Anda di halaman 1dari 11

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN

SPESIFIKASINYA

OLEH :

WILLYAM GANTA

03111004071

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015
SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN
SPESIFIKASINYA

A. Gardu Induk
Gardu induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari
jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer.
Gardu Induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran
transmisi distribusi listrik. Dimana suatu system tenaga yang dipusatkan pada suatu
tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi,
transfomator, dan peralatan pengaman serta peralatan control.
Fungsi utama dari gardu induk :
- Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran
transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen
- Sebagai tempat control
- Sebagai pengaman operasi system
- Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan
distribusi

B. Sistem Proteksi Pada Gardu Induk

Berikut sistem proteksi yang ada di gardu induk:

1. Lightning Arrester
Lightning Arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap
tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung. Alat ini berfungsi
sebagai by pass disekitar isolasi yang membentuk jalan dan mudah dilalui arus kilat
ke sistem pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan
tidak merusak isolasi peralatan listrik. Pada keadaan normal arrester berlaku
sebagai isolator, bila terjadi tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang
tahanannya relatif rendah sehingga dapat menyalurkan arus yang tinggi ke tanah.
Setelah surja hilang arrester dapat dengan cepat kembali sebagai isolasi.
Sesuai dengan fungsinya, maka arrester dipasang di setiap ujung SUTT
yang memasuki gardu induk. Di Gardu Induk adakalanya pada transformator
dipasang juga arrester untuk menjamin terlindungnya transformator dan peralatan
lainnya dari tegangan lebih tersebut.

Bagian-bagian yang penting dari arrester :


A. Elektroda
Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari arrester yang dihubungkan
dengan bagian atas dan elektroda bawah dihubungkan dengan tanah.
B. Sela percikan
Apabila terjadi tegangan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung pada
arrester yang terpasang, maka pada sela percikan (spark gap) akan terjadi
loncatan busur api. Pada dasarnya pada arrester, busur api yang terjadi
tersebut ditiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulakn oleh tabung fiber
yang terbakar.
C. Tahanan katup (valve resistor)
Tahanan yang digunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material
yang sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan perubahan
tegangan.

2. Pemisah (PMS)
Pemisah adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu
peralatan listrik sudah bebas dari tagangan kerja. Oleh karena itu pemisah tidak
diperbolehkan untuk dimasukkan atau dikeluarkan pada saat rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban.
Untuk tujuan tertentu, pemisah penghantar atau kabel dilengkapi dengan
pemisah tanah (pisau pentanahan/earthing blade). Umumnya antara pemisah
penghantar/kabel dan pemisah tanah terdapat alat yang disebut interlock. Dengan
terpasangnya interlock, maka kemungkinan terjadinya kesalahan operasi dapat
dihindarkan. Tenaga penggerak pemisah dapat diperoleh secara manual, dengan
motor, dengan pneumatik atau dengan hidrolis.
Pada umumnya pemisah (PMS) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsi dan penempatannya, yakni :
a) Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :
 Pemisah Peralatan (PMS Bus)
Pemisah peralatan merupakan alat yang berfungsi untuk
mengisolasi peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi yang
bertegangan. Pemisah ini harus dimasukkan atau dibuka dalam
keadaan tak berbeban.
 Pemisah Tanah (PMS Line)
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang
timbul sesudah saluran udara tegangan tinggi diputuskan atau induksi
tegangan dari penghantar atau lainnya.
b) Berdasarkan penempatannya dalam sistem tenaga, dibedakan menjadi :
1) Pemisah penghantar
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi penghantar.
2) Pemisah rel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi rel.
3) Pemisah kabel
Merupakan pemisah yang terpasang di sisi kabel.
4) Pemisah seksi
Merupakan pemisah yang terpasang pada suatu rel sehingga rel
tersebut dapat terpisah menjadi dua seksi.
5) Pemisah tanah
Merupakan pemisah yang terpasang pada penghantar atau kabel untuk
di hubungkan ke tanah.

3. Pemutus Tenaga (PMT)


Pemutus tenaga adalah peralatan sistem tenaga yang berfungsi untuk
memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi beban yang dapat
bekerja secara otomatis ketika terjadi gangguan atau secara manual ketika
dilakukan perawatan atau perbaikan. Ketika kontak dipisahkan, beda potensial di
antara kontak tersebut menimbulkan medan elektrik di antara kontak tersebut.
Medan elektrik ini akan menimbulkan ionisasi yang mengakibatkan terjadinya
perpindahan elektron bebas ke sisi beban sehingga muatan akan terus berpindah ke
sisi beban dan arus tetap mengalir. Karena hal ini menimbulkan emisi termis yang
cukup besar, maka timbul busur api (arc) di antara kontak PMT tersebut. Agar tidak
mengganggu kestabilan sistem, maka arc tersebut harus segera dipadamkan.
Berdasarkan metode dalam pemadaman arc tersebut, PMT dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu :

 PMT Minyak
Pada PMT jenis ini, ketika kontak terbuka, arc akan terjadi dengan media
sekitar berupa minyak sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas
yang menyelubungi arc di antara kontak. Gelembung ini membuat minyak
terdekomposisi sehingga menimbulkan gas hidrogen yang menghambat arc.
Dengan adanya media minyak ini, diharapkan arc dapat segera dipadamkan. Secara
fisik bentuknya paling besar diantara jenis PMT yang lain dan dicirikan dengan
adanya tangki-tangki yang di dalamnya terdapat minyak.

1. PMT udara
Jenis ini menggunakan metode yang paling sederhana, yaitu
memperpanjang lintasan arc. Karena efek pemanjangan lintasan ini
diharapkan arc dapat segera dipadamkan. Biasanya dipakai
untuk indoor (dalam switchgear) untuk level tegangan 4.16kV dan 13.8kV.

2. PMT SF6
Saat kontak terbuka dan arc muncul, gas SF6 bertekanan tinggi ditiupkan di
antara kontak untuk menyingkirkan partikel bermuatan dari sela antara kedua
kontak sehingga membuat arc semakin cepat padam. Gas SF6 dipilih karena sifat
gas ini yang merupakan bahan isolasi dan pendingin yang baik.

3. PMT Vakum
Pada PMT jenis ini kontak ditempat- kan pada suatu bilik yang vakum.
Tidak boleh terjadi kebocoran sedikitpun pada bilik ini. PMT jenis ini umumnya
tidak menggunakan kontak yang bergerak secara mekanik seperti kontak yang lain.
Kontak mekanik akan menyebabkan pergeseran kontak yang memungkinkan
terjadinya kebocoran. Pada PMT vakum, pemadaman arc dilakukan dengan
memperpanjang lintasan serta menghilangkan molekul udara yang dapat
mengalami ionisasi.

4. Rele Proteksi dan Panel Kontrol


Rele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan
suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi
terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang
terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan
pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi.
Macam relay yang digunakan sebagai proteksi:
a. Proteksi pada Trafo
~ Relay Arus Lebih :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) antara
phasa di dalam maupun di luar daerah pengamanan trafo.
~ Relay Differensial :
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan hubung singkat (short circuit) yang
terjadi di dalam daerah pengaman trafo.
~ Relay Gangguan Tanah Terbatas :
Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya terhadap tanah di dalam
daerah pengaman trafo, khususnya gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh Relay Differensial.
~ Relay Arus Lebih Berubah :
Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya dari gangguan antara phasa
dan tiga phasa dan bekerja pada arah tertentu.
~ Relay Gangguan Tanah :
Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari gangguan hubung tanah, di
dalam dan di luar daerah pengaman trafo.
~ Relay Tangki Tanah :
Berfungsi untuk mengamankan Transformator Daya terhadap hubung singkat
(short circuit) antara phasa dengan tangki trafo dan trafo yang titik netralnya
ditanahkan.
~ Relay Suhu :
Berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak trafo dan kumparan secara langsung,
yang akan membunyikan alarm serta mentripkan Circuit Breaker
~ Relay Jansen :
Berfungsi untuk mengamankan pengubah/ pengatur tegangan (Tap Changer) dari
Trafo.
~ Relay Bucholz :
Berfungsi mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan
pemanasan setempat dalam minyak trafo.
~ Relay Tekanan Lebih :
Berfungsi mengamankan Transformator Daya dari tekanan lebih.
Bagi Trafo tanpa konservator, dipasang relay tekanan mendadak dipasang
pada tangki dan bekerja dengan pertolongan.

b. Proteksi pada penghantar SUTT/SKTT


~ Relay Jarak :
Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa maupun gangguan
hubungan tanah.
~ Relay Differential Pilot Kabel :
Berfungsi mengamankan SKTT dan juga SUTT yang pendek dari gangguan antar
phasa maupun gangguan hubung singkat (short circuit).
~ Relay Arus Lebih Berarah :
Berfungsi mengamankan SUTT dari gangguan antar phasa dan hanya bekerja pada
satu arah. Relay ini dapat membedakan arah arus gangguan.
~ Relay Arus Lebih :
Berfungsi mengamankan SUTT dan gangguan antara phasa maupun gangguan
hubungan tanah.
~ Relay Tegangan Lebih :
Berfungsi mengamankan SUTT atau SKTT terhadap tegangan lebih.
~ Relay Gangguan Tanah :
Berfungsi mengamankan SUTT terhadap gangguan hubung tanah.
~ Relay Penutup Balik :
Berfungsi mengamankan kembali SUTT akibat gangguan hubung singkat
temporer.

Jenis-jenis panel kontrol dalam GI adalah panel kontrol utama, panel rele
dan panel pemakaian sendiri. Panel kontrol utama kadang-kadang dibagi lebih
lanjut kedalam panel instrumen dan panel operasi.
Pada panel instrumen terpasang dan penunjuk gangguan dari sini keadaan
operasi dapat diawasi. Pada panel operasi terpasang saklar operasi pemutus beban
dan pemisah serta lampu penunjuk posisi, saklar, ril tiruan (mimic bus), saklar dan
lampu diatur letak dan hubungannya sesuai dengan keadaan rangkaian yang
sesungguhnya sehingga keadaannya dapat dengan mudah dilihat. Pada gardu induk
kecil, panel kontrol utamanya dari jenis tegak dan instrumen serta saklar-saklarnya
bersama-sama terpasang dimuka. Pada gardu induk besar, panel yang tegak harus
dipakai sebagai panel instrumen. Panel operasinya adalah dari jenis meja (bench
type) dan ada didepannya.
Pada panel rele terpasang rele pengaman saluran transmisi, rele pengaman
differensial trafo dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat diketahui dari penunjukan
pada rele itu sendiri dan pada penunjukan gangguan dipanel kontrol utama. Pada
GI kecil, sisi depan dari panel tegak dipakai sebagai panel utama dengan instrumen
dan saklar, dan sisi belakangnya dipakai sebagai panel rele. Pada GI besar, jika
rangkaiannya sudah rumit, panel terpasang dalam ruangan tersendiri.
Pada GI yang besar dan modern dengan susunan rel yang sudah sangat
rumit, mulai banyak dipakai panel dengan gambar-gambar yang bercahaya. Bagian
sistem yang bekerja dibuat bercahaya dan berkedip-kedip pada waktu ada
gangguan. Jika suatu PMT akan ditutup, bagian dari rel yang akan menjadi
bertegangan oleh menutupnya PMT itu dibuat berkedip-kedip sehingga luasnya
bagian sistem yang akan terkena akibatnya dapat diperiksa lebih dahulu sebelum
PMT itu benar-benar menutup. Dengan jalan ini kesalahan operasi dapat dicegah.
Tata susunan (arrangement) panel kontrol dan panel rele harus sesuai
dengan tata peralatan yang ada diluar, kelas tegangan dan saluran transmisi yang
masuk. Dengan demikian maka pengawasan operasi dan pelaksanaan pemeliharaan
dipermudah. Sesuai dengan keadaan diluar maka urutan panel adalah untuk saluran
masuk trafo alat pengubah fasa dan panel saluran keluar. Untuk memudahkan
pengawasan operasi, panel kontrol utama dimana perhatian operator harus
dipusatkan, dipasang didepan dan panel tambahan (auxilary board) dan panel
pemakaian sendiri dipasang disatu sisi atau kedua sisinya tegak lurus padanya.
Untuk pengawasan belakang (back wiring) harus dipakai kabel dengan
isolasi yang tidak dapat terbakar, pada umumnya dipakai kabel PVC. Terminal
pengujian dipasang pada rangkaian dari trafo arus dan trafo tegangan. Terminal
pengujian untuk trafo arus ada yang dari jenis terminal, ada yang dari jenis pasak
(plug type). Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pengujian
dapat dihindari kemungkinan terbukanya rangkaian skunder.
Panel kontrol merupakan pusat syaraf bagi suatu gardu induk. Pada panel
inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan melakukan operasi peralatan
serta pengukuran-pengukuran tegangan, arus, daya, dan sebagainya setiap waktu
bila dipandang perlu.
Bila terjadi gangguan panel itu membuka pemutus beban (secara otomatis)
melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu. Karena tegangan
dan arus tidak dapat langsung diukur pada sisi tegangan tinggi, maka transformator
ukur (instrument) mengubahnya menjadi tegangan dan arus yang rendah dan
sekaligus memisahkan alat ukur tadi dari tegangan tinggi. Ada tiga jenis
transformator ukur, yaitu trafo tegangan, trafo arus dan tegangan arus.

5. Lemari Hubung
Lemari hubung (cubicle) terbuat untuk kelas 3-30 kV dan dipakai untuk
pusat beban atau pusat daya (power centre). Karakteristiknya adalah bahwa :
- Bagian yang bertegangan tidak boleh terbuka (exposed)
- Ganggguan tidak akan meluas sebab rangkaiannya terbagi dalam satuan-
satuan
- Luas instalasi kecil dalam pemasangan,perluasan dan pemindahan instalasi
mudah
- Kehandalannya tinggi karena pemasangannya sempurna dipabrik
Lemari hubung diklasifikasikan oleh perbedaan-perbedaan sistem rilnya
kedalam jenis-jenis ril tunggal, ril rangkap dan ril penyimpang (bypass). Untuk
rangkaian pemakaian gardu induk sendiri jenis yang sering dipakai adalah yang
paling sederhana yakni jenis ril tunggal.

6. Saklar Pentanahan
Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi
yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada
konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem.
Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan
tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).

7. Kompensator
Kompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat
pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi
atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk
menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang
berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan
kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau
kapasitor shunt dan reaktor shunt.

Anda mungkin juga menyukai