Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

“ Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas yang di bina oleh Ns.
KURNIA LAKSANA .,S.Kep. M,Kep.”

Nama :

Khoirotul Fajriyah

(1814314201037)

Progan Studi Keperawatan


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI
MALANG 2018
TULISKAN TENTANG KONTEKS LEGAL ASUHAN KEPERAWATAN JIWA MELIPUTI :

(1) PASIEN RAWAT INAP


a) Karakteristik pasien masuk RS
1) Pasien kambuh,karena pasien lupa atau tidak mengkonsumsi obat.
2) Pasien tidak mengontrolkan ke dokter secara rutin.
3) Menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter.
4) Kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat
5) Adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress.

Adapun gejala atau karakteristik yang positif dari gangguan jiwa seperti :

1) Delusi
2) Halusinasi
3) Kekacauan pikiran
4) Gaduh gelisa
5) Perilaku aneh dan bermusuhan

Adapun gejala atau karakteristik yang negatif dari gangguan jiwa seperti :

1) Alam perasaan.
2) Menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan.
3) Kurang kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara)
4) Pasif
5) Apatis atau acuh tak acuh
6) Sulit berfikir abstrak
7) Kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif serta rasa takut dan
cemas (Siahaan,2012)

Dari karakteristik di atas dapat menyebabkan pasien gangguan jiwa


masuk kedalam rumah sakit kembali untuk melakukan terapi-terapi
atau perawatan di rumah sakit agar pasien tidak melakukan tindakan-
tindakan yang tidak keluarga inginkan. Keluarga kuga harus
memberikan dukungan penuh untuk kesembuhan pasien gangguan
jiwa tersebut, agar pasien tidak merasa terbebani atau stress.

b) Pemulangan pasien dari RS


Perencanaan pemulangan pasien adalah suatu proses dimana pasien mulai
mendapat pelayanan kesehatan yang diberikan dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya. Selain itu, perawat harus mampu menentukan pengetahuan ,
keahlian, dan tindakan apa yang dapat membantu pasien beradaptasi terhadap
lingkungan baru setelah pemulangan.
Saat pasien akan dipulangkan :
1) Saat pasien sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit , pasien
sebaliknya di pulangkan dan memperoleh planning yang sesuai.
2) Yang berhak memutuskan pasien pulang atau tidak adalah dokter
spesialis.
3) Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam
perencanaan dan pelaksanaan pemulangan pasien.
4) Pertimbangkan juga aspek social,budaya,etnis,dan keuangan.

Jika pasien dalam rumah sakit jiwa , pasien dengan kondisi keterbatasan
mental bisa di pulangkan jika pasien benar-benar sudah tidak dalam
kondisi yang mentalnya terganggu. Tetapi pasien juga masih bisa
berkontrol untuk tetap bisa mengetahui kesehatan mentalnya.

c) Status hak warganegara


Status hak warga Negara kepada orang yang mengalami gangguan jiwa
dengan di pasung atau di kurung sebagai perbuatan pelanggaran Hak Asasi
manusia. Pada dasarnya, setiap manusia berhak untuk hidup bebas dari
penyiksaan sebagaimana yang termasuk dalam sejumlah peraturan perundang-
undangan seperti ini :
 Pasal 28 ayat (2) UUD 1945
“Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari Negara”.
 Pasal 28 ayat (1) UUD 1945
“ hak untuk hidup hak untuk tidak disiksa hak kemrdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hokum,dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hokum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusi yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”
 Pasal 9 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
(1) Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan
meningkatkan taraf kehidupan.
(2) Setiap orang berhak hidup tentram, aman , damai , bahagia,
sejahtera lahir dan batin.
(3) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.

Selain itu , bagi penderita cacat mental , diatur haak-haknya dalam


pasal 42 UU HAM yang berbunyi :

“Setiap warga Negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau
cacat mental berhak memperoleh perawatan , pendidikan ,
pelatihan , dan bantuan khusus atas biaya Negara, untuk
menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat
kemanusiaanya, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan
bernegara.”
d). pembenaran
dalam keperawatan jiwa di benarkan bahwa orang yang memiliki
gangguan jiwa tidak boleh untuk di pasung karena bisa menyebabkan mental
pada gangguan jiwa bisa terganggu. Sebaiknya, orang memiliki gangguan
jiwa di bawa ke Rumah sakit untuk melakukan terapi-terapi di rumah sakit
tersebut.

(2) KOMITMEN PASIEN BEROBAT JALAN


Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu pelayanan yang menjadi perhatian
utama rumah sakit di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan pasien rawat jalan lebih
banyak di bandingkan dengan pasien rawat inap. Dari jurnal yang saya baca hasil
pengujian dari komitmen dapat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan
bertahan berobat. Jadi pasien dapat berkomitmen untuk tetap mengontrolkan tentang
kesehatannya agar bisa tetap berobat meskipun tidak rawat inap.

(3) HAK-HAK PASIEN

1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil , dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran tanpa diskriminasi
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan
5) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas dapat menentukan
pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan pihak luar
6) Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan
7) Pasien memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindae
dari kerugian fisik dan materi
8) Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data medisnya
9) Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi :
 Penyakit yang diderita
 Tindakan mdik apa yang hendak dilakukan
 Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya
 Alternatif terapi lainnya
 Perkiraan biaya pengobatan
10) Pasien berhak menyetujui/ memberikan izin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri, sesudah
memperoleh informassi yang jelas tentang penyakitnya
12) Pasien berhak mendapingi keluarganya dalam keadaan kritis
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama/ kepercayaan yang di
anutnya selama hal itu tidak menganggu pasien lain
14) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya
15) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit
16) Pasien berhak menrima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
17) Oasien berhak menggungat danmenuntut rumah sakit apabila rumah sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
data ataupun pidana
18) Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan eletronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang
(4) PERAN LEGAL PERAWAT

Pokok bahasan aspek legal dan etis dalam keperawatan jiwa di awali dengan
pembahasan peran fungsi perawat jiwa,domain aktivitas keperawatan jiwa , standart
praktik keperawatan jiwa, dan penerapan konsep etika dalam keperawatan jiwa.

Peran fungsi perawat jiwa saat ini telah berkembang secara kompleks. Peran
perawat jiwa sekarang mencakup parameter kompetensi klinik,advokasi pasien, tanggung
jawab fiscal (keuangan), kolaborasi professional,akuntabilitas (tanggung gugat) social,
serta kewajiban etik dan legal. Dengan demikian, dalam memberikan asuhan keperawatan
jiwa perawat di tuntut melakukan aktivitas pada area utama yaitu :

1) Aktivitas asuhan langsung


2) Aktivitas komunikasi
3) Aktivitas pengelolaan /penatalaksanaan manajemen keperawatan

Meskipun tidak semua perawat berperan dalam semua aktivitas, mereka tetap
mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang kompeten dari perawat jiwa.
Selain itu, perawatan jiwa harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap


budaya.
2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan
keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks dan kondisi yang
dapat menimbulkan sakit.
3. Berperan serta dala aktivitas pengelolaan kasus, seperti mengorganisasi,
mengkaji, negoisasi , koordinasi , dan mengintegrasikan pelayanan serta
perbaikan bagi individu dan keluarga.
4. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga,dan
kelompok untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas
kesehatan mental termasuk pemberi pelayanan terkait, teknologi, dan
sistem social yang paling tepat.
5. Meningkatkan, memelihara kesehatan mental, serta mengatasi pengaruh
penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan asuhan kepada mereka yang mengalami penyakit fisik
dengan masalah psikososial dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.
7. Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga, staf , dan pembuatan kebijakan.

Dalam menjalankan peran fungsinya, perawat jiwa harus mampu


mengidentifikasi, menguraikan , dan mengukur hasil asuhan yang mereka
berikan pada pasien, keluarga, dan komunitas. Hasil adalah semua hal yang
terjadi pada pasien dan keluarga ketika mereka berada dalam sistem pelayanan
kesehatan, dapat meliputi status kesehatan, status fungsional, kualitas
kehidupan, ada atau tidaknya penyakit, jenis respons koping , serta kepuasan
terhadap tindak penanggulangan.

Evaluasi hasil dapat berfokus pada kondisi klinik, intervensi, dna proses
pemberian asuhan. Berbagai hasil dapat dievaluasi mencakup indikator-
indikator klinik, fungsional , finansial , serta perseptual kepuasan pasien dan
keluarga.
TULISLAH TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN JIWA MELIPUTI :

 Upaya pencegahan primer

Fokus pelayanan keperawatan jiwa pad peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya
gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa targetnya pelayanan yaitu anggota
masyarakat yang sehat jiwa dan belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan
kelompok umur yaitu anak-anak,remaja,dewasa,dan usia lanjut.

Aktivitas pada pencegahan primer adalah :

a). program pendidikan kesehatan , program stimulasi perkembangan, program


sosialisasi, manajemen stress , persiapan orang tua. Beberapa kegiatan yang dilakukan
adalah :

1).pendidikan kesehatan orang tua

2). Cara mengatasi stress

b). program dukungan sosial diberikan pada anak yatim, kehidupan program , kehilangan
pekerjaan, kehilangan rumah / tempat tinggal, yang semua ini memungkinkan terjadi
akibat bencana.

c). program pencegahan penyalahgunaan obat.

d). program penccegahan bunuh diri

 Upaya pencegahan sekunder

fokus pelayanan keperawatan jiwa pada tingkat pencegahan sekunder adalah deteksi
dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera . tujuan
pelayanan adalah mencegah dan menurunkan kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan
yaitu anggota masyarakat yang beresiko/ gangguan jiwa (telah memiliki faktor resiko) dan
memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa.
 Upaya pencegahan tersier

Fokus pelayanan jiwa pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa dan pemulihan optimal. Target pelayanan
yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan.
DAFTAR PUSTAKA

(Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015), (Agus Waluyo, 2017),(Fitriasari, Rohman, &
Koeswo, 2017), Sembiring MG. Pengaruh Harapan, Reputasi Universitas, dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas 11. Wang W, Wang Y, and Liu E. The Stickness Intention of Mahasiswa
Program Sarjana Non-Kependidikan Group-Buying Website: The Integration of The
Unversitas Terbuka (2012).

Anda mungkin juga menyukai