Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam
yang maha rahman dan rahim karena atas berkat rahmat dan kasih sayang-Nya Penulis dapat
menyelesaikan CBR dengan Judul “Fungsi Ilmu Pendidikan Islam”

Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, ibu Dr.
Asnil Aidah Ritonga, MA. yang telah mengarahkan dan membimbing pembelajaran dan pembuatan CBR
ini. Didalam CBR ini terdapat materi mengenai Fungsi Ilmu Pendidikan Islam.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun
penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Medan, 16 Juli 2019

FADHILAH BATUBARA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….. 1

1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………….. 2

BAB II IDENTITAS BUKU………………………………………………………………. 3

Identitas Buku Utama………………………………………………………….. 3

2.2 Identitas Buku Pembanding………………………………………………….. 3

BAB III ANALISIS BUKU………………………………………………………………… 4

Ringkasan Isi Buku Utama……………………………………………………. 4

2.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding……………………………………………. 5

BAB IV KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU………………………. 9

3.1 Kelebihan Buku…………………………………………………………………… 9

3.2 Kekurangan Buku………………………………………………………………… 9


BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………….. 10

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………. 10

4.2 Saran………………………………………………………………………………….. 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita hanya
memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis
bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR Fungsi Ilmu Pendidikan Islam ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang Ilmu
Pendidikan Islam.

CBR bukan laporan yang bertujuan untuk mengetahui isi buku, tetapi lebih menitikberatkan pada
evaluasi (penjelasan, interpretasi, dan analisis) kita mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa
yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita
dan menambah pemahaman kita terhadap suatu ilmu, dalam hal ini Fungsi Ilmu Pendidikan Islam.
Sehingga laporan CBR merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencari kelebihan dan kelemahan
buku.

Materi yang akan dikritik mengenai Fungsi Ilmu Pendidikan Islam. Diharapkan dengan adanya laporan
resensi buku ini, Pembaca dapat menambah pemahaman tentang apa saja Fungsi dari Ilmu Pendidikan
Islam yang harus diketahui khususnya bagi calon pendidik Agama.

1.2 Rumusan Masalah.


Apa Isi ringkasan dari buku utama dan buku pembanding?

Bagaimana kelebihan pada buku utama dan buku pembanding?

Bagaimana kekurangan pada buku utama dan buku pembanding?

1.3 Tujuan Penulisan.

Mengetahui ringkasan dari buku yang di analisis.

Mengetahui Kelebihan yang terdapat pada buku dari penulis yang berbeda.

Mengetahui Kekurangan yang terdapat pada buku dari penulis yang berbeda.

Menguji kualitas buku dengan membandingkan dari penulis yang berbeda.

1.4 Manfaat Penulisan.

Critical Book Report (CBR) bermanfaat untuk melatih keterampilan, menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang
lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis. Juga menambah
wawasan pengetahuan tentang Fungsi Ilmu Pendidikan Islam.

BAB II

IDENTITAS BUKU

2.1 Identitas Buku Utama.

Judul Buku Utama : Paradigma Pendidikan Islam.

Cetakan :I

Penulis : Dr. H. Abdurrachman Mas’ud, M.A., Drs. Widodo Supriyono, M.A., Drs. Shodiq
Abdullah, M.A., Drs. Djamaluddin Darwis, M.A., Drs. Abdul Mukti, M. Ed., Drs. Ibnu Hadjar, M. Ed., Drs.
Zubaidi, M. Ed., Drs. Ikhrom, M. Ag., Drs. Muslih, M.A., Drs. H. Achmadi, Drs. Saifudin Zuhri, M. Ag.,
Musthofa Rahman, M. Ag., Drs. Abdul rohman, M. Ag., Drs. H. Djoko Widagdho, Drs. Abdul Wahid, M.
Ag., Ahmad Muthohar, M. Ag., Drs. Mahfud Junaidi, M. Ag., Lift Anis Mashumah, M. Ag., Drs. Karnadi
Hasan, Abdul Kholiq.

Penerbit : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar.

Tahun Terbit : Mei 2001

Kota Terbit : Semarang

Tebal Buku : 371

Editor : Ismail SM, Nurul Huda, Abdul Kholiq

ISBN : 979-9483-25-5

2.2 Identitas Buku Pembanding.

Judul Buku Utama : Ilmu Pendidikan dan Masyarakat Belajar.

Editor : Drs. Amiruddin Siahaan, M.Pd

Cetakan :I

Penerbit : Citapustaka Media Perintis.

Tahun Terbit : November 2010

Kota Terbit : Bandung

Tebal Buku : 296

ISBN : 978-602-8826-29-7

BAB III

ANALISIS BUKU

3.1 Ringkasan Isi Buku Utama.

Fungsi Ilmu Pendidikan Islam meliputi tiga hal sebagai berikut :


Menumbuhkembangkan peserta didik ke tingkat yang normatif lebih baik.

Kata pertumbuhan menunjukkan kepada perubahan-peningkatan yang bersifat kapasitas fisik. Sedang
kata perkembangan lebih menunjuk kepada perubahan-peningkatan yang bersifat kapasitas psikis. Oleh
karena pendidikan Islam ditujukan untuk meningkatkan kapasitas fisik maupun psikis peserta didik,
maka fungsi pendidikan Islam yang pertama ini dirumuskan sebagai menumbuhkembangkan peserta
didik ke tingkat yang normatif lebih baik. Dalam hal ini norma yang dijadikan standard ukurannya adalah
ajaran Islam. Jika diperhatikan lebih jauh maka, Fungsi pertama pendidikan Islam ini merupakan
kristalisasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dasar pendidikan Islam tersebut. Di samping
itu, kalau fungsi pertama ini dapat berjalan dengan baik, makan akan berlangsung baik pulalah fungsi ke
dua Pendidikan Islam.

Melestarikan Ajaran Islam.

Ajaran Islam meluiputi bidang-bidang sebagai berikut:

Satu, Bidang ibadah, yang menjelaskan soal hubungan manusia dengan Tuhannya dengan jalan
mengerjakan ibadah dan pengabdian menurut tata cara tertentu. Dua, bidang ekonomi, yang
berhububungan dengan penghidupan dan mencari rezeki. Tiga, bidang perniakahan, yang berhubungan
dengan nikah, talak, rujuk, yang merupakan saluran untuk mendapatkan keturunan yang sah. Empat,
bidang hukum pidana, yang berhubungan dengan pelanggaran dan kejahatan antar individu, individu
dengan masyarakat umum atau negara.

Jadi, ajaran Islam yang demikian itulah yang hendak dilestarikan melalui ajang pendidikan Islam.
Dilestarikan dalam hal ini berarti ajaran Islam itu dijadikan tetap tidak berubah, dibiarkan murni seperti
keadaannya semula, sekaligus dijaga, dipertahankan kelangsungan eksistensinya hingga waktu yang tak
terbatas. Hal ini Khususnya yang menyangkut tekstual Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Adapun mengenai pemahaman, interpretasi, dan pengalamannya, tentu saja harus senantiasa dinamis
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.

Melestarikan Kebudayaan dan Peradaban Islam.

Kebudayaan mempunyai arti sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat, serta keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman
tingkah lakunya, hasil akal budi dari alam sekelilingnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya.
Kemudian kata peradaban berarti kemajuan (kecerdasan) lahir bathin, hal yang menyangkut sopan
santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu bangsa.

Jadi kebudayaan dan peradaban Islam berarti buah budi dan kemajuan yang dicapai oleh kaum muslimin
secara keseluruhannya yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta
prestasi kemampuan lain yang mereka peroleh sebagai anggota masyarakat di masing-masing negeri.

Oleh karena itu beban yang diemban pendidikan Islam mencakup aspek-aspek yang sangat kompleks,
seperti dimensi intelektual, dimensi kultural, dimensi nilai-nilai transedental, dimensi keterampilan fisik
dan tekhnologi, serta dimensi pembinaan kepribadian manusia itu sendiri, maka menjadi fungsi ketiga
pendidikan Islam adalah untuk melestarikan akumulasi kebudayaan dan peradaban kaum musimin yang
tinggi nilainya. Bahkan untuk dapat terus ditumbuhkembangkan.

3.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding.

Al-Djamali berpendapat bahwa pada intinya Pendidikan Islam memiliki dua sifat fungsi, yaitu fumgsi
menunjukkan dan fungsi menangkal. Dijelaskan bahwa fungsi pendidikan Islam dalam menunjukkan,
yaitu :

Hidayah kepada Iman.

Cara terbaik mendidik anak adalah yang mengandung nilai hidayah. Jadi pendidikan merupakan
pergaulan yang mnegandung rasa kemanusiaan terhadap anak dan mengarahkan kepada kebaikan serta
cinta kasih dengan menyediakan suasana bagi perkembangan bakat anak secara maksimal dan urus. Jadi
pendidik adalah perantara dalam menumbuhkembangkan fitrah anak dalam keimanan.

Hidayah Kepada Penggunaan Akal Pikiran dan Analisis.

Allah telah menganugerahkan kepada manusia potensi akal atau kecerdasan. Dengan akal yang dimiliki
manusia dapat dijadikan alat membedakannyang baik dan buruk, yang halal dengan yang haram.
Demikian pula Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk melakukan analisis dan
penyelidikan. Pendidikan mengarahkan kemampuan akal dan analisis untuk mendekatkan diri kepada
Allah.
Hidayah Kepada Akhlak Mulia.

Pendidikan Islam dalam semua aspeknya bermuara kepada terbentuknya akhlak yang mulia. Sebagai
pendidik, akhlak adalah alat yang dijadikan untuk mengarahkan anak. Sikap lemah lembut, tegas, jujur,
mulia dan adil menjadi alat perilaku yang membentuk perilaku anak. Sifat Mulia ini harus ada dalam
perilaku Pendidik.

Hidayah Ke Arah Perbuatan Sholeh.

Dalam Fitrah manusia ada kecendrungan pada keinginan memelihara diri, kerjasama dan bergaul
dengan orang lain untuk kepentingan bersama. Setiap pribadi wajib dipersiapkan memasuki sistem
sosial yang menentukan corak pergaulan sesuai dengan nilai Keislaman-jalan lurus untuk melakukan
amal sholeh.

Selain itu, ada pula fungsi pendidikan Islam dalam rangka menangkal berbagai penyimpangan dan
kejahatan. Fungsi Pendidikan Islam yang bersifat menangkal, yaitu :

Sebagai Penangkal Menyekutukan Allah.

Hidayah iman merupakan nikmat paling besar. Manusia akan memperoleh keberhasilan dan tehindar
dari syirik dengan hidayah tersebut. Fungsi pendidikan islam adalah menyelamatkan generasi muda atau
anak-anak muslim dari syirik. Kisah luqman mengajarkan akidah tauhid sebagai materi fondasi pertama
pendidikan Islam (Q.S.31:13).

Penangkal Terhadap Kesesatan dan Kebathilan.

Pendidikan Islam berfumgsi membina anak-anak agar dapat membedakan yang benar dan salah, serta
antara yang halal dan haram. Nilai-nilai kebenaran harus dijunjung tinggi untuk kebaikan bersama (Q.S.
17:18).

Penangkal Terhadap Kerusakan Jasmaniah.

Pendidikan Islam berfungsi untuk menghindarkan orang lain dari kerusakan diri, karena itu setiap orang
dibekali pengetahuan untuk menjadi mandiri dan hidup lebih baik. (Q.S. 5:29-30, Q.S. 2:195, Q.S. 17:33).
Memelihara Kesehatan.

Pendidikan Islam juga memberikan penekanan kepada kehidupan yang sehat, agar dapat mengabdi
kepada Allah dan berperan sebagai khalifah di tengah-tengah kehidupan Masyarakat. Setiap Muslim
harus memelihara hidup bersih, tidak merusak lingkungan dan makan makanan dan minuman yang baik
(Q.S. 2:171-172).

Menjaga Diri Dari Kerusakan Hubunagn Sosial.

Pendidian Islam berfungsi membimbing anak menghormati orang tua, kerabat, fakir miskin, dan orang
lemah. Islam sebagai rahmatan lil alamin harus memberi perlindungan kepada semua orang.

Menangkal Terhadap Segala Penyakit Moral.

Membina keutamaan akhlak dalam proses pendidikan Islam menjadi nilai penting dalam pribadi
sutuhnya. Anak-anak harus dibimbing dengan keteladanan dan pembiasaan kepada akhlak yang baik.

Menjaga Terhadap Segala Bahaya Dari Liar Dirinya.

Pendidikan Islam mendidik anak-anak Muslim untuk mencintai tanah airnya serta mempertahankan
keselamatan bangsanya (Q.S. 8:29, Q.S. 8:60), mempelajari bahaya yang mengancam dari kekuatan
militer, ekonomi dan budaya. Pendidikan Islam berfungsi dalam mepersiapkan diri sebagai sumberdaya
manusia yang kokoh dan memiliki kemampuan ilmu, tekhnologi, serta Ketaqwaan.

BAB IV

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

4.1 Kelebihan Buku.

Pada cover/sampul buku pembanding gambarnya lebih menarik dilihat.

Bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami pada buku pembanding.


Namun dari segi isinya, penulis merasa bahwa buku utama memiliki isi materi yang luas, rinci dan
diperkuat dengan dalil berupa al-qur’an dan Hadist.

4.2. Kekurangan Buku.

Pada Buku Utama sampul buku/cover kurang menarik jika dibanding dengan buku kedua.

Bahasa yang digunakan pada Buku pembanding utama lebih sulit dipahami karena terdapat kata-kata
yang tidak biasa didengar.

Materi kurang lengkap dan tidak disertai dalil pada buku pembanding.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan.

Fungsi Ilmu Pendidikan Islam yang pertama Menumbuhkembangkan peserta didik ke tingkat yang
normatif lebih baik, Melestarikan Ajaran Islam, kemudia dalam Fungsi Pendidikan Islam terdapat dua
macam yaitu menunjukkan dan menangkal. Didalam fungsi Menunjukkan terdapat beberapa Fungsi
yaitu, Hidayah kepada Iman, Hidayah Kepada Penggunaan Akal Pikiran dan Analisis, Hidayah Kepada
Akhlak Mulia dan Hidayah kearah perbuatan yang sholeh. Kemudian Fungsi dalam pendidikan Islam
berupa menangkal yaitu, Sebagai Penangkal Menyekutukan Allah, Penangkal Terhadap Kesesatan dan
Kebathilan, Penangkal Terhadap Kerusakan Jasmaniah, memelihara kesehatan, Menjaga Diri Dari
Kerusakan Hubunagn Sosial, Menangkal segala penyakit Moral, dan Menjaga Terhadap Segala Bahaya
Dari Liar Dirinya.

5.2 Saran.

Penulis menyarankan agar kita tidak mengabaikan Fungsi dari Ilmu pendidikan Islam, agar
pendidikan islam dapat maju seperti pada masa kejayaan peradaban Islam. Teori fungsi pendidikan
Islam, tidaklah hanya sekedar teori, tapi bisa diwujudkan langsung dalam praktik pendidikan Islam pada
masa sekarang

Anda mungkin juga menyukai