Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Stres
Stres merupakan suatu kondisi jiwa dan raga, fisik dan psikis
seseorang yang tidak dapat berfungsi secara normal. Stress juga dapat
terjadi setiap saat terhadap seseorang tanpa mengenal jenis kelamin. Usia
didefinisikan sebagai reaksi fisik dan psikis yang berupa perasaan tidak
enak, tidak nyaman, atau tertekan terhadap tekanan atau tuntutan yang
sedang dihadapi. Stres dapat pula diartikan sebagai reaksi fisik yang
dirasakan oleh individu tidak enak akibat dari persepsi yang kurang tepat
menurut Hans Selye seorang fisiologi dan pakar stress yang dimaksud
dengan stress adalah suatu respon tubuh yang tidak spesifik terhadap aksi
atau tuntutan atasnya. Jadi merupakan repons otomatis tubuh yang bersifat
psikis. Dari sudut pandang psikologis stres dapat diartikan sebagai suatu
a) Gejala fisik
Yang termasuk dalam gejala stres bersifat fisik antara lain ialah sakit
b) Gejala psikis
Adapun yang termasuk gejala stres bersifat psikis antara lain ialah; gelisah
atau cemas, kurang bisa berkonsentrasi atau belajar, sering melamun, sikap
masa bodoh, sikap pesimis, selalu murung, malas bekerja atau belajar,
bungkam seribu bahasa , hilang rasa humor, dan mudah marah. Berrsikap
a. Gejala fisik : sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, rasa lemah,
gangguan pencernaan, rasa mual, sakit perut, nafsu makan hilang atau
tekanan darah tinggi, tidak dapat tidur atau tidur berlebihan, berkeringat
lain-lainnya.
a. Gejala Fisik : sakit kepala, tidur tidak teratur, sakit punggung, sulit
buang air besar, gatal-gatal pada kulit, urat tegang terutama pada
dengan kata-kata.
C. Tahapan Stres
perjalanan awal tahapan stres berjalan secara lambat dan baru dirasakan
saat tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya
a. Stres tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang disertai perasaan
menjadi tajam.
b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman,
jantung berdebar, otot tengkuk, dan punggung tegang. Hal tersebut karena
c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi
insomnia, mudah terjaga dan sulit tidur kembali, bangun terlalu pagi dan
sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu, dan mudah jatuh pingsan.
d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak
mampu bekerja sepanjang hari (loyo), aktivitas pekerja terasa sulit dan
pola tidur, sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun,
e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan
f. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda
seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan
Adapun faktor -faktor stres menurut para ahli yang dikutip dalam
sebuah buku (dalam Santrock, 2003) terdiri dari beberapa hal diantaranya
1. Faktor fisik
dan penangkapan. Tidak peduli seperti apa bentuk masalah yang terjadi,
gejala yang sering muncul pada mereka berupa hilangnya nafsu makan,otot
tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri
dari tiga tahap : tahap peringatan, perlawanan, dan kelelahan. Pertama, pada
tahap peningkatan alarm, individu memasuki kondisi shock yang bersifat
atau peringatan ini berlangsung singkat. (Nevid, Rathus, & Grenee, 2003
:135)
semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan tubuh
individu dipenuhi oleh hormon stres. Tekanan darah, detak jantung, suhu
tubuh, dan pernafasan semua meningkat. Bila semua upaya yang dilakukan
untuk mengatasi atau melawan stres tersebut gagal dan stres tetap ada, maka
kerusakan pada tubuh semakin meningkat seperti mudah pingsan dan rentan
kelompok fisik antara lain seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh,
keadaan fisik yang kurang sempurna atau kurang berfungsinya salah satu
anggota tubuh pada individu. Serta keadaan postur tubuh yang dianggap
jantung meningkat, tekanan darah yang naik, mulut menjadi kering serta
berkeringat.
Bukti adanya hubungan antara stres dan penyakit fisik pada beberapa
penelitian seperti yang dilakukan oleh Stone, Reed dan Neale (dalam Fausiah
alami setiap hari. Tujuannya untuk mempelajari hubungan antara stres dan
dilakukan oleh Stone (dalam Fausiah & Widury, 2008 :12-13) ditemukan
datang ke laboratorium tiga kali seminggu untuk memberikan air liur mereka
liur mereka lebih sedikit daripada mereka tidak mengalami peningkatan mood
negatif. Sejalan dengan hal tersebut, level antibodi ternyata lebih tinggi pada
Penyakit seperti tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, exceem, sesak
nafas, dan sebagainya. Hal itu disebabkan antara lain oleh tekanan perasaan
yang terjadi karena tidak mampunya individu mencapai apa yang diingini.
Bisa juga karena adanya persaingan dalam kehidupan. (Daradjat, 1989 :23)
2. Faktor Lingkungan
Banyak faktor baik besar maupun kecil yang dapat menghasilkan stres
dalam kehidupan, salah satunya yang terjadi pada mahasiswa. Kadang kala
individu dalam beradaptasi akan menjadi kelebihan beban pada suatu titik.
Hal ini juga dapat terjadi pada pekerjaan. W.A. Gerungan (2004 : 60)
(keinginan diri). Adapun istilah yang sering digunakan untuk beban yang
terlalu berat di masa kini adalah burnout yaitu perasaan tidak berdaya,tidak
bagi manusia, dan sebaliknya lingkungan yang tidak sehat akan dapat
Disejumlah kampus burnout akibat kuliah adalah alasan yang paling umum
berhenti kuliah selama satu atau dua semester selama ini biasanya dianggap
lemah. Kini kadang disebut dengan “cuti kuliah” karena mahasiswa memang
bermaksud untuk kembali kuliah. Hal ini dapat mendorong mahasiswa yang
dengan menguragi jumlah mata kuliah yang diambil atau beban yang lebih
seimbang terkadang membawa hasil yang baik. Selain itu menurut Hilton
Berbagai stimulus bukan hanya menjadi beban yang terlalu berat bagi
individu namun juga bisa sebagai pemicu konflik. Konflik terjadi ketika
individu harus mengambil keputusan dari dua atau lebih stimulus yang tidak
cocok. Terdapat tiga tipe konflik yaitu : mendekat, menghindar dan mendekat
untuk memilih dua stimulus atau keadaan yang sama-sama menarik. Konflik
menghindar terjadi ketika individu harus memilih antara dua stimulus yang
tidak sama-sama menarik. Sementara konflik mendekat atau menghindar
terjadi bila hanya ada satu stimulus atau keadaan namun memiliki
561)
dorongan atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain serta
tidak mungkin dalam waktu yang sama. Konflik dibagi menjadi 3 macam,
yaitu : pertama adalah pertentangan antara dua hal yang diingini,namun tidak
mungkin diambil keduanya. Kedua adalah pertentangan antara dua hal yang
satu dingini dan satu lainnya tidak dingini. Ketiga adalah pertentangan dua
hal yang tidak diingini atau individu menghadapi situasi yang menimbulkan
menyebabkan stres pada individu terdapat hal lain yakni frustasi. Frustasi
adalah situasi lain yang juga dapat menyebabkan stres. Frustasi adalah
situasi apapun dimana individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan
untuk memenuhi kebutuhannya. Individu yang sehat mentalnya akan dapat
ditemukan bahwa ada lebih dari satu stres yang muncul dalam suatu masa
digabung, efeknya pun akan semakin berlipat ganda. Sebagai contoh suatu
sehari-hari dapat menjadi penyebab stres seperti halnya kejadian besar dalam
hidup. Pada sebuah penelitian, ditemukan bahwa remaja berusia 16-18 tahun
yang paling banyak mengalami gangguan sehari-hari memiliki citra diri yang
3. Faktor Kepribadian
yang disebut dengan pola tingkah laku tipe A (type behaviour pattern) yaitu
kemauan keras, tidak sabar, mudah marah, dan sikap bermusuhan yang
dan pemarah sering diberi label dengan “reaktor panas” yang berarti mereka
dkk telah melakukan pengujian terhadap pola tingkah laku tipe A pada anak-
anak dan remaja. Mereka menemukan bahwa anak-anak dan juga remaja
dengan pola tingkah laku tipe A memiliki lebih banyak penyakit seperti gejala
yang dilakukan pada 990 remaja, komponen pola tingkah laku tipe A yang
rendah, standar prestasi yang rendah, dan locus of control eksternal ) adalah
sikap tidak sabar dan dan rasa kompetitif yang agresif (Keltikangas Jarvinen
apa yang disebut dengan perilaku tipe A membentuk basis riset yang meneliti
keterkaitan antara stres emosional dan penyakit jantung. Pribadi- pribadi tipe
kepribadian ini maka individu tersebut sangat tidak sabar dan berjuang demi
ancaman pada mereka dan akibatnya mereka mereka menghasilkan stres yang
tidak perlu bagi dirinya sendiri. Keluar dari zona normal timbangan stres dan
dengan jantung yang berpacu cepat. Orang Tipe A bsa digambarkan sebagai
orang yang tergesa-gesa, bermusuhan, cemas, tidak sabar, dan mudah marah.
Mereka seringkali adalah pendengar yang buruk, over kompetitif dan over
buruk dalam diri seseorang. Seperti mudah menangis, rasa khawatir ,sulit
individu tidak memiliki teman dekat dan cenderung merasa tidak nyaman.
Selain itu menurut Gibson dkk,1990 (dalam Siswanto, 2007: 27) faktor
pribadi adalah apa yang dirasakan oleh individu secara subjektif meliputi:
kehilangan kesabaran serta rasa harga diri yang rendah disertai perasaan
terpencil.
4. Faktor Kognitif
563)
2003 : 563)
Penanganannya pun meliputi suatu rentang yang luas terdiri dari strategi yang
besar pengaruhnya. Diantara gejala yang bisa kita lihat yaitu : sering lupa,
maupun proses kognitif lainnya (Reed, 2011 : 382) selain itu individu juga
Dalam bukunya Swart (2004 :2) menjelaskan bahwa stressor dalam hal
dapat terjadi. Cox (Gibson dkk,1990 ) (dalam Hilton, 2007 : 19) juga
perilaku tertentu.
Sosial budaya memiliki makna yang sangat luas, akan tetapi dalam
konteks ini adalah kebudayaan yang ada pada masyarakat selalu mengatur
(1963) yang meliputi tiga hal yaitu : kebudayaan yang mendukung dan
mental karena faktor kultural. Salah satu contoh gangguan mental karena
faktor budaya adalah amok atau ngamok . ini adalah psikosis yang ditandai
penting untuk bertahan dari pengaruh yang diakibatkan oleh stres. Norman
positif terhadap orang lain. (2) keluarga yang memiliki keterikatan yang
eksternal, seperti tokoh guru. Ketiga faktor ini menjadi ciri rangkaian
perkembangan individu yang memiliki ketahanan seperti yang diperoleh
dari sebuah studi longitudinal (Werner ,1989) (dalam Santrock, 2003 :564)
Menurut Abdullah (2007 :14) faktor ini mengacu pada tiga bagian
menjelaskan bahwa faktor ini ditandai dengan adanya rasa malu, rasa
6. Strategi Koping
penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk. Yaitu coping yang
berfokus pada masalah dan coping yang berfokus pada emosi. Coping
Selain itu hal lainnya juga dapat digunakan dengan menggunakan strategi
altruistik, dan memberi mereka harga diri yang lebih baik. Sebaliknya,
2003 : 566)
(Kholidah & Alsa, 2012 :72-73) menemukan bahwa stres pada mahasiswa
penurunan) antara skala tingkat stres pada mahasiswa akhir dengan skala
kerja. Sementara penelitian yang dilakukan oleh (Yusof & Azman, 2013 :
dikaitkan dengan sesuatu yang terjadi pada diri individu itu sendiri. Ini
bersumber dari faktor tekanan yang kuat dari lingkungan. Bila tekanan dari
strategi penanganan stres yang berfokus pada masalah, berpikir positif dan
bahwa ada hal yang sangat bernilai dalam membantu menangani stres. Hal
dekat dan positif dengan keluarga serta teman secara konsisten, ditemukan
sebagai pertahanan yang baik terhadap stres dalam kehidupan. (East ,1989
kualitas dari hubungan sosial yang dimiliki. (Fausiah & Widury, 2008 :15)
Fisik
Lingkungan
Kepribadian
STRES
Kognitif
Sosial Budaya
Straregi Coping
berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma`aflah kami;
dapat stres dan tekanan yang negatif. Dan semua masalah dapat diatasi jika
kita percaya pada kekuasannya dan mengembalikan semuanya hanya
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Benyamin, Nabi Ya'qub a.s berkata kepada mereka berkata kepada mereka
berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah swt. Karena putus asa dari
dalam ayat ini berasal dari kata "rih" yang berarti angin. Dengan demikian
dan berusaha bukan dengan duduk berdiam diri di dalam rumah dan
2. Allah selalu mendorong manusia untuk tetap berharap kepada rahmat dan
pertolongan Allah. Akan tetapi mereka yang membuat orang lain berputus
asa, demikian pula orang yang berputus asa itu sendiri, adalah orang yang
Artiya : 139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
seperti silih berganti layaknya perang Uhud dan perang Badar. Namun
demikian, mereka tidak perlu berputus asa. Karena itu, Janganlah kamu
jasmaninya dan janganlah kamu bersedih hati akibat apa yang kamu alami
perang Uhud, atau peristiwa lain yang serupa, tapi kuatkan mentalmu untuk
berusaha yang lebih baik. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi
gugur diantara kamu akan menuju surga dan yang luka akan mendapat luka
akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Ini jika kamu (benar-benar)
Maka dari itu, kamu tidaklah perlu bersikap lemah dan bersedih hati
atas apa yang menimpamu dan luput darimu karena kamu adalah orang-
orang yang paling tinggi derajatnya. Aqidahmu lebih tinggi karena kamu
hanya menyembah kepada Allah saja. Sedangkan mereka menyembah
kepada selain Allah. Maka jika kamu benar-benar beriman maka kamu
akan ditinggikan derajatnya dan tidak akan mersa sedih karena semua itu
adalah sunnatullah yang bisa ditimpakan pada siapa saja yang Allah
ujian.
Dan segala ujian serta cobaan itu sesungguhnya adalah nikmat bagi
Artinya : 155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
tidak mendapat ujian atau musibah dalam hartanya, akan diuji jasadnya.
Siapa yang tidak diuji jasadnya akan diuji anak-anaknya. Maka sudah
cobaan atau ujian, maka kita harus siapkan diri untuk bisa bersikap sabar
jika mendapati ujian keburukan. Dan apabila ujian itu berupa kebaikan
iman seseorang tidak akan tampak dengan jelas, kecuali ketika ia tertimpa
suatu musibah, maka saat itulah akan terlihat secara jelas perbedaan orang
yang sabar dan orang yang murka (terhadap musibah tersebut). Antara
Karena ujian dan cobaan ini tidak bisa kita hindari maka yang
kondisi beriman dan menerima dalam kondisi tidak beriman. inilah yang
menerima dalam kondisi beriman tentu saja melewati ujian dengan baik,
memohon bantuan kepada Allah SWT, dan mencari solusi sesuai dengan
ujian dalam kondisi tidak beriman menggunakan cara yang salah, tidak
berserah diri pada Allah, atau bahkan mencari jalan ke jalan yang salah.
F. Hipotesis Penelitian
variabel atau lebih. Berdasarkan teori dan kerangka konsep di atas maka
Malang