Skkni 2020-234 PDF
Skkni 2020-234 PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan kompetensi ketenagakerjaan saat ini tidak hanya
mensyaratkan keterampilan teknis yang bersifat akademik, namun juga
nonakademik. Dalam dunia kerja dua jenis keterampilan yang dikenal
yaitu hard skills dan soft skills. Hard skills merupakan keterampilan teknis
yang langsung terlihat dan dipraktikkan seperti keterampilan mengetik,
merakit komputer, dan lain-lain. Sedangkan soft skills merupakan
keterampilan yang tidak terlihat namun memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan dalam pekerjaan secara khusus, dan di kehidupan secara
umum.
International Labour Organisation (ILO) menggunakan istilah kompetensi
inti (core competencies) untuk soft skills dan mendefinisikannya sebagai
kompetensi utama yang dapat ditransfer atau dialihkan dan dapat
direalisasikan dalam semua aspek kehidupan, termasuk berbagai bidang
pekerjaan serta dapat terus dikembangkan (ILO, 2015)1. Soft skills juga
dikategorikan ke dalam keterampilan generik atau keterampilan hidup (life
skills) yang berarti serangkaian keterampilan yang lebih luas dan dapat
ditransfer antarpekerjaan secara umum, termasuk di dalamnya
keterampilan berpikir (berpikir kritis dan kreatif, pemecahan masalah, dan
sebagainya); keterampilan perilaku (seperti keterampilan komunikasi,
organisasi, kerja tim, dan kepemimpinan); dan keterampilan komputasi (Di
Gropello, 2011)2.
1Regional Model Competency Standards: Core Competencies, (Bangkok: ILO, 2015) hlm. 2-3.
2Emanuela di Gropello, Skills for the Labor Market in Indonesia: Trends in Demand, Gaps,
and Supply, (Washington: World Bank, 2011), hlm. 3.
1
Dengan demikian, dalam pengertian yang lebih luas, soft skills
merupakan sekumpulan kompetensi yang mencakup keterampilan,
pengetahuan, dan sikap atau tingkah laku sehingga membentuk kualitas
individu yang dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan.
Saat ini kompetensi soft skills lebih banyak dicari dan dibutuhkan
karena tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif sebagai akibat
adanya persaingan global, tuntutan produktivitas berbasis kompetensi,
kebutuhan tenaga kerja yang kompeten, kinerja terukur, kerja tim,
komunikasi efektif, dan hubungan lintas bagian/negara. ILO mencatat ada
lima tantangan dunia kerja sehingga soft skills menjadi penting untuk
dimiliki, yaitu (ILO, 2015)3:
1. Globalisasi dan meningkatnya persaingan kerja sehingga mendorong
tingginya kebutuhan terhadap pekerja yang mampu bekerja dalam
tim, mengambil keputusan yang tepat, dan memiliki inisiatif untuk
meningkatkan produktivitas.
2. Globalisasi dan mobilitas internasional sehingga menuntut para
pengusaha dan pemberi kerja untuk menghargai keragaman sosial,
budaya, dan agama.
3. Meningkatnya kompleksitas masalah ekonomi, sosial, dan hal-hal
teknis yang membutuhkan pemikiran yang kritis serta kecepatan dan
ketepatan dalam penyelesaiannya.
4. Perubahan yang intensif sehingga mendorong kebutuhan pekerja yang
adaptif dan mau terus belajar.
5. Perkembangan ekonomi yang berbasis pengetahuan sehingga
keterampilan dalam komunikasi dan manajemen informasi menjadi
sangat dibutuhkan.
Di tingkat nasional, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
menjadi tantangan besar bagi orang muda berusia produktif dalam
mengakses kesempatan kerja seiring dengan meningkatnya arus tenaga
kerja dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia. Oleh karena itu
dibutuhkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas agar mampu
bersaing dengan tenaga kerja lain dalam pasar kerja yang kompetitif. Dalam
hal ini kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjawab
berbagai tantangan tersebut tidak cukup dengan hard skills tetapi juga soft
3
Regional Model Competency Standards: Core Competencies, (Bangkok: ILO, 2015) hlm. 3.
2
skills yang saat ini juga menjadi ukuran kualitas terutama terkait cara
berpikir cekatan (agile), komunikasi efektif, dan hubungan berjaringan.
Hasil survei Plan Internasional Indonesia (2017:26) terhadap 103
perusahaan di Bekasi dan Jakarta menunjukan berbagai kompetensi soft
skills yang disyaratkan dalam perekrutan karyawan Teknologi Informasi dan
Komunikasi/TIK (Gambar 1). Dari survei tersebut, sebanyak 37,9%
perusahaan menghadapi kesulitan dalam proses rekrutmen karena
kurangnya kompetensi yang sesuai dengan persyaratan, salah satunya soft
skills4.
4
Laporan Baseline Proyek KIAT MUDA, (Jakarta: Plan Internasional Indonesia, 2017) hlm. 25-26.
5
Emanuela di Gropello, Skills for the Labor Market in Indonesia: Trends in Demand, Gaps, and Supply,
(Washington: World Bank, 2011), hlm. 12-13.
3
pekerja muda seperti keterampilan dasar (berhitung dan literasi), berpikir
kritis, kesenjangan komunikasi (bahasa), keterampilan perilaku, dan
komputasi6. Di sisi lain, pekerja muda juga menghadapi persoalan terkait
diskriminasi dan ketidakadilan dalam dunia kerja seperti preferensi
terhadap gender tertentu, kondisi disabilitas, latar belakang pendidikan,
agama, dan etnis7. Hal ini menunjukan masih diperlukan berbagai upaya
dan dukungan guna mencapai kesiapan kerja dan sumber daya manusia
yang berkualitas dan unggul.
Oleh karena itu, guna menjawab kesiapan sumber daya manusia dalam
memasuki pasar kerja yang kompetitif dan kontrak sosial baru dalam dunia
kerja dibutuhkan kebijakan dalam rangka mengelola arah dan dampak
perubahan sifat pekerjaan (nature of work). Salah satu prioritas yang dapat
dilakukan untuk memanfaatkan tantangan dan peluang yang berkembang
saat ini yaitu berinvestasi dalam sumber daya manusia dengan
mengembangkan keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah yang
kompleks, keterampilan perilaku sosial seperti kerja tim, serta kombinasi
keterampilan beradaptasi8.
Untuk membangun keterampilan ini membutuhkan fondasi sumber
daya manusia yang kuat dan pembelajaran seumur hidup. Dari segi
kebijakan, standardisasi kompetensi urgen dilakukan guna memastikan
adanya pemerataan keterampilan untuk membangun kesiapan kerja. Di sisi
lain, sistem pengajaran harus dipastikan selaras dan sejalan dengan
perkembangan tuntutan kerja, yang berarti tidak hanya calon pekerja yang
perlu dibangun dan dikembangkan kapasitasnya, namun guru, operator,
instruktur, pengajar, atau pembimbing yang harus dipastikan kapabilitas,
kompetensi, pengetahuan, dan pengalamannya. Sehingga pembekalan dan
pendampingan menjadi kunci keberhasilan dalam membangun kebiasaan
dalam proses.
Soft skills berkaitan erat dengan pengalaman dan kepribadian seseorang
yang tidak dapat diubah begitu saja. Untuk membentuk soft skills yang
berkualitas diperlukan proses pengondisian dan berkesinambungan untuk
mengasah dan menerapkannya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.
6 Ibid.
7 Preparing Young Women for Employment in Central Jawa: Final Evaluation, (Jakarta: Plan
International Indonesia, 2017).
8 The Changing Nature of Work, (Washington: World Bank, 2019), hlm. 3.
4
Pembentukan soft skills dilakukan melalui proses pembentukan perilaku
sehingga terjadi penguatan yang positif dalam diri setiap individu.
9
Dipresentasikan pada Konvensi RSKKNI Bidang Soft Skills pada 23 Oktober 2019 di Jakarta.
5
Konsep diri (self concept) menjadi bagian penting dalam pembentukan
perilaku dan soft skills. Konsep diri tidak hanya menyangkut penampilan
fisik namun utamanya terkait pikiran atau persepsi tentang diri sehingga
berpengaruh pada tingkah laku yang ditunjukan. Seseorang yang memiliki
konsep diri yang positif akan menampilkan figur yang positif mulai dari sisi
komunikasi lisan, gestur, perspektif atau cara pandang, etika, sampai pada
tindakan dan pengambilan keputusan.
Pengondisian dalam upaya pembentukan perilaku maupun soft skills
idealnya dilakukan sejak dini melalui pengajaran yang komprehensif baik di
institusi pendidikan formal maupun nonformal. Dalam konteks dunia kerja,
pengondisian dapat dilakukan melalui sistem pengajaran di institusi-
institusi pendidikan dan pelatihan kerja, seperti Balai Latihan Kerja (BLK),
Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), training center industry (pusat pelatihan
industri), sekolah kejuruan, politeknik, dan lembaga pelatihan kerja
berbasis masyarakat lainnya. Sehingga institusi atau lembaga tersebut tidak
hanya mengajarkan kemampuan akademik atau teknis kepada peserta
didik, namun mencakup bagaimana membentuk perilaku dan sikap kerja
yang harus dimiliki agar memiliki kompetensi untuk menjawab tuntutan
pekerjaan.
Pengembangan soft skills di dunia kerja meliputi pengembangan
karakter dan kepribadian diri (personal) dan keterampilan menjalin relasi
dengan orang lain (interpersonal). Kedua aspek tersebut memiliki dampak
besar terhadap kinerja seseorang di tempat kerja. Oleh karena itu, melatih
dan mengembangkan soft skills sebaiknya tidak hanya dilakukan selama
masa persiapan sebelum memasuki dunia kerja namun juga saat telah
bekerja.
B. Pengertian
1. Mental block
Situasi di mana seseorang sulit melakukan perubahan pada dirinya,
selain karena konsep diri yang negatif tetapi juga terdapat kondisi
psikologis yang tidak membebaskan dirinya untuk melakukan
perubahan. Saat hendak memulai atau mau berubah ada hambatan
10
Ibid.
6
mental yang menghalangi terjadinya perubahan tersebut, itulah yang
disebut mental block.11
2. Etos kerja
Etos kerja menurut Sinamo adalah konsep tentang kerja atau
paradigma kerja yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang
sebagai yang baik dan benar yang diwujudnyatakan ke dalam perilaku
kerja mereka secara khas. Etos kerja berhubungan dengan12:
a. Orientasi ke masa depan
b. Menghargai waktu
c. Tanggung jawab
d. Hemat dan sederhana
e. Persaingan sehat
3. Literatur
Semua materi baik cetak maupun elektronik yang menjadi sumber
bacaan. Literatur belum tentu akan menjadi sumber referensi13.
4. Manajemen stres
Kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola stres yang
terjadi pada dirinya baik secara fisik, emosi, pikiran, jiwa, dan
spiritual14.
5. Gestur
Sikap yang berkaitan dengan bahasa tubuh yang dimunculkan
sesorang dan biasanya bersifat alamiah15.
6. Gender
Peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang dibentuk
oleh masyarakat, bersifat tidak tetap atau berubah-ubah, bergantung
pada nilai-nilai yang ada dalam masyarakat tersebut16.
7. Inklusi sosial
Suatu proses meningkatkan proses meningkatkan kemampuan,
peluang, dan martabat orang (yang dirugikan karena identitas
mereka) sehingga dapat mengambil bagian dalam masyarakat17.
11Dikutip dari Keputusan Dirjen Pembinaan dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja RI No. KEP.
411/LATTAS/XII/2016 Tentang Registrasi Standar Khusus Bidang Soft Skills.
12
Ibid.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid.
16
Ibid.
17
Inclusion Matters: The Foundation for Shared Prosperity, (Washington: World Bank, 2013), hlm. 41.
7
Inklusi sosial dapat juga diartikan sebagai penyertaan setiap orang
dengan beragam latar belakang, karakteristik, dan kemampuan dalam
sebuah lingkungan yang terbuka dengan memberikan akses,
partisipasi, manfaat, dan kesempatan yang sama, termasuk dalam
dunia kerja.
8. Mentor
Pembimbing atau orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
pada bidang tertentu, serta berhasil menerapkannya sehingga dapat
memberikan pembinaan, pengarahan, dan masukan untuk
pengembangan kapasitas seseorang18.
C. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang
berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan
sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekrutmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan yang
spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program
sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan
sertifikasi.
18
Disarikan dari berbagai sumber.
8
D. Komite Standar Kompetensi
Susunan Komite Standar Kompetensi Bidang Ketenagakerjaan
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 375 Tahun 2014 tanggal 24 September 2014 dan susunan Tim
Perumus melalui Keputusan Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja selaku Ketua Komite Standar Kompetensi Bidang
Ketenagakerjaan Nomor KEP.15/SKPK/II/2019 tanggal 4 Februari 2019
yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
JABATAN
NO JABATAN
DALAM TIM
1. Sekretaris Jenderal Pembina
2. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Pengarah
Produktivitas
3. Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Pengarah
4. Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Pengarah
Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengarah
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
6. Direktur Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Pengarah
Transmigrasi
7. Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Pengarah
Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
8. Inspektur Jenderal Pengarah
9. Kepala Badan Penelitian dan Informasi Pengarah
10. Direktur Standardisasi Kompetensi dan Program Ketua
Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas
11. Kepala Sub Direktorat Pengembangan Standar Sekretaris
Kompetensi, Direktorat Standardisasi Kompetensi dan
Program Pelatihan, Direktorat Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas
12. Sekretaris Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Anggota
13. Sekretaris Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Anggota
14. Sekretaris Ditjen Pembinaan Pengawasan Anggota
Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
15. Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Anggota
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
9
JABATAN
NO JABATAN
DALAM TIM
16. Sekretaris Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Anggota
Transmigrasi
17. Sekretaris Ditjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat Anggota
dan Kawasan Transmigrasi
18. Sekretaris Ditjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat Anggota
dan Kawasan Transmigrasi
19. Sekretaris Inspektorat Jenderal Anggota
20. Sekretaris Badan Penelitian dan Informasi Anggota
10
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
11
TUJUAN FUNGSI FUNGSI
FUNGSI DASAR
UTAMA KUNCI UTAMA
Meningkat- Meningkatkan kualitas
kan penampilan prima
kemampuan
Menerapkan Ringkas,
pengelolaan
Rapi, Resik, Rawat, Rajin
keuangan,
(5R) di tempat kerja
kesehatan
dan Meningkatkan
keselamatan kemampuan dalam
diri pengelolaan keuangan
dasar
Mengembang- Meningkat- Membangun kemampuan
kan sikap dan kan komunikasi yang efektif
perilaku yang kemampuan
Membuat surat lamaran
terkait dengan relasi dan
kerja dan wawancara
orang lain. komunikasi
kerja
Mengembangkan
kemampuan bekerja
sama dalam tim
Meningkat- Mengembangkan
kan kemampuan dasar dalam
kemampuan memimpin kelompok
kepemim- kecil
pinan
12
No Kode Unit Judul Unit Kompetensi
8. P.85SOF00.008.1 Mengembangkan Kemampuan Berinisiatif
dalam Bekerja
9. P.85SOF00.009.1 Mengembangkan Kemampuan Menghadapi
Tantangan di Tempat Kerja
10. P.85SOF00.010.1 Membangun Kemampuan dalam Pengelolaan
Emosi
11. P.85SOF00.011.1 Menerapkan Inklusif dan Kesetaraan Hak di
Tempat Kerja
12. P.85SOF00.012.1 Menerapkan Pencegahan Kekerasan Seksual di
Lingkungan Kerja
13. P.85SOF00.013.1 Menerapkan Pencegahan Tindak Perundungan
(bullying) di Tempat Kerja
14. P.85SOF00.014.1 Meningkatkan Kualitas Penampilan Prima
15. P.85SOF00.015.1 Menerapkan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
(5R) di Tempat Kerja
16. P.85SOF00.016.1 Mengembangkan Kemampuan Mengelola
Keuangan Pribadi
17. P.85SOF00.017.1 Membangun Kemampuan Komunikasi yang
Efektif
18. P.85SOF00.018.1 Membuat Surat Lamaran Kerja dan Wawancara
Kerja
19. P.85SOF00.019.1 Mengembangkan Kemampuan Bekerja Sama
dalam Tim
20. P.85SOF00.020.1 Mengembangkan Kemampuan Dasar dalam
Memimpin Kelompok Kecil
13
C. Uraian Unit Kompetensi
KODE UNIT : P.85SOF00.001.1
JUDUL UNIT : Membangun Konsep Diri yang Positif dalam
Bekerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk
membangun diri yang positif dalam bekerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman konsep diri dengan kelemahan dan kelebihan yang
dimiliki serta sikap yang diperlukan oleh seorang pekerja pada
semua tingkatan di tempat kerja.
14
1.2 Kompetensi ini terkait dengan pengelolaan diri (self management)
yang meliputi:
1.2.1 Membangun integritas sebagai tenaga kerja profesional;
1.2.2 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah dan mencari solusi;
1.2.3 Membentuk tangung jawab dan komitmen dalam bekerja;
1.2.4 Membangun ketekunan dalam pekerjaan;
1.2.5 Mengembangkan kemampuan berinisiatif dalam bekerja;
1.2.6 Mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan di
tempat kerja;
1.2.7 Membangun kemampuan dalam pengelolaan emosi.
1.3 Kelebihan atau kelemahan tidak terbatas pada aspek fisik tetapi
nonfisik (psikologis).
1.4 Mentor adalah pembimbing atau orang yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman pada bidang tertentu, serta berhasil
menerapkannya sehingga dapat memberikan pembinaan,
pengarahan, dan masukan untuk pengembangan kapasitas
seseorang. Sebutan mentor dapat diberikan kepada atasan
langsung, instruktur, pelatih (coach), atau pihak yang ditunjuk
menjadi pendamping.
1.5 Monitoring dilakukan secara mandiri dengan catatan peran mentor
atau pendamping dibutuhkan lebih pada kelompok difabel.
15
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Norma-norma kerja yang berlaku di tempat kerja
4.1.2 Kode etik tempat kerja
4.1.3 Kesetaraan gender dan inklusi sosial
4.2 Standar
4.2.1 Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di tempat
kerja
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2. Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode observasi
terhadap perilaku di tempat kerja, wawancara secara lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3. Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan area kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
16
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Keterbukaan terhadap informasi dan masukan yang beragam
4.2 Memahami keterkaitan informasi yang diterima dengan situasi yang
dihadapi
4.3 Konsisten dalam berperilaku positif
5. Aspek kritis
Memonitor diri secara mandiri setiap hari dan dilakukan secara
konsisten
17
KODE UNIT : P.85SOF00.002.1
JUDUL UNIT : Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Waktu
Sesuai Tuntutan Pekerjaan
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
dalam pengelolaan waktu sesuai tuntutan pekerjaan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk pengembangan pengelolaan
waktu dan jam kerja sesuai prosedur di tempat kerja. Seorang
pekerja wajib memiliki disiplin kerja dan memenuhi tugas yang
dibebankan sesuai target waktu yang ditentukan.
18
1.2 Pekerja yang baru memasuki dunia kerja umumnya membutuhkan
adaptasi terhadap disiplin tempat kerja dan pemenuhan deadline
atau tenggat waktu dalam penyelesaian pekerjaan. Untuk maksud
tersebut, supervisor berperan untuk membimbing dan memberikan
mentoring agar pekerja dapat mengelola waktu dengan tepat.
1.3 Pengelolaan waktu meliputi kehadiran, mematuhi prosedur kerja,
ketepatan waktu penyelesaian tugas.
1.4 Bukti-bukti pelaksanaan pengelolaan waktu yang tepat meliputi
logbook pencapaian target atau output, time sheet, presensi, laporan
pelaksanaan kegiatan.
1.5 Refleksi atau evaluasi diri pelaksanaan pengelolaan waktu meliputi
kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan kegiatan, disiplin
bekerja, waktu penyelesaian pekerjaan, jam kerja, output sesuai
target.
1.6 Unit Kompetensi ini terkait dengan unit kompetensi lainnya,
seperti:
a. Membangun integritas sebagai tenaga kerja profesional;
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah dan mencari solusi;
c. Membentuk tangung jawab dan komitmen dalam bekerja;
d. Membangun ketekunan dalam pekerjaan;
e. Mengembangkan kemampuan berinisiatif dalam bekerja;
f. Mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan di
tempat kerja;
g. Membangun kemampuan dalam pengelolaan emosi.
19
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
20
3.2.4 Berpikir kritis terutama dalam hal membuat prioritas waktu
5. Aspek kritis
Kesadaran diri terhadap pentingnya pengelolaaan waktu dan persiapan
secara konsisten dengan kualitas hasil kerja sesuai standar
21
KODE UNIT : P.85SOF00.003.1
JUDUL UNIT : Memiliki Integritas sebagai Tenaga Kerja
Profesional
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
yang dibutuhkan dalam membangun integritas sebagai
pekerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini mencakup pentingnya setiap pekerja memiliki
pengetahuan untuk membangun integritas di tempat kerja.
22
Pengetahuan ini perlu dilaksanakan untuk membuktikan dan
menunjukan komitmen dalam membangun integritas ini.
1.2 Integritas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi
dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-
ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi dan berbagai hal yang
dihasilkan. Integritas meliputi analisis, antisipasi, taat aturan,
menentukan sikap atau tindakan (kejujuran, mencegah
kecurangan, kewibawaan) serta refleksi dan evaluasi untuk
perbaikan.
1.3 Antisipasi adalah tindakan untuk memperhitungkan konsekuensi
positif atau negatif dalam kegiatan yang dilakukan.
1.4 Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik
serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode
etik meliputi aturan dan prosedur di tempat kerja, akuntabilitas,
transparansi, antikorupsi, dan pencegahan kecurangan di tempat
kerja.
1.5 Akuntabilitas meliputi:
1.5.1 Bertanggung jawab terhadap semua tugas yang dijalankan.
1.5.2 Melaporkan semua kejadian selama pelaksanaan tugas,
termasuk adanya penyimpangan atau resiko yang terjadi di
tempat kerja.
1.5.3 Berani menyampaikan kejadian yang terjadi apa adanya.
1.6 Transparansi meliputi:
1.6.1 Melaporkan perkembangan kegiatan, penggunaan uang
serta pembelian-pembelian barang dan jasa secara
transparan sesuai prosedur.
1.6.2 Membuat laporan perkembangan program dan laporan
keuangan secara periodik sesuai prosedur.
1.7 Prinsip-prinsip antikorupsi meliputi:
1.7.1 Berani jujur dan terbuka
1.7.2 Tidak menerima sesuatu pemberian yang bukan haknya
1.7.3 Transparan dan akuntabel
1.7.4 Berani melaporkan tindak-tindak penyelewengan di tempat
kerja kepada pimpinan terkait
23
1.7.5 Selalu bersikap efisien dan efektif
1.8 Unit kompetensi ini terkait dengan unit kompetensi lainnya,
seperti:
1.8.1 Membangun integritas sebagai tenaga kerja profesional;
1.8.2 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah dan mencari solusi;
1.8.3 Membentuk tangung jawab dan komitmen dalam bekerja;
1.8.4 Membangun ketekunan dalam pekerjaan;
1.8.5 Mengembangkan kemampuan berinisiatif dalam bekerja;
1.8.6 Mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan di
tempat kerja;
1.8.7 Membangun kemampuan dalam pengelolaan emosi.
24
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
Ketaatan dan komitmen terhadap ketentuan dan kode etik dalam
bekerja
25
KODE UNIT : P.85SOF00.004.1
JUDUL UNIT : Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dalam
Memecahkan Masalah dan Mencari Solusi
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam
membangun kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah dan menemukan solusi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi
yang diperlukan oleh seorang pekerja pada semua tingkatan.
1.2 Unit kompetensi ini berhubungan dengan unit kompetensi lainnya
seperti:
26
1.2.1 Membangun integritas sebagai tenaga kerja profesional;
1.2.2 Meningkatkan kemampuan pengelolaan waktu sesuai
tuntutan pekerjaan;
1.2.3 Membentuk tangung jawab dan komitmen dalam bekerja;
1.2.4 Membangun ketekunan dalam pekerjaan;
1.2.5 Mengembangkan kemampuan berinisiatif dalam bekerja;
1.2.6 Mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan di
tempat kerja;
1.2.7 Membangun kemampuan dalam pengelolaan emosi.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
27
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
28
5. Aspek kritis
Menerapkan dan memonitor secara reguler langkah-langkah
pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah
dan mencari solusi
29
KODE UNIT : P.85SOF00.005.1
JUDUL UNIT : Membentuk Tanggung Jawab dan Komitmen dalam
Bekerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
yang dibutuhkan dalam membangun tanggung jawab
dan komitmen sebagai pekerja. Tanggung jawab perlu
dibangun untuk menunjukkan komitmen dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pekerja.
30
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan tanggung
jawab dan komitmen di tempat kerja khususnya untuk
menanamkan disiplin dan mencegah kelalaian dalam bekerja.
1.2 Pemahaman pemberi kerja dalam hal ini terkait untuk menjalankan
hak dan kewajiban dan konsekuensinya.
1.3 Pemahaman hak meliputi pengupahan, peluang karir, jaminan dan
perlindungan sosial, sesuai peraturan di tempat kerja dan kontrak
kerja kepada para pihak.
1.4 Pemahaman kewajiban meliputi jam kerja, target, tugas dan
tanggung jawab sesuai peraturan di tempat kerja dan SOP yang
berlaku.
31
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
32
5. Aspek kritis
5.1 Kesadaran pemberi kerja terhadap hak dan kewajiban pekerja
sesuai peraturan yang berlaku
5.2 Kesadaran pekerja terhadap hak dan kewajiban pemberi kerja
sesuai peraturan perundangan yang berlaku
33
KODE UNIT : P.85SOF00.006.1
JUDUL UNIT : Meningkatkan Standar Etika dan Etiket di
Lingkungan Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
yang dibutuhkan dalam membangun etika dan etiket
sebagai pekerja. Etika dan etiket perlu dibangun dan
ditingkatkan untuk menunjukan bahwa pekerja patuh
terhadap kode etik di tempat kerja guna terciptanya
harmonisasi di lingkungan kerja.
34
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk meningkatkan standar etika
dan etiket di tempat kerja, khususnya untuk menanamkan
hubungan sosial bekerja yang harmonis dan nyaman.
1.2 Unit kompetensi ini membangun pemahaman konsep beretika
(etika diartikan sebagai nilai dan norma yang menjadi suatu acuan
bagi manusia dalam berperilaku) dan beretiket (etiket diartikan
sebagai sopan santun) yang sesuai dengan nilai budaya tempat
kerja, mengerti perilaku yang menjadi tuntutan sesuai dengan
konsep beretika dan beretiket, dan kesediaan melaksanakan
penerapannya di tempat kerja secara disiplin dan berkelanjutan.
1.3 Hubungan yang harmonis dalam bekerja akan dapat menghasilkan
kenyamanan sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja
dengan baik.
35
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
36
5. Aspek kritis
5.1 Memperkenalkan nilai-nilai dan budaya tempat kerja akan
meningkatkan sikap dan perilaku yang mendukung etika dan etiket
yang diharapkan tempat kerja
5.2 Memiliki konsistensi dan komitmen dalam menerapkan perilaku
yang beretiket dan beretika secara berkelanjutan, dan
memonitornya secara berkelanjutan hingga budaya beretika dan
beretiket dapat diinternalisasikan dengan baik
37
KODE UNIT : P.85SOF00.007.1
JUDUL UNIT : Membangun Ketekunan dalam Pekerjaan
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam
membangun ketekunan dalam pekerjaan. Kompetensi
ini sangat diperlukan untuk semua tingkatan
pekerjaan guna menunjang kinerja menjadi lebih
maksimal.
38
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk membangun ketekunan dalam
pekerjaan. Kompetensi ini perlu dimiliki oleh seorang pekerja pada
semua tingkatan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode observasi
terhadap perilaku di tempat kerja, wawancara secara lisan, tertulis,
dan portofolio.
39
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
Menentukan prioritas tindakan dalam menghadapi tuntutan di tempat
kerja dan pelaksanaan berkelanjutan
40
KODE UNIT : P.85SOF00.008.1
JUDUL UNIT : Mengembangkan Kemampuan Berinisiatif dalam
Bekerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam
mengembangkan inisiatif untuk mengambil tindakan
secara mandiri sesuai dengan standar prosedur dan
atau tuntutan di tempat kerja. Kompetensi ini juga
berkaitan dengan inisiatif atau ide untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktivitas
di tempat kerja atau wirausaha. Kompetensi ini
diperlukan untuk semua tingkatan pekerjaan guna
menunjang kinerja menjadi lebih maksimal.
41
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
berinisiatif mengambil tindakan secara mandiri. Kompetensi ini
perlu dimiliki oleh seorang pekerja pada semua tingkatan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses, dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode observasi
terhadap perilaku di tempat kerja, wawancara secara lisan, tertulis,
atau portofolio.
42
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Ketelitian dalam menentukan prioritas tindakan dalam setiap
tahapan proses kerja
5.2 Monitoring secara reguler terhadap setiap proses pengembangan
kemandirian dalam berinisiatif
43
KODE UNIT : P.85SOF00.009.1
JUDUL UNIT : Mengembangkan Kemampuan Menghadapi
Tantangan di Tempat Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam
mengembangkan kemampuan menghadapi tantangan
secara mandiri untuk menyelesaikan tugas atau target
kerja. Kompetensi ini sangat diperlukan untuk semua
tingkatan pekerjaan guna menunjang kinerja menjadi
lebih maksimal.
44
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
menghadapi tantangan secara mandiri yang perlu dimiliki oleh
pekerja pada semua tingkatan.
1.2 Dalam identifikasi kelebihan dan kelemahan diri termasuk di
dalamnya yaitu penerimaan diri (self acceptance) terhadap
kelemahan dan kelebihan yang berhasil ditemu-kenali, sehingga
dapat diambil upaya atau langkah pengembangan diri.
45
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Norma-norma etos kerja yang berlaku di tempat kerja
4.1.2 Kesetaraan gender dan inklusi sosial
4.2 Standar
4.2.1 Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di tempat
kerja
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses, dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode observasi
terhadap perilaku di tempat kerja, wawancara secara lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
46
4.7 Gigih dan tekun
4.8 Kreatif
5. Aspek kritis
5.1 Antisipasi situasi internal dan eksternal di area kerja dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan
5.2 Pengembangan kebiasaan terkait dengan menghadapi tugas baru
dan berbeda
47
KODE UNIT : P.85SOF00.010.1
JUDUL UNIT : Membangun Kemampuan dalam Pengelolaan Emosi
di Tempat Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
membangun kemampuan dalam pengelolaan emosi
yang dibutuhkan dalam dunia kerja, termasuk dalam
berhubungan dengan rekan kerja, atasan, pelanggan
dan mitra.
48
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini merupakan kompetensi terkait keterampilan
sosial yang berlaku bagi pekerja yang baru memasuki dunia kerja,
sehingga membutuhkan bimbingan dan masukan untuk membantu
dalam kesiapan kerja.
1.2 Keterampilan dalam menghadapi emosi pelanggan di tempat kerja
termasuk juga mengelola emosi pribadi sangat penting karena
keterampilan ini sangat dibutuhkan pekerja yang bekerja di
berbagai sektor, khususnya-sektor retail, hospitality, dan jasa
lainnya, di mana mereka akan terus menerus menghadapi
komplain atau tuntutan pelanggan.
1.3 Membangun suasana yang kondusif di tempat kerja sangat
diperlukan karena akan mempengaruhi produktivitas kerja.
49
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
50
5. Aspek kritis
Kemampuan mengelola emosi saat menghadapi situasi sulit atau
tekanan di tempat kerja
51
KODE UNIT : P.85SOF00.011.1
JUDUL UNIT : Menerapkan Inklusif dan Kesetaraan Hak di
Tempat Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam penerapan prinsip inklusif dan
kesetaraan hak pekerja di tempat kerja.
52
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk penerapan inklusi dan
kesetaran hak pekerja sehingga mencegah terjadinya segala bentuk
diskriminasi terhadap pekerja di tempat kerja.
1.2 Unit kompetensi ini diterapkan guna membangun sikap percaya
diri, keberanian menyampaikan pendapat, dan pemilihan perilaku
untuk menjaga kepedulian dan menghargai kepada semua pihak di
tempat kerja.
1.3 Kebutuhan spesifik pekerja perempuan mencakup dan tidak
terbatas pada kondisi khusus yang berbeda dengan pekerja laki-
laki seperti menstruasi, hamil, dan melahirkan, melainkan juga
kesempatan memperoleh pendapatan dan karir yang sama dengan
laki-laki.
1.4 Kebutuhan spesifik pekerja penyandang disabilitas disesuaikan
dengan akomodasi yang memadai (affordable accommodation)
termasuk aksesibilitas dan alat bantu.
1.5 Bentuk-bentuk pelanggaran hak pekerja meliputi:
1.5.1 Diskriminasi di tempat kerja yaitu membedakan pemberian
hak-hak seseorang berdasarkan perbedaan fisik, ras, agama
53
dan jenis kelamin, tanpa melihat kompetensi dan
kemampuan seseorang.
1.5.2 Stereotip yaitu citra yang dilekatkan berdasarkan
pembedaan jenis kelamin, ras, suku, agama yang dapat
mengakibatkan adanya kesenjangan dalam akses,
partisipasi, kontrol, dan manfaat.
1.5.3 Kekerasaan yaitu segala perbuatan yang mengakibatkan
penderitaan dan kerugian bagi perempuan dan penyandang
disabilitas baik fisik, mental, maupun seksual.
1.5.4 Subordinasi yaitu menempatkan perempuan dan
penyandang disabilitas selalu pada posisi nomor dua yang
menyebabkan kedudukan dan peran salah satu pihak lebih
tinggi dari pihak lainnya sehingga berdampak nyata pada
pembatasan ruang gerak untuk maju di tempat kerja.
1.5.5 Marjinalisasi yaitu peminggiran perempuan dan penyandang
disabilitas yang mengakibatkan terbatasnya akses dan
kesempatan yang sama di tempat kerja.
1.6 Akses, partisipasi, kontrol dan manfaat mengacu pada situasi dan
kondisi perlakukan yang berbeda yang dialami oleh pekerja
perempuan, laki-laki, dan penyandang disabilitas. Yang dimaksud
dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yaitu:
1.6.1 Akses berkaitan dengan adanya kemudahan atau
keterjangkauan terhadap peluang maupun kesempatan
untuk memanfaatkan setiap sumber daya yang tersedia
dalam lingkup pekerjaannya.
1.6.2 Partisipasi berkaitan dengan adanya pelibatan dalam setiap
proses kegiatan mulai dari perencanaan, pengambilan
keputusan, sampai pada pemantauan dan evaluasi.
1.6.3 Kontrol berkaitan dengan adanya kendali terhadap
keputusan, penggunaan sumber daya, dan akses yang
tersedia.
1.6.4 Manfaat berkaitan dengan penikmatan yang sama terhadap
setiap hasil kerja.
1.7 Dampak tidak adanya perilaku inklusi dan kesetaraan di tempat
kerja meliputi dan tidak terbatas pada berkurangnya kepercayaan
54
diri dan motivasi dalam bekerja, relasi kerja yang tidak sehat,
produktivitas kerja menurun, dan lebih jauh dapat menimbulkan
kerugian baik diri sendiri maupun tempat kerja.
1.8 Inklusif yaitu penyertaan setiap orang dengan beragam latar
belakang, karakteristik dan kemampuan dalam sebuah lingkungan
yang terbuka dengan memberikan akses, partisipasi, kontrol, dan
manfaat yang sama, dalam hal ini terkait dengan dunia kerja.
1.9 Unit kompetensi ini dapat diterapkan pada pekerjaan yang beresiko
tinggi maupun rendah, baik di industri, perkantoran, dan sektor
lainnya.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang menghargai perbedaan dan tidak melakukan
55
segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap rekan kerja
dan atau di lingkungan kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara wawancara, tes tertulis, dan
pengamatan terhadap cara, sikap, dan perilaku kerja di tempat
kerja.
1.3 Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan format ceklis pada
lembar penilaian kepribadian diri pekerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
Ketaatan dalam menerapkan etika dan etiket kerja yang profesional dan
tanpa diskriminasi.
56
KODE UNIT : P.85SOF00.012.1
JUDUL UNIT : Menerapkan Pencegahan Kekerasan Seksual di
Lingkungan Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam melakukan pencegahan kekerasan
seksual di lingkungan kerja. Kompetensi ini
dibutuhkan untuk mendukung lingkungan kerja yang
kondusif dan produktif.
57
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
4.2 Tindak lanjut berdasarkan hasil
evaluasi dilakukan untuk perbaikan di
lingkungan kerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk menerapkan pencegahan
terjadinya kekerasan seksual, dengan mengenali bentuk-bentuk
kekerasan seksual yang mencakup aspek fisik dan psikologis, baik
secara verbal maupun nonverbal di lingkungan kerja baik oleh
maupun terhadap pekerja guna menjaga produktivitas dan kinerja
kerja.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk pengembangan kepribadian
percaya diri, kesediaan mengomunikasikan pandangan positif, dan
berperilaku secara tepat guna membangun interaksi dalam
lingkungan kerja yang terhindar dari kekerasan dan pelecehan
seksual.
1.3 Unit kompetensi ini mencakup dan tidak terbatas pada tingkat
pekerja (atasan dan bawahan, maupun lintas bidang dan atau
divisi kerja) dan pihak-pihak terkait.
1.4 Unit kompetensi ini dapat diterapkan pada pekerjaan yang beresiko
tinggi maupun rendah, baik di industri maupun perkantoran.
58
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Kesetaraan gender dan inklusi sosial
4.2 Standar
4.2.1 Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di tempat
kerja
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang tidak melakukan berbagai bentuk kekerasan
seksual terhadap rekan kerja dan atau di lingkungan kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara wawancara, tes tertulis, dan
pengamatan terhadap cara, sikap, dan perilaku kerja di tempat
kerja.
1.3 Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan format ceklis pada
lembar penilaian kepribadian diri pekerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
59
4.3 Asertif
4.4 Objektif
4.5 Komitmen
4.6 Antikekerasan
4.7 Etika
4.8 Inisiatif
5. Aspek kritis
5.1 Ketaatan dalam menerapkan etika dan etiket kerja yang profesional
dan tanpa kekerasan
5.2 Penyadaran dan penanaman budaya antikekerasan termasuk
antipelecehan seksual di lingkungan kerja guna membangun citra
positif tempat kerja di mata publik
60
KODE UNIT : P.85SOF00.013.1
JUDUL UNIT : Menerapkan Pencegahan Tindak Perundungan
(Bullying) di Tempat Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam melakukan pencegahan berbagai
bentuk tindakakan perundungan di tempat kerja.
Kompetensi ini diperlukan untuk mendukung
lingkungan kerja yang kondusif dan produktif.
61
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
4.2 Hasil evaluasi pencegahan
ditindaklanjuti sesuai prosedur.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku dalam penerapan pencegahan
terjadinya perundungan di lingkungan kerja. Selain itu juga
diberikan pemahaman mengenai bentuk-bentuk perundungan yang
mencakup aspek fisik, psikologis, dan spiritual, baik secara verbal
maupun nonverbal, baik dilakukan oleh pekerja atau terhadap
pekerja guna menjaga produktivitas kinerja.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk pengembangan kepribadian yang
percaya diri serta kesediaan mengkomunikasikan pandangan positif
dan berperilaku secara tepat guna dalam membangun interaksi di
lingkungan kerja yang terhindar dari perundungan.
1.3 Bentuk-bentuk perundungan mencakup aspek fisik, psikis,
spiritual yang dilakukan secara verbal maupun nonverbal sehingga
berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas kinerja.
1.4 Unit kompetensi ini mencakup dan tidak terbatas pada tingkat
pekerja (atasan dan bawahan, maupun lintas bidang/divisi kerja)
dan pihak-pihak terkait.
1.5 Unit kompetensi ini dapat diterapkan pada pekerjaan yang beresiko
tinggi maupun rendah, baik di industri maupun perkantoran.
1.6 Unit kompetensi ini dapat diterapkan pada pekerjaan yang beresiko
tinggi maupun rendah, baik di industri maupun perkantoran.
62
3. Peraturan yang diperlukan
(Tidak ada.)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang tidak melakukan berbagai bentuk perundungan
terhadap rekan kerja dan atau di lingkungan kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara wawancara, tes tertulis, dan
pengamatan terhadap cara, sikap, dan perilaku kerja di tempat
kerja.
1.3 Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan format ceklis pada
lembar penilaian kepribadian diri pekerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
63
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Percaya diri
4.2 Empati
4.3 Asertif
4.4 Objektif
4.5 Komitmen
4.6 Tanggung jawab
5. Aspek kritis
Ketaatan dalam menerapkan etika dan etiket kerja yang profesional dan
tanpa kekerasan
64
KODE UNIT : P.85SOF00.014.1
JUDUL UNIT : Meningkatkan Kualitas Penampilan Prima
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
dalam membuat penampilan prima dan terbaik yang
sesuai di tempat kerja. Kompetensi ini diperlukan
karena setiap pekerja perlu menunjukan penampilan
yang sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
untuk berpenampilan prima agar sesuai dengan standar yang
berlaku di tempat kerja.
65
1.2 Unit kompetensi ini dibutuhkan pada semua tingkatan pekerjaan
dan bertujuan dalam rangka membangun citra positif, baik untuk
diri sendiri maupun tempat kerja.
1.3 Yang dimaksud dengan gestur yaitu sikap yang berkaitan dengan
bahasa tubuh yang dimunculkan sesorang dan biasanya bersifat
alamiah.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
66
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
Konsisten dalam menjaga penampilan prima
67
KODE UNIT : P.85SOF00.015.1
JUDUL UNIT : Menerapkan Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
(5R) di Tempat Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam menerapkan konsep 5R (Ringkas,
Rapi, Resik, Rawat, Rajin) di tempat kerja. Ini
merupakan bagian dari etika kerja untuk peningkatan
dan penerapan standar keselamatan dan kesehatan di
tempat kerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk seluruh pihak di tempat kerja
terkait dengan membangun sikap perduli, kemampuan berpikir
kritis, disiplin, dan kesediaan dalam penerapan konsep 5R di
tempat kerja secara konsisten dan berkelanjutan.
68
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat tulis kantor
2.1.2 Alat-alat kebersihan seperti sapu, alat pel, cairan pembersih
dan sebagainya
2.1.3 Alat bantu lainnya
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Kebijakan manajemen terkait penerapan konsep 5R di
tempat kerja
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja dalam penerapan 5R di tempat kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan tes lisan, praktik, maupun
observasi.
1.3 Penilaian dapat dilakukan di tempat kerja terkait.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
69
3.1.1 Konsep 5R secara komprehensif
3.1.2 Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) umum
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menerapkan 5R di tempat kerja
3.2.2 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) umum
5. Aspek kritis
Kesediaan dan kedisiplinan diri dalam melaksanakan program 5R sesuai
standar teknis yang berlaku
70
KODE UNIT : P.85SOF00.016.1
JUDUL UNIT : Mengembangkan Kemampuan Mengelola Keuangan
Dasar
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar dalam
mengelola keuangan pribadi secara tepat. Diharapkan
melalui kompetensi ini setiap orang lebih bijak dan
terampil dalam mengelola keuangan.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
dalam pengelolaan keuangan pribadi. Setiap orang perlu memiliki
kemampuan ini agar tidak terjebak pada utang dan keinginan yang
sifatnya konsumtif.
1.2 Pilar-pilar dalam financial literacy meliputi earning, saving,
spending, dan social value (gotong royong, zakat, sosialisasi dengan
orang lain, dan sebagainya).
71
1.3 Setiap orang harus memahami nilai, manfaat, dan tujuan uang,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek dan
panjang. Mereka harus dapat membedakan antara kebutuhan dan
keinginan agar uang bisa bermanfaat maksimal dalam memenuhi
kebutuhan seseorang.
1.4 Fungsi uang meliputi:
1.4.1 Satuan hitung yang berarti uang dapat memberikan harga
sebuah komoditas, sehingga nilai suatu barang dapat
diukur dan dibandingkan.
1.4.2 Alat transaksi.
1.4.3 Penyimpanan nilai yang berarti uang mampu menyimpan
hasil transaksi untuk mengalihkan daya beli dari masa
sekarang ke masa mendatang.
1.5 Disamping memahami fungsi uang, setiap orang perlu mengetahui
lembaga-lembaga yang dapat membantu untuk menyimpan,
meminjam, dan mengembangkan keuangan pribadi. Setiap lembaga
keuangan memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu setiap
orang harus cermat dalam memilih lembaga keuangan yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang.
1.6 Setiap orang harus mampu membuat perencanaan keuangan yang
tepat, termasuk dalam membuat pembukuan sederhana. Hal ini
dimaksudkan agar di masa depan dapat mencapai kesejahteraan
dan terhindar dari kebangkrutan akibat beban utang.
1.7 Perbedaan kebutuhan dan keinginan dalam memanfaatkan uang
meliputi:
1.7.1 Kebutuhan yaitu kebutuhan pokok untuk bertahan hidup,
seperti makan, minum, sandang, dan tempat tinggal.
Umumnya tidak dapat ditunda.
1.7.2 Keinginan yaitu sesuatu yang tidak bersifat pokok dan dapat
ditunda, seperti telepon genggam model terbaru, motor atau
kendaraan lain terbaru, dan lainnya.
1.8 Sumber-sumber keuangan meliputi:
1.8.1 Gaji atau pendapatan
72
1.8.2 Investasi merupakan sumber keuangan yang dapat
menghasilkan pendapatan bagi seseorang yang dapat
berupa tabungan, tanah, emas, saham, dan sukuk.
1.8.3 Wirausaha atau bisnis merupakan usaha yang diharapkan
dapat menghasilkan laba dari usaha yang dikembangkan,
seperti kontrakan rumah, sewa lahan, sewa lapangan olah-
raga, dan sebagainya.
1.9 Pengelolaan keuangan meliputi:
1.9.1 Kemampuan untuk menghasilkan keuntungan atau
penghasilan dari usaha yang dilakukan seperti menabung
dan sebagainya.
1.9.2 Kemampuan membuat perencanaan keuangan, termasuk
rugi dan laba.
1.9.3 Kemampuan membuat buku kas dan arus kas sederhana.
1.9.4 Kemampuan mengidentifikasi lembaga-lembaga keuangan
yang dapat membantu mengembangkan pendapatan dan
memenuhi kebutuhan pribadi atau keluarga.
1.9.5 Kemampuan mengontrol dan memanfaatkan keuangan
secara bijak, tidak terjebak pada keinginan yang sifatnya
sesaat.
73
4.2 Standar
(Tidak ada)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
74
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Disiplin
4.2 Analitis
4.3 Antisipatif
5. Aspek kritis
Prioritas penggunaan uang dilakukan secara tepat guna
75
KODE UNIT : P.85SOF00.017.1
JUDUL UNIT : Membangun Kemampuan Berkomunikasi yang
Efektif
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
yang dibutuhkan dalam berkomunikasi yang efektif
sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Kompetensi ini juga
berguna dalam membangun relasi kerja yang positif
dan efektif di tempat kerja guna menunjang kinerja
menjadi lebih maksimal.
76
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
4.2 Perbaikan untuk pengembangan
kemampuan berkomunikasi efektif
ditindaklanjuti sesuai standar yang
berlaku.
4.3 Pelaksanaan pengembangan
kemampuan berkomunikasi efektif
didokumentasi.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi efektif yang dimiliki oleh seorang pekerja pada
semua tingkatan pekerjaan.
1.2 Cakupan komunikasi meliputi lisan dan tertulis (media
konvensional dan elektronik) baik verbal maupun nonverbal.
1.3 Penggunaan komunikasi yang efektif mencakup namun tidak
terbatas pada:
1.3.1 Setiap permasalahan kerja yang ditemui.
1.3.2 Merespon secara cepat dan tepat setiap kebutuhan
permintaan data, informasi, dan layanan.
1.3.3 Komplain pelanggan ditangani sesuai prosedur baik internal
maupun eksternal.
1.3.4 Komunikasi tertulis melalui media konvensional dan
elektronik yang disampaikan kepada supervisor, seperti izin
kepada atasan, dan sebagainya sesuai prosedur yang
berlaku.
1.3.5 Sikap proaktif dalam berkomunikasi (tidak pasif).
1.4 Kompetensi ini juga berhubungan dengan bagaimana membangun
komunikasi dengan pelanggan dan klien yang efektif baik internal
maupun eksternal.
1.5 Gestur atau komunikasi nonverbal sangat menentukan keefektifan
komunikasi.
1.6 Yang dimaksud dengan komunikator dan komunikan sebagai
berikut:
1.6.1 Komunikator yaitu pihak yang bertindak sebagai pengirim
pesan dalam proses komunikasi baik secara langsung
77
maupun tidak langsung yang mencakup penyampaian
pesan, memberikan respons, maupun menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penerima pesan.
1.6.2 Komunikan yaitu pihak yang menjadi penerima pesan.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan
kualitas effektivitas yang dicapai dalam menggunakan keterampilan
berkomunikasi yang efektif di tempat kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode observasi dan
penerapan kemampuan berkomunikasi di tempat kerja, wawancara
78
secara lisan atau tertulis sesuai dengan kebutuhan penilaian yang
akan dilaklukan.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas dan tempat kerja baik secara konvensional maupun
elektronik.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
79
5. Aspek kritis
Komunikasi yang efektif baik verbal maupun nonverbal diterapkan
sesuai dengan kebutuhan dan standar
80
KODE UNIT : P.85SOF00.018.1
JUDUL UNIT : Mempersiapkan Lamaran dan Wawancara Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan oleh pencari kerja untuk mempersiapkan
lamaran dan wawancara kerja secara online dan
offline. Unit kompetensi ini juga diperlukan dalam
mempersiapkan pencari kerja untuk persiapan
menghadapi tes wawancara.
81
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
untuk mengidentifikasi lowongan pekerjaan yang tersedia dan valid
baik secara online maupun offline serta kemampuan untuk
menghadapi tes wawancara di tempat kerja.
1.2 Keterampilan mencari lowongan pekerjaan merupakan salah satu
faktor kunci sukses bagi calon pekerja untuk memasuki dunia
kerja. Saat ini banyak sekali lowongan pekerjaan dipublikasikan
melalui internet. Oleh karena itu, pekerja dituntut untuk bisa
mencari lowongan pekerjaan secara online.
1.3 Keterampilan untuk mengirimkan surat lamaran pekerjaan, daftar
riwayat hidup (CV), dan dokumen pendukung lainnya secara online
sangat penting mengingat bahwa banyak tempat kerja saat ini
lebih cenderung memilih pengiriman dokumen melalui email atau
secara elektronik.
1.4 Cakupan komunikasi mengikuti wawancara meliputi aspek berikut:
1.4.1 Sebelum memasuki ruangan wawancara semua peralatan
komunikasi dinonaktifkan.
1.4.2 Salam dan berjabat tangan serta mengucapkan terima kasih
telah diundang wawancara.
1.4.3 Interaksi dengan pewawancara dilakukan sesuai dengan
standar wawancara.
1.4.4 Semua pertanyaan pewawancara dijawab secara singkat,
padat, dan jelas.
1.4.5 Ucapan terima kasih disampaikan kepada pewawancara
pada akhir sesi wawancara.
1.4.6 Jabat tangan dan ucapan salam dilakukan sebelum
meninggalkan ruangan wawancara.
82
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Formulir Daftar Riwayat Hidup
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode yakni secara
lisan, tertulis, atau portofolio.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
83
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membuat surat lamaran dan CV yang menarik secara online
dan offline
3.2.2 Mengoperasikan komputer dan perangkat elektronik lainnya
serta mengakses internet
3.2.3 Komunikasi yang efektif
5. Aspek Kritis
Kepercayaan diri dan kejujuran yang ditunjukan pada saat wawancara
dan mengisi daftar riwayat hidup, penampilan prima, dan kerapihan
84
KODE UNIT : P.85SOF00.019.1
JUDUL UNIT : Mengembangkan Kemampuan Bekerja Sama dalam
Tim
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam bekerja sama dalam tim. Unit
kompetensi ini diperlukan sebagai dasar untuk
mengembangkan kemampuan kerja sama tim di
tempat kerja.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
kerja sama tim, khususnya pekerja yang baru memasuki dunia
kerja dan membutuhkan kesempatan untuk bekerja dalam tim.
1.2 Kerja sama tim merupakan experiential learning atau belajar
melalui praktik. Melalui kerja sama tim akan memberikan
pemahaman juga terkait komunikasi, kepemimpinan, manajerial,
serta memahami karakter dan kemampuan anggota tim.
85
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.1.2 Alat tulis kantor
2.1.3 Alat bantu lainnya
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Formulir penilaian kinerja
2.2.2 Logbook pekerja
2.2.3 Sarana lainnya
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas, tempat kerja, dan sarana lain yang tersedia.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
86
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Tujuan, peran, dan target kerja sama tim
3.1.2 Karakter dan potensi anggota tim
3.2 Keterampilan
3.2.1 Berkomunikasi dan bernegosiasi dalam tim
3.2.2 Membuat perencanaan dan monitoring kinerja tim
3.2.3 Kemampuan bermitra dengan orang lain
5. Aspek kritis
Tinjauan berkala dan hasil koordinasi dengan anggota tim yang
dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan
87
KODE UNIT : P.85SOF00.020.1
JUDUL UNIT : Mengembangkan Kemampuan Dasar dalam
Memimpin Kelompok Kecil
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dasar
dalam memimpin kelompok kecil. Keterampilan ini
diperlukan karena setiap pekerja perlu memiliki
kemampuan memimpin dalam pekerjaan. Kemampuan
memimpin kelompok kecil sangat diperlukan untuk
pekerja yang baru memasuki dunia kerja.
88
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3.2 Laporan hasil evaluasi kepemimpinan
didokumentasikan sesuai prosedur
tempat kerja.
3.3 Rencana tindak lanjut pengembangan
kepemimpinan disusun sesuai standar.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini berlaku untuk mengembangkan kemampuan
memimpin kelompok kecil, mengingat sikap dan kemampuan dasar
memimpin diperlukan oleh seorang pekerja.
1.2 Cakupan keterampilan kepemimpinan meliputi:
1.2.1 Komunikasi
1.2.2 Mengarahkan
1.2.3 Empati (kepekaan terhadap kebutuhan anggota tim)
1.2.4 Pola pikir positif (positive mindset)
1.2.5 Pengambilan keputusan
1.3 Memimpin tim merupakan experiential learning atau belajar melalui
praktek. Melalui kemampuan ini, pekerja dapat memberikan
kontribusi yang lebih baik kepada tempat kerja, disamping menjadi
aset bagi tempat kerja, karena kemampuan memimpin adalah
potensi pemimpin masa depan.
1.4 Logbook dan sarana lain yang tersedia digunakan untuk
mengetahui kinerja tim mengenai pencapaian target atau output
tim.
1.5 Setiap anggota tim perlu memiliki cakupan kerja atau kerangka
kerja yang jelas dan pelatihan agar mereka dapat menjalankan
perannya lebih tepat.
1.6 Proses komunikasi dengan tim meliputi:
1.6.1 Komunikasi verbal dan nonverbal
1.6.2 Komunikasi tertulis
1.6.3 Protokol-protokol komunikasi
1.7 Pengambilan keputusan meliputi:
1.7.1 Pelaksanaan kebijakan dan prosedur di tempat kerja
1.7.2 Memprioritaskan pekerjaan
89
1.7.3 Melaporkan jika ada adanya insiden yang terjadi
1.8 Cakupan kinerja meliputi:
1.8.1 Sikap terhadap klien atau pelanggan dan anggota tim
1.8.2 Menyelesaikan tugas yang diperintahkan dalam masa waktu
yang ditentukan
1.8.3 Mengikuti prosedur administrasi
1.8.4 Mengikuti jadwal kerja
1.8.5 Standar kerja umum
1.8.6 Mempersiapkan rencana kerja
1.9 Pemantauan kinerja meliputi:
1.9.1 Memenuhi prosedur di tempat kerja
1.9.2 Pelayanan dan masukan dari pelanggan internal dan
eksternal
1.9.3 Proses formal mengikuti petunjuk dan standar
1.9.4 Proses-proses informal
1.9.5 Isu-isu atas kinerja
1.9.6 Ketaatan terhadap keselamatan kerja
1.9.7 Partisipasi dan masukan tim
1.9.8 Output atau hasil pekerjaan
1.9.9 Kualitas pekerjaan
90
4. Norma dan standar
4.1 Norma
4.1.1 Budaya tempat kerja terkait kerja sama dalam tim
4.1.2 Kesetaraan gender dan inklusi sosial.
4.2. Standar
4.2.1 Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di tempat
kerja
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melaksanakan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode lisan, tertulis,
atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di salah satu atau kombinasi dari
kelas, tempat kerja, atau sarana lainnya yang tersedia.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
91
3.2.5 Analisis masalah dan memberikan solusi
5. Aspek kritis
5.1 Pengambilan keputusan dilaksanakan setelah mendengarkan
masukan-masukan tim
5.2 Hubungan positif dan konstruktif diterapkan sesuai prosedur
5.3 Koordinasi dengan anggota tim dilaksanakan secara berkala
92