Asuhan Keperawatan Pada Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Wanita Dan Pria
Asuhan Keperawatan Pada Agregat Dalam Komunitas Kesehatan Wanita Dan Pria
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian
secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang
terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh penduduk
dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-
negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM
pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovascular
merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit
pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama
menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit
Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia,
peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin.
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat
penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian
per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada
saat ini.
Secara global, regional dan Nasional pada tahun 2030 transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin
jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan
kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti
kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya
akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu
penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi
lainnya diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan
kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan
gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern,
pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah
Triple Burden Diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah
ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu ,
munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (Re-Emerging Diseases).
Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa
selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana
kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan
kematian karena penyakit menular semakin menurun.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), terdapat 50.1% responden
laki-laki yang terkena Hipertensi. Hal ini dikarenakan prevalensi merokok di
Indonesia sangat tinggi, terutama pada laki-laki mulai dari anak, remaja dan
dewasa. Data dari Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi perokok 16
kali lebih tinggi pada laki-laki (65.9%) dibandingkan perempuan (4.2%). Selain
dari merokok, hal lain yang memicu tingginya hipertensi disebabkan oleh
kebiasaan memakan makanan yang kadar asupan lemaknya >30%, aktivitas
fisik yang sangat kurang dan mengalami stress. Sedangkan, prevalensi asma
dan kanker di Indonesia cenderung lebih tinggi pada perempuan dibandingkan
dengan laki-laki. Prevalensi kanker cenderung lebih tinggi pada masyarakat
kota dibanding pedesaan dan cenderung lebih tinggi pada orang yang
berpendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat,
kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, serta kurangnya aktivitas fisik
(Riskesdas, 2013).
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi
prevalensi PTM di Indonesia, namun belum sepenuhnya mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Sebagai seorang perawat, peran kita tidak hanya
sebagai pemberi pengobatan ataupun perawatan di rumah sakit, namun juga
dapat berperan sebagai perawat komunitas yang berperan meliputi pendidik,
pengamat kesehatan, koordinator pelayanan kesehatan, peran pembaharu, role
model dan fasilitator kesehatan. Peran perawat komunitas dalam mengurangi
PTM yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal
mungkin melalui praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui
peningkatan kesehatan (Promotif), dan pencegahan penyakit (preventif) di
semua tingkat pencegahan (levels of prevention) tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitative.
BAB II
TINJAUAN TEORI
8. Pengendalian Hipertensi
Pengendalian hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga
dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota
keluarga yang menderita hipertensi.Pengaturan pola hidup sehat sangat
penting pada klien hipertensi guna untuk mengurangai efek buruk dari pada
hipertensi.
a. Berhenti merokok
Merokok sangat besar peranannya meningkatkan tekanan
darah, hal ini disebabkan oleh nikotin yag terdapat didalam rokok
yang memicu hormon adrenalin yang menyebabkan tekanan darah
meningkat. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah didalam
paru dan diedarkan keseluruh aliran darah lainnya sehingga terjadi
penyempitan pembuluh darah.Hal ini menyebabkan kerja jantung
semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah yang sempit.
Berhenti merokok tekanan darah akan turun secara perlahan,
disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi tidak
akan bekerja secara optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas
obat akan meningkat (Santoso, 2006).
b. Mengurangi kelebihan berat badan
Pengurangan berat badan juga menurunkan resiko diabetes,
penyakit kardiovaskular, dan kanker. Tubuh yang berat akan semakin
tinggi tekanan darah, jika menerapkan pola makan seimbang maka
dapat mengurangi berat badan dan menurunkan tekanan darah
dengan cara yang terkontrol.
c. Menghindari alcohol
Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormon –
hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau
menyebabkan penumpukan natrium dan air. Minum-minuman yang
beralkohol yang berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi
yaitu penurunan kadar kalsium dan mengurangi mengkonsumsi
alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmhg dan diastolik 7
mmhg.
d. Modifikasi diet
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada
klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah
mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan
darah tinggi dan mengurangi penyakit kardiovaskuler.Ada empat
macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
keadaan tekanan darah yakni : diet rendah garam, diet rendah
kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila
kelebihan berat badan (Sagala, 2009).
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema
atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk
menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit
jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan
hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi
makanan rendah sodium atau natrium (Na). Oleh karena itu yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah
garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat
– zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah
sodium dan natrium (Sagala, 2009).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda
kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet
makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos,
kecap, selai, jelly), makanan yang terbuat dari mentega serta obat
yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Penderita hipertensi,
biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih
dahulu (Hayens, 2003).
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Tiga bagian lemak
didalam tubuh yaitu : kolestrol, trigliserid, dan pospolipid. Tubuh
memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil
sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih
banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol
dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar
25 – 50 % dari setiap makanan (Sagala, 2009).
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi,
serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude Fiber) dan serat
kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah – buahan, sedangkan
serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang,
beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi
mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu
mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya
membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan
yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Mayo,
2005).
Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan
berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi
terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40
tahun mudah terkena hipertensi.Perencanaan diet, perlu diperhatikan
hal – hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau
500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan
per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat
gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
e. Manajemen stres/depresi
Stres/depresi tidak menyebabkan hipertensi yang menetap,
tetapi depresi berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang
bersifat sementara yang sangat tinggi. Apabila periode depresi sering
terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah,
jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap (Sagala, 2009).
f. Aktifitas olahraga
Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik
seperti jalan kaki, jogging, berenang dan bersepeda sangat mampu
meredam hipertensi. Pada olah raga isotonik mampu menyusutkan
hormone noradrenalin dan hormon – hormon lain penyebab naiknya
tekanan darah. Hindari olah raga isometrik seperti angkat beban,
karena justru dapat menaikkan tekanan darah (Mayer, 1980 dalam
Sagala, 2009).
Istirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh
energi sel dalam tubuh, istirahat dapat dilakukan dengan meluangkan
waktu. Waktu istirahat itu perlu dilakukan secara rutin diantara
ketegangan jam bekerja sehari – hari. Istirahat juga bukan berarti
melakukan rekreasi yang melelahkan, tetapi yang dimaksudkan
dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh
dan mengembalikan keseimbangan hormon dan dalam tubuh (Sagala,
2009).
C. Kanker Payudara
1. Definisi
Carsinoma Mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas (Harianto 2005).
Jadi kanker payudara (ca mammae) adalah suatu gangguan pada sel
normal mammae yang tumbuh menjadi sel abnormal yang dapat berubah
menjadi ganas.
2. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat
beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, yaitu lingkungan atau
genetik. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel
yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat
hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa.
Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam
pembentukan kanker payudara (estradisol dan progesterone mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler) (Brunner & Suddarth,2002).
3. Faktor resiko kanker payudara
a. Riwayat keluarga tentang kanker payudara
Keluarga tingkat pertama (keluarga maternal atau paternal ) dengan
kanker payudara 2-3 kali lebih besar terkena kanker.Ibu dan saudara
perempuan,atau 2 saudara perempuan terkena kanker payudara
mempunyai resiko 6 kali lebih besar terkena kanker payudara.
b. Usia
Usia 30-50 tahun mengalami peningkatan kasus ca.mammae dan
tingkat menurun saat menopause.
c. Lokasi geografis dan ras
Pada orang Eropa barat dan Amerika Utara mengalami peningkatan
kasus ca.mammae lebih dari 6-10 kali orang keturunan Amerika,
perempuan Afrika - Amerika sebelum usia 40 tahun.
d. Bentuk tubuh
Orang yang obesitas setiap penambahan 10 kg berat badan maka 80%
lebih besar terkena kanker payudara.
e. Sosial ekonomi dan status perkawinan
Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara
dan kelompok sosial ekonomi menengah keatas.
f. Paparan radiasi
Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan
anak-anak,bermanifestasi setelah usia 30 tahun,periode laten minimun
10-15 tahun.
g. Kanker primer kedua
Orang dengan kanker ovarium primer memiliki resiko kanker payudara
3-4 kali lebih besar. Orang dengan kanker endometrium primer
memiliki resiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Orang dengan
kanker kolorektal mempunyai resiko 2 kali lebih besar terhadap kanker
payudara (Price, A Sylvia. 2006).
h. Menarke dini.
i. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
j. Menopouse.
k. Riwayat penyakit payudara jinak.
l. Obesitas resiko terendah diantara wanita pascamenopouse.
m. Kontrasepsi oral lebih dari 7 tahun meningkatkan terjadinya
ca.mammae (Depkes RI,2007).
n. Terapi pergantian hormone.
o. Masukan alcohol
(Brunner & Sudarth,2002)
4. Manifestasi klinis
a. Nyeri
Nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat
menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
Nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan
kanker payudara pada kasus lebih lanjut. Biasanya nyeri timbul jika
kanker sudah bermetastase ke tulang (Brunner & Sudarth,2002).
b. Benjolan pada payudara
Benjolan ini mula-mula kecil makin lama semakin membesar, lalu
melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara
atau puting susu.
c. Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tertarik kedalam (retraksi) berwarna merah muda
atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema, hingga kulit terlihat
seperti jeruk (peau d’orange) mengkerut atau timbul borok (ulkus pada
payudara). Ulkus itu semakin lama semakin besar dan mendalam
sehingga dapat menghancurkan payudara, sering berbau busuk dan
mudah berdarah.
d. Timbul pembesaran kelenjar getah bening ketiak bengkak pada lengan
dan penyebaran kanker diseluruh tubuh.
e. Penglupasan papilla payudara
f. Keluar cairan abnormal dari puting susu berupa nanah darah, cairan
encer padahal ibu tidak sedang hamil ataupun menyusui.
5. Klasifikasi TNM Kanker Payudara dan Harapan Hidup
TUMOR PRIMER (T)
Tumor Primer
T1 Tumor < 2 cm
T3 Tumor >5 cm
PENGELOMPOKAN STADIUM
Pengelompokan Bertahan hidup
stadium 5 tahun (%
pasien)
Stadium 0 N0 MO 99%
Stadium 1 N0 MO 92%
Stadium II A TQ N1 MO 82%
T1 N1 MO
T2 N0 MO
Stadium IIB T2 N1 MO 65%
T3 N0 MO
Stadium IIIA T0 N2 MO 47%
T1 N2 MO
T2 N2 MO
T3 N1,N2 MO
Stadium IIIB T4 N apa saja MO 44%
T apa saja N3 MO
Stadium IV T apa saja N apa saja M1 14%
(American Joint Committee on Cancer,1997.*National Cancer Institute-
Surveillance,Epidemiology,and End Result <SEER>,2001).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Non Invasif
1) Mammografi
Mammografi adalah teknik pencitraan payudara yang dapat
mendeteksi lesi yang tidak terpalpasi. Mammografi terakhir harus
dibandingkan dengan hasil mammografi terbaru. Keuntungan
dari pemeriksaan ini jauh lebih ringan dari resiko yang
ditimbulkan, pasien perlu menemukan pusat perawatan payudara
yang mempunyai akreditasi dalam mammografi berkaitan dengan
bergamnya setting satu ke setting lainnya. Pedoman ACS
menganjurkan setiap 1 atau 2 tahun bagi wanita di usia 40-50
tahun dan setelah usia 50 tahun. Mammografi bagi wanita antara
usia 35 dan 40 tahun belum dianjurkan.
2) USG (Ultrasonografi)
USG dilakukan untuk membedakan kista yang berisi cairan
dengan jenis lesi lainnya. Teknik ini 95% sampai 99% akurat
dalam mendiagnosisi kista tetapi tidak secara definitif
menyingkirkan lesi (Brunner & Sudarth,2002).
3) MRI
MRI digunakan untuk membedakan karsinoma mammae
yang rekuren atau jaringan parut, untuk memeriksa mammae
kontralateral pada wanita karsinoma payudara, menentukan
penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau
menentukan respon terhadap kemoterapi neoadjuvan.
b. Invasif
a. Biopsi bedah
b. Biopsi eksisional
c. Tru-cut core biopsy
d. Biopsi stereotaktik
e. Aspirasi jarum halus
(Brunner & Sudarth,2002).
8. Komplikasi
Komplikasi terjadi karena kanker ini bermetastasis melalui saluran
limfe (limfogen) ke paru-paru,tulang dan hati.
9. Penatalaksanaan
a. Terapi Medis
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara,ada tiga
jenis mastektomi antara lain:
1) Modiefied Radical Mastectomy yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara, jaringan payudara ditulang dada, tulang
selangkang dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2) Total (Simple) Mastectomy yaitu pengangkatan diseluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
3) Radicial Mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara, biasanya disebut Lumpectomy yaitu pengangkatan
hanya pada bagian yang mengandung sel kanker bukan seluruh
payudara.
b. Terapi Non-Medis
1) Lintas Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk
melawan osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan
efektivitas untuk menurunkan metastasisi sel kanker pudara
menuju tulang. Walaupun penggunaan dalam jangka panjang
dapat menimbulkan efek samping seperti osteonerkrosisi dan
turunnya fungsi ginjal.
2) Radiasi
3) Kemoterapi
Kemoterapi Adjuvant
Neoadjuvant Chemotheraphy
4) Terapi anti-estrogen
5) Terapi antibodi anti-HER 2/neu
10. Pengobatan
Pengobatan kanker payudara yang sudah disepakati oleh ahli kanker
menurut (Mediastore 2011) yaitu:
Stadium Pengobatan
I Dilakukan operasi dan kemoterapi
II Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi,
hormonal
III Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi
ditambah dengan radiasi dan hormonal
IV Dilakukan kemoterapi dilanjutkan dengan
radiasi dan hormonal
Selanjutnya Setelah diobati harapan hidup pasien paling
lama adlah 4 tahun
11. Pencegahan
a. Melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri (SADARI).
b. Memberikan ASI pada bayi bagi ibu menyusui.
c. Jika menemukan benjolan/gumpalan segera kedokter.
d. Mencari tahu riwayat keluarga mengenai kanker payudara.
e. Mengurangi konsumsi alcohol.
f. Memperhatikan berat badan untuk mencegah obesitas dan
mengurangi makanan yang banyak mengandung lemak.
g. Untuk usia 50-40 dan usia lebih dari 50 tahun untuk melakukan
skrinning mammografi 1 atau 2 tahun sekali
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Geografi
- Apakah anda tingal di daerah pegunungan atau pantai ?
- Bagaimana keadaan tanah di daerah ini ?
- Berapa luas daerah ini ?
- Ada berapa batas wilayah di daerah ini dan apa saja nama wilayah di
masing-masing batasnya?
2. Demografi
- Berapakah jumlah KK di daerah ini ?
- Berapakah jumlah penduduk di daerah ini ?
- Bagaimana mobilitas penduduk, apakah penduduk jarang di rumah ketika
pagi dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.?
- Apakah daerah ini termasuk daerah yang padat dengan penduduk?
3. Vital Statistik
- Bagaimana status kelahiran di daerah ini?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di masyarakat khususnya pada wanita
usia dewasa?
- Penyakit apa saja yang banyak terjadi di daerah ini khususnya pada pria usia
dewasa?
- Apakah dalam satu bulan ini sudah terdapat banyak warga yang meninggal?
4. Kelompok Etnis
- Suku apa yang dianut di masyarakat?
5. Nilai dan Keyakinan
- Apakah ada masjid / mushola atau tempat ibadah lainnya?
- Apakah masyarakat menganut agama yang sama?
- Keyakinan apa yang di anut dalam masyarakat?
Pengakajian Sub Sistem
1. Lingkungan fisik
- Apakah rumah penduduk tergolong perumahan yang menetap?
- Apakah pencahayaan di rumah penduduk sudah cukup?
- Apakah di daerah ini sirkulasi udara sudah baik ? misalnya terdapat
pepohonan dan terdapat ventilasi yang cukup pada setiap rumah warga?
2. Pelayanan Kesehatan
- Apakah terdapat praktik klinik swasta di daerah ini ?
- Berapa jumlah tenaga kesehatan di daerah ini (perawat, bidan, dokter)?
- Apakah terdapat mushola atau tempat ibadah lainnya di daerah ini ?
- Ada berapa sekolah yang terdapat pada daerah ini ?
- Apakah terdapat panti sosial di daerah ini?
- Apakah terdapat pasar/swalayan/ toko yang menyediakan kebutuhan
masyarakat?
- Apakah ada tempat perkumpulan untuk melakukan musyawarah di daerah
ini ?
- Apakah program posyandu terlaksana di daerah ini? Posyandu apa saja yang
diselenggarakan di daerah ini? Apakah posyandu sudah berjalan aktif?
Berapa kali diselenggarakan?
- Apakah sanitasi warga sudah tergolong baik atau tidak ?
- Dari mana sumber air yang digunakan dalam masyarakat?
- Dimanakah pembuangan air limbah pada masyarakat?
- Apakah mayoritas warga telah memiliki jamban pada setiap rumah ?
- Dimanakah mayoritas warga melakukan MCK?
- Dimankah tempat penumpukan/pembuangan sampah ?
- Dari mana terdapatnya sumber polusi yang mungkin mengancam kesehatan
atau kegiatan sehari-hari?
- Apakah ada vektor penyebab penyakit di masyarakat?
3. Keamanan & Transportasi :
- Apakah ada pemadam kebakaran?
- Apakah ada terdapat siskamling atau hansip?
- Apakah ada transportasi umum atau pribadi yang bisa digunakan di
masyarakat?
- Apakah keadaan jalanan di daerah ini sudah dalam keadaan baik?
- Bagaimana cara pemilihan RT/RW di daerah ini ?
4. Pemerintah dan politik
- Ada berapa RT dan RW di desa ini ?
- Ada berapa kader di desa ini ?
- Apakah ada karang taruna di desa ini? Apakah sudah berjalan dengan baik
dan aktif?
- Apakah terdapat tokoh agama di desa ini ?
5. Pendidikan
- Tingkat pendidikan komunitas ?
- Apa fasilitas pendidikan yang tersedia?
- Jenis bahasa apa yang digunakan dalam pendidikan?
6. Rekreasi
- Apakah masyarakat sering melakukan rekreasi antar warga atau kelompok
tertentu?
- Fasilitas apa yang digunakan jika pergi berekreasi?
7. Ekonomi
- Apakah warga memiliki pekerjaan yang tetap?
- Berapa jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan?
- Berapa jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia?
B. Diagnosa Keperawatan
a. Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan olahraga bagi
kesehatan : suatu kebiasaan hidup yang dicirikan dengan aktivitas fisik yang
rendah.
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial : Hambatan
kemampuan untuk mengubah gaya hidup/perilaku dalam cara yang
memperbaiki status kesehatan.
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d keterampilan komunikasi yang
tidak efektif : ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari
bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Defisiensi kesehatan komunitas b.d ketidakcukupan akses pada pemberi
layanan kesehatan.
e. Ketidakefektifan manajemen kesehatan b.d kurang dukungan sosial.
C. Intervensi Keperawatan
Dx.1 Gaya hidup monoton b.d kurang pengetahuan tentang keuntungan
olahraga bagi kesehatan : 00168
Kriteria hasil :
1. (185520) Faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku kesehatan:
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 5.
2. (185522) Strategi pencegahan penyakit : dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 5.
3. (185525) Manfaat dukungan sosial: dipertahankan pada 2 di tingkatkan ke
5.
4. (180502) Manfaat olahraga teratur : dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke
5.
5. (182308) Perilaku meningkatkan kesehatan : dipertahankan pada 2
ditingkatkan ke 5.
NIC :
1. Peningkatan Latihan : Latihan kekuatan.
2. Terapi latihan : Latihan pergerakan sendi.
3. Bantuan modifikasi diri.
4. Fasilitasi tanggung jawab diri.
Dx. 2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d kurang dukungan sosial :
00188
Kriteria hasil :
1. Penerimaan status kesehatan
a) 130016 : Mempertahankan hubungan : dipertahankan pada 3 di
tingkatkan 5.
b) 130007 : Menyesuaikan perubahan dalam status kesehatan :
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4.
c) 130011 : Membuat keputusan tentang kesehatan : dipertahankan
pada 2 ditingkatkan ke 4.
2. Kepercayaan mengenai kesehatan: Sumber-sumber yang diterima
a) 170303 : Merasakan dukungan dari tetangga
:dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5.
b) 170304 : Merasakan dukungan dari penyedia layanan kesehatan :
dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5.
c) 170305 : Merasakan dukungan dari dukungan kelompok sendiri :
dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 5.
NIC :
1. Modifikasi perilaku.
2. Membangun hubungan yang kompleks.
3. Peningkatan koping.
4. Dukungan pengambilan keputusan.