Tugas Kelompok 12 Baitussalam 2
Tugas Kelompok 12 Baitussalam 2
RUANG BAITUSSALAM 2
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang Baitussalam 2
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang diharapkan mahasiswa mampu
mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan serta bimbingan praktek klinik
keperawatan di ruang rawat inap menggunakan ketrampilan manajemen dan
kepemimpinan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi Man, Material, Method,
Money, Market/ Mutu.
b. Menganalisa hasil pengkajian pada setiap sub unsur input, proses dan
output.
c. Mengidentifikasi masalah manajemen di ruang Baitussalam 2 RSIA
Semarang.
d. Mengimplementasikan masalah manajemen dengan menganalisis SWOT.
e. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang telah
disusun.
BAB II
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA) didirikan pada 17 Agustus 1971,
terletak di Jl. Raya Kaligawe KM.4 dan berdekatan dengan pusat pertumbuhan
industri ( LIK & Terboyo Industri Park ), RSI SA memulai pengabdiannya dengan
pelayanan poliklinik umum, Kesehatan Ibu dan Anak untuk warga sekitar. Dimana
falsafah rumah sakit ini adalah wadah peningkatan kualitas kesehatan jasmani dan
rohani umat, melalui dakwah bi al-Haal dalam bentuk pelayanan, serta pendidikan
Islam, dan fastabiq al-Khairat.
Pada tanggal 16 Juli 2014 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
dinyatakan lulus tipe B tingkat paripurna oleh komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) oleh ketua KARS yaitu Dr. dr. Sutoto, M.kes.Teraktreditsi A sebagai
rumah sakit syariah oleh DSN MUI.
Pegawai rumah sakit ini dalam kegiatan sehari-hari memiliki motto yang
dijadikan sebagai salah satu bentuk motivasi, yaitu “Mencintai Allah, Menyayangi
Sesama”. Kerahaman, kenyamanan, dan kebersihan merupakan sapa keseharian
rumah sakit ini. Kasih sayang menjadi sentuhan khas yang dihadirkan, dan falsafah
selamat menyelamatkan, selamat dunia dan akhirat menjadi landasan pengelolaan
rumah sakit.
Visi rumah sakit ini yaitu “Menjadi rumah sakit pendidikan Islam terkemuka
dalam pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan, pelayanan pendidikan
dalam rangka membangun generasi Khaira Ummah dan pengembangan peradaban
Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang dirahmati Allah”.
RSI Sultan Agung Semarang membedakan pelayanan rawat inap bagi pasien
laki-laki dan perempuan, dengan mengambil nama-nama bangsal bernuansa islami.
Jenis pelayanan RSI Sultan Agung Semarang secara rinci sebagai berikut (Taufik,
2005: 46-47): dalam (Amalia, 2019) :
C. Strategi
A. Man (M1)
Struktur Organisasi di Ruang Baitussalam 2
Manajer Keperawatan
Penjab. Baitussalam 2
Katim A Katim B
PA PA PA PA PA PA
PA PA PA PA PA PA
PA PA PA PA PA
13
15. Puls Oxymetri
Kursi penunggu 1
25 buah Baik 1
14 pasien
Nebulizer 1 Baik 1
16.
15 Almari linen
Glucotest 2 buah
1 Baik 1
17. Trolly linen kotor 1 buah
16 Termometer air 1 Baik 1
18. Trolly linen
raksa 1 buah
bersih
17 Flow meter 11 Baik 20 Pengajuan
19. Trolly barang 1 buah
18 Blood Warmer 4 Baik 4
20. Almari BHP 1 buah
ALAT MEDIS
21. Almari dokumen 1 buah
22. Tiang infuse 25 buah
23. Trolly tindakan 4 buah
24. Meja counter 2 buah
25. Counter 1 buah
Komsibin 20 buah
26. Paketperalatansh 8 buah
olat
27. Counter 1 buah
mahasiswa
Ruang Baitussalam 2 merupakan ruang rawat inap yang merawat sebagian besar
(99%) pasien dengan kasus bedah. Karakteristik pasien diruang Baitussalam 2
merupakan pasien dewasa sampai lansia dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Berikut gambaran pengorganisasian ruang Baitussalam 2 :
Kapasitas tempat tidur: 25 bed
1) Kelas III, meliputi
Kamar C : kapasitas 10 bed, khusus pasien perempuan, fasilitas AC, Bed,
1 kamar mandi untuk 1 kamar,1 Almari pasien, 1 kursi penungu pasien,
head bed, alat sholat dan tayamum pad.
Kamar D,E dan F: Kapasitas 3 bed, fasilitas AC, Kamar mandi, bed
pasien, almari pasien, head bed, kursi penunggu pasien, alat sholat dan
tayamum pad.
2) Kelas II, kapasitas 6 meliputi kamar G,H dan I dengan masing masing kamar
terdapat 2 bed, fasilitas AC, Kamar mandi, bed pasien, almari pasien, head bed,
kursi penunggu pasien, alat sholat dan tayamum pad.
Untuk kondisi ruangan saat ini ada yang layak ada yang tidak layak, yang tidak
layak seperti AC, ada rencana yang akan diganti sejumlah 3 unit di kelas III ada 2
unit kemudian di kelas II ada 1 unite. Terus ada bad pasien yang akan diganti karena
kurang layak dari segi keamanannya gampang lepas, pengungkit untuk menaikkan
kepala ada beberapa yang berat. Jika terjadi seperti itu maka akan langsung
dilaporkan kepada tehnik, jika tidak memungkinkan untuk dibenarkan maka kamar
tersebut akan dikosongkan.
Denah diruangan baitussalam 2 belum baik dikarenakan di ruangan baitussalam
2 denahnya tidak sesuai seperti tempat untuk cuci tangan berada di belakang
sehingga petugas merasa lebih ribet. Rencananya yang mau direnovasi itu bagian
konter perawat,kamar mandi perawat dan sebagian kamar mandi pasien ada juga
beberapa yang sudah terlaksana direnovasi.
Peralatan kesehatan di ruangan Baitussalam 2 Sudah sesuai walaupun ada
beberapa yang rusak tapi sudah ada penggantinya. Berdasarkan pengkajian rencana
penambahan peralatan kesehatan di ruangan Baitussalam 2 didapatkan hasil
sebagai berikut: Suction, pengantian Ekg, dan pengantian lampu rontgen/Xray
film viewe.Jumlah alat di ruangan Baitussalam 2 masih kurang tetapi masih dapa
digunakan dan cukup tidak ada kendala. Untuk fasilitas diruangan Baitussalam 2
sudah lengkap, berikut fasilitas yang ada di ruangan:
fasilitas yang ada di ruangan:
C. METODE (M3)
1. MKAP
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Baitussalam 2 yaitu Modular,
biasanya PPJP yang membagi tugas pengelolaan pasien kepada perawat pelaksana, jika
pagi PPJP dilakukan oleh ketua tim. Kepala ruang sangat mengerti dan memahami
model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Baitussalam 2.
Model asuhan keperawatan dengan menggunakan model modular di ruang
Baitussalam 2 sebenarnya belum sesuai karena seharusnya jumlah petugas dan pasien
sebanding, tapi ini tidak sebanding karena tenaga keperawatannya masih kurang jadi
menggunakan model modular dilakukan dengan cara pendokumentasian pelaksanaan
ke pasien hanya dicampur, tetapi secara dokumen tetap ada yang bertanggung jawab
sesuai pasien yang sudah dibagi. Model asuhan keperawatan dengan model modular
sudah sesuai dengan visi dan misi.
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang baitussalam 2 berpengaruh
terhadap lama perawatan pasien. Memonitoring pasien dengan kontinu, mengevaluasi,
di berikan intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien, akan mempercepat proses
penyembuhan dari pasien itu sendiri. Rata-rata lamanya lebih dari satu minggu dan
untuk yang jangka pendek 3 hari pasien sudah pulang.
Model modular yang digunakan meningkatkan kepercayaan pasien sudah terjamin,
dengan dilakukannya implementasi dengan benar dan tepat maka akan menciptakan
trust dari pasien. Model yang digunakan tidak meningkatkan beban kerja perawat malah
lebih meringankan bagi perawat karena pembagian tugas dari PPJP sudah jelas dan
terkoordinir dengan baik. Dan modal modular ini tidak memberatkan pembiayaan,
sejauh ini belum ada complain yang masuk dari pasien tentang model asuhan yang
memberatkan.
Model modular yang digunakan tidak pernah mendapatkan kritik atau komplain
dari pasien, akan tetapi pernah ada pasien yang komplain tentang pelayanan yang
diberikan kepada pasien.
Komunikasi yang terdapat di ruang baitussalam 2 dapat terjalin dengan baik atau
adekuat antara tim kesehatan. Dan rencana keperawatan sudah dilakukan secara
kontinyu. (PP/PA) sering mendapat bimbingan dari kepala ruang untuk meningkatkan
kinerja tim agar bisa menjadi lebih baik lagi. Tindakan keperawatan yang dilakukan
diruang baitussalam 2 sudah sesuai dengan menggunakan sistem asuhan keperawatan
moduler tersebut.
Untuk pembagian tugas kepala ruang sendiri sudah jelas yaitu seperti mengawasi
tim dan memberi bimbingan kepeda perawat lain. Dengan digunakan model modular
diruangan baitussalam 2 tugas keperawatan sudah sesuai dan dilakukan sengan baik.
Kondisi pasien dapat selalu terpantau dan kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara
optimal dan baik
2. Operan Jaga M3
Operan jaga di ruang baitussalam 2 di lakukan 3 kali dalam sehari, yaitu di pagi haru
pukul 07.00, siang 14.00 dan malam 21.00 WIB. Overan jaga selalu di laksanakan tepat
waktu, terkadang di lakukan sebelum waktunya. Overan jaga juga selalu di hadiri oleh
ke dua perawat shift, yaitu perawat shift sebelumnya dan yang akan melaksanakan shift
setelahnya. Biasanya overan jaga di pimpin oleh PPJP/TIM, atau perawat yang di tunjuk
untuk memimpin disesuaikan dengan keadaan.
Yang harus di persiapkan dalam overran jaga ruang baaitussalam 2 yaitu hand over,
rekam medis dan harus di pastikan di hadiri oleh perawat dari 2 shift. Handover itu
mengoperkan hanya pokoknya saja, untuk secara detailnya adalah rekam medis
Tindakan yang disampaikan dalam overan seperti yang ditulis di rekam medis yaitu
yaitu diagnosa, keluhan, hari perawatan, alat infasif yang dipasang, tindakan yang
belum dilakukan, tindakan yang sudah dilakukan, dan program terapia pasaja yang akan
dilakukan oleh dokter, dokter penanggung jawab.
Buku khusus untuk mencatat hasil laporan overan yaitu hand over, tapi itu nanti
masuknya kerekam medis pasien dan tidak ada keslitan bagi perawat dalam melakukan
pendokumentasian. Saat melakukan overan jaga / handover shift lama ke shift baru akan
mengunjungi ke ruang per ruang pasien, jadi terdapat interaksi didalamnya.
Diruang baitussalam 2 tehnik pelaporan overan untuk mengunjungi pasien saat
overan seperti mendoakan pasien agar cepat sembuh, memperkenalkan diri,
menyebutkan satu persatu masalah , menyebutkan pasien dengan post tindakan apa,
cross check kondisi pasien sekitar kurang dari 5 menit/lebih dari 5 menit sesuai dengan
kebutuhan pasien. Setiap pergantian shift overan, kepala ruang akan memberikan
bimbingan dan pengevaluasian hand over.
3. Ronde Keperawatan M3
Di ruang baitussalam 2 ronde keperawatan sangat mendukung dulu pernah
dilakukan 4 bulan yang lalu,tetapi sekarang belum dilakukan lagi karna masih pandemi.
Sebagian besar perawat sudah mengerti dan paham adanya ronde keperawatan.Untuk
pelaksanaan ronde keperawatan diruang baitussalam 2 belum optimal karena belum
sempat bertemu antar perawat-perawat yang lain untuk membahas masalah ronde
keperawatan, dan juga di karenakan personil perawat gonta-ganti di sebabkan adanya
covid 19, banyak perawat senior yang dipindahkan keruang covid 19.
Ronde keperawatan dalam satu bulan seharusnya dilakukan 1-2 kali, tapi untuk 4
bulan akhir ini belum dilakukan ronde keperawatan. Untuk keluarga pasien sudah
mengerti tentang adanya ronde keperawatan yang ada diruangan baitussalam 2 tersebut.
Tim yang terlibat yaitu PPJP/PPJA,PP/PA dan mereka hadir semua dalam pelaksanaan
ronde keperawatan dan sudah mengikuti secara optimal dan baik
4. Supervisi M3
Kepala ruang baitussalam 2 menyebutkan bahwa ia sudah paham mengenai
supervisi yaitu proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi utk
menjamin agar semua pekerjaan yg sedang dilakukan berjalan sesuai dg rencana yg
telah ditetapkan.
Pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi pernah dilakukan akan tetapi sudah lama jangka
waktunya dan sampai sekarang belum dilakukan kembali sehingga frekuensi supervisi sendiri
menjadi tidak teratur. Yang melakukan supervisi diruangan adalah kepala ruang bersama
perawat, tidak semua perawat di lakukan supervisi dan supervise di lakukan di waktu-
waktu tertentu saja.
Di ruang Baitussalam 2 ada format buku untuk supervisi dan juga ada log book
untuk setiap perawat. Format yang ada lebih sesuai dengan kompetensi (PK). Untuk
formatnya sudah sesuai dengan standar keperawatan saat ini. Supervisi yang di
samapikan adalah hal yang bersangkutan dengan pekerjaan,attitude,etika,tindakan dan
penampilan.
Hasil supervisi di ruang Baitussalam 2 akan di sampaikan kepada perawat yang
bersangkutan dan ketika briefing akan di sampaikan lagi sebagai pembelajaran untuk
lebih baik selanjutnya dengan harapan meningkatkan mutu kinerja perawat. Setelah
selesai di lakukannya supervisi selalu ada umpan balik atau feed back disetiap tindakan.
Dengan hasil umpan balik kepala ruang mengatakan cukup puas asalkan ada yang bisa
dijelaskan dengan baik/rasional. Kepala ruang pasti akan merubah/memperbaiki sesuai
yang didapat dari hasil supervisi jika memang itu tidak sesuai, masalah etika, perilaku,
penampilan.
5. Perencanaan Pulang Pasien M3
Untuk apa itu yang dimaksud dengan perencanaan pulang kepala ruang, clinical
instructur (CI) dan semua perawat-perawat khususnya didalam Ruang Baitussalam 2
sudah paham dengan apa itu perencanaan pulang. Didalam Ruang Baitussalam 2
perencanaan pulang sudah bisa dilakukan pada saat klien sudah ditentukan diagnosanya
dan sudah dilakukan tindakan baru bisa direncanakan klien untuk pulang. Dan biasanya
perawat di Ruangan Baitussalam 2 sudah memahami prosedur-prosedur yang ada,
bagaimana alur-alurnya, dan semua itu ada bagian bagiannya misalnya seperti MPP.
MPP itu sendiri berfungsi untuk menindaklanjuti misalkan ada perencanaan pulang
pasien-pasien yang nantinya pulang dengan membawa alat-alat intansif seperti alat DC,
NGT dan sebagainya. Dan biasanya ada tindaklanjut dari petugas MPP atau bisa disebut
case manager.
Yang diberikan pada saat perencanaan pulang di Ruangan Baitussalam 2 yang
terpenting adalah mendeteksi terlebih dahulu, pertama lihat diagnosanya pasien dan
tindakannya apa saja yang telah diberikan kepada pasien tersebut dan baru seorang
perawat yang akan memberikan perencanaan pulang tahu kebutuhan-kebutuhan pasien
yang akan pulang nanti. Entah itu dari nutrisi, alat medis yang akan dibawa, edukasi-
edukasi dan lainnya. Termasuk juga dengan penjelasan-penjelasan yang akan diberikan
perawat kepada pasien ataupun keluarga, misalnya tentang waktu kontrol, pemberian
obat saat pulang seperti memberi tahu pasien dan keluarganya obat saat pulang itu
diminum waktu kapan dan berapa kali perharinya dan juga penjelasan tentang terapi-
terapi yang akan dilakukan saat rawat inap maupun saat dirumah dan itu semua
diberikan bisa pada saat pasien masih dirawat inap bukan hanya pada saat pasien akan
pulang.
Untuk bersedia atau tidaknya memberi perencanaan pulang dari masuk hingga
keluar rumah sakit semua perawat di Ruang Baitussalam 2 dan juga kepala ruang
bersedia untuk memberikan rencana pulang dari saat pasien masuk kerumah sakit dan
saat pasien akan pulang dari rumah sakit. Alasannya karena rencana pulang merupakan
bagian dari integritas dalam pelayanan dari pasien awal masuk dan sampai pasien
pulang itu sudah ada didalam satu lingkup discharge planning atau dapat disebut juga
discharge summary (ringkasan pulang). Jadi semua perawat harus mengetahui dari awal
pasien masuk dan pulang harus bisa memberikan rencana pulang dan harus
mengetahuinya.
Untuk pembagian tugas pasien pulang di Ruang Baitussalam itu sendiri sesuai
dengan kelolaan masing-masing perawat pada pasien,di Ruangan Baitussalam 2 tidak
terdapat perawat khusus untuk melakukan discharge planning.Semua perawat harus
mendapatkan tugas untuk merancanakan pasien untuk pulangnya. Karena kan nantinya
perawat tidak mengelola semua pasien namun pasien tersebut dibagi-bagi. Misalnya
didalam ruangan baitussalam 2 terdapat 2 perawat shif malam dan 10 pasien nanti dari
10 pasien itu dibagi jadi 1 orang perawat mengelola 5 pasien dalam shif malam tersebut.
Didalam RuanganBaitussalam 2 terdapat 2 kelas yaitu kelas 2 dan 3 sudah memiliki
brosur dan leaflet yang cukup dan memadai sesuai dengan kasus yang ada didalam
ruangan misalnya seperti leaflet cara mencuci tangan 6 langkah dan disitu ruangan kami
sediakan leaflet menempel ditembok dekat wastafel tujuannya agar pasien ataupun
keluarga pasien dapat mencuci tangan sesuai prosedur 6 benar tersebut sehingga
transmisi penularan kuman dari luar itu bisa terantisipasi.
Komunikasi bahasa yang digunakan saat melakukan perencanaan pulang di Ruang
Baitussalam 2 yaitu komunikasi informasi edukasi yang dapat mudah dipahami oleh
pasien dan keluarga pasien, tentang menjaga kesehatan setelah pulang, mengontrol
makanan serta kegiatan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit pasien.
Tehnik yang digunakan dalam perencanaan pasien pulang itu ada dua yaitu lisan dan
tertulis. Menggunakan teknik lisan pada saat memberikan informasi dan edukasi
sedangkan menggunakan tertulis untuk pendokumentasian yang resmi dari pihak pasien
ke Rumah Sakit.
Bahasa yang digunakan dalam melakukan perencanaan pulang dengan bahasa awam
sehingga mudah dipahami oleh pasien/keluarga. Saat melakukan edukasi kepada pasien,
perawat selalu menanyakan tingkat pemahaman pasien terhadap apa yang diucapkan
oleh perawat, dan dari itu perawat mendapatkan feed back dari pasien.
Pada saat perencanaan pulang pasien semua yng dilakukan pasien wajib di
dokumentasikan dengan menggunakan form yang tertulis dan atas izin semua pihak
yang berhubungan dengan pasien.
6. Dokumentasi M3
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruang Baitussalam 2 yaitu
dengan dokumentasi problem dan intervensi.Sudah ada format pedokumentasian yang
baku di ruang Baitussalam 2. Kepala ruang sudah mengerti cara pengisian format
dokumentasi dengan baik dan benar dan format yang ada akan memudahkan petugas
untuk melaksanakan tindakan. Untuk format pendokumentasian belum dilakukan secara
tepat waktu dan format ini sudah banyak yang dirubah dan diganti dengan cek list jadi
untuk tulis menulis yang panjang sudah tidak ada.
D. Money (M4)
Kepala ruang dilibatkan dalam penyusunan rencana anggaran tahunan, karena
kepala ruang yang tau jadi harus tetap dilibatkan dalam penyusunanan anggaran
tahunan. Dan juga kepala ruang dilibatkan dalam koordinasi tentang hal apa saja yang
dibutuhkan dalam ruangan seperti, dalam penyusunanan anggaran tahunan, antara lain
kebutuhan-kebutuhan alat, renov, pelatihan. Untuk anggaran kebutuhan ruangan
baitussalam 2 sudah mencukupi semua kebutuhan pada ruangan tersebut, karena sudah
direncanakan dari setahun sebelumnya. Sampai saat ini tidak ada kesulitan dalam
anggaran setiap program yang telah direncanakan, karena setiap kegiatan sudah ada
anggaranya masing-masing sehingga tidak ada kesulitan dalam hal anggaran.
Jenis pembayarannya di ruang baitussalam 2ada jenis BPJS pemerintah yang mana
biasanya BPJS pemerintah itu digunakan diruangan kelas 3 dan juga ruangan kelas 2,
namun kebanyakan dari kelas 3 itu memakai PBI tapi juga ada pasien umum kalau
asuransi swasta jarang dan mungkin lebih ke PBI atau Non PBI atau juga ikut secara
umum. Tarif untuk masing masing tindakan yang dilakukan di ruangan, memang
adatarifnya tapi kalo soal nominal berapa tidak tertera tarifnya. Cuma selama
tindakannya saja, kalau mau lihat tarifnya harus melihat di rujuk tindakannya apa saja
kalau cuma masukin bironya tidak ada nominalnya.
E. Market (M5)
Gambaran karakteristik pasien di Ruangan Baitussalam 2 sebagian besar pasien
berasal dari Demak. Untuk tingkat pendidikan pasien bervariasimulaidari SD,SMP, ada
beberapa juga yang SMA maupun Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk pekerjaan pasien
bermacam-macamantara lain pedagang, wiraswastadan PNS. Usaha yang dilakukan
ruangan untuk meningkatkan mutupelayanan pasien adalah selalu memonitor pelayanan
dan melakukan TL (tindak lanjut segera) saat terjadi masalah.
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan kepala ruang bahwa ruangan
Baitussalam 2 memiliki unit penjamin mutu di RS (KMKP). Mutu di Ruang
Baitussalam 2 di monitor oleh penjab namun data di masukkan ke sistem setiap hari
oleh perawat dinas malam, semua tim juga sudah bekerja secara optimal.
Gambaran mutu pelayanan di Ruang Baitussalam 2 dilihat dari tingkat kepuasan
pasien kepala ruang mengatakan tingkat kepuasan pasien 97%. Dilihat dari pasien safety
menurut kepala ruang sejauh ini angka kejadian pasien jatuh , angka kejadian
dekubitus,angka kejadian luka restarin, dan angka kejadian medical error mencapai
target 0% (tidak ada kejadian) dan untuk pelaporannya 100% karena ada atau tidaknya
kejadian harus tetap di laporkan. Dilihat dari tingkat pengetahuan pasien, pengetahuan
pasien tentang tingkat mutu pelayanan sesuai dengan pendidikan jadi ada beberapa yang
tidak mengetahui jika tingkat pendidikan rendah. Dan dilihat dari kebutuhan personal
hygiene sejauh ini terpenuhi sesuai IKP pasien.
0 0
Total
, ,
3 3
1 2
, ,
0 8
Weakness(Kelemaha
n) 0 2 0
A. Adanya denah , ,
ruangan tidak sesuai 3 3 6
B. Adanya
beberapa alat maupun 0 0
fasilitas yang , 4 ,
rusakdanhilang 3 9
C. Adanya
perawat kurang
mampu menggunakan 0 1
alat dengan baik , .
4 6
Total
1 3
, ,
0 1
Opportunity O-
(Kesempatan) T=
A. Adanya 0 2 1 2,8-
pergantian alat dan , , 0 =
fasilitas yang rusak 6 2 2,8
B. Adanya
rencana merenovasi 4
bagian ruangan
tertentu 0 1
, ,
4 6
Total
1 2
, ,
0 8
Threatened - - - -
(Hambatan)
Tidak terdapat
ancaman
ANALISIS SWOT M2
0
,
0, 8
TOTAL 1
0
,
1, 2
0
3
,
2
Weakness (Kelemahan)
a. Model asuhan keperawatan
0, 4 0
dengan jenis modular 4 ,
8
namun belum sesuai karena
petugas dan pasien tidak
sebanding
b. Terdapat ronde 2
0,
keperawatan yang belum
3 3 0
optimal ,
0, 6
c. Supervise hanya dilakukan
3
Pada waktu tertentu jika 0
,
memang sangat diperlukan
6
TOTAL
1,
0
2
,
0
Opportunity (Peluang) O –
T
a. Adanya anggaran ruangan
1, 3 3 = 3,0
yang mencukupi 0 , – 0=
0 3,0
TOTAL
Threat (Ancaman)
a. Tidak terdapat ancaman
TOTAL
ANALISIS SWOT M3
No Analisa SWOT Bobot Ratting Bobot x Hasil
Rating
M4 MONEY
Strength S-W
1. Kepala ruang 0,5 2 1,0 = 2,0 -1,0
dilibatkan dalam =1,0
anggaran tahunan
2. Anggaran yang 0,5 2 1,0
dibutuhkan sudah
memenuhi kebutuhan
TOTAL 2,0
Weakness
1. Jumlah tariff 1,0 1 1,0
tindakan yang mahal
akan diterima sesuai
dengan tindakan yang
dilakukan
TOTAL 1,0
Opportunity
1. Pengeluaran 0,5 2 1,0 O–T
ruangan dibiaya oleh = 1,5 – 0
pihak rumah sakit = 1,5
2. Penganggaran 0,5 1 0,5
kebutuhan ruangan
mencukupi
TOTAL 1,5
Threat
Tidak ada ancaman
ANALISIS SWOT M4
Tidak ada
angka kejadian 0,1 3 0,3
dekubitus
Tidak ada 0,1 3 0,3
angka kejadian
medical error
Total
1,0 3 3,0
Weakness
pengetahuan
pasien tentang tingkat
mutu pelayanan sesuai
dengan pendidikan 1,0 3,0
jadi ada beberapa
yang tidak
mengetahui jika 1,0 3 3,0 O–T
tingkat pendidikan 3,0 –
rendah 0 =
3,0
Total
Opportunity
Usaha yang 1,0 3,0
dilakukan ruangan
untuk meningkatkan
mutu pelayanan
pasien adalah selalu
memonitor pelayanan
dan melakukan TL
(tindak lanjut segera)
saat terjadi masalah
Total
Threatened
-
ANALISIS SWOT M5
G. DIAGRAM LAYANG
M1 = SW (1,0) , OT (3,5)
M2 = SW (0,3) , OT (2,8)
M3 = SW (1,2) , OT (3,0)
M4 = SW (1,0) , 0T (1,5)
M5 = SW (O,6) , OT (3,0)
4 M1
3 M5, M3
2 M2
1 M4
W -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 S
-1
-2
-3
-4
-5
H. Identifikasi Masalah
1. Ketenaga kerjaan (M1)
Jumlah tenaga tidak sebanding dengan pasien ( kurangnya tenaga karena perawat
senior pindah di bangsal covid)
2. Sarana dan prasarana (M2)
Kurangnya fasilitas (alat yang rusak, tidak layak dan harus diganti)
3. Metode (M3)
a. Belum diterapkannya lagi Ronde keperawatan (ronde keperawatan belum
dilakukan lagi selama 4 bulan ini seharusnya tiap 1 bulan
b. Pelaksanaan sistem keperawatan moduler masih terhambat dengan tenaga dan
sementara masih beralan secara pendokumen
4. Money (M4)
Tarif untuk masing-masing tindakan mahal
5. Marketing (M5)
Pengetahuan pasien tentang tingkat mutu pelayanan sesuai dengan pendidikan jadi
ada beberapa yang tidak mengetahui jika tingkat pendidikan rendah
I. Plan of Action
Berdasarkan hasil dari Pengkajian masalah yang ada di M1
2
Perawat Untuk Open 15 Manajer
diruangan meningkatkan recruitment Tenaga Desember keperawatan
sebagian besar mutu pelayanan keperawatan 2020
berpendidikan D3 yang berkualitas D3 dan
dan perempuan S1/Ners
sebanding
dan sesuai
kebutuhan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang Baitussalam 2 merupakan salah satu ruang rawat inap berlokasi di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang yang memberikan pelayanan
terdiri dari 2 Kelas yaitu mulai dari kelas II dan kelas III. Ruang Baitussalam 2
merupakan bangsal perawatan penyakitdalam di RSISA Semarang diruangan
tersebut menerima pasien laki-laki maupun perempuan namun tetap ada
pembatas untuk privasi klien dan pelayanan syariah pun tetap terjaga. Di
ruangan Baitussalam 2 memiliki Jumlah Perawat pelaksana 19 orang dan
Petugas Administrasi pasien 1 orang dengan masing masing pendidikan S1
sejumlah 1 perawat, Ners 2 perawat, dan D3 Keperawatan berjumlah 17
perawat. untuk pembagian tugas dalam sudah ditentukan dan sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing kepada pasien tersebut.