Anda di halaman 1dari 13

PERAN DAN ARTI PENTING PERJANJIAN LISENSI DALAM

MELINDUNGI MEREK TERKENAL

Agung Sujatmiko*

Abstract Abstrak
Well-known marks are trademarks that Merek terkenal adalah merek yang didaftar-
are registered and advertised in numerous kan di berbagai negara, disebarluaskan di
jurisdictions and media. Consumers trust banyak media, serta dipercayai oleh banyak
them as they have high quality assurance. konsumen karena mutunya yang terjamin.
However, well-known marks are frequently Di sisi lain, sering terjadi pelanggaran
violated, which not only injures trademark merek terkenal yang tidak hanya merugikan
owners, but also harms the state. Therefore, pemegang merek, tetapi juga negara. Oleh
management of well-known marks through karenanya, diperlukan penanganan pelang-
licensing agreement is needed. garan merek melalui pembuatan perjanjian
lisensi.

Kata Kunci: merek terkenal, pelanggaran, perlindungan, lisensi.

A. Latar Belakang jasa sejenis, tetapi juga berfungsi sebagai


Salah satu isu penting yang tidak alat untuk memenangkan persaingan dalam
bisa dilepaskan dalam kehidupan dewasa merebut pasar konsumen. Suatu merek yang
ini adalah isu mengenai Hak Kekayaan telah menjadi merek terkenal juga berfungsi
Intelektual (HKI). HKI lahir dari olah pikir sebagai goodwill dan aset perusahaan yang
manusia sebagai upaya manusia untuk tidak ternilai harganya. Berbagai contoh untuk
memenuhi kebutuhan hidup bermasyarakat. merek-merek terkenal itu misalnya adalah
Keberadaan karya-karya intelektual sebagai merek Siemens. Siemens diproduksi oleh
wujud HKI sangat dibutuhkan manusia. Di Siemens AG yang merupakan perusahaan
bidang perdagangan misalnya, suatu barang elektronik terbesar dunia. Kantor pusat
dan atau jasa supaya dapat dijual dengan internasionalnya ada di Berlin dan München,
baik dan lancar harus menggunakan merek. Jerman. Di seluruh dunia, Siemens dan anak
Fungsi merek dalam dunia perdagangan perusahaannya memperkerjakan 461.000
demikian vital dan penting, ia tidak saja orang (2005) di 190 negara. Siemens telah
menjadi pembeda antara barang dan atau dilisensikan di berbagai negara dengan

*
Dosen Hukum Hak Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya (e-mail: agung_su-
jatmiko@yahoo.com).
Sujatmiko, Peran dan Arti Penting Perjanjian Lisensi 115

investasi yang cukup besar. Pada tahun putrinya, Mercedes.3 Sebagai sebuah merek
2008, Siemens melaporkan penjualan global terkenal, Mercedes telah diproduksi sejak
sebesar €85 milyar.1 lama. Berbagai merek terkenal lainnya
Gambaran tentang Siemens dengan banyak dilisensikan di berbagai negara.
nilai penjualan yang sangat besar tersebut, Lisensi tersebut telah memberikan dampak
membuktikan betapa besar peran merek baik positif yang baik bagi pertumbuhan ekonomi
dari segi ekonomi maupun yang lain. Merek suatu negara. Sebagai contoh, di Amerika
memiliki peran yang sangat penting dan Serikat, penjualan barang-barang yang
strategis. Fungsi merek tidak hanya sekedar dilisensikan sekitar US$50 miliar setahun.
sebagai pembeda barang atau jasa yang Produk barang yang dilisensikan mencapai
sejenis, melainkan juga sebagai sebuah aset lebih dari 1.500 jenis tiap tahunnya, yang
perusahaan yang tidak ternilai harganya. Hal meliputi antara lain merek Nike, Coca Cola,
itu terbukti dengan merek Mercedes–Benz dan merek-merek terkenal lainnya.4 Tulisan
untuk mobil, yang telah dikenal luas oleh ini bertujuan membahas secara singkat peran
berbagai kalangan, dikarenakan kualitasnya dan arti penting perjanjian lisensi dalam
yang handal dan mereknya yang terkenal.2 melindungi merek terkenal.
Mercedes- Benz merupakan merek mobil
dari perusahaan Daimler Chrysler yang B. Pembahasan
dikenal dengan nama Mercedes. Mercedes- 1. Kriteria Merek Terkenal
Benz adalah perusahaan mobil tertua di Pasal 1 angka 1 UU 15/2001 (selan­
dunia. Cikal bakal perusahaan tersebut jutnya: UUM) menyatakan merek merupakan
dimulai pada awal tahun 1880-an, ketika suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata,
Gottlieb Daimler dan Carl Benz menemukan huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
mobil secara terpisah di Selatan Jerman. atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut
Daimler dan Wilhelm Maybach bersama- yang memiliki daya pembeda dan digunakan
sama menemukan mesin empat stroke, dalam kegiatan perdagangan barang atau
bekerja bersama di Cansttat (kota distrik di jasa. Hal esensial dalam pengertian tersebut
Stuttgart), Benz memiliki toko di Mannheim yakni tanda tersebut harus dapat digunakan
dekat Heidelberg. Pada awal tahun 1990-an, untuk membedakan barang atau jasa sejenis.
mobil Daimler dibuat di Untertiumkheim Oleh karena itu, tanda-tanda yang tidak bisa
(Stuttgart) dijual dengan sukses oleh agen membedakan barang atau jasa sejenis, tidak
Austria yang bernama Emil Jellinek, yang dapat dapat dipergunakan sebagai merek. Di
memasok mobil tersebut dengan nama beberapa negara yang menganut common

1
Frans H. Winata, “Perlindungan Atas Merek Terkenal”, Jurnal Hukum Internasional, Lembaga Pengkajian
Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2008. hlm. 84.
2
ibid.
3
ibid.
4
The apparent manufacturer doctrine, trademark licensors and the third restatement of torts. Case Western
Reserve Law Review, 00087262, Summer 99, Vol. 49, Issue 4, hlm. 1.
116 MIMBAR HUKUM Volume 22, Nomor 1, Februari 2010, Halaman 1 - 200

law system, yang dapat dipergunakan sebagai Hal senada juga dikatakan oleh William
merek telah berkembang antara lain meliputi van Caenegem:
juga, suara, aroma, dan design container. “signs includes the following or any
Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Anthony combination of the following, namely,
D’Amato: any letter, word, name, signature, nu-
Trademarks generally includes within meral, device, brand, heading, label,
its scope of protectable subject matter ticket, aspects of packaging, shape,
any sign or combination of signs which colour, sound or scent.”7
is capable of distinguishing the goods or Menurut Bambang Kesowo, sampai
services of one undertaking from those saat ini sebenarnya tidak ada definisi merek
of another. Among the signs protected terkenal yang dapat diterima secara luas.
are words, figures, symbols, drawings Upaya-upaya untuk menginventarisasi
and, in certain instances numbers and unsur-unsur yang membentuk pengertian
letters. Differences exist among nations tersebut sampai saat ini belum memperoleh
regarding the degree of distinctiveness kesepakatan. Oleh karena itu, jika ada pihak
required before a particular category of yang selalu mendesakkan pengertian yang
signs is granted protection, the catego- dimilikinya atau diakuinya terhadap pihak
ries of signs which may be protected (for lain, hal itu hanyalah semata-mata karena
example, whether sounds, scent, pack- adanya kepentingan pemilik merek yang
age and container designs and shapes bersangkutan. Selama perundingan Putaran
or geographic marks may be subject to Uruguay di bidang TRIPs berlangsung
trademark protection).5 sampai berakhir dan ditandatanganinya
Hal senada juga dikatakan oleh Rahmi persetujuan pembentukan World Trade
Jened yang mengutip pendapat Michael Organization (WTO), tidak satu negara pun
Small bahwa dalam perkembangannya mampu membuat dan mengusulkan definisi
beberapa hal bisa digunakan sebagai merek merek terkenal tersebut.8 Yang ada hanyalah
yakni:6 sebatas kriteria tentang merek terkenal.
1. aroma (scent); Kriteria merek terkenal itu sendiri telah
2. suara (sound); mengalami perubahan dan perkembangan
3. warna (colour); dari masa ke masa. Menurut Keputusan
4. bentuk (shape) – tiga dimensi Menteri Kehakiman RI No. M-02-HC.01.01
(three dimensional mark); dan Tahun 1987 tentang Penolakan Permohonan
5. tanda tangan (signature). Pendaftaran Merek yang Mempunyai

5
Anthoni D’Amato, 1996, International Intellectual Property Anthology, Anderson Publishing Co, Cincinati,
hlm. 7.
6
Rahmi Jened, op. cit., hlm. 174.
7
William van Caenegem, 2006, Intellectual Property, LexisNexis Butterworths, Australia, hlm. 237.
8
Bambang Kesowo, 1998, “Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia”, hlm. 1-2.
Sujatmiko, Peran dan Arti Penting Perjanjian Lisensi 117

Persamaan dengan Merek Terkenal Milik sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal
Orang Lain, merek terkenal adalah merek 6 bis Konvensi Paris yang kemudian
dagang yang telah lama dikenal dan dipakai diadopsi dalam Pasal 16 ayat (2) dan (3)
di wilayah Indonesia oleh seseorang atau TRIPs, yang merupakan salah satu bagian
badan hukum untuk jenis barang tertentu. perjanjian (annex) yang dihasilkan dalam
Sedangkan perlindungan yang diberikan perjanjian WTO.
kepada merek terkenal dibatasi untuk barang Melalui iklan yang gencar, nilai eko-
sejenis saja. Keputusan Menteri Kehakiman nomi merek menjadi semakin mahal di mata
tersebut kemudian ditinjau kembali pada konsumennya. Ini sebagaimana dikatakan
Tahun 1991 dengan Keputusan Menteri oleh Robert P. Merges, “When the adver-
Kehakiman R.I. No. M.03-HC.02.01 Tahun tising are effective, consumers strongly as-
1991 tentang Penolakan Permohonan sociate the trademarks with the producer’s
Pendaftaran Merek Terkenal atau Merek product. The trademarks come to embody
yang Mirip Merek Terkenal Orang Lain all of the firm’s informational investments”.9
atau Milik Badan lain. Perlindungan merek Merujuk pada Joint Recommendation Con-
terkenal yang diatur dalam Keputusan cerning Provisions on the Protection of
Menteri Kehakiman tersebut diperluas Well-Known Marks pada tanggal 29 Septem-
dengan menambahkan rumusan dalam ber 1999, WIPO menegaskan tentang krite-
definisi merek terkenal menjadi “dikenal dan ria merek terkenal sebagai berikut:
dipakai”, baik di wilayah Indonesia maupun 1. derajat pengetahuan umum atau penge-
di luar negeri. Kemudian mengenai kriteria nalan masyarakat mengenai merek ter-
persamaannya dengan merek terkenal maksud di bidang usaha yang bersang-
ditambahkan “kemiripan pada pokoknya” kutan;
dan yang lebih memperluas lagi adalah 2. lamanya, dan luasnya wilayah penye-
bahwa perlindungan ini berlaku pula untuk baran pemakaian merek termaksud;
barang yang tidak sejenis. 3. lamanya dan luasnya wilayah penye­
Kriteria merek terkenal tersebut kemu- baran promosi atas merek termaksud,
dian dipakai dalam Penjelasan UUM dengan termasuk pengiklanan atau publisitas
beberapa penambahan yakni, dilakukan de­ dan pemaparan pada pekan raya atau
ngan memperhatikan pengetahuan umum pameran, atas barang atau jasa untuk
masyarakat mengenai merek tersebut di bi- mana merek tersebut digunakan;
dang usaha yang bersangkutan. Di samping 4. lamanya, dan banyaknya wilayah pen­
juga karena reputasi merek, karena promosi daftaran, dan/atau permohonan pendaf-
yang gencar, investasi di beberapa negara taran merek termaksud, yang menun-
dan didaftarkan di beberapa negara. Juga jukkan penggunaan atau pengenalan
berdasarkan survei oleh lembaga indepen- atas merek termaksud;
den atas perintah hakim. Kriteria tersebut

9
Roberts P. Merges et. al., 2006, Intellectual Property in the New Technological Age, Aspen Publishers, New
York, hlm. 533.
118 MIMBAR HUKUM Volume 22, Nomor 1, Februari 2010, Halaman 1 - 200

5. catatan tentang keberhasilan penegakan Cola, merek minuman ringan dari Amerika
hukum atas hak merek tersebut, Serikat memerlukan waktu 100 tahun,
pada khususnya, pengakuan tentang sedangkan Toyota dan McDonald masing-
keterkenalan merek tersebut oleh pihak masing memerlukan waktu 30 tahun dan
yang berwenang; dan 40 tahun untuk menjadi merek terkenal.
6. nilai ekonomis yang terkait dengan Jika suatu merek telah menjadi terkenal,
merek tersebut.10 maka merek tersebut menjadi kekayaan
Menurut Gunawan Suryomurcitro, perusahaan yang tinggi nilainya (goodwill).
faktor-faktor tersebut di atas merupakan Namun, keterkenalan tersebut akan meman­
pedoman bagi pihak yang berwenang untuk cing produsen lain yang menjalankan
menentukan keterkenalan suatu merek, perilaku bisnis curang untuk membajak
dan bukanlah prasyarat untuk penentuan atau menirunya. Hal itu semata-mata karena
keterkenalan. Setiap kasus hendaknya dinilai didasari niat yang buruk untuk meraup
sesuai dengan keadaan yang relevan dengan keuntungan yang besar dengan merugikan
kasus tersebut. Untuk kasus tertentu mungkin pemilik merek terkenal.12
semua faktor itu relevan, dalam kasus lainnya
mungkin hanya beberapa faktor saja yang 2. Perlindungan Hukum terhadap
relevan. Bahkan mungkin juga dalam kasus Merek Terkenal
lainnya, faktor-faktor tersebut tidak relevan, Meskipun merek telah diatur dalam
dan keputusan mungkin didasarkan pada UUM, namun dalam kenyataannya praktik
faktor tambahan lain yang tidak terdapat pelanggaran merek terus saja berlangsung.
dalam daftar tersebut di atas. Kata kuncinya Pelanggaran terhadap merek terkenal telah
adalah apabila ada kesan keterkaitan yang meluas, bahkan dalam praktik perdagangan
erat antara barang yang menggunakan di Indonesia dewasa ini, dari tempat-tempat
merek tersebut dengan produsennya dan jika pedagang kaki lima hingga di plaza dapat
pemakaian atau pendaftarannya oleh orang dengan mudah dijumpai berbagai macam
lain untuk barang yang sejenis atau yang produk barang yang menggunakan merek
tidak sejenis sekalipun, akan merugikan terkenal, yang sebenarnya hanya tiruan
kepentingan si pemilik merek terkenal belaka. Sekedar contoh dapat dikemukakan
(faktor confusion of business connection).11 untuk produk-produk celana dan baju
Agar suatu merek menjadi merek ditemukan merek-merek terkenal seperti
terkenal yang mampu menunjukkan jaminan Levi’s, Yves Saint Laurent, Valino, Guy,
kualitas atau reputasi suatu produk tertentu, dan Pierre Cardin. Untuk jenis tas dijumpai
merupakan suatu hal yang tidak mudah dan merek terkenal seperti Gucci, Guess, Eintene
memerlukan waktu yang cukup lama serta Aigner, Calvin Klein, dan Charles Jordan.
biaya yang tidak sedikit. Misalnya Coca Semua barang tersebut dijual dengan harga

10
Gunawan Suryomurcito, op. cit. hlm. 6
11
William van Caenegem, op. cit., hlm. 237.
12
Prasetyo Hadi Purwandoko, op. cit., hlm. 5.
Sujatmiko, Peran dan Arti Penting Perjanjian Lisensi 119

yang jauh lebih murah dibandingkan dengan adalah menggunakan merek yang sama pada
barang yang asli. pokoknya atau sama pada keseluruhannya,
Merek-merek terkenal tersebut banyak tindakan passing off, penjiplakan mentah-
dijumpai di beberapa tempat antara lain di mentah13 (slavish imitation/slaavse na­
Koperasi INTAKO Tanggulangin Sidoarjo. bosting) dan sebagainya.
Para pengusaha memakai merek-merek Akibat dari banyaknya pelanggaran
terkenal tanpa seizin pemiliknya. Perasaan terhadap merek terkenal dengan berbagai
egois yang ada pada diri pengusaha mem- macam bentuknya tadi, diperlukan adanya
buat mereka lupa diri dan tutup mata bah- komitmen yang kuat dari negara untuk
wa apa yang dilakukannya merupakan suatu melindungi merek terkenal. Melalui Putus­
pelanggaran terhadap hak merek orang an Nomor 274/PK/Pdt/2007, Mahkamah
lain. Anehnya, apa yang dilakukan oleh pe- Agung telah memberikan keputusan yang
ngusaha tersebut seakan-akan diizinkan oleh tepat atas pelanggaran merek terkenal Prada
pemerintah daerah yang menjadikannya se- yang dimenangkan oleh Prada S.A. yang
bagai daerah binaan. Pada sisi lain, aparat berkedudukan di Luksemburg dan Italia,
penegak hukum juga bersikap permisif, se- selaku pemilik merek terkenal dan Mah-
hingga pelanggaran itu terus berlanjut sam- kamah Agung menyatakan bahwa Fahmi
pai sekarang. Fakta itu menunjukkan bahwa Babra yang berkedudukan di Indonesia telah
pelanggaran terhadap merek terkenal sudah melakukan pelanggaran karena telah meng-
merupakan hal yang terjadi rutin tanpa ada gunakan merek yang sama pada pokoknya
solusinya. Padahal, UUM telah memberikan dengan merek Prada yang asli. Demikian
solusi yaitu dengan cara membuat perjanjian juga dapat dilihat dalam putusan Mahkamah
lisensi. Perjanjian lisensi tersebut merupa- Agung Nomor 3485 K/PDT/1992 dalam ka-
kan alasan yang sah dan legal untuk me- sus pemakaian merek Gucci, dalam putusan
makai merek orang lain. Namun, masyarakat ini, Mahkamah Agung telah membatalkan
enggan menempuh cara itu, karena mereka pendaftaran merek Gucci yang dilakukan
suka memakai cara pintas yang melanggar oleh A.T. Soetedjo Hadinoto selaku tergu-
hukum. gat karena telah mendaftarkan merek yang
Sengketa yang diakibatkan oleh pe­ mengandung persamaan pada pokoknya dan
lang­garan merek terkenal dalam dunia persamaan pada keseluruhannya dengan
perdagangan tidak terlepas dari adanya itikad merek milik Guccio Gucci, S.P.A. selaku
buruk dari pelaku usaha untuk memenangkan penggugat. Kedua kasus ini, tergugat jelas-
persaingan dalam merebut pasar. Persaingan jelas telah mendaftarkan mereknya dengan
itu dilakukan secara tidak jujur dan tidak menggunakan merek yang sama dengan
fair. Akibatnya, pemilik merek menderita merek milik penggugat, sehingga pendaft-
kerugian. Beberapa diantara perbuatan yang arannya dibatalkan oleh Mahkamah Agung.
mengarah pada persaingan tidak sehat itu

13
ibid., hlm. 7.
120 MIMBAR HUKUM Volume 22, Nomor 1, Februari 2010, Halaman 1 - 200

Melalui putusan Nomor 02K/ dari suatu merek itu ditentukan oleh citra
N/Haki/2004, dalam kasus Benetton, merek tersebut bagi para konsumennya.15
Mahkamah Agung juga menyatakan bahwa Itu tidak bisa dilepaskan bahwa dalam
tergugat telah mendaftarkan merek dengan era persaingan global sekarang ini, merek
itikad buruk, sehingga pendaftarannya memiliki fungsi yang sangat penting dalam
dibatalkan. Pendaftaran merek tergugat strategi pencitraan dan pemasaran.
Benetton dilandasi itikad buruk yang Suatu merek terkenal akan sangat
mendompleng ketenaran merek terkenal membantu pengusaha dalam bidang pe­
milik penggugat, sehingga membingungkan masaran. Hal itu disebabkan karena konsumen
masyarakat dan konsumen. sudah demikian fanatik dan percaya pada
Menurut Gunawan Suryomurcitro, merek yang bersangkutan. Oleh karena
perlindungan merek terkenal dalam itu menurut Insan Budi Maulana, merek
perkembangannya mempunyai ciri universal dianggap sebagai roh bagi produk barang
yang didasarkan pada pemikiran bahwa atau jasa.16 Mengingat demikian penting
merek yang dipromosikan secara luas oleh arti dan peranan merek, sehingga Insan
pemiliknya sehingga menjadi terkenal luas Budi Maulana mengatakan suatu produk
di bidang usaha dan lingkungan konsumen yang tidak memiliki merek tentu tidak akan
yang berkepentingan sebagai merek barang dikenal atau dibutuhkan oleh konsumen. Di
atau jasa yang bermutu baik dan banyak samping itu tentu juga akan membingungkan
digemari oleh konsumen di berbagai konsumen selaku pemakai atas suatu produk
negara. Untuk itu, seyogyanya tidak dapat barang atau jasa tertentu.17
didaftarkan oleh orang atau badan hukum Atas dasar alasan tersebut hak merek
lain di negara lain di mana merek tersebut perlu dilindungi. Konsep perlindungan
belum terdaftar, baik untuk barang atau jasa hukum terhadap hak merek tersebut
yang sejenis maupun yang tidak sejenis.14 mengacu pada sifat hak merek yang bersifat
Kerugian yang diderita oleh pemilik merek khusus (exclusive).18 Hak kebendaan yang
yang asli mungkin bukan berupa kerugian sifatnya monopoli tersebut dapat dipakai
materi langsung, misalnya penurunan omzet oleh orang lain dengan izin dari pemilik
penjualan, akan tetapi berupa penggerogotan merek. Pelaksanaannya izin itu berupa
citra atau image yang khas dari merek pemberian lisensi melalui perjanjian lisensi
terkenal tersebut. Akibat dari kerusakan citra (licensing agreement).19 Lisensi menurut
dari suatu merek terkenal ini justru dirasakan Pasal 1 huruf 13 UUM adalah izin yang
sangat merugikan pemiliknya karena nilai diberikan oleh pemilik merek terdaftar

14
Gunawan Suryomurcitro, “Perlindungan Merek Terkenal menurut UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek”,
Makalah pada pelatihan HKI di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 26-28 Juni 2008, hlm. 6.
15
ibid., hlm. 3.
16
Insan Budi Maulana, 1997, Sukses Bisnis Melalui Merek, Paten dan Hak Cipta, Citra Aditya Bhakti, Bandung,
hlm. 60.
17
ibid., hlm. 61.
18
Anne Fitzgerald & Brian Fitzgerald, op. cit., hlm. 363.
19
Michael Pryles, Jeff Waincymer, Martin Davies, 1996, International Trade Law, LBC Information Services,
Sydney, hlm. 411.
Sujatmiko, Peran dan Arti Penting Perjanjian Lisensi 121

kepada pihak lain melalui suatu perjanjian terdaftar. Berkaitan dengan persyaratan
berdasarkan pada pemberian hak (bukan ini, menurut Ridwan Khairandi ditengarai
pengalihan hak) untuk menggunakan merek bahwa banyak merek-merek terkenal yang
tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian berasal dari luar negeri yang sebagian belum
jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan terdaftar tetapi telah dilisensikan pada orang
dalam jangka waktu dan syarat tertentu. lain di Indonesia21. Keadaan ini tentunya
Lisensi merek tersebut merupakan sarana sangat tidak menguntungkan bagi pemilik
bagi perlindungan hukum merek, di samping merek dan penerima lisensi, karena dilihat
melalui undang-undang.20 Lisensi tersebut dari aspek perlindungan hukumnya sangat
berfungi untuk menerobos eksklusifitas lemah.
hak merek, agar orang lain dapat memakai Kontrak lisensi yang menjadi dasar
suatu merek secara aman dan legal. Lisensi ikatan hukum (alas hak) antara pemberi
juga merupakan wujud kebebasan kehendak lisensi dan penerima lisensi seringkali
pemilik merek dalam mengeksploitasi hak dilanggar, sehingga timbul sengketa di
eksklusifnya. Pembuatan dan pelaksanaan antara mereka yang menyangkut hak dan
perjanjian lisensi didasarkan pada prinsip- kewajiban yang telah mereka sepakati
prinsip perjanjian yang terdapat dalam dalam kontrak lisensi, dengan demikian
hukum kontrak pada umumnya. Prinsip- prinsip itikad baik yang diamanatkan oleh
prinsip itu menjadi landasan dan dasar hukum hukum kontrak terabaikan. Hal itu seperti
pembuatan dan pelaksanaan perjanjian yang terjadi dalam lisensi merek terkenal
lisensi. Oleh karena itu, prinsip-prinsip Cap Kaki Tiga yang sekarang sedang
hukum kontrak memiliki peran penting dan disidangkan di Pengadilan Niaga Jakarta
menentukan terlaksananya perjanjian lisensi. Pusat.22 Sengketa ini disebabkan karena
Namun fakta menunjukkan bahwa seringkali para pihak tidak membuat perjanjian secara
sumber permasalahan yang terjadi karena lengkap dan jelas, sehingga menimbulkan
para pihak tidak menepati prinsip-prinsip sengketa di antara para pihak. Permasalahan
itu yang tertuang dalam isi kontrak. Satu yang berkaitan dengan perjanjian lisensi
hal yang cukup mendasar berkaitan dengan merek terkenal tersebut menjadi sangat
perjanjian lisensi merek tersebut yakni relevan untuk dikaji dan diteliti jika dikaitkan
merek yang bersangkutan haruslah terdaftar dengan pelanggaran merek terkenal.
secara sah pada Kantor Direktorat Jenderal
HKI (Dirjen HKI) sedangkan merek yang 3. Aspek Sosial Lisensi Merek Terkenal
tidak terdaftar tidak dapat dilisensikan. Secara langsung, lisensi yang dilakukan
Hal ini mengingat perlindungan merek di di banyak negara akan memberikan dampak
Indonesia, hanya diberikan kepada merek pertumbuhan ekonomi yang baik bagi suatu

20
Anne Fitzgerald & Brian Fitzgerald, op. cit., hlm. 6.
21
Ridwan Khairandi, 2000, “Perlindungan Hukum Merek dan Problematika Penegakannya”, Magister Hukum,
Vol. 1, No. 1, 1 September, 2000, hlm. 46.
22
Hukum Online, 21 November 2008.
122 MIMBAR HUKUM Volume 22, Nomor 1, Februari 2010, Halaman 1 - 200

negara. Negara akan memperoleh penghasilan ekonomi suatu negara dengan memberikan
dari pajak yang dibayar oleh perusahaan aspek sosial yang besar bagi masyarakat
penerima lisensi dan pajak penghasilan yang berupa kesempatan bekerja yang layak. Bagi
dibayar oleh tenaga kerja yang bekerja. Pada Indonesia, hal itu sangat penting, mengingat
perspektif lain, lisensi akan mengurangi angka pengangguran yang masih tinggi dan
pengangguran dan memberikan lapangan angka pertumbuhan ekonomi yang belum
kerja baru. Lisensi juga meningkatkan besar jika dibandingkan dengan negara lain.
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang Peluang untuk meningkatkan pertumbuhan
memiliki peranan penting bagi kemajuan ekonomi tersebut terbuka lebar dari perjanjian
suatu negara. Tenaga kerja merupakan lisensi. Hal itu juga yang diprediksikan oleh
sumber daya manusia yang bisa mengubah Perusahaan Rokok PT. Gudang Garam yang
dan menumbuhkan perekonomian suatu akan memproduksi rokok Davidoff melalui
negara, yang ditunjang pula dengan sumber lisensi. Diperkirakan lisensi tersebut angka
daya alam yang cukup. Peningkatan kualitas menampung tenaga kerja sekitar 200 orang
sumber daya manusia tersebut dapat dicapai ditambah ribuan petani tembakau yang akan
melalui perjanjian lisensi, karena dalam memasok bahan baku dan memberikan
lisensi akan terjadi alih teknologi. Di bidang kontribusi penerimaan negara melalui cukai
merek, lisensi yang berlangsung lama sebesar US$4 miliar.24
akan memberikan pelajaran dan keahlian Perjanjian lisensi merek yang paling
bagi penerima lisensi untuk mengadopsi banyak dilakukan adalah terhadap merek
dan mengembangkan produk usaha yang terkenal, hal ini karena merek terkenal
mapan, khususnya jika yang dilisensikan memiliki beberapa kelebihan. Suatu merek
tersebut merupakan merek terkenal. Pasal 7 yang menjadi merek terkenal menjadi
persetujuan TRIPs dengan tegas menyatakan andalan pengusaha dalam memenangkan
bahwa sistem HKI dimaksudkan untuk persaingan yang semakin ketat. Fakta itu
“contribute to the promotion of technology, menyebabkan merek-merek terkenal menjadi
to the mutual advantage of producers and incaran pemalsuan dan penyalahgunaan bagi
users of technological knowledge and a pihak-pihak yang beritikad buruk.
manner conductive to social and economic Sebagai bagian dari HKI, hak merek
welfare, and to a balance of rights and merupakan hak yang bersifat khusus. Hak
obligations”. Jadi di samping amanat alih khusus tersebut pada dasarnya bersifat
teknologi, terdapat pula pesan pembangunan eksklusif dan monopoli yang hanya dapat
itu juga berdimensi sosial.23 Dimensi dilaksanakan oleh pemilik hak, sedangkan
ekonomi dan sosial dalam konteks ini orang lain tidak boleh untuk menggunakannya
adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanpa seizin pemiliknya.25 Konsep bahwa

23
Ahmad Zen Umar Purba, “Hak atas Kekayaan Intelektual”, Makalah pada Seminar Kontrak-kontrak Komersil
di Indonesia, diselenggarakan oleh Sigma Conference, Jakarta, 21 Nopember 2000, hlm.1.
24
Hukum Online, 11 Oktober 2009.
25
Anne Fitzgerald & Brian Fitzgerald, 2004, Intellectual Property in Principle, Law Book Co., Sydney. hlm.
363.
Sujatmiko, Peran dan Arti Penting Perjanjian Lisensi 123

hak merek yang bersifat khusus tersebut sedangkan kalau menjualnya, ia tidak dapat
perlu dilindungi sesuai dengan pengertian lagi menggunakan hak mereknya. Hak
hak sebagaimana yang dikemukakan oleh mereknya telah berpindah pada pembeli. Hal
Soedikno Mertokusumo, bahwa hak itu itu sesuai dengan pengertian lisensi merek
adalah kepentingan yang dilindungi oleh sebagaimana terdapat dalam Pasal 1 angka
hukum, sedangkan kepentingan adalah 13 UUM:
tuntutan perorangan atau kelompok yang Lisensi adalah izin yang diberikan
diharapkan untuk dipenuhi.26 Hal itu sesuai oleh pemilik Merek terdaftar kepada
pula dengan apa yang dikatakan oleh pihak lain melalui suatu perjanjian ber-
Achmad Zen Umar Purba bahwa sebagai dasarkan pada pemberian hak (bukan
bagian dari HKI, hak merek itu bagian pengalihan hak) untuk menggunakan
dari hak obyek kekayaan (property), dan Merek tersebut, baik untuk seluruh atau
sebagai hak, hak merek merupakan harta sebagian jenis barang dan/atau jasa
atau aset berupa benda yang tidak berwujud yang didaftarkan dalam jangka waktu
(intangible asset).27 dan syarat tertentu.
Pengertian tersebut memberikan pen­
4. Lisensi Sebagai Sarana Perlindungan jelas­an bahwa lisensi merek sifatnya bukan
Hukum Merek Terkenal mengalihkan hak merek, melainkan hanya
Lisensi merupakan salah satu stra­ bersifat memberikan hak saja. Lisensi merek
tegi untuk mengeksploitasi HKI.28 Hak merupakan bagian dari hak eksklusif merek,
merek sebagai bagian dari HKI juga bisa yakni hak untuk menggunakan merek yang
dieksploitasi oleh pemiliknya melalui bersangkutan untuk memproduksi barang
perjanjian lisensi. Eksploitasi hak merek dan atau jasa dan hak untuk memberi ijin
tersebut merupakan perwujudan dari hak pada pihak lain untuk menggunakan merek
ekonomi yang terdapat di dalamnya. Melalui yang bersangkutan. Pemberian ijin itu dalam
lisensi, pemilik hak merek memperoleh bentuk lisensi. Pengertian lisensi dalam
keuntungan yang besar. Di samping lisensi, Black’s Law Dictionary sebagai berikut:30
menurut Robert C. Megantz pemilik hak ..... a personal privilege to do some
merek juga dapat memperoleh keuntungan particular act or series of acts on land
dengan menjual hak mereknya.29 Namun without possessing any estate or interest
ada perbedaan di antara keduanya, yakni therein, and is ordinarily revocable at
kalau melalui lisensi pemilik hak merek the will of the licensor and is not as-
masih bisa menggunakan hak mereknya signable. The permission by competent
untuk memproduksi barang atau jasa, authority to do an act which, without

26
Soedikno Mertokusumo, 1989, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, hlm. 41.
27
Achmad Zen Umar Purba, 2005, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, Alumni, Bandung, hlm. 41.
28
Robert C. Megantz, 1996, How to License Technology, John Wiley & Sons, Inc, hlm.1.
29
ibid.
30
Henry Campbell Black, MA, 1991, Black Law Dictionary, West Publishing Co, St. Paul Mini, hlm.634.
124 MIMBAR HUKUM Volume 22, Nomor 1, Februari 2010, Halaman 1 - 200

such permission would be illegal, a Contractual agreement between two


trespass, a tort, or otherwise not al- business entities in which licensor per-
lowable. Certificate or the document mits the licensee to use a brand name,
itself which gives permission. Leave to patent or other proprietary right, in
do thing which licensor could prevent. exchange for a fee or royalty. Licens-
Permission to do a particular thing, to ing enables the licensor to profit from
exercise a certain privilege or to carry the skills, expansion capital, or other
on a particular business or to pursue a capacity of the licensee. Licensing is
certain occupation. often used by manufactures to enter
Menurut Gunawan Widjaya, lisensi foreign markets in which they have no
adalah suatu bentuk hak untuk melakukan expertise. The licensee benefits from
satu atau serangkaian tindakan atau per­ the name recognition and creativity of
buatan, yang diberikan oleh mereka yang the licensor.
berwenang dalam bentuk izin. Tanpa adanya Menurut John Shijian Mo lisensi adalah
izin tersebut, maka tindakan atau perbuatan “a contractual arrangement pursuant to
tersebut merupakan tindakan yang terlarang, which a party, commonly known as licensor,
yang tidak sah, dan merupakan perbuatan grants unto another party, the licensee, the
melawan hukum.31 Lebih lanjut lagi, melalui right to use the licensor’s patents, know-
lisensi pengusaha memberikan izin kepada how and/or trademarks in connection with
suatu pihak untuk membuat produk tersebut the manufacturing and/or distribution of
yang akan dijual. Izin untuk membuat certain product”.34 Berdasarkan pengertian
produk tersebut bukan diberikan cuma-cuma. itu, dapat disimpulkan bahwa dalam
Sebagai imbalan dari pembuatan produk perjanjian lisensi melibatkan adanya
dan atau biasanya juga meliputi hak untuk perjanjian (kontrak tertulis) dari pemberi
menjual produk yang dihasilkan tersebut, lisensi dan penerima lisensi. Perjanjian
pengusaha yang memberi izin memperoleh ini sekaligus merupakan bukti pemberian
pembayaran yang disebut dengan royalti.32 izin dari pemberi lisensi kepada penerima
Besarnya royalti ini selalu dikaitkan dengan lisensi untuk menggunakan nama dagang,
banyaknya atau besarnya jumlah produk paten atau hak milik lainnya (Hak Kekayaan
yang dihasilkan dan atau dijual dalam suatu Intelektual).35 Perjanjian lisensi tersebut
kurun waktu tertentu. dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
Betsy Ann Toffler dan Jane Imber hukum perjanjian sebagaimana diatur dalam
memberikan definisi lisensi sebagai Burgerlijk Wetboek (BW).
berikut:33

31
Gunawan Widjaya, 2001, Lisensi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 3.
32
ibid.
33
Betsy Ann Toffler dan Jane Imber, 1994, Dictionary of Marketting Terms, New York: Barrons Educational
Series, Inc, dikutip dalam Gunawan Widjaya, ibid. hlm. 9.
34
John Shijian Mo, 2003, International Commercial Law, LexisNexis Butterworths, Australia, hlm. 193.
35
Gunawan Widjaya, op. cit., hlm. 9.
Sujatmiko, Peran dan Arti Penting Perjanjian Lisensi 125

Pelaksanaan perjanjian lisensi men­ 1. bahwa pihak lain telah menyalahgu-


syaratkan baik pemberi lisensi maupun nakan kesempatan yang dapat berupa
penerima lisensi harus melaksanakan kesempatan karena keunggulan ekono-
prestasinya secara seimbang. Jika perjanjian mi ataupun keunggulan kejiwaan; dan
lisensi merek dibuat dengan tujuan 2. bahwa ia mengalami kerugian.
penyalahgunaan hak eksklusif hak merek, Kedua syarat tersebut bersifat kumu­
perjanjian itu dapat dibatalkan berdasarkan latif dan merupakan hubungan kausal satu
prinsip umum hukum perjanjian.36 Penya­ sama lain. Pada situasi seperti itu, syarat yang
lahgunaan hak tersebut pada umumnya utama adalah penggugat harus dirugikan
dikaitkan dengan tidak dipenuhinya salah akibat penyalahgunaan keadaan tersebut.38
satu syarat sahnya perjanjian sebagaimana
diatur dalam Pasal 1320 BW. Pasal tersebut C. Kesimpulan
mengatur mengenai syarat sahnya perjanjian Mengingat perlindungan hukum ter­
yang meliputi: ha­dap merek khususnya merek terkenal
1. kesepakatan untuk mengikatkan diri; masih lemah, pemerintah perlu melakukan
2. kecakapan untuk membuat perjanjian; suatu tindakan yang mengarah pada usaha
3. objek tertentu; dan perlindungan tersebut. Hal itu bisa dilakukan
4. kausa sebagai tujuan yang diperbolehkan dengan cara menerbitkan keppres tentang
oleh hukum. lisensi merek sebagai salah satu sarana
Syarat yang dilanggar berkenaan de­ perlindungan terhadap merek terkenal.
ngan penyalahgunaan keadaan adalah syarat Keppres tentang lisensi tersebut merupakan
kesepakatan karena dianggap tidak adanya amanat yang terkandung di dalam UUM.
pernyataan kehendak yang bebas ketika Selain itu, peraturan pemerintah yang
memberikan kesepakatan. Untuk itu, menurut mengatur tentang merek terkenal perlu segera
Rahmi Jened pihak yang dirugikan dapat dibuat agar dapat membantu penegakan
mengajukan pembatalan bilamana ia tidak hukum terkait tindakan pelanggaran terhadap
dapat menghendaki perjanjian tersebut dan merek terkenal.
yang bersangkutan harus membuktikan:37

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Caenegem, William van, 2006, Intellectual D’Amato, Anthoni, 1996, International In-
Property, Lexis Nexis Butterworths, tellectual Property Anthology, Ander-
Australia. son Publishing Co, Cincinati.

36
Rahmi Jened, 2007, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Airlangga University Press,
Surabaya, hlm. 236.
37
ibid.
38
ibid., hlm. 237.
126 MIMBAR HUKUM Volume 22, Nomor 1, Februari 2010, Halaman 1 - 200

Fitzgerald, Anne and Brian, 2004, Intellectual B. Jurnal/Makalah/Artikel Internet


Property in Principle, Law Book Co., Frans H., “Perlindungan Atas Merek
Sydney. Terkenal”, Jurnal Hukum Interna­
Jened, Rahmi, 2007, Hak Kekayaan Inte­ sional, Lembaga Pengkajian Hukum
lektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Internasional, Fakultas Hukum Univer­
Airlangga University Press, Surabaya. sitas Indonesia, Jakarta, 2008.
Mertokusumo, Sudikno, 1989, Mengenal Hukum Online, 11 Oktober 2009.
Hukum, Liberty, Yogyakarta. Kesowo, Bambang, 1988, “Perlindungan
Merges, Robert P, et. al., 2006, Intellectual Merek Terkenal di Indonesia”, Maka-
Property in the New Technological Age, lah.
Aspen Publishers, New York. Khairandi, Ridwan, “Perlindungan Hukum
Maulana, Insan Budi, 1997, Sukses Bisnis Merek dan Problematika Pene­
Melalui Merek, Paten dan Hak Cipta, gakannya”, Magister Hukum, Vol. 1,
Citra Aditya Bhakti, Bandung. No. 1, 1 September, 2000.
Michael Pryles, 1996, Michael, Waincymer, Purba, Ahmad Zen Umar, 2005, “Hak atas
Jeff, Davies, Martin, International Kekayaan Intelektual”, Makalah pada
Trade Law, LBC Information Services, Seminar Kontrak-kontrak Komersil di
Sydney. Indonesia, diselenggarakan oleh Sigma
Purba, Ahmad Zen Umar, 2005, Hak Conference, Jakarta, 21 November
Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, 200.
Alumni, Bandung. Suryomurcito, Gunawan, “Perlindungan
Shijian Mo, John, 2003, International Merek Terkenal menurut UU No. 15
Commercial Law, LexisNexis Butter­ Tahun 2001 Tentang Merek”, Makalah
worths, Australia. pada Pelatihan HKI di Fakultas Hukum
Toffler Besty Ann dan Imber, Jane, 1994, Universitas Airlangga, Surabaya, 26-28
Dictionary of Marketing Terms, New Juni 2008.
York : Barrons Educational Series, Inc. The apparent manufacturer doctrine, trade-
Widjaya, Gunawan, 2001, Lisensi, mark licensors and the third restate-
RajaGrafindo Persada, Jakarta. ment of torts. Case Western Reserve
Law Review, 00087262, Summer 99,
Vol. 49, Issue 4.

Anda mungkin juga menyukai