Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elzha Natalina Sinaga

Kelas : X. IPA. 3
TUGAS BAHASA INDONESIA
“MATERI DEBAT”
PENGERTIAN DEBAT
Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara
perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan
perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti
parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini,
debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan
melalui voting atau keputusan juri.
Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat
legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang
pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di
tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan
aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung
dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri
yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat
kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang
lebih baik.
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk
menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan
pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan
kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa asing).
Namun, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan atas debat
formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai
salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer
yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri. Kejuaraan debat kompetitif
parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah World Universities Debating
Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan World
Schools Debating Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas. Kompetisi
debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar.
Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta manapun. Namun, beberapa kompetisi
memberikan penghargaan khusus kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language - ESL).
Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris, Australia,
Irlandia, dan Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif kuat antara lain Filipina
dan Singapura.
1. DEBAT KOMPETITIF DI INDONESIA.
Di Indonesia, debat kompetitif sudah mulai berkembang, walaupun masih
didominasi oleh kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama
di tingkat universitas adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang
diselenggarakan tahun 1997 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh
tim-tim dari berbagai wilayah di P. Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah
Indonesian Varsity English Debate (IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini (2006),
kedua kompetisi tersebut diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang
berbeda.
Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC. Delegasi tersebut dipilih
setiap tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association
for Critical Thinking (ACT).

2. BERBAGAI GAYA DEBAT PARLEMENTER.


Dalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal antara lain:
 Jumlah Tim Dalam Satu Debat.
 Jumlah Pembicara Dalam Satu Tim.
 Giliran Berbicara.
 Lama Waktu Yang Disediakan Untuk Masing-Masing Pembicara.
 Tatacara Interupsi.
 Mosi Dan Batasan-Batasan Pendefinisian Mosi.
 Tugas Yang Diharapkan Dari Masing-Masing Pembicara.
 Hal-Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Pembicara.
 Jumlah Juri Dalam Satu Debat.
 Kisaran Penilaian.

Selain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang berbeda mengenai:
 Penentuan topik debat (mosi) - apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya
beberapa saat sebelum debat dimulai (impromptu).
 Lama waktu persiapan - untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15
menit (wudc) hingga 1 jam (wsdc).
 Perhitungan hasil pertandingan - beberapa debat hanya menggunakan victory point
(vp) untuk menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin)
nilai yang diraih kedua tim atau jumlah vote juri (mis. Untuk panel beranggotakan 3
juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau 2-1).
 Sistem kompetisi - sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi
(perdelapan final, perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan,
sistem yang biasa digunakan adalah power matchin.

Format debat parlementer sering menggunakan peristilahan yang biasa dipakai di


debat parlemen sebenarnya:
 Topik debat disebut mosi (motion).
 Tim afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga pemerintah
(government).
 Tim negatif (yang menentang mosi) disebut oposisi (opposition).
 Pembicara pertama dipanggil sebagai perdana menteri (prime minister), dan
sebagainya.
 Pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil speaker of the house.
 Penonton/juri dipanggil members of the house (sidang dewan yang terhormat).
 Interupsi disebut points of information (poi).

3. AUSTRALIAN PARLIAMENTARY/AUSTRALASIAN PARLIAMENTARY


("AUSTRALS").
Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga ke
kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut sebagai format
Australasian Parliamentary. Dalam format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga
orang berhadapan dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu
tim mewakili Oposisi (Opposition), dengan urutan sebagai berikut:
1. Pembicara pertama pihak Pemerintah - 7 menit.
2. Pembicara pertama pihak Oposisi - 7 menit.
3. Pembicara kedua pihak Pemerintah - 7 menit.
4. Pembicara kedua pihak Oposisi - 7 menit.
5. Pembicara ketiga pihak Pemerintah - 7 menit.
6. Pembicara ketiga pihak Oposisi - 7 menit.
7. Pidato penutup pihak Oposisi - 5 menit.
8. Pidato penutup pihak Pemerintah - 5 menit.
Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini. Pidato penutup
dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari masing-masing tim (tidak boleh
pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai oleh Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah.
Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus didukung oleh
pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:
(This House believes that) Globalization marginalizes the poor.
(Sidang Dewan percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.
Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam batasan-batasan
tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan dilakukan. Ada aturan-aturan
yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Tidak ada interupsi dalam format ini.
Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel
berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui
musyawarah. Dengan demikian, keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split
decision.
Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal sehingga cukup populer
terutama di kalangan universitas. Kompetisi debat di Indonesia yang menggunakan format
ini adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) dan Indonesian Varsity English
Debate (IVED).

4. ASIAN PARLIAMENTARY ("ASIANS").


Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan
dalamkejuaraan tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah adanya
interupsi (Points of Information) yang boleh diajukan antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya
untuk pidato utama, tidak pada pidato penutup). Format ini juga mirip dengan World
Schools Style yang digunakan di WSDC. Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA
English Competition (e Comp) yang diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC
Universitas Indonesia.

5. DEBAT KOMPETITIF SELAIN DEBAT PARLEMENTER DEBAT PROPOSAL.


Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi penganjur dan
penentang sebuah rencana yang berhubungan dengan topik debat yang diberikan. Topik
yang diberikan umumnya mengenai perubahan kebijakan yang diinginkan dari pemerintah.
Kedua tim biasanya memainkan peran Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif
(menentang proposal). Pada praktiknya, kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki
satu topik yang sama yang berlaku selama setahun penuh atau selama jangka waktu lainnya
yang sudah ditetapkan.
Bila dibandingkan dengan debat parlementer, debat proposal lebih mengandalkan
pada hasil riset atas fakta-fakta pendukung (evidence). Debat ini juga memiliki persepsi yang
lebih luas mengenai argumen. Misalnya, sebuah proposal alternatif (counterplan) yang
membuat proposal utama menjadi tidak diperlukan dapat menjadi sebuah argumen dalam
debat ini. Walaupun retorika juga penting dan ikut memengaruhi nilai setiap pembicara,
pemenang tiap babak umumnya didasari atas siapa yang telah "memenangkan" argumen
sesuai dengan fakta pendukung dan logika yang diberikan. Sebagai konsekuensinya, juri
kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil keputusan karena semua
fakta pendukung harus diperiksa terlebih dahulu.
Di Amerika Serikat, Debat Proposal adalah tipe debat yang lebih populer
dibandingkan debat parlementer. Kegiatan ini juga telah dicoba dikembangkan di Eropa dan
Jepang dan gaya debat ini ikut memengaruhi bentuk-bentuk debat lain. Di AS, Debat
Proposal tingkat SMU diselenggarakan oleh NFL dan NCFL. Di tingkat universitas, debat ini
diselenggarakan oleh National Debate Tournament (NDT), Cross Examination Debate
Association (CEDA), National Educational Debate Association, dan Great Plains Forensic
Conference.
Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing dua orang dalam
tiap debatnya. Setiap pembicara membawakan dua pidato, satu pidato konstruktif (8 atau
9menit) yang berisi argumen-argumen baru dan satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6 menit)
yang tidak boleh berisi argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru untuk
membantu sanggahan. Biasanya, sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan diberikan
kesempatan untuk melakukan pemeriksaan silang (cross-examination) atas pidato tersebut.
Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan dianggap sudah diterima dalam debat.
Dewan juri secara saksama mencatat semua pernyataan yang dibuat dalam
suatu babak (sering disebut flow).
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.

 LINCOLN-DOUGLAS DEBATE
Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah dilakukan di
Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya ini
diikuti oleh dua pedebat yang bertarung satu sama lain. Argumen dalam debat ini terpusat
pada filosofi dan nilai-nilai abstrak, sehingga sering disebut sebagai debat nilai (value
debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta pendukung (evidence) dan lebih
mengutamakan logika dan penjelasan. Di Indonesia, format debat ini belum populer dan
belum ada kompetisi reguler yang menggunakannya.
6. C0NTOH- CONTOH DEBAT
 Tindak Kriminal Di Indonesia Disebabkan Banyaknya Anak Yang Ditelantarkan Oleh
Orang Tua.
PRO:
Faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap diri para kriminal, apabila dari kecil
seorang manusia tidak memiliki bimbingan yang benar dari orang tuanya, maka wajar
apabila ada sisi yang tidak beres dalam diri individu tersebut. Maka dapat disimpulkan,
banyak pelaku kriminal di Indonesia ini disebabkan bimbingan orang tua yang tidak tepat,
sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mengacu pada tindak kejahatan.
Banyaknya pelaku kriminal di Indonesia dapat menurunkan derajat Indonesia di mata dunia
Internasional, karena tindak kejahatan yang tinggi akan merusak nama baik Indonesia yang
sampai saat ini masih dipandang memiliki banyak warga yang ramah dan berbudi baik.

KONTRA:
Kita tidak bisa menyalahkan orang tua sebagai penyebab seseorang menjadi pelaku
kriminal! Mungkin memang ada pelaku kriminal yang disebabkan salah bimbingan orang
tua, namun jauh lebih banyak pelaku kriminal yang memang sudah memiliki sifat tidak baik
dari dirinya sendiri, atau tuntutan hidup. Semisal seorang manusia yang sangat miskin,
membutuhkan makanan, dan akhirnya ia terpaksa melakukan tindak kejahaan dengan
merampok. Ia tidak diajari orang tuanya, namun keadaanlah yang mendesaknya untuk
melakukan tindak kriminal.

 Acara-Acara Yang Marak Di Indonesia, Seperti Acara Gosip, Sinetron, Talk Show,
Serbuan Iklan, Dan Lain Sebagainya Dapat Membantu Masuknya Globalisasi Namun
Mematikan Pribadi Budaya Indonesia.
PRO:
Sebenarnya baik jika bidang pertelevisian di Indonesia semakin berkembang, terlihat
dari makin banyaknya acara dan makin kreatifnya topik-topik hiburan. Acara-acara seperti
Reality Show sangat mendorong Indonesia untuk dikenal di dunia Internasional, hingga
akhirnya membuat Indonesia siap dalam memasuki Era Globalisasi. Namun sayang sekali,
kemajuan tersebut justru membuat kebudayaan asli Indonesia menjadi mati, sebab karena
kemajuan tersebut, kini Indonesia mulai mengarah pada gaya hidup luar negri, sampai para
generasi muda jaman sekarang tidak lagi menghargai kebudayaan asli Indonesia, seperti
seni-seni tari, wayang, batik, patungpatung, ukiran-ukiran, dan lain sebagainya.

KONTRA:
Saya setuju jika maraknya acara yang mengusung tema seperti di luar negri itu
merupakan kemajuan bagi pertelevisian Indonesia, dan dapat membantu Indonesia dalam
menghadapi globalisasi. Namun pernyataan bahwa hal tersebut mematikan pribadi budaya
Indonesia sangat tak dapat ditolerir. Sebab justru dengan kemajuan tersebut, budaya
Indonesia dapat lebih mendunia, dikenal, dan dikagumi oleh orang-orang di luar negri yang
masih belum menyadari betapa hebatnya dan uniknya budaya asli Indonesia. Seharusnya
dengan kenyataan bahwa acara-acara tersebut dapat membantu masuknya globalisasi ke
Indonesia, maka budaya Indonesia juga akan terdorong untuk keluar dari Indonesia untuk
dikenal dunia Internasional.

 Merokok Menyebabkan Kualitas Anak Bangsa Menurun.


PRO:
Merokok sangat berbahaya, tidak baik untuk kesehatan, dan tidak disukai banyak
orang. Bahkan di kemasan rokok-pun dituliskan bahaya merokok seperti kanker, impotensi,
serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin. Jadi apabila seorang warga Indonesia
merupakan perokok berat, sudah pasti kualitas cara berpikirnya akan menurun, sebab
merokok tidak baik untuk kesehatan. Dengan menurunnya cara berpikir orang tersebut,
otomatis hasil kerja orang tersebut tidak akan maksimal, sehingga pada akhirnya dapat
disimpulkan, bahwa semua perokok berat adalah anak bangsa dengan kualitas yang tidak
maksimal.

KONTRA:
Tidak dapat menyalahkan rokok dalam hal kualitas seseorang. Bakan seorang yang
tidak pernah merokok-pun dapat memiliki IQ yang rendah, dan seorang perokok berat, bisa
jadi adalah orang yang jenius. Itu semua tergantung dari ilmu yang ia serap dan kemampuan
otaknya. Kesehatan memang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, namun tidak
bisa disimpulkan bahwa perokok adalah manusia dengan kualitas rendahan.

 Politik Reaksioner, Yaitu Sikap Rakyat Yang Selalumempertanyakan Dan Banyak


Menuntut Sikap Pemerintah Akan Membuat Negara Indonesia Semakin Cepat
Berkembang.
PRO:
Harus diakui, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah. Jadi wajar
apabila banyak rakyatnya yang mengadakan protes demi keadilan dan tujuan yang lebih
baik. Sikap ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah dimana rakyat menganggap bahwa
apa yang dirasakan / yang diterima oleh rakyat sekarang tidak lebih baik dari masa lampau,
dengan kata lain ada perasaan tidak puas terhadap Pemerintah, justru dapat memacu cara
kerja Pemerintah untuk bekerja lebih baik lagi demi kepentingan Bangsanya. Lagipula
Indonesa adalah negara Demokratis, jadi segala sesuatu adalah dari rakyat dan untuk rakyat.
Dengan banyaknya tuntutan dari rakyat, dan apabila tuntutan-tuntutan tersebut masuk akal
dan dipenuhi oleh Pemerinah, otomatis negara Indonesia akan menjadi negara yang
harmonis, rakyatnya senang karena pendapatnya didengar dan dilaksanakan, dan dengan
suasana hamonis tersebut, akan membuat Indonesia menjadi negara yang cepat
berkembang, baik dari segi sosial-budaya, politik, teknologi, dan terutama ekonomi.

KONTRA:
Sayangnya Politik Reaksioner sendiri sudah berkonotasi negatif. Bagaimana jadinya
apabila rakyat terus-menerus tidak puas dan terus-menurus menuntut kinerja Pemerintahan
Indonesia?? Sampai kapan hal itu akan berlanjut? Mungkinkah pada akhirnya rasa butuh
perhatian rakyat itu dapat terpuaskan?? Justru apabila rakyat tidak pernah puas akan hasil
kerja Pemerintahan, maka akhirnya Pemerintahan akan menjadi putus asa, merasa bekerja
secara sia-sia, merasa tidak dihargai dan tidak dihormati, dan akhirnya malah menimbulkan
hasil kerja yang benar-benar buruk. Dan itu tidak akan membuat Indonesia semakin cepat
berkembang.

7. PENGERTIAN ISTILAH MOSI, AFIRMASI, OPOSISI, DAN NETRAL DALAM


KBBI (KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA).
 MOSI
mo.si n keputusan rapat, msl parlemen, yang menyatakan pendapat atau keinginan
para anggota rapat; -kepercayaan mosi yang menyatakan wakil rakyat percaya
kepada kebijakan pemerintah (pengurus organisasi dsb); - tidak percaya pol
pernyataan tidak percayadari dewan perwakilan rakyat terhadap kebijakan
pemerintah.

 AFIRMASI
afir.ma.si n 1 penetapan yang positif; penegasan; peneguhan; 2 pernyataan atau
pengakuan yang sungguh-sungguh (dibawah ancaman hukum) oleh orang yang
menolak melakukan sumpah; pengakuan.

 OPOSISI
opo.si.si n 1 Pol partai penentang di dewan perwakilan dsb yang menentang dan
mengkritik pendapat atau kebijaksanaan golgngan politik yang berkuasa; 2 Ling
pertentangan antara dua unsur bahasa untuk memperlihatkan perbedaan arti;
-berarah Ling oposisi leksikal dalam pasangan leksikal yang menyangkut gerak ke
arah yg berlawanan dipandang dr titik tertentu; -bertahap Ling oposisi antara fonem
krn perbedaan dalam tahap kualitas.

 NETRAL
net.ral /ne’tral/ a 1 tidak berpihak (tidak ikut atau tidak membantu salah satu
pihak) : kepala negara harus tetap – menghadapi pertentangan antarpartai; 2 tidak
berwarna (dapat dipakai segala warna): semir sepatu berwarna hitam, coklat, --, dan
merah; 3 Ling tidak dalam kelompok jantan atau betina (tt kata-kata); 4
menunjukkan sifat secara kimia tidak asam dan tidak basa; 5 cak bebas; tidak terikat
(oleh pekerjaan, perkawinan, dsb): saya sudah – sekarang.

Anda mungkin juga menyukai