما أحل هللا لنا فهو حالل‬-
)‫يكن لينسي شيئا (رواه البزار والطبراني‬

(Al-Maidah: 101 (.... ‫ يا أيهاالذين امنوا ال تسئلوا عن أشياء إن تبد لكم تسؤكم‬-
(al-An’am: 140) .... ‫… وحرموا ما رزقهم هللا إفتراء على هللا‬. -

32
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT

‫العبرة بالمقاصد والمسميات ال بالظواهر والتسميات‬-2


“patokan (untuk menentukan keabsahan) akad adalah tujuan dan maknanya,
bukan kata-kata dan penamaannya”

Kaidah ini, sama sebagaimana maksud kaidah yang ada dalam majallah al’adliyyah,
yaitu:
)‫(العبرة فى العقود بالمقاصد والمعاني ال لأللفاظ والمباني‬

33
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT

‫– تحريم أكل أموال الناس باالباطل‬3


Haram memperoleh dan memanfaatkan harta secara batil
(tidak sah)

Dasar hukum kaidah ini yaitu Al-Quran Surat An-Nisa ayat 29


dan al-Baqarah ayat 188.

Dari kaidah ini dapat diambil pelajaran yaitu Larangan


memperoleh penghasilan/pendapatan/ujrah secara batil
(tahrim Akhdzul ujrah bil-bathil);

34
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT

‫ ال ضرار وال ضرار‬-4


“Tidak boleh berbuat kemudharatan pada diri sendiri dan
berbuat kemadharatan pada orang lain”

‫ التخفيف والتيسير ال التشديد و التعسير‬-5


Meringankan beban dan memudahkan urusan, tidak
memperberat dan mempersulit

35
TUJUH KAIDAH UTAMA FIKIH MUAMALAT

‫ – رعاية الضرورات والحاجات‬6


Mempertimbangkan keadaan (yang dapat kategorikan
sebagai) Darurat dan Hajat

Memelihara ketentuan terkait dengan kondisi dharurat yang mengakibatkan diperkenankannya


hal-hal yang dilarang, begitu juga kondisi hajat yang dapat mengeluarkan permasalahan dharurat.

‫ مراعاة العادات واألعراف فيما ال يخالف الشرع‬-7


Memperhatikan adat dan tradisi yang tidak bertentangan dengan syara’
6. PRINSIP PENGEMBANGAN HUKUM
ISLAM DALAM FATWA DSN-MUI
MAKHARIJ FIQHIYAH DSN - MUI

Al-Taysir al- Tafriq al-Halal ‘an


Manhaji al-Haram

I’ada al-Nadhar Tahqiq al-Manath


.
PERBEDAAN KAIDAH BERDASARKAN JENIS HARAM

Kaidah Pangan Kaidah Ekonomi


(Fatwa Halal MUI (DSN – MUI)

Dalam hal penetapan kehalalan Untuk ekonomi syariah kaidah yang


produk pangan, kaidah yang dipakai adalah “al-Akhdzu bil-ashlah”
digunakan adalah “al-Akhdu bi
al-Ahwath” Artinya :
Mengambil pendapat yang lebih
Artinya : maslahat, dan kaidah “mura’atu al-
Mengambil pendapat yang telah khilaf”, artinya menjaga pendapat
hati-hati, dan kaidah “al-Khuruj walaupun lemah. Hal itu dilakukan
min al-Khilaf” artinya keluar dari karena hukum asal dari muamalat adalah
perbedaan penapat mengambil boleh, sesuai kaidah “al-ashlu fi al-
pendapat yang lebih kuat muamalat al-ibadah illa ma dalla ad-dalil
dalilnya. ala hurmatihi”
Al-Taysir al Manhaji
Metode dan Prinsip Dasar
Cont…
Contoh Pengadopsian Pandangan
Akad dan Muwa’adah
Tafriq alHalal ‘An al-Haram
.

Tim DSN-MUI --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DSN-MUI INSTITUT


.

Tim DSN-MUI --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- DSN-MUI INSTITUT


7. KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN-MUI DAN
PENERAPANNYA
‫‪KAIDAH-KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN-MUI‬‬

‫‪ – 1‬األصل فى المعامالت اإلباحة إال أن يدل الدليل على‬


‫تحريمها‬
‫ب الت َّ أيس ُِر‬ ‫‪ -2‬ا َ أل َم َ‬
‫شقَّة ت َ أج ِل ُ‬
‫‪ –3‬الحاجة قد تنزل منزلة الضرورة‬
‫‪ - 4‬الثابت بالعرف كالثابت بالشرع‬
‫‪-5‬درء المفاسد أولى من جلب المصالح‬
‫الضرر يُزال‬ ‫ُ‬ ‫‪-6‬‬
‫‪ -7‬أينما وجدت المصلحة فثم حكم هللا‬
‫‪ -8‬تصرف اإلمام على الرعية منوط بالمصلحة‬
‫‪-9‬الضرر يدفع بقدر اإلمكان‬
‫‪ُ -10‬ك ُّل قَ أرض َج َّر َم أنفَعَةً فَ ُه َو ِربَا‪.‬‬

‫‪48‬‬
‫‪KAIDAH-KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN -MUI‬‬

‫‪ -11‬اَ ِّلتا ِّب ُع تَا ِبع‬


‫‪ -12‬ما أدّى الى الحرام فهو حرام‬
‫‪-13‬ال يجور الحد ان يتصرف فى ملك الغير بال إذنه‬
‫‪ -15‬العادةُ ُم َحكمة‬
‫‪-16‬ا ألغُ أر ُم ِبا ألغُ أن ِم‬
‫اطل‬‫َلى األ َ ِم أي ِن بَ ِ‬
‫ان ع َ‬ ‫ض َم ِ‬ ‫شتِ َرا َط ال َّ‬ ‫‪ِ -17‬إ َّن ا أ‬
‫غ أي َر ُم أك َره فَ ُه َو َ‬
‫علَ أي ِه‬ ‫س ِه َطائِعًا َ‬ ‫علَى نَ أف ِ‬ ‫‪َ - 18‬م أن ش ََر َط َ‬
‫‪َ -19‬م ِن ا ألت َ َز َم َم أع ُر أوفًا لَ ِز َمهُ‪.‬‬
‫‪َ -20‬م ِن ا ألت َ َز َم شَى أيئ ًا لَ ِز َمهُ ش أَرعًا‬
‫‪49‬‬
‫‪KAIDAH-KAIDAH FIKIH DALAM FATWA DSN‬‬

‫اق ات َّ َ‬
‫س َع‬ ‫ض َ‬ ‫‪-21‬األ َ أم ُر ِإذَا َ‬
‫أ‬
‫‪َ -22‬ما َح ُر َم فِ أعلُهُ َح ُر َم َطلَبُهُ‬
‫‪ -‬العبرة فى العقود بالمقاصد والمعاني ال لأللفاظ‬
‫‪23‬والمباني‬
‫العبرة فى العقود لأللفاظ والمباني ال بالمقاصد‬
‫‪-24‬والمعاني‬
‫ب ثُبُ أوت ُهُ ِع أن َد ثُبُ أو ِ‬
‫ت الش أَّر ِط‬ ‫ق ِبالش أَّر ِط يَ ِج ُ‬ ‫‪-25‬ا َ أل ُمعَلَّ ُ‬
‫‪50‬‬
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫– األصل فى المعامالت اإلباحة إال أن يدل الدليل على تحريمها‬1


Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya”

‫– األصل فى األشياء اإلباحة حتى يدل الدليل على التحريم‬1


Hukum dasar dari segala sesuatu adalah boleh, sehingga terdapat dalil
yang mengharamkan.

Pada dasarnya transaksi Efek Syariah di pasar sekunder


diperbolehkan. Hal ini mengingat transaksi di bursa merupakan
bagian dari fikih muamalah sehingga hukum asalnya
diperbolehkan kecuali ada hal-hal yang dilarang.

51
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ – الحاجة تنزل منزلة الضرورة‬2


“Keperluan itu dapat menduduki posisi darurat”.

Pada dasarnya dalam akad jual-beli, hanya dibolehkan/dianggap sah


apabila syarat dan rukunnya telah terpenuhi, di antaranya ialah
bahwa obyek akad jual beli telah terwujud. Tanpa suatu alasan yang
bersifat darurat atau keperluan yang mendesak, tidak boleh diadakan
keringanan dengan penyimpangan dari hukum tersebut. Namun demi
kelancaran/kemudahan hidup atau untuk menghilangkan kesulitan
diberikan keringanan dalam akad-jual beli, yakni dianggap sah jual-
beli meskipun obyek belum terwujud, seperti pada akad salam, hanya
menyebutkan sifat-sifat barang yang dipesan.

52
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

ِ ‫ب الت َّ أي‬
‫س ُر‬ َ ‫ ا َ أل َم‬-3
ُ ‫شقَّة ت َ أج ِل‬
Kesukaran/kesulitan itu dapat mendatangkan/ menarik kemudahan.

 Al-masyaqqah berarti al-ta’ab ( kelelahan, kepayahan, kesulitan dan


kesukaran). Al-taysir berarti kemudahan.
 Hukum-hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan
kesukaran bagi mukallaf , syariah meringankannya sehingga mukallaf
mampu melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran.
 Kesulitan yang membawa kepada kemudahan antara lain sedang dalam
perjalanan (safar), keadaan sakit (maridh), keadaan terpaksa yang
membahayakan kelangsungan hidup; lupa (nisyan), ketidaktahuan (al-
jahlu), dan kekurang mampuan bertindak hukum (al-naqash).
 Di antara dasar hukum kaidah ini antara lain Q.S. Al-Baqarah/2:185;
286; al-Nisa/4:28; al-Maidah/5/6; al-A’raf/7:157; al-Hajj/22:78; dan al-
Nur/24:61.
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ الثابت بالعرف كالثابت بالشرع‬- 4


Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu
yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan
syara’).

Contoh dalam transaksi Efek di Bursa Efek Indonesia antara lain bahwa
nasabah tidak secara langsung melakukan transaksi jual atau beli dengan
nasabah lainnya, tetapi melalui Perantara Pedagang Efek. Hal ini juga
terjadi pada pelaksanaan transaksi Efek dimana Perantara Pedagang Efek
melaksanakan order transaksi Efek dari nasabah. Order nasabah
diteruskan oleh Perantara Pedagang Efek ke sistem perdagangan Bursa
Efek oleh floor trader yang ada di lantai bursa atau dealer di kantor PE-AB
secara jarak jauh (remote trading), atau juga diteruskan langsung ke sistem
perdagangan melalui sistem online trading. Transaksi seperti hal tersebut
sudah menjadi tradisi/adat kebiasaan di semua transaksi di Bursa Efek,
sehingga dinilai transaksi tersebut sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’
sebagai penerapan kaidah ini.

54
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ درءالمفاسد مقدم على جلب المصالح‬-5


“Mencegah mafsadah (kerusakan) harus didahulukan dari pada
mengambil kemaslahatan”.

 Bank syariah dapat mengalami kekurangan likuiditas disebabkan oleh


perbedaan jangka waktu antara penerimaan dan penanaman dana, atau
kelebihan likuiditas yang dapat terjadi karena dana yang terhimpun
belum dapat disalurkan kepada pihak yang memerlukan.
 Dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan dana, bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah memerlukan
adanya pasar uang antar bank yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah
(PUAS).
 Instrumen PUAS yang diatur oleh BI adalah Sertifikat Investasi
Mudharabah Antar bank Syariah (Sertifikat IMA), yaitu suatu instrumen
yang digunakan oleh bank-bank syariah yang kelebihan dana untuk
mendapatkan keuntungan dan di lain pihak sebagai sarana penyedia
dana jangka pendek bagi bank-bank syariah yang kekurangan dana.
Sertifikat ini berjangka waktu 90 hari diterbirkan oleh kantor pusat bank
syariah dengan format dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh BI.

55
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫الضرر يُزال‬
ُ -6
“Bahaya harus dihilangkan”

 Seseorang tidak dapat membayar hutangnya secara langsung.


Untuk menghilangkan bahaya/beban hutangnya ia boleh
memindahkan penagihannya kepada pihak lain, yang dalam hukum
Islam disebut dengan Hawalah, yaitu akad pengalihan hutang dari
satu pihak yang berhutang kepada pihak yang wajib membayarnya.

 Untuk menunjukkan kesungguhan nasabah dalam pembiayaan


murabahah, agar tidak terjadi mudharat, atau bahaya dikemudian
hari, LKS boleh meminta uang muka (urbun) atas transaksi
tersebut.

56
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ أينما وجدت المصلحة فثم حكم هللا‬-7


“Dimana terdapat kemaslahatan, disana terdapat hukum Allah”
Contoh penerapannya:

 Dalam sistem pencatatan dan pelaporan (akuntansi) keuangan dikenal ada dua
sistem, yaitu prinsip akuntansi yang mengharuskan pengakuan biaya dan
pendapatan pada saat terjadinya (Cash Basis), dan prinsip akuntansi yang
membolehkan pengakuan biaya dan pendapatan didistribusikan pada beberapa
periode (Accrual Basis). Kedua sistem tersebut masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan.
 Pada prinsipnya LKS boleh menggunakan kedua sistem tersebut dalam
administrasi keuangannya. Namun dilihat dari segi kemaslahatan, dalam
pencatatan sebaiknya digunakan sistem Accrual Basis, sedangkan dalam
distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-
benar terjadi (Cash Basis).

57
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ تصرف اإلمام على الرعية منوط بالمصلحة‬- 8


“Tindakan imam (pemegang otoritas) terhadap rakyat
harus mengikuti maslahat”.

Dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah


dan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan likuiditas Bank Syariah
diperlukan instrumen yang diterbitkan Bank sentral yang sesuai dengan syariah.
Bank Indonesia selaku Bank Sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembina
dan pengawas keuangan berkewajiban melakukan pengawasan dan
pengembangan terhadap bank syariah dan keuangan syariah lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Indonesia selaku
bank sentral boleh menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah
yang dinamakan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

58
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ الضرر يدفع بقدر اإلمكان‬-9


“Segala mudharat harus dihindarkan sedapat mungkin”

 Dalam menyongsong masa depan dan upaya mengantisipasi


kemungkinan terjadinya risiko dalam kehidupan ekonomi yang akan
dihadapi, perlu dipersiapkan sejumlah dana tertentu sejak dini.
Upaya untuk itu antara lain dapat dilakukan melalui asuransi
berdasarkan prinsip syariah.
 Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset da/atau tabarru
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
 Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm
(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

59
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

.‫ ُك ُّل قَ أرض َج َّر َم أنفَعَةً فَ ُه َو ِربَا‬-10


Setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi yang
berpiutang, muqridh) adalah riba.

LKS di samping sebagai lembaga komersial, harus dapat berperan


sebagai lembaga sosial yang dapat meningkatkan perekonomian
secara maksimal, yaitu antara lain dengan qardh, yaitu suatu akad
pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimnya kepada LKS pada waktu yang
telah disepakati bersama, tidak boleh LKS mengambil
keuntungan/bunga dalam hal ini, tetapi kepada nasabah boleh
dibebankan biaya administrasi.

60
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ ما أدى الى الحرام فهو حرام‬-11


Apa saja yang menjadi perantara (media) terhadap perbuatan haram,
haram pula hukumnya

Pelaksanaan Perdagangan Efek harus dilakukan menurut prinsip


kehati-hatian dan tidak diperbolehkan melakukan spekulasi,
manipulasi, dan tindakan lain yang di dalamnya mengandung unsur
dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman, taghrir,
ghisysy, tanajusy/najsy, ihtikar, bai’ al-ma’dum, talaqqi al-rukban,
ghabn, riba dan tadlis.

61
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ اَل ِت ّا ِب ُع تَا ِبع‬-13


Pengikut hukumnya tetap sebagai pengikut yang mengikuti.
 Akad Rahn, Wakalah dan Hawalah merupakan akad turunan/ikutan
(tabi’/assesoir) dari akad bai’, ijarah, syirkah dan qardh
(ashli/pokok). Keberadaan dan keabsahan akad ikutan mengikuti
keberadaan akad pokok. Apabila akad pokoknya beralih, maka akad
ikutan juga ikut beralih. Begitu juga ketika akad pokok itu berakhir,
maka akad ikutan juga ikut berakhir.
 Apabila seorang membeli tanah, maka tanaman yang ada di atas
tanah tersebut mengikuti tanah yang dijual, karena pada dasarnya
yang ada di atasnya bagian dari tanah tersebut kecuali ditentukan
lain. Apabila seorang membeli kambing, maka termasuk dalam
kambing tersebut kulitnya.

62
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ال يجور الحد ان يتصرف فى ملك الغير بال إذنه‬-14


Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang
lain tanpa seizinnya.

Contoh kegiatan/penerapan kaidah ini antara lain dilarang


melakukan bai al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas
barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki (short selling);

63
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

‫ا ألغُ أر ُم ِبا ألغُ أن ِم‬-16


Risiko berbanding dengan manfaat”

ِ َ‫َلى األ َ ِم أي ِن ب‬
‫اطل‬ َ ‫ان ع‬ َّ ‫شتِ َرا َط ال‬
ِ ‫ض َم‬ ‫ ِإ َّن ا أ‬-17
“Mensyaratkan kewajiban memberikan penjaminan oleh Al-Amin (mudharib, mitra, wakil)
adalah tidak sah (batal)”

Kaidah ini digunakan dalam fatwa DSN terkait penjaminan pengembalian modal
pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan wakalah bil istitsmar. Dalam fatwa ini
dijelaskan bahwa mengingat mudharabah itu dibentuk atas dasar amanah, maka
pemilik modal tidak boleh meminta pengelola untuk menjamin pengembalian modal.
Apabila dalam akad mudharabah mengalami kerugian, maka berdasarkan prinsip
kaidah di atas, pengelola tidak wajib mengembalikan modal usaha secara penuh
pada saat terjadi kerugian, kecuali kerugian karena ta’addi, tafrith atau mukhalafat al-
syuruth. Dalam hal kerugian tersebut timbul dan terbukti karena pemilik modal
melakukan ta’addi, tafrith atau mukhalafat al-syuruth, maka kerugian tersebut
menjadi tanggung jawab Pemilik Modal

64
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

َ ‫غ أي َر ُم أك َره فَ ُه َو‬
.‫علَ أي ِه‬ َ ‫س ِه َطا ِئعًا‬ َ ‫ َم أن ش ََر َط‬-18
ِ ‫علَى نَ أف‬
Siapa saja yang membebankan sesuatu kepada dirinya secara sukarela tanpa paksaan, maka sesuatu itu
menjadi kewajibannya.”
.ُ‫ َم ِن ا ألت َ َز َم َم أع ُر أوفًا لَ ِز َمه‬-19
“Siapa yang berkomitmen melaksanakan suatu kebaikan, maka ia wajib menunaikannya.”
‫ َم ِن ا ألت َ َز َم شَى أيئ ًا لَ ِز َمهُ ش أَرعًا‬-20
“Siapa yang berkomitmen untuk melaksanakan sesuatu, maka ia – menurut syara’ – wajib menunaikannya.”

Kaidah diterapkan terkait pembiayaan likuiditas jangka pendek syariah (PLJPS) yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Apabila Bank Indonesia memberikan pembiayaan
kepada Bank Syariah yang kekurangan likuiditas dengan akad Muqaradhah bi
Dhaman Ra’s al-Mal (‫ان َرأْ ِس ْال َما ِل‬ َ ‫ضةُ ِب‬
ِ ‫ض َم‬ َ َ‫) ْال ُمق‬, maka secara konsep Bank Indonesia
َ ‫ار‬
sebagai pemilik dana tidak diperkenankan meminta Bank Syariah sebagai Pengelola
untuk menjamin pengembalian modal. Namun apabila bank syariah atas
kehendaknya sendiri menjamin pengembalian modal, maka berdasarkan kaidah-
kaidah di atas, komitmen (iltizam) yang timbul dari pengelola untuk pengembalian
modal atas kehendaknya sendiri, hal tersebut dibenarkan

65
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

َ َّ ‫اق ات‬
‫س َع‬ َ ‫ض‬َ ‫ ْاأل َ ْم ُر ِّإذَا‬-21
“Apabila sempit suatu urusan, maka (urusan itu) menjadi luas.”

Kaidah ini diterapkan berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata


berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan wisata yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat
tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dapat
memberikan kebaikan, kemaslahatan dan kemanfaatan baik secara
material maupun spiritual. Oleh karenanya, kegiatan wisata boleh
dilakukan, namun dengan syarat dalam penyelenggaraannya jangan
sampai menimbulkan kemusyrikan, kemaksiatan, kemafsadatan,
tabdzir/israf, dan kemunkaran.

66
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

َ ‫ َما َح ُر َم ِّف ْعلُهُ َح ُر َم‬-22


ُ‫طلَبُه‬
“Sesuatu yang haram dikerjakan maka haram juga diminta/dicari”

Kaidah ini diterapkan dalam fatwa DSN antara lain berkaitan dengan
penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip syariah. Sebagai
upaya kehati-hatian dan pencegahan terjerumus kepada sesuatu yang
dilarang syariah, maka apabila kegiatan dan tujuan wisata yang
dilakukan itu sudah diketahui secara nyata mengandung suatu
perbuatan haram, maka niat untuk menuju tempat wisata tersebut
menjadi tidak layak untuk dijadikan tempat tujuan wisata.
.

67
CONTOH PENERAPAN KAIDAH

ِ ‫ب ثُبُ أوتُهُ ِع أن َد ثُبُ أو‬


‫ت الش أَّر ِط‬ ُ َّ‫ا َ أل ُمعَل‬-25
ُ ‫ق ِبالش أَّر ِط يَ ِج‬
(Janji) yang dikaitkan dengan syarat, wajib dipenuhi apabila
syaratnya telah terpenuhi.

Kaidah ini diterapkan oleh DSN antara lain dalam kaitannya dengan
janji (wa’ad) yang semula tidak mengikat (ghair mulzim) menjadi bersifat
mengikat (mulzim) pada saat pihak yang menerima janji sudah
melakukan perbuatan tertentu atas permintaan yang berjanji. Kaidah ini
juga digunakan pada saat wa’ad dikaitkan dengan suatu perbuatan
tertentu, maka apabila perbuatan tertentu tersebut telah dilakukan maka
syarat tersebut wajib dilaksanakan.

68
Terima Kasih
.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai