Anda di halaman 1dari 18

Nama Kelompok 1

- Adinda Zalzabila Muzakkyah


- Amelia Haryanti Wahyuni
- Dian Sasmitah
- Dinni Indrawati
- Ferika Rafaris
- Nur Amida Novita Asria
- Sholiha Dwi Cahya Ningrum

Kritikal Point 6 Jam Post Partum


Riwayat Atonia uteri
Persalinan Atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus
untuk berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab
peradarahan postpartum yang paling penting dan biasa terjadi setelah
bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Atonia uteri dapat
menyebabkan perdarahan hebat dan dapat mengarah pada terjadinya syok
hipovolemik (Nugroho, 2010; h.153).
Nutrisi Cepat Lapar
Terjadi perubahan gastrointestinal yaitu peristaltik usus akan bekerja
cepat yang menyebabkan ibu pasca partum satu atau 2 jam akan lebih
mudah kelaparan (Varney, 2007)
Eliminasi Volume urine berkurang (Diuresis)
Terjadi berhubungan dengan pengurangan volume darah, hal ini
berlangsung sampai 2-3 hari post partum (Varney, 2007)
Konstipasi
- Setelah plasenta lahir estrogen menurun sehingga tonus otot
seluruhnya berangsur pulih kembali, tapi konstipasi mungkin terjadi
dan mengganggu hari-hari pertama post partum (Varney, 2007)
- Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan,
hemorroid, laserasi jalan lahir. (Eny Retna Ambarwati, Diah
Wulandari, 2009, p.80).
Istirahat Ibu akan sering beristirahat
Kontraksi uterus ketika ibu akan bersalin membuat ibu tidak dapat
beristirahat dengan cukup hal ini menyebabkan ibu lelah. Oleh karena itu,
ketika ibu memasuki masa nifas ibu akan sering beristirahat. (Ambarwati,
2009)
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat berkurangnya jumlah ASI,
memperlambat involusi, yang akhirnya bisa menyebabkan perdarahan
dan depresi. (Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2009, pp.104-
105)
Aktivitas Mobilisasi
- Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan, kecuali terdapat
kontraindikasi. Ambulasi akan meningkatkan sirkulasi dan mencegah
risiko tromboplebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan
kandung kemih sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi
(Bahiyatun, 2009)
- Manfaat dari mobilisasi dini antara lain dapat mempercepat proses
pengeluaran lochea dan membantu proses penyembuhan luka
(Smeltzer, 2002).
Personal Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
Hygiene karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009)
Psikologis Fase taking in (periode ketergantungan)

Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai kedua setelah


melahirkan. Pada fase ini, ibu. Ibu akan berulang kali menceritakan
sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri proses persalinan yang
dialaminya dari awal sampai akhir (Suherni, Hesty Widyasih, Anita
Rahmawati, 2009, pp.87-88)
Tekanan Darah Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut
bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari pos partum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekanan darah
sementara waktu. Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari.
Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post
partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi, kemungkinan adanya pre-
eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas (Ambarwati dkk, 2009).
Suhu 24 jam postpartum suhu badan akan naik sekitar (37,5-38oC) akibat kerja
keras waktu melahirkan, dan kelelahan. (Ambarwati dkk, 2009)
Nadi 60-80 x/mnt atau tidak >100x/mnt.
Denyut nadi normal orang dewasa adalah 60-80 x/menit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi
>100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu
infeksi, (Ambarwati dkk, 2009).
Pernafasan Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit. Pada umumnya pernafasan
lambat atau bahkan normal tidak lain karena ibu dalam keadaan
pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila ada pernafasan cepat
pospartum (>30 x/menit) mungkin karena adanya tanda-tanda syok
(Ambarwati dkk, 2009).

Payudara Menyusui merupakan salah satu faktor pendukung dalam memperbaiki


involusi uterus, karena dengan menyusui merangsang hormon oksitosin
yang menyebabkan kontraksi sehingga terjadi involusi uterus
(Bahiyatun, 2009).

Abdomen - TFU

TFU pada ibu 6 jam post partum ada antara kategori baik dan kurang
baik. Rata-rata tinggi fundus uteri pada 6 jam post partum adalah 12,13
cm, hal ini masuk dalam kategori baik. Tinggi fundus uteri terkecil 8 cm
dan paling tinggi adalah 19 cm dengan standar deviasi 2,69.

Genetalia Untuk mengetahui apakah ada varises pada vagina, dan adakah
pengeluaran pervaginam yaitu pengeluaran lokea (warna, bau,
banyaknya, konsistensi), serta adakah robekan jalan lahir dan kontraksi
uterus (Varney, 2004
Anus Untuk mengetahui adakah Hemoroid, dan varises pada anus
(Sulistyawati, 2012)

Ekstremitas - Untuk mengetahui adakah varises, odema atau tidak, apakah kuku jari
pucat, suhu atau kehangatan, dan untuk mengetahui reflek patella
(Hani,dkk, 2011)

Intervensi - Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien. Penjelasan mengenai


pemeriksaan fisik postpartum merupakan hak klien (varney
2007).
- Berikan KIE mengenai nutrisi ibu nifas. Makanan harus bermutu
dan bergizi, cukup kalori. Makanlah makanan yang mengandung
protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan (Saleha,
2009).
- Berikan KIE tentang mobilisasi. Karena lelah sehabis bersalin ibu
harus beristirahat, lalu miring ke kanan dan ke kiri, duduk, jalan-
jalan. Mobilisasi mempunyai variasi tergantung pada adanya
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka (Saleha,
2009).
- Berikan KIE tentang personal hygine. Personal hygine terutama
pada daerah genetalia mengurangi resiko infeksi yang terjadi pada
ibu post partum (Saleha, 2009).
- Berikan KIE tentang proses eliminasi pada masa nifas. Hendaknya
kencing secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang ibu
nifas sulit kencing karena sphingter uretra mengalami tekanan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi sphingter ani selama
persalinan. Juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang
terjadi selama persalinan.Bila ibu nifas sulit kencing sebaiknya
lakukan kateterisasi. Buang air besar harus ada 3-4 hari post
partum. Bila belum dan terjadi obstipasi apalagi BAB keras dapat
diberikan terapi per oral atau per rectal (Varney, 2007).
- Lakukan perawatan payudara. Perawatan mamae telah dimulai
sejak hamil supaya putting susu tidak keras dan kering sebagai
persiapan menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu
menyusui bayinya karena baik untu kesehatan bayinya (Ari
Sulistyawati, 2009).
- Ajarkan cara menyusui bayi. Mencegah terjadinya lecet pada
payudara (Mochtar, 1990)
- Ajarkan cara perawatan tali pusat pada bayi. perawatan bayi baik
dari hygine untuk mencegah infeksi dan menjaga kondisi bayi
tetap sehat , memberikan kenyamanan pada bayi (Prawirohardjo,
2009).
- Berikan KIE Asi ekslusif. Asi ekslusif penting untuk daya tahan
tubuh bayi (Prawirohardjo, 2009).
- Berikan KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat
pelayanan kesehatan. Kunjungan ulang dilakukan untuk
memantau nifas dan neonatus untuk mencegah komplikasi pada
ibu dan neonatus (Prawirohardjo, 2009).
Nama Kelompok 2 :

- Afifa Riski Amalia ( P07224219002 )


- Gusti Reni Anggini ( P07224219019 )
- Husnul Khatimah ( P07224219021 )
- Leni Anjarwati ( P07224219022 )
- Melysa Nur Aini ( P07224219023 )
- Midah Rahmiah ( P07224219025 )
- Sinta Alam Sari ( P07224219036 )

Krtikal poin Hari ke 3


Nutrisi Kebanyakan ibu sangat haus pada 2 sampai 3 hari
pertama karena perpindahan cairan antara ruang
intertisial dan sirkulasi akibat dieresis (Reeder, 2011)
Eliminasi Keadaan pada hari ketiga pascapartum wanita sudah
mulai lancar dalam berkemih (Reeder, 2011)
Istirahat Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat
tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari. (Nugroho
2014: 141)
Personal hygiene Mengganti pembalut minimal 2-3 x/ hari dan
Melakukan perawatan perineum.(Nugroho 2014:
140-141)
Seksualitas Tidak dianjurkan melakukan hubunngan seksualitas.
Hubungan seksual yang aman dilakukan apabila
darah merah sudah berhenti dan tidak ada rasa nyeri
jika dimasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina.
(Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan , 2013)
Fase Menurut Rubin setelah melahirkan, ibu akan melalui
fase Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri)Masa
ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan,
Asi Pada hari ketiga dan keempat ASI biasanya keluar.
(Reeder 2011)
Dada Pada hari ketiga ataupun keempat baik ibu menyusui
maupun tidak menyusui dapat mengalami
pembengkakan dan disertai dengan nyeri (Reeder,
2011) .
Lochea Berwana merah, berisi darah segar (Reeder, 2011)
Suhu Suhu tubuh diantara 36-38°C adalah perubahan
fisiologis yang normal untuk ibu post partum pada
hari ketiga. (Reeder, 2011)
Uterus Teori Reeder (2011) menyebutkan bahwa pada akhir
tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm di bawah umbilikus. Keadaan
konsistensi uterus harus keras.
Ekstermitas Keadaan ekstremitas bawah terutama tungkai pada
hari ketiga post partum edema berkurang hingga
sudah tidak ada edema dan tanda homan pun negatif
(Reeder, 2011).
Nama Kelompok 3 :

- Clarita Emilia Febiana


- Erika Slasabila
- Dian Dwi Lestari
- Halimatus Sa’diyah
- Ratna Komalasari
- Ria Andayani
- Riska Emilia Rimbawati

Krtikal poin Hari ke 7


Lochea - Lochea sanguilenta : cairan yang keluar berwarna
merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari
hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum.
- Lochea serosa : lochea ini berwarna kuning
kecoklatan karena mengandung serum, leukosit,
dan robekan / laserasi plasenta. Muncul pada hari
ke 7 sampai hari ke 14 post partum. (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
- Lokhia yang awal keluar dikenal sebagai lokhia
rubra (2 hari pasca persalinan). Lokhia rubra akan
segera berubah warna dari merah menjadi merah
kuning berisi darah dan lendir, yaitu lokhia
sanguinolenta (3 -7 hari pp), dan akan berubah
menjadii berwarna kuning, tidak berdarah lagi,
yaitu lokhia serosa ( 7 -14 hari pp) . Setelah
beberapa minggu, pengeluaran ini akan makin
berkurang dan warnanya berubah menjadi putih ,
lokhia alba, terjadi setelah 2 minggu pp. Periode
pengeluaran lokhia bervariasi, tetapi rata-rata akan
berhenti setelah 5 minggu. (Buku Kesehatan Ibu
dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2016).
-Seringkali, seorang ibu mengalami peningkatan
jumlah perdarahan pasca persalinan pada hari ke-7-
14. Hal ini disebabkan oleh lepasnya lapisan pada
tempat implantasi plasenta. Periode ini juga
merupakan periode dimana perdarahan pasca
persalinan lanjut terjadi. (Buku Kesehatan Ibu dan
Anak, Kementerian Kesehatan, 2016).

Nutrisi  Mengkonsumsi makanan tambahan kurang


lebih 500 kalori tiap hari.
 Makan dengan diet gizi seimbang untuk
memenuhi kebutuhan karbohidrat (nasi, sereal,
biskuit dll) protein ( susu, telur, keju, yoghurt,
ikan/daging/unggas, tahu dll), lemak (daging,
saus salad, dll) vitamin ( vitamin A, vitamin B6,
bitamin E) dan mineral.
 Minum sedikitnya 3 liter setiap hari,
Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post
partum.
 Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.
(Ambarwati,2008)
Eliminasi Kandung kemih biasanya akan pulih dalam waktu
5-7 hari pasca melahirkan (Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui, Edisi 2018).
Istirahat Tiga hari pertama setelah melahirkan biasanya ibu
sulit untuk beristirahat. Kemudian pada 7 hari
pertama pola tidur ibu sudah mulai membaik
walaupun sering terbangun dan sulit untuk tidur
kembali diakibatkan karena rasa nyeri perineum,
rasa tidak nyaman di kandung kemih, serta
gangguan bayi yang dapat mempengaruhi daya
ingat dan psikomotor ibu. Biasanya pola tidur akan
kembali normal dalam 2-3 minggu setelah
persalinan (Marmi, 2014).
Personal hygiene Mengganti pembalut minimal 2-3x/ hari dan
melakukan perawatan perineum. (Nugroho 2014:
140-141)
Seksualitas Tidak dianjurkan melakukan hubunngan
seksualitas. Hubungan seksual yang aman
dilakukan apabila darah merah sudah berhenti dan
tidak ada rasa nyeri jika dimasukkan satu atau dua
jari ke dalam vagina. (Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan , 2013)
Fase Periode Taking Hold

Periode ini berlangsung 3-10 hari setelah


melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dalam merawat bayi. Ibu
menjadi sangat sensitif, sehingga mudah
tersinggung. Oleh karena itu, ibu membutuhkan
sekali dukungan dari orang-orang terdekat. Saat ini
merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan
bayinya. Dengan begitu ibu dapat menumbuhkan
rasa percaya dirinya. Pada periode ini ibu
berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya,
misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai

belajar untuk mengubah posisi seperti duduk atau


jalan, serta belajar tentang
perawatan bagi diri dan bayinya.(Herawati Mansyur
2014; 134, 135).
Asi Kadar estrogen : Setelah persalinan, terjadi
penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam
menghasilkan ASI. (Saleha:2009 53-61)

Laktasi : pembentukan dan pengeluaran air susu ibu


(ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik
bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu
yang melahirkan akan tesedia makanan bagi
bayinya, dan bagi si anak akan merasa puas dalam
pelukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat
akan kasih sayang ibunya (Dian H, 2012).
Dada

Ekstermitas

Uterus Lapisan endometrium akan mengalami regenerasi


dengan cepat, sehingga pada hari ke-7 kelenjar
endometrium sudah mulai ada. Pada hari ke-16
lapisan endometrium telah pulih di seluruh uterus
kecuali di tempat implantasi plasenta. (Buku
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan,
2016).
TFU : Pertengahan antara pusat dan simpisis.
Berat Uterus : 500 gr
Diameter Uterus : 7,5 cm
Palpasi Serviks : 2 cm (Ambarwati, 2010).
Hormon Plasenta Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan
hormon yang diproduksi plasenta. Hormon plasenta
akan menurun dengan cepat pasca persalinan.
Penurunan hormon plasenta (human placental
lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun
pada masa nifas. HCG menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam – hari ke 7 pasca
persalinan dan sebagai onset pemenuhan payudara
pada hari ke 3 pasca persalinan. (Buku Kesehatan
Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan, 2016).
Nama Kelompok 4 :

- Ayunama Arum Dwiyanti


- Desy Barbara
- Elin Bettrillia Armanto
- Rochmi Erisah
- Sarina Nanda Suci Paramitha
- Syarifah Faridha Hafsa Assegaf
- Wihel Ananda Putri

“ FISIOLOGI MASA NIFAS HARI KE-14 POST PARTUM “

NO KRITIKAL POINT
.
1. Gangguan Postpartum memuncak pada hari ke tiga sampai kelima dan menyerang
dalam rentang waktu hari ke 14 terhitung setelah persalinan.
2. Tanda dan gejala gangguannya post patyum di hari ke-14 :
Reaksi depresi/sedih, menangis, mudah tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas
perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan.
3. Pada postpartum hari ke-14 dipemeriksaan fisik, ditemukan bahwa :
Genetalia : mengeluarkan lochea serosa.
Abdomen : tfu sudah tidak teraba.
4. Masalah ibu di hari ke-14 post partum hanya kurangnya pengetahuan tentang alat
kontrasepsi pasca persalinan.
5. Berikan Penkes pada ibu tentang ASI EKSLUSIF
Nama Kelompok 5 :

- Andi Tenri Angka


- Defi Nurwahidah Putri
- Fitri Nisa Ayu Lestari
- Meri Andani
- Sintiya Ayu Candra Kirana
- Wiwik Kristiani
- Yuspita Sari Mangesa

CriticalPoint Harike28PostPartum
Perubahan Sistem Perkemihan Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan
berdilatasi selama kehamilan kembali
normal pada akhir minggu ke-4 setelah
melahirkan. Diuresis yang normal dimulai
segera setelah bersalin sampai hari ke-5
setelah persalinan. Jumlah urine yang keluar
dapat melebihi 3000 ml/harinya. Kandung
kemih pada puerperium mempunyai
kapasitas yang meningkat secara relatif.
Ureter dan Pelvis renalis yang mengalami
distensi akan kembali normal pada 2-8
minggu setelah persalinan (Saleha, 2009).

Payudara Mastitis adalah peradangan pada payudara.


Mastitis ini dapat terjadi kapan saja
sepanjang periode menyusu, tetapi paling
sering
terjadi antara hari ke 10 dan hari ke 28
kelahiran. Penanganannya :
a) Payudara dikompres dengan air hangat
b) Untuk mengurangi rasa sakit dapat
diberikan pengobatan
analgesia
c) Untuk mengatasi infeksi diberikan
antibiotika
d) Bayi mulai menyusu dari payudara yang
mengalami
peradangan
e) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan
istirahat cukup (Yanti dan Sundawati, 2014)
Lochea Lochea Alba mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lendir serviks
dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba
bisa berlangsung selama 2-6 minggu
postpartum.
(Ambarwati, 2010).
Vulva dan Vagina Penurunan hormon estrogen pada masa
postpartum berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae
akan terlihat kembali pada sekitar minggu
ke 4 (Ambarwati, 2010).
Hormon Prolaktin Menurunnya kadar estrogen menimbulkan
terangsangnya kelenjar pituitari bagian
belakang untuk mengeluarkan prolaktin.
Hormon ini berperan dalam pembesaran
payudara untuk merangsang produksi susu.
Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar
prolaktin tetap tinggi dan pada permulaan
ada rangsangan folikel dalam ovarium yang
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui
bayinya tingkat sirkulasi prolaktin menurun
dalam 14-28 hari setelah persalinan,
sehingga merangsang kelenjar bawah depan
otak yang mengontrol ovarium ke arah
permulaan pola produksi estrogen dan
progesteron yang normal, pertumbuhan
folikel, ovulasi, dan menstruasi (Saleha,
2009).
Senam rencana senam lebih kuat dan menyeluruh
setelah otot abdomen kembali normal
KB Menentukan dan menyediakan metode dan
alat KB

Evaluasi 1. meninjau ulang data


2. mengkaji riwayat
3. pemeriksaan fisik
Nama Kelompok 6 :

1. Dita Dwi Nur Shela (P07224219011)


2. Ersa Nourtasya Utari (P07224219014)
3. Faadhillah Khairunnia Wati (P07224219015)
4. Fanny Fira Indayani (P07224219016)
5. Nur Hardiani (P07224219027)
6. Pri Handini Hapsari (P07224219028)

Critical Point Hari Ke 35


Lochea Lochea Alba/putih, adalah lochea yang dimulai hari
ke 14 kemudian makin lama makin sedikit hingga
sama sekali berhenti sampai satu atau dua Minggu
berikutnya (Saleha, 2013)
Nutrisi dan Cairan Ibu perlu mengonsumsi 500 kalori tiap hari, minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari, dan mengkonsumsi
pil zat besi untuk menambah zat gizi setidaknya 40
hari pasca persalinan, minum kapsul vitamin A
200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui asi (Saleha, 2013)
Seksual Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas
seksual kapan saja ibu siap dan secara fisik aman
serta tidak terasa nyeri (Saleha, 2013)
Perdarahan Post Partum Perdarahan postpartum lanjut (perdarahan pasca
salin kasep atau perdarahan postpartum sekunder
atau perdarahan pasca persalinan lambat).
Perdarahan pasca persalinan sekunder terjadi
setelah 24 jam pertama sampai 6 minggu
postpartum. Perdarahan pasca persalinan sekunder
sering dikibatkan oleh infeksi, penyusutan, rahim
yang tidak baik (subinvolusio uteri), atau sisa
plasenta yang tertinggal. (Buku Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui, 2018)
Depresi Post Partum Pemeriksaan pada saat kunjungan post partum
periode 6 minggu post partum merupakan titik yang
bermanfaat dalam mendeteksi kondisi depresi post
partum berat. Namun kadang dua pertiga kejadian
depresi berat akan muncul kemudian, yaitu antara
10-12 minggu post partum (Brockington, 1996).
Penatalaksanaan Memberikan konseling perencanaan KB secara dini
(Buku Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,
2018)
Berikut adalah contoh alat kontrasepsi yang aman
digunakan untuk ibu menyusui selama masa nifas :
a. Kontrasepsi implan dapat dipakai oleh semua
ibu dalam usia reproduksi dan aman digunakan
pada masa laktasi (Saifuddin, 2010)
b. Kontrasepsi suntik sangat efektif mencegah
kehamilan jangka panjang, tidak
mempengaruhi ASI,dan efek samping sangat
kecil (Sulistyawati, 2013)
c. Intra Uterine Device (IUD) sangat efektif
dalam mencegah kehamilan dengan efek
samping yang rendah, tidak mempengaruhi
kualitas dan volume ASI sehimgga dapat
menyusui dengan aman (Kusmarjadi, 2010)
d. Kondom sangat efektif sebagai kontrasepsi bila
diginakan dengan benar, tidak mengganggu
produksi ASI bagi ibu menyusui, dan
memberikan perlindungan terhadap penyakit-
penyakit akibat hubungan seksual (Wulansari
S, 2010)

Anda mungkin juga menyukai