Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

DOSEN PENGAMPU : DR.AFRAHUL FADHILLAH DAULAY, MA

OLEH

NUR AFNI OCTAVIA


NIM: 0301191022

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KERUGUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat


Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat rahmat
dan kasih sayang-Nya Penulis dapat menyelesaikan CJR dengan Judul “Fungsi Ilmu Pendidikan
Islam”Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam,
ibu Dr. Asnil Aidah Ritonga, MA. yang telah mengarahkan dan membimbing pembelajaran dan
pembuatan CJR ini

Didalam CJR ini terdapat materi mengenai Fungsi Ilmu Pendidikan Islam, macam-macam Fitrah
Manusia, Manusia makhluk yang harus di didik dan dapat mendidik, dan masih banyak lagi mengenai
Ilmu Pendidikan Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun
penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Medan, 28 Desember 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I IDENTITAS/ ANALISIS JURNAL............................................................................1
A. IDENTITAS JURNAL..........................................................................................................1
B. ALASAN TERTARIK PADA JURNAL..............................................................................2
C. ABSTRAK JURNAL............................................................................................................3
D. RINGKASAN JURNAL........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................13
A.KELEBIHAN JURNAL.........................................................................................................13
B.KELEMAHAN JURNAL.......................................................................................................13

BAB III PENUTUP...................................................................................................................14


A. KESIMPULAN......................................................................................................................14
B. SARAN..................................................................................................................................14

ii
BAB I

IDENTITAS DAN ANALISA JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL

1. Jurnal Utama

Judul Jurnal : FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM HIDUP DAN KEHIDUPAN


MANUSIA (Manusia yang Memiliki Fitrah/Potensi dan sebagai Makhluk yang harus Dididik/Mendidik).

Volume dan No : Volume V, Nomor 2.

Halaman : 399 – 415

Bulan, Tahun terbit : Juli – Desember 2016

Nama Penulis : Wahyuddin.

Instansi : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Email :–

Alamat :–

2. Jurnal Kedua

Judul Jurnal : PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM.

Volume dan No : Volume I. Nomor 2.

Halaman : 16-32

Bulan, Tahun terbit : Januari – Juni 2016

Nama Penulis : Lis Yulianti Syafrida Siregar.

Instansi : IAIN Padang Sidempuan.

1
Email : lisyulianti_siregar@yahoo.co.id

Alamat :–

3. Jurnal Ketiga

Judul Jurnal :Pengembangan Model Pembelajaran Induktif Kata Bergambar

Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Permulaan Sekolah Dasar

Nama Jurnal : Journal of Educational Research and Evaluation

Edisi Terbit : November 2012

Pengarang Jurnal : Kusminah

ISSN : 2252 - 6420

Kota Terbit : Semarang

Vol : (2)

Nomor :1

Halaman : 1-7

B. ALASAN TERTARIK PADA JURNAL

1. Jurnal Utama

Penulis tertarik pada jurnal ini karena isi pembahasannya sangat baik, lengkap dan terperinci. Materi isi
bahasan pada Jurnal ini sangat menarik dan diperlukan untuk para Mahasiswa dan calon Pendidik,
terlebih khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Karena didalamnya terdapat bahasan
mengenai Fungsi dari Ilmu Pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia dari berbagai aspek,
lalu disebutkan bahwa setiap manusia memiliki potensi Fitrah yang ia bawa sejak lahir. Banyak hal baru
yang akhirnya diketahui dari jurnal ini.

2
2. Jurnal Kedua

Ini adalah Jurnal kedua yang membuat penulis tertarik dengan isinya. Karena isi dari jurnal
ini hampir mirip pembahasannya pada Jurnal Utama. Hanya saja dari segi kelengkapannya, Saya
rasa lebih lengkap pada Jurnal Pertama. Pada Jurnal pembanding ini terdapat pembahasan
mengenai Fungsi Ilmu Pendidikan Islam dalam kehidupan manusia, lalu ada bahasan mengenai
manusia adalah makhluk yang perlu dididik dan dapat mendidik. Banyak Fitrah manusia yang
disebutkan pada Jurnal ini.

3. Jurnal Ketiga

Penulis tertarik pada jurnal ini karena isi pembahasannya sangat baik, lengkap dan
terperinci. Materi isi bahasan pada Jurnal ini sangat menarik dan diperlukan untuk para
Mahasiswa dan calon Pendidik, terlebih khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Karena didalamnya terdapat bahasan mengenai Fungsi dari Ilmu Pendidikan Islam dalam hidup
dan kehidupan manusia dari berbagai aspek, lalu disebutkan bahwa setiap manusia memiliki
potensi Fitrah yang ia bawa sejak lahir. Banyak hal baru yang akhirnya diketahui dari jurnal ini.

C. ABSTRAK JURNAL

1. Jurnal Utama

Studi paling menarik dalam filsafat pendidikan Islam adalah tentang orang karena kepribadiannya yang
unik dan sifat manusia itu sendiri sulit dimengerti. Pengetahuan tentang sifat manusia diperlukan untuk
membantu orang-orang mengenal dirinya sendiri yang menyampaikan kebahagiaan sejati. Namun upaya
ini gagal, karena orang hanya mengenalnya pada batas – batas instrumen dan bukan pada substansi.
Ketidaktahuan tentang sifat manusia itu sendiri secara keseluruhan karena keterbatasan pengetahuan
manusia tentang dirinya, terutama dalam mengungkapkan spiritual hal-hal yang abstrak. Keterbatasan ini
disebabkan oleh tiga faktor: Pertama, dalam sejarah kehidupan manusia, ia lebih tertarik menyelidiki
bahan-bahan alami (Konkret), daripada hal-hal yang tidak material (abstrak). Kedua, keterbatasan nalar
manusia hanya mampu memikirkan hal-hal yang bersifat instrumental daripada hal-hal yang substansial
dan kompleks. Ketiga, kompleksitas dan masalah manusia yang unik.

3
2. Jurnal Kedua

Pendidikan Islam untuk anak-anak adalah kegiatan penting yang dilakukan oleh setiap
orang tua Muslim, jika mereka ingin anak-anak mereka menjadi anak-anak shaleh dalam
keluarga mereka. Hal ini juga menjadi tujuan penelitian oleh para ahli pendidikan Islam.
Pendidikan anak harus mendasar pada Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits terutama
tentang keberadaan kewajiban untuk belajar bagi setiap muslim, laki-laki atau perempuan, anak-
anak dan orang dewasa. Sementara tujuan pendidikan islam pada anak adalah: merawat jiwa
anak-anak untuk menjadi jiwa yang lebih baik (fitrah) dalam Islam dan membawa anak-anak ke
kehidupan yang penuh belas kasih sayang, bahagia di dunia dan akhirat.

D. RINGKASAN JURNAL

1. Jurnal Utama

a. Manusia Memiliki Potensi/Fitrah.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, selain bertugas sebagai abdi (hamba) terhadap Khaliknya
juga bertugas sebagai khalifah-fi alardi, untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang terdapat di
bumi ini agar manusia dapat hidup sejahtera lahir dan batin. Selaku hamba dan khalifah manusia diberi
kelengkapan berupa jasmani (fisiologis) dan rohani (mental psikologis) yang dapat ditumbuhkembangkan
seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat yang berdaya guna dalam ikhtiar kemanusiaannya untuk
melaksanakan tugas pokok kehidupannya di dunia.

Fungsi pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia sebagai makhluk yang memiliki
fitrah (potensi) dan sekaligus sebagai makhluk yang harus/dapat dididik dan sekaligus mendidik. Manusia
adalah satu-satunya makhluk yang perbuatannya mampu mewujudkan bagian tertinggi dari kehendak
Allah yang dilengkapi dengan berbagai potensi/fitrah yang dibawa sejak manusia itu lahir ke dunia.

Secara komprehensif, Hasan Langgulung menjelaskan, ketika Allah menghembuskan atau


meniupkan roh pada diri manusia (pada proses kejadian manusia secara nonfisik atau immateri) maka
pada saat itu pula manusia mempunyai sifat-sifat ketuhanan sebagaimana yang tertuang dalam al-Asma’
al-Husna, hanya saja kalau Allah serba maha, sedangkan manusia hanya diberi sebahagiannya.
Sebahagian sifat- sifat ketuhanan yang berada dalam diri manusia dan dibawa sejak lahir itulah yang

4
disebut fitrah. Sebagaimana firman Allah yang disebutkan dalam Qs.ar-Rum/23: 30 sebagai berikut:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Ali Fikry, ahli pendidikan Mesir, menyatakan bahwa para ulama telah sepakat bahwa kecenderungan
nafsu itu berpindah dari orang tua secara turun temurun. Oleh karena itu, anak adalah merupakan rahasia
dari orang tuanya. Manusia sejak awal perkembangannya berada di dalam garis keturunan dari
keagamaan orang tuanya.

Lebih lanjut Cak Nur mengatakan, namun disamping fitrahnya, manusia juga memiliki sifat
kelemahan. Kelemahan itu bukanlah kejahatan an sich, tetapi menjadi pintu bagi masuknya kejahatan
dalam diri manusia. Karena kelemahannya itu manusia tidak selalu setia pada fitrahnya sendiri. Meskipun
kejahatan lebih disebabkan faktor dari luar tetapi karena ia masuk pada manusia melalui suatu kualitas
yang inheren pada dirinya, yaitu kelemahan maka kejahatan pun merupakan bagian dari hakikat manusia
sekalipun hakikat sekunder(hakikat primer tetap fitrahnya yang suci).

Konsep fitrah ini identik dengan teori tabula rasa sebagaimana yang dikemukakan oleh John Lokce.
Dalam pandangan teori ini, manusia itu putih bersih, ibarat kertas putih belum dicoret. Lingkungan dan
pendidikanlah yang mencoret kertas yang putih bersih tadi. Jadi teori tabula rasa menganggap manusia itu
terlahir dalam keadaan pasif. Sebaliknya,fitrah memandang manusia lebih dari sekedar kertas putih
bersih.Dalam fitrah terdapat potensi yang dibawa oleh manusia, yakni daya atau kekuatan untuk
menerima agama atau tauhid. Potensi ini bersifat dinamis. Lingkungan adalah faktor yang dapat
mempengaruhi tingkah laku manusia, namun bukan satu-satunya faktor. Selain lingkungan, pendidikan
juga faktor penting yang mempengaruhi perkembangan manusia.

Untuk teraktualisasinya potensi yang dimiliki manusia sesuai dengan nilai-nilai Ilahiah, maka pada
dasarnya pendidikan berfungsi sebagai media yang menstimulasi bagi pertumbuhan fitrah manusia ke
arah penyempurnaan dirinya sebagai abdidan khalifah Allah fi al-ardh. Apapun model yang ditawarkan
pendidikan bukan persoalan, asal disesuaikan dengan potensi yang dimiliki peserta didik dan fitrahnya
untuk senantiasa mengarah pada fitrah Allah yang hanif .

b. Macam-Macam Hidayah.

Adapun hidayah yang diberikan Allah dalam rangka pengembangan fitrah ada beberapa macam :

5
a. Hidayah aql (akal) adalah aspek dari jiwa manusia. Akal inilah yangmenjadi pembeda antara manusia
dan hewan.

b. Hidayah qalb (hati) lebih tinggi kedudukannya dari hidayah akal. Hal-hal yang bersifat dogmatis dalam
ajaran agama hanya dapat dihayati oleh hati. Dalam Islam penghayatan qalb adalah keimanan. Apabila
qalb manusia tidak berfungsi manusia akan mengalami kehancuran.

c. Hidayah din (agama), hidayah din adalah hidayah yang paling tinggi nilai dan kedudukannya dari
semua hidayah yang ada. Bahkan hidayah ini dapat memfungsikan hidayah qalb dan hidayah akal.
Manusia diberi akal sehingga mampu berpikir dan diberi hati sehingga mampu menghayati hal-hal yang
tidak bisa dijangkau oleh akal. Hidayah din dapat menuntun aql dan qalb manusia sekaligus.

c. Macam-Macam Fitrah Manusia.

Fitrah manusia itu dalam pandangan Muhaimin, ditinjau dari berbagai aspek banyak macamnya, antara
lain:

Fitrah beragama; mendorong manusia untuk selalu pasrah, tunduk dan patuh kepada Tuhan.

Fitrah berakal budi; mendorong manusia untuk berpikir dan berdzikir dalam memahami tanda-tanda
keagungan Tuhan yang ada di alam semesta berkreasi dan berbudaya serta memahami persoalan dan
tantangan hidup yang dihadapinya.

Fitrah kebersihan dan kesucian; mendorong manusia untuk selalu komitmen tehadap kebersihan dan
kesucian diri dan lingkungannya.

Fitrah bermoral/berakhlak.

Fitrah kebenaran.

Fitrah kemerdekaan.

Fitrah keadilan.

Fitrah persamaan, persatuan dan Fitrah individu.

Fitrah sosial dan Fitrah seksual.

Fitrah ekonomi, Fitrah politik dan Fitrah seni,

6
d. Manusia sebagai makhluk yang harus di didik dan mendidik.

Pada hakekatnya manusia itu adalah animal educable (yang dapat dididik), animal educandum
(yang harus dididik) dan homo educandus (makhluk yang dapat mendidik). Menurut Langeveld, seorang
ahli pendidikan yang mengatakan bahwa manusia sebagai animal educable, artinya pada hakikatnya
manusia adalah mahluk yang dapat dididik. Di samping itu, manusia juga bias disebut sebagai animal
educandum yang artinya manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang harus dididik, serta homo
enducandus yang bermakna bahwa manusia merupakan makhluk yang bukan hanya harus dan dapat
dididik tetapi juga harus dapat mendidik. Deskripsi di atas mengungkapkan secara jelas bahwa ada mata
rantai yang erat antara hakikat manusia dengan garapan pendidikan sebagai salah satu usaha sadar untuk
lebih memanusiakan manusia.

d. Fungsi Pendidikan Islam Bagi Manusia Dalam Hidup Dan Kehidupan Manusia.

Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Pendidikan Agama Islam adalah
usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai
dengan ajaran Islam. Dengan kata lain, pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk
mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya
tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah.

Dari pengertian di atas, pendidikan Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan berakhlak
mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral.

Fungsi pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek
rohaniah dan jasmani harus berlangsung secara bertahap. Suatu kematangan yang berakhir pada
optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi
proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya. Pendidikan adalah salah satu sarana
terpenting dalam dalam usaha membangun sumber daya manusia dan menanamkan nilai-nilai
kemanusiaan, yang pada gilirannya akan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan
berperadaban.

Fungsi pendidikan Islam merupakan usaha melestarikan, dan mengalihkan serta mentranfortasikan
nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus. peranan pendidikan
di kalangan umat Islam, merupakan salah bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk

7
melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam
tersebut kepada pribadi generasi penerusnya.

Pendidikan Islam, bila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah
merupakan salah satu alat pembudayaan (enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu alat,
pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia,
(sebagai makhluk pribadi dan sosial), kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh
kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Pendidikan Islam berfungsi mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia,
serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,
disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Pendidikan Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membimbing
sekaligus mengarahkan manusia sebagai makhluk yang dilengkapi dengan berbagai potensi dan fitrah
menuju terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika Islam dengan tetap
memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt (Hablummin Allah) sesama manusia (hablumminannas),
dirinya sendiri dan alam sekitarnya.Manusia sebagai makhluk yang harus/dapat dididik/mendidik. Untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan diperlukan peningkatan iman dan takwa manusia sebagai hamba
Allah danhanya melalui proses pendidikanlah, manusia mampu mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan tersebut.Alasan utama mengapa manusia perlu/dapat dididik dan mendidik adalah agar
fungsi pendidikan dapat berjalan secara maksimal, yaitu memanusiakan manusia secara total. Oleh karena
itu, pendidikan harus dapat mengembangkan semua potensi (fitrah) yang ada pada manusia.

Pendidikan Islam membantu manusia mewujudkan sosok insan yang paripurna yang mampu
memfungsikan semua potensi yang dimilikinya. Pendidikan disini berfungsi sebagai media yang
mengarahkan manusia pada perkembangan dan pertumbuhan potensi manusia seoptimal mungkin ke arah
penyempurnaan diri, baik sebagai abdi Allah maupun sebagai khalifah fi al-ardhi yang senantiasa
mengarah kepada fitrah Allah yang hanif.

B. Ringkasan Jurnal Kedua

a. Pengertian Pendidikan Islam.

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term al-
Tarbiyah, al-Ta’dīb, dan al-Ta’līim. Muhammad Fadhil al-Jamaly mendefinisikan pendidikan

8
Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih
dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan mulia. Dengan proses
tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya. Ahmad Tafsir mendefinisikan
pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.

Dalam hal ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber
nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian tujuan
pendidikan. Dasar pendidikan Islam ialah Islam dengan segala ajarannya yang tertuang dalam Al
Qur-an dan Sunnah (hadis) Rasulullah SAW.

Adapun tujuan pendidikan Islam ialah menanamkan takwa dan akhlak serta menegakkan
kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran
Islam. Tujuan pendidikan Islam pada intinya merupakan penjabaran dari tujuan hidup manusia
yaitu memperoleh keridhaan Allah. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan Islam ialah
terciptanya manusia yang diridhai Allah, yakni manusia yang menjalankan peranan idealnya
sebagai hamba dan khalifah Allah secara sempurna.

c. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam

Sesuai dengan hakikat pendidikan Islam yang merupakan suatu proses yang berlangsung
secara kontiniu atau berkesinambungan, maka tugas dan fungsi yang diemban oleh pendidikan
Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini
bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang
senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, sejak masih dalam kandungan sampai ajal
menjemputnya. Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke tahap kehidupannya sampai
mencapai titik kemampuan yang optimal sesuai dengan tuntutan ajaran Islam.

Fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas
pendidikan berjalan dengan baik dan lancar. Secara operasional, pendidikan Islam setidaknya
9
dapat difungsikan sebagai: alat untuk memelihara, memperluas, menghubungkan tingkat-tingkat
kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional. Atau dengan kata
lain berfungsi sebagai pemelihara peradaban umat manusia secara kontiniu dan turun temurun.
Selain itu, pendidikan Islam juga berfungsi sebagai alat untuk mengadakan perubahan, inovasi,
dan perkembangan bagi peradaban dan kehidupan manusia. Upaya ini dilakukan melalui
pengembangan dan pembinaan ilmu pengetahuan dan skill yang dimiliki manusia sebagai peserta
didik, serta melatih tenaga-tenaga manusia (peserta didik) yang produktif dalam menemukan
pertimbangan perubahan sosial dan ekonomi yang dinamis dan membangun kehidupan manusia
yang berkualitas, secara duniawi maupun ukhrawi.

d. Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.

Untuk mencapai tujuan seperti tersebut di atas, maka yang menjadi objek pendidikan
Islam adalah seluruh manusia dengan bermacam tingkatan usia. Peserta didik dalam Islam ialah
setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Bukan hanya anak-
anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak
dalam usia sekolah dan bukan pula hanya orang dewasa.

e. Kurikulum Pendidikan Islam.

Dalam bahasa Arab isitilah kurikulum disebut dengan manhaj al-dirasat yang bermakna
jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Pengertian ini dalam bidang pendidikan yang dimaksud dengan manhaj adalah sebagai jalan
terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan orang-orang yang didik atau dilatihnya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Secara sederhana dapat
disebutkan bahwa kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk
membelajarkan siswa yang terdiri dari serangkaian pengalaman belajar dan di dalamnya terdapat
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa dalam waktu tertentu
untuk memperoleh sejumlah pengetahuan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Kurikulum merupakan rencana pendidikan yang memberi pedoman tentang jenis, lingkup dan
urutan materi, serta proses pendidikan.

10
Jika dikaitan dengan pendidikan Islam, maka kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan Islam dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan manusia Muslim seutuhnya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan yang hendak dicapai harus teruraikan dalam program yang
termuat dalam kurikulum, bahkan program itulah yang mencerminkan arah dan tujuan yang
ingin dicapai dalam proses pembelajaran. .

C. Ringkasan Jurnal ketiga

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan menumbuhkan


keterampilan berbicara, membaca termasuk membaca permulaan, menyimak, dan menulis.
Keempat aspek tersebut harus dikembangkan sejak peserta didik kelas satu. Salah satu hal yang
harus ditanamkan adalah cara peserta didik membaca buku. Cara membaca buku yang benar bagi
peserta didik kelas satu merupakan fondasi untuk pendidikan selanjutnya. Namun, keterampilan
membaca permulaan di SD kurang mendapat perhatian yang serius dari guru. Peserta didik
enggan membaca buku dan tidak tertarik membaca. Agar minat baca dan hasil belajar membaca
peserta didik meningkat perlu kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model
pembelajaran membaca permulaan yang sesuai.

Berdasarkan kondisi tersebut, inovasi model pembelajaran penting dilakukan, antara lain
model induktif kata bergambar. Model pembelajaran induktif kata bergambar ini diaplikasikan
dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas I bermuatan pendidikan karakter. Untuk dapat
menerapkan pendidikan karakter dan budaya dalam pembelajaran membaca permulaan ini, maka
perlu dikembangkan model pembelajaran membaca permulaan dengan induktif kata bergambar
yang dilengkapi perangkat pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Model pembelajaran induktif kata bergambar bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter


aspek membaca permulaan disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik dan guru adalah (1)
kegiatan awal pembelajaran menyanyi, (2) kegiatan awal pembelajaran membaca di kelas,
dengan mengadakan appersepsi, (3) setelah kegiatan awal pembelajaran dilakukan yang
dilakukan guru adalah mendemonstrasikan kegiatan, (4) kegiatan menyajikan materi

11
pembelajaran menyajikan materi pelajaran dengan buku teks dan media yang sesuai, (5) media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca kata bergambar (6) kegiatan dapat
dilakukan setelah siswa memahami kegiatan yang akan dilakspeserta didikan adalah selalu
mengingatkan siswa cara membaca yang baik.

12
BAB II

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN JURNAL

1. Jurnal Utama
Pada Jurnal Utama, kelebihan yang terdapat yaitu penjelasan isi dari jurnal lengkap dan
terperinci disertai dalil berupa ayat al-qur’an dan hadist yang menguatkan. Penjelasan mengenai
Fungsi Ilmu pendidikan Islam luas dan detail. Sehingga pembaca lebih memahami inti dari
pembahasan jurnal tersebut terlebih lagi bahasa baku yang mudah dipahami dan tidak bertele
tele.

2. Jurnal Kedua
Pada Jurnal Utama, kelebihan yang terdapat yaitu penjelasan isi dari jurnal lengkap dan
terperinci disertai dalil berupa ayat al-qur’an dan hadist yang menguatkan. Penjelasan mengenai
Fungsi Ilmu pendidikan Islam luas dan detail. Sehingga pembaca lebih memahami inti dari
pembahasan jurnal tersebut terlebih lagi bahasa baku yang mudah dipahami dan tidak bertele
tele.

B. KELEMAHAN JURNAL
1. Jurnal Utama
Kekurangan pada Jurnal Utama, hanya menggunakan satu macam bahasa abstrak, lalu tidak
terdapat email dan alamat dalam identitas jurnal. Sehingga membuat jurnal agak sulit untuk
dicari melalui alamat email, apalagi di era teknologi sekarang yang kebanyakan orang
mengandalkan internet.
2. Jurnal Kedua
Kekurangan pada Jurnal Utama, hanya menggunakan satu macam bahasa abstrak, lalu tidak
terdapat email dan alamat dalam identitas jurnal. Sehingga membuat jurnal agak sulit untuk
dicari melalui alamat email, apalagi di era teknologi sekarang yang kebanyakan orang
mengandalkan internet.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fungsi pendidikan Islam dalam hidup dan kehidupan manusia sebagai makhluk
yang memiliki fitrah (potensi) dan sekaligus sebagai makhluk yang harus/dapat dididik
dan sekaligus mendidik. Fungsi pendidikan Islam sebagai usaha membina dan
mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani harus
berlangsung secara bertahap. Manusia memiliki berbagai macam Fitrah yang dapat
mengembangkan potensi dirinya sesuai ajaran Islam.
Fungsi pendidikan Islam merupakan usaha melestarikan, dan mengalihkan serta
mentranfortasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada
generasi penerus. Pendidikan Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang sengaja
dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan manusia sebagai makhluk yang
dilengkapi dengan berbagai potensi dan fitrah menuju terbentuknya pribadi yang utama
(insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika Islam dengan tetap memelihara hubungan baik
terhadap Allah Swt (Hablummin Allah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya
sendiri dan alam sekitarnya.

A. SARAN
Penulis menyarankan agar kita tidak mengabaikan Fungsi dari Ilmu pendidikan
Islam, agar pendidikan islam dapat maju seperti pada masa kejayaan peradaban Islam.
Teori fungsi pendidikan Islam, tidaklah hanya sekedar teori, tapi bisa diwujudkan
langsung dalam praktik pendidikan Islam pada masa sekarang.

14

Anda mungkin juga menyukai