Anda di halaman 1dari 15

Coretan Aksara

CONTOH (CJR) CRITICAL JOURNAL RIVIEW FUNGSI ILMU PENDIDIKAN ISLAM

fadhilahbatubara fadhilahbatubara

1 tahun yang lalu

Iklan

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

“FUNGSI ILMU PENDIDIKAN ISLAM”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

Dr. ASNIL AIDAH RITONGA, M.A.

DISUSUN OLEH :

FADHILAH BATUBARA (NIM 0301182090).

SEMESTER/JURUSAN : II / PAI – 5

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam
yang maha rahman dan rahim karena atas berkat rahmat dan kasih sayang-Nya Penulis dapat
menyelesaikan CJR dengan Judul “Fungsi Ilmu Pendidikan Islam”

Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, ibu Dr.
Asnil Aidah Ritonga, MA. yang telah mengarahkan dan membimbing pembelajaran dan pembuatan CJR
ini.

Didalam CJR ini terdapat materi mengenai Fungsi Ilmu Pendidikan Islam, macam-macam Fitrah Manusia,
Manusia makhluk yang harus di didik dan dapat mendidik, dan masih banyak lagi mengenai Ilmu
Pendidikan Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun
penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.
Medan, 16 Juli 2019

FADHILAH BATUBARA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii

BAB I IDENTITAS JURNAL……………………………………………………………. 1

1.1 Identitas Jurnal Utama…………………………………………………………. 1

1.2 Identitas Jurnal Pembanding…………………………………………………. 1

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….. 1

BAB II ANALISIS JURNAL…………………………………………………………….. 2

Alasan Tertarik Pada Jurnal Utama………………………………………… 2

2.2 Alasan Tertarik Pada Jurnal Pembanding………………………………… 2

2.3 Abstrak Jurnal Utama…………………………………………………………… 2


2.4 Abstrak Jurnal Pembanding…………………………………………………… 3

2.5 Masalah yang dibahas Jurnal Utama……………………………………….. 3

2.5 Masalah yang dibahas Jurnal Pembanding………………………………. 8

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL 11

3.1 Kelebihan Jurnal………………………………………………………………….. 11

3.2 Kekurangan Jurnal……………………………………………………………….. 11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………… 12

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………. 12

4.2 Saran………………………………………………………………………………….. 12

BAB I

IDENTITAS JURNAL

Identitas Jurnal Utama.

Judul Jurnal : FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA (Manusia
yang Memiliki Fitrah/Potensi dan sebagai Makhluk yang harus Dididik/Mendidik).
Volume dan No : Volume V, Nomor 2.

Halaman : 399 – 415

Bulan, Tahun terbit : Juli – Desember 2016

Nama Penulis : Wahyuddin.

Instansi : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Email :–

Alamat :–

Identitas Jurnal Pembanding.

Judul Jurnal : PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM.

Volume dan No : Volume I. Nomor 2.

Halaman : 16-32

Bulan, Tahun terbit : Januari – Juni 2016

Nama Penulis : Lis Yulianti Syafrida Siregar.

Instansi : IAIN Padang Sidempuan.

Email : lisyulianti_siregar@yahoo.co.id

Alamat :–

1.3. Tujuan Penulisan.

CJR ini berguna agar kita bisa mengetahui apa saja Fungsi dari Ilmu Pendidikan Islam baik bagi Manusia
dan Kehidupan Manusia.

Agar mengetahui apa saja fitrah yang terdapat dalam diri manusia, serta potensi yang terdapat dalam
diri manusia. Manusia harus di didik dan dapat mendidik.

Menyelesaikan tugas mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

BAB II

ANALISIS JURNAL
2.1 Alasan Tertarik Pada Jurnal Utama.

Penulis tertarik pada jurnal ini karena isi pembahasannya sangat baik, lengkap dan terperinci.
Materi isi bahasan pada Jurnal ini sangat menarik dan diperlukan untuk para Mahasiswa dan calon
Pendidik, terlebih khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Karena didalamnya terdapat
bahasan mengenai Fungsi dari Ilmu Pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia dari berbagai
aspek, lalu disebutkan bahwa setiap manusia memiliki potensi Fitrah yang ia bawa sejak lahir. Banyak hal
baru yang akhirnya diketahui dari jurnal ini.

2.2 Alasan Tertarik Pada Jurnal Pembanding.

Ini adalah Jurnal kedua yang membuat penulis tertarik dengan isinya. Karena isi dari jurnal ini
hampir mirip pembahasannya pada Jurnal Utama. Hanya saja dari segi kelengkapannya, Saya rasa lebih
lengkap pada Jurnal Pertama. Pada Jurnal pembanding ini terdapat pembahasan mengenai Fungsi Ilmu
Pendidikan Islam dalam kehidupan manusia, lalu ada bahasan mengenai manusia adalah makhluk yang
perlu dididik dan dapat mendidik. Banyak Fitrah manusia yang disebutkan pada Jurnal ini.

2.3 Abstrak Jurnal Utama.

Studi paling menarik dalam filsafat pendidikan Islam adalah tentang orang karena kepribadiannya yang
unik dan sifat manusia itu sendiri sulit dimengerti. Pengetahuan tentang sifat manusia diperlukan untuk
membantu orang-orang mengenal dirinya sendiri yang menyampaikan kebahagiaan sejati. Namun upaya
ini gagal, karena orang hanya mengenalnya pada batas – batas instrumen dan bukan pada substansi.
Ketidaktahuan tentang sifat manusia itu sendiri secara keseluruhan karena keterbatasan pengetahuan
manusia tentang dirinya, terutama dalam mengungkapkan spiritual hal-hal yang abstrak. Keterbatasan
ini disebabkan oleh tiga faktor: Pertama, dalam sejarah kehidupan manusia, ia lebih tertarik menyelidiki
bahan-bahan alami (Konkret), daripada hal-hal yang tidak material (abstrak). Kedua, keterbatasan nalar
manusia hanya mampu memikirkan hal-hal yang bersifat instrumental daripada hal-hal yang substansial
dan kompleks. Ketiga, kompleksitas dan masalah manusia yang unik.

2.4 Abstrak Jurnal Pembanding.


Pendidikan Islam untuk anak-anak adalah kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap orang tua Muslim,
jika mereka ingin anak-anak mereka menjadi anak-anak shaleh dalam keluarga mereka. Hal ini juga
menjadi tujuan penelitian oleh para ahli pendidikan Islam. Pendidikan anak harus mendasar pada Islam
yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits terutama tentang keberadaan kewajiban untuk belajar bagi
setiap muslim, laki-laki atau perempuan, anak-anak dan orang dewasa. Sementara tujuan pendidikan
islam pada anak adalah: merawat jiwa anak-anak untuk menjadi jiwa yang lebih baik (fitrah) dalam Islam
dan membawa anak-anak ke kehidupan yang penuh belas kasih sayang, bahagia di dunia dan akhirat.

2.5 Masalah Yang Dibahas (Ringkasan Jurnal Utama).

A. Manusia Memiliki Potensi/Fitrah.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, selain bertugas sebagai abdi (hamba) terhadap Khaliknya
juga bertugas sebagai khalifah-fi alardi, untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat di
bumi ini agar manusia dapat hidup sejahtera lahir dan batin. Selaku hamba dan khalifah manusia diberi
kelengkapan berupa jasmani (fisiologis) dan rohani (mental psikologis) yang dapat
ditumbuhkembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat yang berdaya guna dalam ikhtiar
kemanusiaannya untuk melaksanakan tugas pokok kehidupannya di dunia.

Fungsi pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia sebagai makhluk yang memiliki
fitrah (potensi) dan sekaligus sebagai makhluk yang harus/dapat dididik dan sekaligus mendidik.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang perbuatannya mampu mewujudkan bagian tertinggi dari
kehendak Allah yang dilengkapi dengan berbagai potensi/fitrah yang dibawa sejak manusia itu lahir ke
dunia.

Secara komprehensif, Hasan Langgulung menjelaskan, ketika Allah menghembuskan atau meniupkan
roh pada diri manusia (pada proses kejadian manusia secara nonfisik atau immateri) maka pada saat itu
pula manusia mempunyai sifat-sifat ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam al-Asma’ al-Husna,
hanya saja kalau Allah serba maha, sedangkan manusia hanya diberi sebahagiannya. Sebahagian sifat-
sifat ketuhanan yang berada dalam diri manusia dan dibawa sejak lahir itulah yang disebut fitrah.
Sebagaimana firman Allah yang disebutkan dalam Qs.ar-Rum/23: 30 sebagai berikut: “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
Ali Fikry, ahli pendidikan Mesir, menyatakan bahwa para ulama telah sepakat bahwa kecenderungan
nafsu itu berpindah dari orang tua secara turun temurun. Oleh karena itu, anak adalah merupakan
rahasia dari orang tuanya. Manusia sejak awal perkembangannya berada di dalam garis keturunan dari
keagamaan orang tuanya.

Lebih lanjut Cak Nur mengatakan, namun disamping fitrahnya, manusia juga memiliki sifat kelemahan.
Kelemahan itu bukanlah kejahatan an sich, tetapi menjadi pintu bagi masuknya kejahatan dalam diri
manusia. Karena kelemahannya itu manusia tidak selalu setia pada fitrahnya sendiri. Meskipun
kejahatan lebih disebabkan faktor dari luar tetapi karena ia masuk pada manusia melalui suatu kualitas
yang inheren pada dirinya, yaitu kelemahan maka kejahatan pun merupakan bagian dari hakikat
manusia sekalipun hakikat sekunder(hakikat primer tetap fitrahnya yang suci).

Konsep fitrah ini identik dengan teori tabula rasa sebagaimana yang dikemukakan oleh John Lokce.
Dalam pandangan teori ini, manusia itu putih bersih, ibarat kertas putih belum dicoret. Lingkungan dan
pendidikanlah yang mencoret kertas yang putih bersih tadi. Jadi teori tabula rasa menganggap manusia
itu terlahir dalam keadaan pasif. Sebaliknya,fitrah memandang manusia lebih dari sekedar kertas putih
bersih.Dalam fitrah terdapat potensi yang dibawa oleh manusia, yakni daya atau kekuatan untuk
menerima agama atau tauhid. Potensi ini bersifat dinamis. Lingkungan adalah faktor yang dapat
mempengaruhi tingkah laku manusia, namun bukan satu-satunya faktor. Selain lingkungan, pendidikan
juga faktor penting yang mempengaruhi perkembangan manusia.

Untuk teraktualisasinya potensi yang dimiliki manusia sesuai dengan nilai-nilai Ilahiah, maka pada
dasarnya pendidikan berfungsi sebagai media yang menstimulasi bagi pertumbuhan fitrah manusia ke
arah penyempurnaan dirinya sebagai abdidan khalifah Allah fi al-ardh. Apapun model yang ditawarkan
pendidikan bukan persoalan, asal disesuaikan dengan potensi yang dimiliki peserta didik dan fitrahnya
untuk senantiasa mengarah pada fitrah Allah yang hanif .

B. Macam-Macam Hidayah.

Adapun hidayah yang diberikan Allah dalam rangka pengembangan fitrah ada beberapa macam :
Hidayah aql (akal) adalah aspek dari jiwa manusia. Akal inilah yangmenjadi pembeda antara manusia
dan hewan.

Hidayah qalb (hati) lebih tinggi kedudukannya dari hidayah akal. Hal-hal yang bersifat dogmatis dalam
ajaran agama hanya dapat dihayati oleh hati. Dalam Islam penghayatan qalb adalah keimanan. Apabila
qalb manusia tidak berfungsi manusia akan mengalami kehancuran.

Hidayah din (agama), hidayah din adalah hidayah yang paling tinggi nilai dan kedudukannya dari semua
hidayah yang ada. Bahkan hidayah ini dapat memfungsikan hidayah qalb dan hidayah akal. Manusia
diberi akal sehingga mampu berpikir dan diberi hati sehingga mampu menghayati hal-hal yang tidak bisa
dijangkau oleh akal. Hidayah din dapat menuntun aql dan qalb manusia sekaligus.

C. Macam-Macam Fitrah Manusia.

Fitrah manusia itu dalam pandangan Muhaimin, ditinjau dari berbagai aspek banyak macamnya, antara
lain:

Fitrah beragama; mendorong manusia untuk selalu pasrah, tunduk dan patuh kepada Tuhan.

Fitrah berakal budi; mendorong manusia untuk berpikir dan berdzikir dalam memahami tanda-tanda
keagungan Tuhan yang ada di alam semesta berkreasi dan berbudaya serta memahami persoalan dan
tantangan hidup yang dihadapinya.

Fitrah kebersihan dan kesucian; mendorong manusia untuk selalu komitmen tehadap kebersihan dan
kesucian diri dan lingkungannya.

Fitrah bermoral/berakhlak.

Fitrah kebenaran.

Fitrah kemerdekaan.

Fitrah keadilan.

Fitrah persamaan, persatuan dan Fitrah individu.

Fitrah sosial dan Fitrah seksual.

Fitrah ekonomi, Fitrah politik dan Fitrah seni,

D. Manusia sebagai makhluk yang harus di didik dan mendidik.


Pada hakekatnya manusia itu adalah animal educable (yang dapat dididik), animal educandum
(yang harus dididik) dan homo educandus (makhluk yang dapat mendidik). Menurut Langeveld, seorang
ahli pendidikan yang mengatakan bahwa manusia sebagai animal educable, artinya pada hakikatnya
manusia adalah mahluk yang dapat dididik. Di samping itu, manusia juga bias disebut sebagai animal
educandum yang artinya manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang harus dididik, serta homo
enducandus yang bermakna bahwa manusia merupakan makhluk yang bukan hanya harus dan dapat
dididik tetapi juga harus dapat mendidik. Deskripsi di atas mengungkapkan secara jelas bahwa ada mata
rantai yang erat antara hakikat manusia dengan garapan pendidikan sebagai salah satu usaha sadar
untuk lebih memanusiakan manusia.

E. FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM BAGI MANUSIA DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA.

Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan Agama Islam adalah
usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai
dengan ajaran Islam. Dengan kata lain, pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk
mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia,
upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah.

Dari pengertian di atas, pendidikan Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral.

Fungsi pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek
rohaniah dan jasmani harus berlangsung secara bertahap. Suatu kematangan yang berakhir pada
optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi
proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya. Pendidikan adalah salah satu sarana
terpenting dalam dalam usaha membangun sumber daya manusia dan menanamkan nilai-nilai
kemanusiaan, yang pada gilirannya akan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan
berperadaban.

Fungsi pendidikan Islam merupakan usaha melestarikan, dan mengalihkan serta mentranfortasikan nilai-
nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus. peranan pendidikan di
kalangan umat Islam, merupakan salah bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan,
mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada
pribadi generasi penerusnya.

Pendidikan Islam, bila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah merupakan
salah satu alat pembudayaan (enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu alat, pendidikan dapat
difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia, (sebagai makhluk
pribadi dan sosial), kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di
dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Pendidikan Islam berfungsi mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia,
serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Pendidikan Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus
mengarahkan manusia sebagai makhluk yang dilengkapi dengan berbagai potensi dan fitrah menuju
terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika Islam dengan tetap
memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (Hablummin Allah) sesama manusia (hablumminannas),
dirinya sendiri dan alam sekitarnya.Manusia sebagai makhluk yang harus/dapat dididik/mendidik. Untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan diperlukan peningkatan iman dan takwa manusia sebagai
hamba Allah danhanya melalui proses pendidikanlah, manusia mampu mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan tersebut.Alasan utama mengapa manusia perlu/dapat dididik dan mendidik adalah agar
fungsi pendidikan dapat berjalan secara maksimal, yaitu memanusiakan manusia secara total. Oleh
karena itu, pendidikan harus dapat mengembangkan semua potensi (fitrah) yang ada pada manusia.

Pendidikan Islam membantu manusia mewujudkan sosok insan yang paripurna yang mampu
memfungsikan semua potensi yang dimilikinya. Pendidikan disini berfungsi sebagai media yang
mengarahkan manusia pada perkembangan dan pertumbuhan potensi manusia seoptimal mungkin ke
arah penyempurnaan diri, baik sebagai abdi Allah maupun sebagai khalifah fi al-ardhi yang senantiasa
mengarah kepada fitrah Allah yang hanif.

2.6 Masalah Yang Dibahas (Ringkasan Jurnal Pembanding).

a. Pengertian Pendidikan Islam.


Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-Tarbiyah, al-Ta’dīb, dan
al-Ta’līim. Muhammad Fadhil al-Jamaly mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi
peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun
perbuatannya. Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.

Dalam hal ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai
kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian tujuan pendidikan.
Dasar pendidikan Islam ialah Islam dengan segala ajarannya yang tertuang dalam Al Qur-an dan Sunnah
(hadis) Rasulullah SAW.

Adapun tujuan pendidikan Islam ialah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan
kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.
Tujuan pendidikan Islam pada intinya merupakan penjabaran dari tujuan hidup manusia yaitu
memperoleh keridhaan Allah. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan Islam ialah terciptanya manusia
yang diridhai Allah, yakni manusia yang menjalankan peranan idealnya sebagai hamba dan khalifah Allah
secara sempurna.

c. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam.

Sesuai dengan hakikat pendidikan Islam yang merupakan suatu proses yang berlangsung secara
kontiniu atau berkesinambungan, maka tugas dan fungsi yang diemban oleh pendidikan Islam adalah
pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas
dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang
secara dinamis, sejak masih dalam kandungan sampai ajal menjemputnya. Secara umum tugas
pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan yang optimal sesuai dengan
tuntutan ajaran Islam.
Fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas
pendidikan berjalan dengan baik dan lancar. Secara operasional, pendidikan Islam setidaknya dapat
difungsikan sebagai: alat untuk memelihara, memperluas, menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan,
nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional. Atau dengan kata lain berfungsi
sebagai pemelihara peradaban umat manusia secara kontiniu dan turun temurun. Selain itu, pendidikan
Islam juga berfungsi sebagai alat untuk mengadakan perubahan, inovasi, dan perkembangan bagi
peradaban dan kehidupan manusia. Upaya ini dilakukan melalui pengembangan dan pembinaan ilmu
pengetahuan dan skill yang dimiliki manusia sebagai peserta didik, serta melatih tenaga-tenaga manusia
(peserta didik) yang produktif dalam menemukan pertimbangan perubahan sosial dan ekonomi yang
dinamis dan membangun kehidupan manusia yang berkualitas, secara duniawi maupun ukhrawi.

d. Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.

Untuk mencapai tujuan seperti tersebut di atas, maka yang menjadi objek pendidikan Islam
adalah seluruh manusia dengan bermacam tingkatan usia. Peserta didik dalam Islam ialah setiap
manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Bukan hanya anak-anak yang
sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak dalam usia
sekolah dan bukan pula hanya orang dewasa.

e. Kurikulum Pendidikan Islam.

Dalam bahasa Arab isitilah kurikulum disebut dengan manhaj al-dirasat yang bermakna jalan yang
terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Pengertian ini
dalam bidang pendidikan yang dimaksud dengan manhaj adalah sebagai jalan terang yang dilalui oleh
pendidik atau guru dengan orang-orang yang didik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mereka. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa kurikulum adalah suatu
program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa yang terdiri dari serangkaian
pengalaman belajar dan di dalamnya terdapat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh siswa dalam waktu tertentu untuk memperoleh sejumlah pengetahuan dan ditandai oleh
perolehan suatu ijazah tertentu. Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang memberi pedoman
tentang jenis, lingkup dan urutan materi, serta proses pendidikan.

Jika dikaitan dengan pendidikan Islam, maka kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan
Islam dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan manusia Muslim seutuhnya, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Tujuan yang hendak dicapai harus teruraikan dalam program yang termuat dalam
kurikulum, bahkan program itulah yang mencerminkan arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran.

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

3.1 Kelebihan Jurnal.

Pada Jurnal Utama, kelebihan yang terdapat yaitu penjelasan isi dari jurnal lengkap dan terperinci
disertai dalil berupa ayat al-qur’an dan hadist yang menguatkan. Penjelasan mengenai Fungsi Ilmu
pendidikan Islam luas dan detail.

Sedangkan Jurnal pembanding, memiliki kelebihan berupa abstrak terdiri dari dua bahasa,
sehingga memudahkan pembaca mengetahui. Pada jurnal utama hanya menggunakan satu bahasa
dalam abstrak.

3.2 Kekurangan Jurnal.

Kekurangan pada Jurnal Utama, hanya menggunakan satu macam bahasa abstrak, lalu tidak
terdapat email dan alamat dalam identitas jurnal. Pada jurnal Pembanding, disertai alamat email, namun
tidak terdapat alamat penulis Jurnal.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.
Fungsi pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia sebagai makhluk yang memiliki fitrah
(potensi) dan sekaligus sebagai makhluk yang harus/dapat dididik dan sekaligus mendidik. Fungsi
pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek
rohaniah dan jasmani harus berlangsung secara bertahap. Manusia memiliki berbagai macam Fitrah
yang dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai ajaran Islam.

Fungsi pendidikan Islam merupakan usaha melestarikan, dan mengalihkan serta mentranfortasikan nilai-
nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus. Pendidikan Islam adalah
usaha sadar atau kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan manusia
sebagai makhluk yang dilengkapi dengan berbagai potensi dan fitrah menuju terbentuknya pribadi yang
utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika Islam dengan tetap memelihara hubungan baik
terhadap Allah Swt (Hablummin Allah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan alam
sekitarnya.

4.2 Saran.

Penulis menyarankan agar kita tidak mengabaikan Fungsi dari Ilmu pendidikan Islam, agar
pendidikan islam dapat maju seperti pada masa kejayaan peradaban Islam. Teori fungsi pendidikan
Islam, tidaklah hanya sekedar teori, tapi bisa diwujudkan langsung dalam praktik pendidikan Islam pada
masa sekarang.

Anda mungkin juga menyukai