Anda di halaman 1dari 10

AGRESIVITAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PION MEMORABILIA

KARYA ELWIN PADMARAKSA

Dikerjakan untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sosiologi Sastra

Oleh
Nurul Iqamah
(E1C018081)
V/C Pagi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2020
A. Latar Belakang
Salah satu fenomena sosial yang terjadi khususnya di daerah Bima ialah
munculnya perilaku agresivitas yang dilakukan oleh remaja. Munculnya perilaku
agresivitas merupakan salah satu fenomena sosial yang sering kali terjadi di tengah-
tengah masyarakat.
Setiap orang mungkin saja pernah merasakan berbagai macam emosi yang
mengarah pada tindakan agresi. Tindakan agresi umumnya disebabkan oleh amarah,
frustasi, lingkungan, dan didikan orang tua. Kebanyakan perilaku agresi yang dialami
pada masa remaja menjadi proyeksi masalah anti sosial dan perkembangan si anak di
masa depan.
Orang tua yang memiliki kecenderungan perilaku agresi bertujuan untuk
menguasai situasi, suatu rintangan atau halangan yang dihadapinya. Agresi tersebut
dapat disalurkan dalam perbuatan, penyaluran perilaku agresi berupa tindakan fisik,
selain luka fisik yang dirasakan korban, korban juga akan mengalami luka secara
psikologis yang dapat membuat korban perilaku lainnya.
Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan peran orang tua yang seharusnya
adalah membimbing dan membentuk keluarga yang sangat diperlukan seorang anak
sebagai tempat yang penuh dengan kasih sayang, mendapatkan rasa aman, rasa cinta
dan kesejahteraan bagi anaknya, bukan malah sebaliknya.
Sebagai contoh di daerah Bima ada beberapa perilaku agresivitas yang diketahui
penulis yang dilakukan oleh remaja, yaitu: mengikuta tawuran pelajar, saling menikam
satu sama lain, apatis, dan saling menghina dengan kata-kata yang menyakitkan. Selain
itu, salah satu perilaku agresivitas di kalangan remaja yang paling sering kali penulis
temukan ialah perilaku berontak atau melawan orang tuanya yang biasanya terjadi
karena pengaruh kurangnya kasih sayang dan bimbingan yang baik dan benar oleh
orang tuanya itu sendiri.
Sama halnya dengan fenomena yang ada di daerah Bima yaitu adanya prilaku
agresivitas yang dilakukan oleh remaja sebagai pengaruh dari kurangnya kasih sayang
orang tua, pada novel Pion Memorabilia juga terdapat agresivitas yang dilakukan oleh
tokoh utama Razka disebabkan oleh pengalaman Razka dalam menerima didikan keras
dari orang tua. Cara mendidik ayah Razka selalu menunjukkan perilaku agresi seperti
menghina dan memukul. Agresivitas Razka disebabkan oleh hasil peniruan dari
ayahnya yang selalu menunjukkan tindakan agresi. Bentuk-bentuk perilaku agresi
Razka ditunjukkan melalui tindakan agresi fisik langsung dan agresi verbal langsung.
Tindakan agresi fisik langsung oleh Razka dilakukan melalui perilaku yang kasar, yaitu
memukul dan menjerat korban. Agresi verbal tidak langsung dilakukan Razka melalui
kata-kata menghina dan mengintimidasi target yang menjadi sasaran luapan emosinya.
Oleh karena itu, berdasarkan fenomena di atas maka dalam penelitian ini peneliti
mengangkat judul “Agresivitas Tokoh Utama dalam Novel Pion Memorabillia Karya
Elwin Padmaraksa” untuk mengupas fenomena tindakan agresif yang memicu lahirnya
agresivitas serupa sebagai hasil dari istilah kekerasan akan mendorong kekerasan
lainnya.
Penelitian ini berfokus pada novel Pion Memorabilia karya Elwin Padmaraksa
sebagai karya debutnya. Mengangkat realitas kehidupan tokoh utama yang banyak
mencerminkan perilaku agresi. Novel ini menceritakan pengalaman tokoh Razka
khususnya perilaku yang muncul sebagai reaksi dari lingkungannya. Adanya stimulus
berupa kekangan dan didikan keras dari ayahnya, serta perlakuan orang lain yang
kurang dapat diterima selalu diikuti reaksi yang mempengaruhi perilakunya. Tantangan
terberat untuk berubah lebih baik membawanya menjadi pion yang selamat dalam
permainan kehidupan. Namun, pengalaman dari pembedaan perilaku yang diterimanya
selama ini memberi dampak pada bentuk perilakunya sebagai pelampiasan seperti
marah, memaki, memukul, dan bahkan mendendam.

B. Rumusan Masalah
Dari persoalan di atas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi tokoh utama Razka dalam melakukan
tindakan agresi dalam novel Pion Memorabila karya Elwin Padmaraksa?
2. Bagaimana bentuk perilaku agresivitas yang ditunjukkan tokoh utama Razka dalam
novel Pion Memorabila karya Elwin Padmaraksa?

C. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan perlu dicantumkan dalam sebuah penelitian agar tidak
terjadi plagiarisme dan mengetahui pembahasan terdahulu yang mengkaji tentang
objek material dan objek formal penelitian. Objek penelitian ini mengenai
agresivitas tokoh utama dalam novel Pion Memorabillia karya Elwin Padmaraksa
dan kerangka teoritis yang digunakan dalam mengupasnya adalah teori psikologi
perilaku yang dikembangkan Leonard Berkowitz.
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
dideskripsikan sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Zipora Stephanie (2012) dengan judul
”Hubungan Antara Konflik dengan Agresivitas pada Remaja Putri”. Penelitian
tersebut membahas tentang konflik antara orang tua dan hubungannya dengan
prilaku agresi pada remaja putri. Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan
perilaku agresi dalam bentuk fisik dan dalam bentuk verba menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan. Selain itu, perilaku agresi yang dilakukan remaja putri
dan konflik antar orang tua pada penelitian tersebut tergolong rendah. Adapun
persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Zipora Stephanie dan penulis ialah
sama-sama mengkaji tentang munculnya perilaku agresi yang dilakukan oleh remaja
sebagai pengaruh dari konflik yang terjadi antar orang tua. Hanya saja penulis
dalam penelitiannya tidak memfokuskan objek kajiannya pada remaja putri
melainkan pada tokoh utama Razka dalam sebuah novel yang berjudul Pion
Memorabillia.
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Savitri (2005) dengan judul ”Prilaku
Agresif Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Religiusitas”. Penelitian tersebut
membahas tentang hubungan antara religiusitas dengan perilaku agresif orang tua
terhadap anak. Penelitian tersebut memperlihatkan adanya hubungan antara
religiusitas dengan perilaku agresi orang tua terhadap anaknya. Semakin tinggi
religiusitas orang tua maka semakin rendah perilaku agresif orang tua, begitu juga
sebaliknya semakin rendah religiusitas orang tua maka semakin tinggi perilaku
agresif orang tua terhadap anaknya. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dian Savitri, penulis juga dalam penelitiannya membahas mengenai perilaku
agresif orang tua terhadap anak, hanya saja dalam penelitian yang dilakukan oleh
Dian Savitri fokus objek penelitiannya dikaitkan dengan tingkat religiusitas orang
tua terhadap tinggi rendahnya perilaku agresif orang tua pada anaknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Inggrid Waraow, Jimmy Posangi, Yolanda
Bataga (2019) dengan judul ”Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku
Agresi pada Anak Usia Remaja di SMA Negeri 1 Kakas”. Objek penelitian tersebut
mengenai hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perilaku agresi pada anak
usia remaja yang ada di SMA Negeri 1 Kakas. Hal tersebut berarti semakin tinggi
pola asuh otoriter orang tua maka semakin tinggi agresivitas remaja. Seperti halnya
penelitian yang dilakukan oleh Inggrid Waraow, Jimmy Posangi, Yolanda Bataga,
penulis saat ini juga dalam penelitian yang dilakukan membahas mengenai pola
asuh otoriter yang dilakukan orang tua terhadap anaknya. Hanya saja dalam
penelitian yang dilakukan oleh penulis saat ini objek penelitiannya yaitu ada pada
tokoh utama dalam novel Pion Memorabillia.
2. Landasan Teori
1. Teori Frustasi-Agresi
Kajian psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Frustasi-
Agresi yang dikembangkan Leonard Berkowitz. Teori tersebut mengatakan
bahwa agresi adalah hasil dari mengalami atau membuat frustasi, upaya
seseorang untuk mencapai tujuan. Ketika pertama kali dirumuskan, hipotesis
mengatakan bahwa frustasi selalu mendahului agresi dan agresi adalah
konsekuensi dari frustasi.
Perilaku agresi yang ditinjau dari berbagi arti, salah satunya dari
beberapa penelitian oleh Strauss, Gelless, dan Steinmetz mengungkapkan bahwa
bagaimana anak-anak dibesarkan, dan pengalaman yang mereka peroleh dalam
keluarga tentu memiliki pengaruh atas kecenderungan mereka terhadap tindak
kekerasan. artinya bahwa orang terdekat atau orang tua yang bertindak agresif
dapat menularkan pandangan mereka terhadap anak-anaknya. Di sisi lain,
kemungkinan penyebab agresi dan kekerasan yang muncul dengan berbagai cara
dapat dilihat dalam tindakan yang berbeda.
2. Agresivitas
a) Pengertian Agresi
Banyak ahli atau tokoh yang mengartikan agresi dengan makna yang
hampir serupa. Berkowitz (1993) mengatakan agresi ialah segala bentuk
perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun.
Senada dengan pandangan diatas, Brigham (1991) mengatakan bahwa
agresivitas adalah tingkah laku yang bertujuan untuk menyakiti orang yang
tidak ingin disakiti, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada juga
disampaikan oleh Baron dan Byrne (1994) bahwa perilaku agresif adalah
perilaku individu yang bertujuan untuk melukai atau mencelakakan individu lain
yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif


Menurut Martono dan Joewana (2006), ada faktor-faktor penyebab
timbulnya perilaku agresif, antara lain:
a. Faktor Pribadi
Remaja dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di lain pihak,
ia harus mengembangkan identitas diri secara positif. Ia harus beralih dari reaksi
kekanak-kanakan ke pertimbangan yang lebih rasional dan dewasa. Oleh karena
itu, remaja perlu memiliki pedoman tata nilai yang jelas. Jika remaja
tidakmemiliki pedoman tata nilai yang jelas maka kemungkinan akan terjadi
kekaburan nilai. Apalagi jika tidak ada tokoh yang dapat dijadikan panutan atau
norma-norma masyarakat juga dapat memungkin memiliki kekaburan dan
ketidakjelasan nilai. Hal ini akan mengakibatkan terjadi krisis identitas pada diri
remaja. Tidak tercapainya identitas diri yang positif, menimbulkan ketegangan
(stress) dan kecemasan pada remaja. Kekerasan merupakan sikap agresi sebagai
pelampiasan rasa frustrasi. Mereka mengambil identitas negatif dan terjerumus
pada kenakalan remaja. Bagi mereka, lebih baik daripada terombang-ambing
dalam ketidaktahuan diri.

b. Faktor Lingkungan Keluarga


Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama
bagi anak. Jika suasana keluarga kurang mendukung, pasti 6terjadi gangguan
perkembangan kejiwaan anak. Sumbernya, antara lain rumah tangga kacau,
orang tua yang berkonflik, orang tua sibuk dan kurang memperhatikan
kebutuhan kasih sayang bagi anak, orang tua terlalu memanjakan anak,
kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak, perilaku orang tua yang tidak
dewasa dan menyimpang.

c. Faktor Lingkungan Kelompok Sebaya


Jika kondisi di rumah kurang menunjang, anak mencari perhatian dan
identitas diri diluar. Kelompok teman sebaya memiliki kemungkinan dapat
mempengaruhi remaja menjadi agresif. Remaja ingin diterima kelompok
sebayanya sehingga mau mengikuti peraturan dan norma yang ditetapkan
kelompok. Ada rasa bangga karena banyak kawan dan merasa diri popular.
Ukuran popularitas adalah kemewahan, kekuatan fisik, kelihaian, dan
sebagainya.

d. Faktor Lingkungan Sekolah


Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan proses pendidikan pada
anak, keadaan guru dan sistem pengajaran yang tidak menarik, menyebabkan
anak cepat bosan. Untuk menyalurkan rasa tidak puasnya, mereka meninggalkan
sekolah atau membolos dan bergabung dengan kelompok anak-anak yang tidak
sekolah, yang pekerjaannya hanya berkeliaran tanpa tujuan yang jelas. Selain
faktor-faktor tersebut, jumlah siswa yang terlalu besar, kesenjangan sosial-
ekonomi, baik antara para pelajar maupun antara 7pelajar dan guru, disiplin dan
tata-tertib sekolah yang rendah, kurangnya sarana dan prasarana sekolah,
memahami didaktik atau metodik mengajar, kurangnya kegiatan ekstrakurikuler,
merupakan faktor-faktor penyebab perilaku agresif remaja.

e. Faktor Lingkungan Masyarakat


Kondisi sosial ekonomi, besarnya jurang antara kelompok yang ‘punya’
dan yang ‘tidak punya’, kurangnya sarana transportasi, lingkungan fisik
perkotaan yang tidak mendukung perkembangan diri anak dan remaja, situasi
politik yang tidak menentu, lemahnya penegakan hukum, rendahnya disiplin
masyarakat, dan pengaruh media massa merupakan penyebab meningkatnya
budaya kekerasan.

c) Tipe-Tipe Agresi
Pembagian tipe-tipe agresi menurut Myers (dalam Sarwono 2002:298)
ada dua jenis yakni sebagai berikut:
1. Agresi Rasa Benci atau Agresi Emosi (Hostile Agression)
Agresi rasa benci adalah ungkapan kemarahan dan ditandai dengan
emosi yang tinggi. Akibat dari jenis ini tidak dipikirkan oleh pelaku dan
pelaku memang tidak peduli jika akibat perbuatannya lebih banyak
mengakibatkan kerugian dari pada manfaat, contoh adalah seorang
membunuh tetangganya sebagai ungkapan kemarahan karena si tetangga
sering menginjak-injak kebun ketela miliknya (Sarwono 2002:296).
2. Agresi Instrumental (Instrumental Agression)
Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu, contohnya polisi menembak kaki seorang tahanan karena si
tahanan tersebut mencoba melarikan diri dari penjara.

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif.
Menurut Fraenkel & Wallen (2007:430), penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang mengharuskan peneliti mengkaji fenomena yang terjadi secara alamiah dengan
segala kompleksitasnya. Pengkajian terhadap fenomena ini juga sesuai dengan
dengan yang diungkap oleh Sukmadinata (2009:60) yang menyebutkan bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individual maupun kelompok. Penelitian ini berusaha menggambarkan data
dengan kata-kata atau kalimat yang dibedakan menurut unsur-unsur atau bagian-
bagian tertentu untuk memperoleh simpulan.
Metode deskriptif merupakan suatu metode untuk menggambarkan keadaan
objek yang diteliti yang sekaligus menguraikan aspek-aspek yang dijadikan pusat
perhatian dalam penelitian. Metode deskriptif digunakan untuk membantu upaya
identifikasi dan pemaparan unsur-unsur yang menjadi fokus penelitian.
Menurut Ratna (2007:39), metode analisis deskriptif adalah metode yang
digunakan dengan cara menganalisis dan menguraikan data untuk menggambarkan
keadaan objek yang diteliti dan menjadi pusat perhatian peneliti.
Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian,yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Penelitian yang menggunakan
metode deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisis dan interpretasi dari data tersebut. Dengan kata lain, metode
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan keadaan objek yang diteliti dengan
menguraikan hal-hal yang menjadi pusat perhatian dan mendukung objek penelitian.
Metode deskriptif yang diterapkan dalam penelitian ini dilakukan dengan
kegiatan analisis sebagai upaya memahami dan memberikan penjelasan sedalam-
dalamnya terhadap novel Pion Memorabillia karya Elwin Padmaraksa dengan fokus
analisisnya ialah mengenai munculnya perilaku agresivitas tokoh utama Razka dalam
novel tersebut.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode
pustaka dan metode catat. Metode pustaka adalah metode yang menggunakan
sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Dengan demikian, melalui metode
tersebut penulis dalam penelitian ini menggunakan sumber tertulis ialah novel Pion
Memorabillia untuk memperoleh data yang sesuai dengan objek penelitian.
Selain itu, apabila suatu karya sastra akan dianalisis, tidak cukup hanya karya
itu saja yang jadikan objek kajian, data-data lain di luar karya sastra bersangkutan
yang jumlahnya cukup banyak dan sangat penting keberadaannya akan sangat
mendukung jalannya penelitian. Demikian juga di dalam penelitian terhadap
agresivitas tokoh utama dalam novel Pion Memorabillia ini, data-data lain yang
digunakan antara lain teori mengenai penelitian psikologi sastra dan teori mengenai
agresivitas.
Lalu, metode catat ialah metode yang digunakan untuk memperoleh data
dengan cara membaca keseluruhan isi cerita atau novel yang dijadikan objek
penelitian secara berulang-ulang kemudian dicatat hal-hal penting yang menjadi
fokus penelitiannya.
3. Metode Analisis data
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk menguraikan dan menggambarkan
serta menjelaskan hasil analisis data secara deskriptif (gambaran secara sistematis).
Adapun langkah-langkah analisis data-data dalam penelitian ini yaitu: (1)
menyajikan data yang ditemukan pada novel Pion Memorabillia dalam bentuk
deskriptif untuk memudahkan pemahaman terhadap data yang ada; (2)
mengklasifikasi data dengan cara memilih dan menentukan data-data yang akan
dianalisis berdasarkan teori yang berkenaan dengan psikologi prilaku yaitu teori
frustasi-agresi yang dikembangkan oleh Leonard Berkowitz; (3) menganalisis data
sesuai dengan yang akan diungkapkan dalam penelitian yang di teliti yaitu mengenai
kepribadian dan aktualisasi diri tokoh utama Razka dalam novel Pion Memorabilia;
(4) hasil dari data yang telah di analisis berupa deskriptif tersebut disimpulkan
menurut data yang telah ditentukan.
E. Daftar Pustaka
Stephanie, Zipora. 2012. Hubungan Antara Konflik Antar Orang Tua dengan Agresivitas
pada Remaja Putri. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Savitri, Dian. 2005. Perilaku Agresif Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari
Religiusitas. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Warouw, Inggrid. dkk. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Agresi pada
Anak Usia Remaja di SMA Negeri 1 Kakas. Jurnal. Manado: Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi.
Kutha Ratna, Nyoman. 2015. Teori, Metode, dan Teknik: Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Prastowo, Andi. 2016. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Dirgantara, Relianedo Surya. 2007. Aresivitas Tokoh dalam Roman Therese Raquin
Karya Emile Zola. Skripsi. Semarang: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai