Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Akupuntur
Akupuntur berasala Bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan
puncture yang berarti menusuk. Akupuntur adalah teknik pengobatan yang
digunakan dalam pengobatan tradisioal cina. Akupunktur merupakan suatu
pengobatan dengan memanfaatkan rangsangan pada titik–titik tertentu
sehingga mempengaruhi peredaran bioenergi di dalam tubuh. Secara
tradisional sistem tersebut berdasarkan konsep keseimbangan antara
permukaan tubuh dengan organ melalui bentuk meridian yang tegas. Titik
akupunktur sebagai pintu masuk rangsangan berdasarkan kualitas energi yang
masuk dan diubah menjadi sinyal biologi (kombinasi elektrik dan fibrasi fisik)
dilanjutkan oleh deretan yang koherensinya sama dengan titik meredian
menuju organ yang dikehendaki (Wasito, 2011).
Akupuntur dilakukan dengan cara menusukan jarum tipis kedalam
beberapa titik akupuntuk dalam tubuh. Titik-titik tersebut berada dalam
meridian. Meridian merupakan jalan atau saluran energy yang dipercaya
berhubungan dengan organ internal tubuh. Energy tersebut dikenal dengan Chi
(ki atau qi) dan jarum-jarum akupuntur digunakan untuk menurunkan atau
meningkatkan aliran Chi atau membuka jika terjadi sumbatan (Hidayati &
Mangoenprasodjo, 2005)
B. Teknik Pelaksanaan Akupuntur
1. Jarum Akupuntur
Jarum yang lazim digunakan dalam praktik Akupunktur Medik
adalah jarum halus (Hau Cen) untuk Akupunktur Umum, selain jarum
telinga (press needle) untuk Akupunktur Telinga dan jarum kepala (scalp
needle) untuk Akupunktur Kepala (Scalp Acupuncture). Jarum lainnya
seperti jarum prisma untuk penusukan dengan pengeluaran darah pada
titik-titik di ujung jari atau jarum kulit (plum blossom needle) untuk
dipukul-pukulkan sehingga menghasilkan titik-titik perdarahan misalnya
pada area punggung, tidak lagi dianjurkan penggunaannya dalam
Akupunktur Medik.
Jarum halus terdiri atas ekor, gagang, akar, badan, dan ujung.
Selain untuk penjaruman biasa, jarum halus juga dapat digunakan untuk
Elektro-akupunktur, yaitu dengan menjepitkan klip kabel elektroda pada
gagang jarum, atau digunakan dalam bentuk kombinasi dengan
moksibasi, yaitu dengan menempelkan sepotong irisan moksa pada
gagang jarum dan membakarnya.
Jarum akupunktur yang digunakan bervariasi menurut panjang dan
diameter badan jarum. Satuan ukuran panjang badan jarum akupunktur
adalah cun (tsun; human inch). Umumnya jarum yang digunakan
panjangnya berkisar antara 0.5 sampai dengan 3.0 atau 4.0 cun. Jarum
yang sangat pendek, yaitu 0.5 cun digunakan di daerah muka, misalnya
untuk titik-titik di regio orbita. Jarum yang panjang, misalnya 3.0 cun
digunakan di bagian tubuh yang berotot tebal, seperti muskulus gluteus
maksimus pada bokong. Jarum yang lebih panjang tersedia untuk
penggunaan pada Akupunktur Kepala (Scalp Acupuncture). Diameter
(ketebalan) badan jarum dinyatakan dengan nomor jarum. Nomor jarum
yang terbanyak digunakan berkisar antara No. 26 sampai dengan 32 (tabel
3.2). Tampak bahwa semakin besar nomornya, semakin halus jarum
tersebut. Jarum yang paling tebal pada tabel bernomor 26 dan yang paling
halus bernomor 32. Umumnya jarum yang digunakan adalah No. 30.
Jarum No.32 digunakan untuk titik-titik pada regio orbita, sedangkan
jarum yang tebal digunakan untuk memberi stimulasi yang kuat.
2. Posisi Pasien Untuk Penjaruman
Posisi pasien untuk pelaksanaan penjaruman dapat mengambil
berbagai bentuk, tergantung pada lokasi titik-titik yang akan ditusuk.
Yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan pasien untuk bertahan
selama waktu penusukan dalam posisi yang diambil, selanjutnya jika
perlu dapat dilakukan pemasangan penjepit untuk elektroda alat Elektro-
akupunktur ataupun pemanasan jarum dengan moksa. Posisi duduk tidak
dianjurkan bagi pasien yang baru pertama kali atau belum terbiasa
menjalani pengobatan akupunktur, walaupun penjaruman titik-titik yang
akan ditusuk lebih mudah dilakukan dalam posisi tersebut.

3. Lama penjaruman
Lama penjaruman untuk tiap titik rata-rata adalah 10 menit. Untuk
melakukan tonifikasi, penjaruman dilakukan kurang daripada 10 menit,
bahkan untuk mencapai tonifikasi sangat kuat jarum hanya ditusukkan
dan dimanipulasi sebentar, lalu dicabut dan tidak ditinggal. Untuk
melakukan sedasi, penjaruman dilakukan lebih daripada 10 menit, tetapi
biasanya tidak melebihi 30 menit.
4. Moksibasi
Moksibasi (moxibustion) adalah teknik pemanasan titik-titik
akupunktur dengan menggunakan moksa (Arthemesia vulgaris) yang
dibakar. Yang digunakan dalam Akupunktur Medik adalah batang moksa
(moxa stick) yang salah satu ujungnya dibakar dan dipegang serta
didekatkan ke titik akupunktur yang akan dihangatkan. Silinder moksa
dapat juga diiris-iris dan salah satu potongan irisan ditempelkan pada
gagang jarum yang telah ditusukkan, lalu dibakar untuk menyalurkan
panas melalui jarum ke dalam jaringan tubuh.
C. Titik Akupuntur Dalam Praktik Kebidanan
1. Macam Titik Akupuntur
Titik akupunktur (acupoint) dibedakan atas titik umum dan titik
istimewa. Titik umum adalah titik akupunktur yang terletak pada salah
satu meridian umum atau meridian garis tengah. Titik umum terdiri atas
309 titik bilateral yang terletak pada salah satu meridian umum di sisi kiri
dan kanan tubuh, serta 52 titik unilateral yang terletak pada salah satu
meridian garis tengah. Titik istimewa adalah titik akupunktur yang tidak
terletak pada salah satu meridian umum ataupun meridian garis tengah.
Terdapat ratusan titik istimewa dan jumlah ini terus bertambah sesuai
dengan perkembangan Ilmu Akupunktur.
Semua titik umum dan titik istimewa memiliki nama dan lokasi
tertentu yang tetap di permukaan tubuh. Selain itu terdapat pula titik nyeri
tekan (titik Ahse; Ah Shi point; Yes point) yang menimbulkan rasa nyeri
pada penekanan, tidak terletak pada lokasi titik umum atau titik istimewa,
dan bersifat spesifik-pasien.
Keseluruhan titik yang diuraikan di atas adalah titik-titik yang
digunakan dalam Akupunktur Umum (Makro-akupunktur). Dalam
berbagai bidang Mikro-akupunktur seperti Akupunktur Telinga,
Akupunktur Kepala, dan sebagainya digunakan titik-titik yang khas untuk
bidangnya masing-masing. Selanjutnya akan dibahas sebagian di antara
titik umum yang sering digunakan dalam praktik Kebidanan, dan yang
dimaksudkan dengan titik penting di sini adalah titik penting dalam
praktik Kebidanan.
2. Ukuran Penentuan Lokasi Titik
Satuan ukuran yang lazim digunakan dalam penentuan lokasi titik
akupunktur adalah cun (tsun), yang dalam kepustakaan Barat seringkali
diterjemahkan sebagai inci (human inch), walaupun 1 cun (= 1 inci)
dalam Ilmu Akupunktur belum tentu tepat sama panjangnya dengan 1 inci
metrik. Satu cun sama dengan 10 fen, atau 1 fen adalah 0.1 cun.
Cun adalah satuan ukuran yang bersifat spesifik-pasien dan
spesifik-area tubuh. Dalam Ilmu Akupunktur dikenal berbagai cara untuk
menentukan panjang 1 cun bagi seorang pasien tertentu. Metode yang
paling sering digunakan adalah “metode cun jari”
a. Ukuran cun jari tengah: Apabila jari tengah ditekuk sehingga ujung
jari tengah menyentuh ujung ibu jari, maka panjang ruas tengah jari
tengah adalah 1 cun.
b. Ukuran cun ibu jari: Lebar falang distal ibu jari adalah 1 cun.
c. Metode Fu: Lebar telunjuk, jari tengah, jari manis, dan kelingking
yang dirapatkan pada falang media adalah 1 fu (sama dengan 3 cun),
atau lebar telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan pada falang media
adalah 0.5 fu.
3. Titik Akupuntur yang Penting dalam Praktik Kebidanan
Titik-titik akupunktur yang penting untuk diingat dalam praktik
Kebidanan antara lain adalah titik-titik utama (command points) dan
sejumlah titik lainnya yang terpakai dalam preskripsi bagi beberapa
kelainan medik dalam praktik Kebidanan.
Macam-macam titik akupunktur utama antara lain yaitu:
a. Titik Pribadi (Horary point)
b. Titik Tonifikasi (Tonification point; titik Ibu): Merupakan titik
terlarang, kecuali jika digunakan sesuai dengan Hukum Defisiensi.
c. Titik Sedasi (Sedation point; titik Anak): Merupakan titik terlarang,
kecuali jika digunakan sesuai dengan Hukum Defisiensi.
d. Titik Alarm (Alarm point; titik Mu depan): Titik refleks bagi meridian
yang terkait. Titik ini akan mengalami nyeri tekan apabila “chi” pada
meridian tersebut terganggu.
e. Titik Asosiasi (Association point; titik Su belakang): Titik refleks bagi
meridian yang terkait. Titik ini akan mengalami nyeri tekan apabila
“chi” pada meridian tersebut terganggu.
f. Titik Luo (Connecting point): Titik yang digunakan untuk mentransfer
energi antar meridian “pasangan”.
g. Titik Sumber (Source point; titik Yen): Titik yang memiliki hubungan
khusus dengan organ tertentu dan fungsinya berkaitan dengan
meridian organ tersebut.
h. Titik Akumulasi (Accumulation point; titik Si)
4. Akupuntur Pada Ibu dengan Defisiensi Laktasi
Gejala: Ibu dianggap menderita defisiensi laktasi jika tidak
didapatkan distensi payudara ataupun pengeluaran ASI tak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus 48 jam setelah persalinan.
Preskripsi:
a. REN-17 Can Cung, ST-18 Ru Ken, HT-1 Ci Cuen, SI-1 Sao Ce, ST-
36 Cu San Li.
b. Tonifikasi SI-1 Sao Ce, SI-11 Tien Cung, BL-18 Kan Su, BL17 Ke
Su.
c. Payudara bengkak atau nyeri: Sedasi ST-18 Ru Ken, HC-6 Nei Kuan,
LV-14 Ci Men.

Teknik:

 Pilih titik-titik sesuai perjalanan meridian.


 Pada REN-17 Can Cung, jarum diarahkan lateral ke payudara, dan
pada ST-18 Ru Ken, jarum diarahkan horizontal ke atas.
 Sensasi akan menjalar ke payudara. Berikan stimulasi moderat,
pengobatan dilakukan satu atau dua kali sehari.

Dapus:

Harlan, Johan. 2009. Akupuntur Kebidanan. Universitas Gunadarma.

Mangoenprsodjo, A dan Hidayati. 2005. Terapi Alternative dan Gaya Hidup


Sehat. Yogyakarta: Pradipta Publishing

Wasito, H. 2011. Obat Kekayaan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai