Anda di halaman 1dari 6

KONFORMITAS DAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN

PERILAKU AGRESI SISWA SMK DI JAKARTA TIMUR


Resti Septina Damayanti, Rilla Sovitriana, Evi Nilawati, Fransisca Anri Widyayani
Universitas Persada Indonesia YAI

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konformitas dan kematangan emosi dengan
perilaku agresi pada siswa SMK Jakarta Timur. Populasi penelitian adalah siswa
SMK Jakarta Timur yang berjumlah 140 orang, yang dijadikan sampel berdasarkan
tabel Krejcie – Morgan berjumlah 103 orang menggunakan proportional random
sampling. Hasil uji coba instrumen skala konformitas diperoleh Cronbach’s Alpha if
Item Deleted sebesar 0,536 – 0,856.Untuk skala kematangan emosi diperoleh
Cronbach’s Alpha if Item Deleted sebesar 0,406 – 0,830. Hasil analisis data
bivariate correlation pada konformitas dengan perilaku agresi diperoleh r =0,595
dengan p =0,000< 0,05. Sehingga Ha1 yang menyatakan “ada hubungan konformitas
dengan perilaku agresi pada siswa SMK Jakarta Timur” diterima. Hasil analisis data
bivariate correlation pada kematangan emosi dengan perilaku agresi diperoleh r =-
0,310 dengan p =0,001< 0,05. Sehingga Ha2 yang menyatakan “ada hubungan
kematangan emosi dengan perilaku agresi pada siswa SMK Jakarta Timur” diterima.
Koefisien korelasi multivariate correlation konformitas dan kematangan emosi dengan
perilaku agresi diperoleh R =0,639 dengan p =0,000<0,05. Sehingga Ha3 yang
menyatakan “ada hubungan kematangan emosi dengan perilaku agresi pada siswa SMK
Jakarta Timur”.

Kata Kunci : Konformitas, Kematangan Emosi, Perilaku Agresi

PENDAHULUAN setiap tahunnya. Sebanyak 12 kasus


menyebabkan kematian.
Belakangan ini kita telah dikejutkan Kasus geng motor yang semakin brutal
dengan adannya berbagai macam kasus sangat meresahkan. Terdapat tiga
kenakalan remaja yang semakin perilaku buruk geng motor yaitu,
menyimpang. Berbagai macam kasus balapan liar, pengroyokan, dan judi
kenakalan remaja yang dimaksud antara dengan bentuk taruhan.Aksi brutal geng
lain saling ejek satu sama lain atau motor di Jakarta telah menewaskan 60
antar sekolah, tawuran dan yang semakin orang setiap tahunnya.Sementara pada
meresahkan adalah, tindak kenakalan tahun 2011 terdapat 339 kasus tawuran
remaja yang masuk dalam kategori menyebabkan 82 anak meninggal
kriminal yaitu pencurian dan pembegalan dunia.Demikian hingga bulan Juni
yang dilakukan oleh anak- anak usia tahun
remaja belakangan ini. 2012 terjadi 139 kasus tawuran di
Di Indonesia kasus kenakalan Jakarta. Sebanyak 12 kasus
remaja bukan lagi hal yang biasa menyebabkankematian(http://abredenk8
melainkan hal yang patut untuk di 9.blogspot.co.id).
waspadai karena semakin bertambah Dari sekian banyak kasus
kenakalan remaja di Jakarta, kasus yang

74 IKRAITH-humanira Vol 2 No 3 Bulan November 2018


paling memprihatinkan dan masih emosinya di hadapan orang lain
banyak terjadi sampai saat ini adalah melainkan menunggu saat dan tempat
tawuran antar pelajar. Perilaku siswa yang lebih tepat untuk mengungkapkan
untuk saling mengejek satu sama lain, emosinya dengan cara-cara yang lebih
ataupun mengejek-ejek sekolah lain, hal dapat diterima (Hurlock, 2015: 212).
tersebut dapat menimbulkan provokasi Pada penelitian yang dilakukan oleh
bagi sebagian pelajar remaja yang dapat Arief Nurtjahyo dan Andik Matulessy
membahayakan kedua belah pihak (2013: 225) dikatakan bahwa berbagai
sehingga mengarahkan pada terjadinya penelitian telah dilakukan untuk mencari
perilaku agresi yaitu perkelahian antar cara bagaimana menanggulangi atau,
pelajar atau yang dikenal dengan paling tidak, mengurangi perilaku
tawuran. Perilaku agresi merupakan agresif, khususnya bagi pelajar dan
perilaku yang dapat membahayakan atau mahasiswa. Dari berbagai faktor yang
menyakiti seseorang secara fisik mempengaruhi, kematangan emosi dan
maupun mental. konformitas dianggap sebagai dua faktor
Perilaku agresi yang dilihatkan yang cukup penting dalam mempengaruhi
oleh remaja merupakan perilaku yang perilaku agresif.
menunjukkan adanya rasa ingin Tujuan dari penelitian ini
mencelakai seseorang baik fisik maupun adalah: (1) untuk mengetahui hubungan
mental. Biasanya keadaan seperti ini antara konformitas dengan perilaku
merupakan provokasi dari luar yaitu agresi pada siswa SMK Jakarta Timur.
teman atau kelompok tertentu. (2) untuk mengetahui hubungan antara
Kelompok biasanya memiliki hubungan kematangan emosi dengan perilaku
yang kuat dan memiliki kelekatan antara agresi pada siswa SMK Jakarta Timur.
individu dengan individu yang lain. (3) untuk mengetahui hubungan antara
Baron dan Byrne (2005:175) konformitas dan kematangan emosi
menyebutkan bahwa kelompok adalah dengan perilaku agresi pada siswa
sekumpulan orang yang dipersepsikan SMK Jakarta Timur.
terikat satu sama lain dalam sebuah unit
yang koheren pada derajat tertentu. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kehidupan berkelompok,
setiap kelompok memiliki aturan yang A. Perilaku Agresi
digunakan untuk mengatur anggotanya. 1. Pengertian Perilaku Agresi
Setiap anggotanya harus mentaati
aturan-aturan yang ditetapkan kelompok Agresi menurut Myers (2012:69)
tanpa diminta. Hal inilah yang disebut adalah perilaku fisik atau verbal yang
dengan konformitas. Konformitas adalah bertujuan untuk menyakiti orang lain.
suatu jenis pengaruh sosial di mana Perilaku yang termasuk dalam definisi
individu mengubah sikap dan tingkah agresi ini, yaitu menendang dan
laku mereka agar sesuai dengan norma menampar, mengancam dan menghina,
yang ada. bahkan bergunjing (gosip) atau
Remaja dengan tingkat menyindir. Perilaku lain yang termasuk
kematangan emosi yang tinggi, dapat dalam batasan definisi agresi, yaitu
memahami situasi-situasi dengan baik menghancurkan barang, berbohong, dan
dan tidak mudah terprovokasi dalam hal perilaku lainnya yang memiliki tujuan
yang dapat merugikan orang lain untuk menyakiti.
maupun dirinya sendiri. Anak laki-laki Menurut Sarwono dan Meinarno
dan perempuan dikatakan sudah (2009:162) agresi merupakan tindakan
mencapai kematangan emosi bila pada melukai yang disengaja oleh seseorang
akhir masa remaja tidak meledakkan

IKRAITH-humanira Vol 2 No 3 Bulan November 2018 75


atau institusi terhadap orang atau institusi 5. Keterangsangan yang meningkat
lain yang sejatinya disengaja. emosi, kognisi, dan agresi
Keterangsangan agresi masih tetap
2. Aspek-aspek Perilaku Agresi ada setelah melalui situasi di mana hal itu
Buss dan Perry (1992:452-459) terjadi dan salah diinterpretasikan sebagai
menyatakan bahwa terdapat beberapa rasa marah.
aspek yang mewakili perilaku agresi
manusia, yaitu: b. Faktor pribadi
a. Agresi fisik 1. Pola perilaku tipe A: meliputi tingkat
kompetitif, urgensi waktu, dan hostility
Merupakan komponen dari yang tinggi.
perilaku motorik seperti melukai dan 2. Pola perilaku tipe B: meliputi
menyakiti orang lain secara fisik. karakteristik-karakteristik yang
b. Agresi verbal berhubungan dengan pola perilaku tipe
Merupakan komponen dari A.
perilaku motorik seperti melukai dan 3. Agresi hostile: agresi untuk melakukan
menyakiti orang lain dengan suatu kekerasan pada korban
menggunakan verbalisasinya. 4. Agresi istrumental: agresi yang
c. Kemarahan tujuan utamanya bukan untuk
Merupakan komponen emosi menyakiti korban tetapi untuk
atau afektif, dimana suatu kondisi dalam mencapai tujuan lain tertentu.
diri individu dipengaruhi oleh kontrol 5. Bias atribusional hostile:
emosi mempersepsikan maksud dalam tindakan
d. Permusuhan orang lain ketika tindakan ini dirasa
Merupakan komponen kognitif ambigu.
seperti perasaan benci dan curiga pada 6. Narsisme: berlebihan dalam
orang lain. memegang pandangan akan nilai
dirinya sendiri.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi 7. Perbedaan gender: pria lebih cenderung
Perilaku Agresi untuk terlibat dalam perilaku seperti ini
Terdapat beberapa faktor sosial, daripada wanita.
pribadi, dan situasional yang
mempengaruhi perilaku agresi menurut c. Faktor situasional
Baron dan Byrne, (2005: 143-148), 1. Suhu udara
yaitu Meningkatkan agresi hanya sampai titik
a. Faktor sosial tertentu.Di atas tingkat tertentu, agresi
1. Frustasi menurun selagi suhu udara meningkat.
Merupakan suatu pengalaman yang tidak 2. Konsumsi alkohol
menyenangkan. Kecenderungan agresi cukup rendah
2. Provokasi menjadi lebih agresif dalam
Tindakan oleh orang lain yang cenderung pengaruh alkohol dan pada
memicu agresi pada diri si penerima. individu dalam keadaan normal
3. Agresi yang dipindahkan menunjukkan tingkat agresi yang
Agresi terhadap seseorang yang bukan rendah.
sumber dari provokasi yang kuat.
4. Kekerasan media B.Konformitas
Agresi di antara penonton menyebabkan 1.Pengertian Konformitas
melemahnya pertahanan untuk menolak Menurut Santrock (2007:60) konformitas
melakukan agresi. terjadi apabila individu mengadopsi sikap
atau perilaku orang lain karena merasa

76 IKRAITH-humanira Vol 2 No 3 Bulan November 2018


didesak orang lain (baik desakan nyata aturan-aturan dari kelompok tanpa
atau hanya bayangan saja), desakan untuk banyak bertanya.
konform pada kawan-kawan sebaya
cenderung sangat kuat selama masa d. Norma sosial
remaja. Konformitas terhadap desakan Aturan yang mengindikasikan
kawan- kawan sebaya dapat bersifat bagaimana individu seharusnya
positif ataupun negatif. bertingkah laku pada suatu situasi yang
spesifik.
2. Aspek-aspek Konformitas
Menurut Sears, dkk (1985: 85) C.Kematangan Emosi
ada beberapa aspek konformitas, yaitu: 1.Pengertian Kematangan Emosi
a. Kekompakan Emosi menurut Goleman (2016:409)
Kekompakan merupakan suatu kekuatan adalah suatu perasaan dan pikiran- pikiran
yang menyebabkan remaja tertarik pada khasnya, suatu keadaan biologis dan
suatu kelompok dan menjadi anggota psikologis, dan serangkaian
kelompok tersebut. kecenderunganuntuk bertindak.Sementara
menurut Santrock (2007:200) emosi
b.Kesepakatan adalah perasaan atau afek yang
Remaja yang dihadapkan pada keputusan muncul ketika seseorang dalam status
kelompok yang sudah bulat akan atau interaksi yang penting baginya,
mendapat tekanan yang kuat untuk terutama bagi kesejahteraannya.
menyesuaikan pendapatnya Sedangkan kematangan emosi menurut
Hurlock (2015:213) adalah reaksi
c. Ketaatan emosional yang stabil, tidak
Ketaatan merupakan sesutau yang berubah-ubah dari satu emosi atau
dilakukan serta terbuka sehingga terlihat suasana hati ke suasana hati yang lain.
oleh umum walaupun hatinya tidak Adapun menurut Chaplin (2004: 165)
setuju. kematangan emosi adalah satu keadaan
atau kondisi mencapai tingkat
3. Ciri-ciri Konformitas kedewasaan dari perkembangan
Menurut Baron dan Byrne emosional dan karena itu pribadi yang
(2005: 53) terdapat beberapa ciri-ciri bersangkutan tidak lagi menampilkan
konformitas, yaitu: pola emosional yang pantas bagi anak-
a. Kesepakatan anak.
Suatu bentuk pengaruh sosial
yang meliputi permintaan langsung 2.Aspek-aspek Kematangan Emosi
seseorang pada orang lain. Menurut Walgito dalam (Guswani dan
Kwuryan, 2011:88) aspek-aspek
b. Kepatuhan kematangan emosi adalah:
Suatu bentuk pengaruh sosial di a. Dapat menerima keadaan dirinya
mana seseorang hanya perlu maupun orang lain seperti apa adanya.
memerintahkan satu orang lain atau b. Tidak implusif.
lebih untuk melakukan satu atau c. Dapat mengontrol emosi dan ekspresi
beberapa tindakan. emosinya dengan baik.
d. Dapat berfikir secara objektif dan
c. Indoktrinasi intensif realistis
Suatu proses yang dilalui e. Mempunyai tanggung jawab yang
individu untuk menjadi anggota suatu baik.
kelompok dan meneriam belief serta

IKRAITH-humanira Vol 2 No 3 Bulan November 2018 77


METODOLOGI PENELITIAN emosi dengan perilaku agresi.Artinya
semakin tinggi kematangan emosi maka
Skala yang digunakan dalam penelitian semakin rendah perilaku agresi.
ini adalah skala perilaku agresi, Hasil penelitian ini searah
skala konformitas dan skala kematangan dengan hasil penelitian yang dilakukan
emosi. oleh Arief Nurtjahyo dan Andik
Matulessy (2013:227) yang menyatakan
ANALISIS DATA DAN bahwa ada hubungan negatif yang
PEMBAHASAN signifikan antara kematangan emosi
Dari hasil penelitian untuk menguji dengan perilaku agresi.Artinya
hipotesis secara bivariate antara variabel semakin tinggi kematangan emosi maka
konformitas dan perilaku agresi diperoleh semakin rendah perilaku agresinya.
nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,595 Berdasarkan hasil analisis
dengan p = 0,000 sehingga p < 0,05. Maka
diketahui bahwa terdapat hubungan Multivariate Correlation diperoleh
signifikan dengan arah korelasi positif koefisien korelasi R antara konformitas
antara konformitas dengan perilaku dan kematanan emosi dengan perilaku
agresi. Hal ini menunjukkan ada agresi sebesar 0,639. Dengan kata lain,
hubungan antara konformitas dengan ada hubungan yang signifikan antara
kematangan emosi pada siswa SMK konformitas dan kematangan emosi
Jakarta Timur. Hal ini sesuai dengan dengan perilaku agresi pada siswa SMK
yang telah dikemukakan oleh Santrock Jakarta Timur.
(2007 :60) konformitas terjadi apabila Hasil kategorisasi pada penelitian
individu mengadopsi sikap atau perilaku ini, skor konformitas berada dalam
orang lain karena merasa didesak orang kategori tinggi, hal ini dapat diketahui
lain (baik desakan nyata atau hanya dengan mean temuan sebesar 67.65.
bayangan saja), desakan untuk konform Selanjutnya untuk skor kematangan
pada kawan-kawan sebaya cenderung emosi dalam kategori tinggi dengan mean
sangat kuat selama masa remaja. temuan sebesar 61.68. kemudian skor
Konformitas terhadap desakan kawan- perilaku agresi termasuk dalam kategori
kawan sebaya dapat bersifat positif tinggi dengan mean temuan sebesar
ataupun negatif. 85.24. Dari hasil penelitian konformitas
Hasil penelitian untuk uji dan kematangan emosi memiliki
hipotesis secara bivariate antara variabel hubungan yang signifikan dengan
kematangan emosi dengan perilaku perilaku agresi. Artinnya semakin baik
agresi diperoleh koefisien korelasi konformitas dan kematangan emosi yang
sebesar r = -0,310 dengan p = 0,001 dimiliki maka perilaku agresi yang
sehingga p < 0,05. Maka diketahui dilakukan semakin rendah.
bahwa terdapat hubungan yang Kontribusi konformitas dan
signifikan dengan arah korelasi negatif kematangan emosi terhadap perilaku
antara kematangan emosi dengan agresi dalam penelitian ini sebesar
perilaku agresi. Hal ini menunjukkan 40,9%, sisanya dijelaskan oleh variabel-
ada hubungan antar kematangan emosi variabel lain diluar penelitian. Dari
dengan perilaku agresi pada siswa uraian diatas maka hasil penelitian ini
SMK Jakarta Timur. dapat memperkuat pernyataan yang
Hal ini sesuai dengan penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara
sebelumnya yang dilakukan oleh Aprius konformitas dan kematangan emosi
Maduwita Guswani dan Fajar Kawuryan dengan perilaku agresi pada siswa
(2011:88) yang menunjukkan bahwa ada SMK Jakarta Timur.
hubungan negatif antara kematangan

78 IKRAITH-humanira Vol 2 No 3 Bulan November 2018


KESIMPULAN Guswani, Aprius Maduwita.,
Kawuryan, Fajar. (2011), “Perilaku
Berdasarkan hasil analisis Agresi pada Mahasiswa ditinjau dari
multivariate menujukkan adanya Kematangan Emosi”, Jurnal Psikologi
pengaru yang signifikan antara Pitutur, Vol.I No 2.
konformitas dan kematangan emosi Hurlock, Elizabeth B, 2015. Psikologi
dengan perilaku agresi pada siswa Perkembangan, Edisi kelima. Penerbit
SMK Jakarta Timur. Erlangga Myers.,G.David., 2012.
Sedangkan berdasarkan hasil Psikologi
analisis korelasi bivariate antara
Sosial, Edisi 10, Buku 2. Jakarta:
konformitas dan perilaku agresi
Salemba Humanika
pada siswa SMK Jakarta Timur
menunjukkan ada hubungan dengan Nando., Pandjaitan Nurmala K., (2012).
arah positif. Hal ini berarti jika siswa “Hubungan Antara Perilaku Menonton
mempunyai sikap konformitas yang Film Kekerasan Dengan Perilaku Agresi
tinggi, maka perilaku agresinya semakin Remaja”.Jurnal Psikologi, Vol. 6No. 1.
tinggi. Begitu pula sebaliknya, siswa Nurtjahyo, Arief., Matulessy, Andik.
yang mempunyai konformitas yang (2013), “Hubungan Kematangan
rendah maka perilaku agresinya rendah. Emosi dan Konformitas Terhadap
Berdasarkan hasil analisis Agresivitas Verbal”, Jurnal
korelasi bivariate antara kematangan Psikologi Indonesia, Vol. 2 No. 3.
emosi dan perilaku agresi pada siswa Santrock, John W., 2007. REMAJA,
SMK Jakarta Timur menunjukkan ada Edisi Kesebelas, Jilid 2. Sarwono, Sarlito
hubungan dengan arah negatif. Hal ini W., Meinarno, Eko
berarti jika siswa mempunyai sikap A, 2009. Psikologi Sosial. Jakarta :
kematangan emosi yang tinggi, maka
Salemba Humanika
perilaku agresinya rendah. Begitu pula
sebaliknya, siswa yang mempunyai Sears, David O., Freedman, Jonathan
L, 1985. Psikologi Sosial,
kematangan emosi yang tinggi maka
Edisi kelima, Jilid 2. Penerbit Erlangga.
perilaku agresinya rendah.
Utami, Fransisca Nurmalita Hapsari,
Silalahi, Betty Yuliani., (2013),
DAFTAR PUSTAKA “Hubungan Antara Identitas Sosial
Dan Konformitas Pada Anggota
Arifin, Dr. Bambang Syamsul, M.Si, 2015. Komunitas Virtual Kaskus Regional
Psikologi Sosial, Cetakan 1.Bandung
: CV Pustaka Setia. Depok”. Jurnal Proceeding
Auliya, Miftah., Nurwidawati, Desi., Psikologi, Vol. 5.
(2014), “Hubungan Kontrol Diri Walgito, Prof. Dr. Bimo, 2004.
Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Pengantar Psikologi
SMA Negeri 1 Umum, Yogyakarta : ANDI
Padangan Bojonegoro”. Character , Vol. Wilujeng, Puput., Budiani, Meita,
02. No.3 Santi, S.Psi. (2013), “Pengaruh
Baron, Robert. A., Byrne, Donn, 2005. Konformitas Pada Geng Remaja
Psikologi Sosial, Edisi kesepuluh, Terhadap Perilaku Agresi Di SMK
Jilid 2, PT. Gelora Aksara Pratama, PGRI 7 Surabaya”, Jurnal
Penerbit Erlangga. Penelitian Psikologi, Vol.
Chaplin, J.P., 2004. Kamus Lengkap
Psikologi, Cetakan Kesembilan.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

IKRAITH-humanira Vol 2 No 3 Bulan November 2018 79

Anda mungkin juga menyukai