FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI – PUBLIC RELATION UNIVERSITAS MERCU BUANA
1. Apakah setiap negosiasi memiliki iklim yang sama ?
Berbeda. Mengapa ? karena Iklim dari satu negoisasi mungkin keras, tidak mengenal kompromi dan tegang, sedangkan negoisasi yang lain mungkin iklimnya lamban, membosankan dan makan banyak waktu. Negoisasi yang lain lagi mungkin hangat, ramah dan kreatif. Yang lainnya lagi dingin, resmi dan ketat sekali. Setiap negosiator mengenala berbagai perbedaan dalam ikli atau atmosfir ini. Namun kadang-kadang mereka heran bagaimana semua perbedaan itu sampai terjadi. Beberapa keajuan dalam iklim itu akan terjadi selama pertemuan, namun iklim yang telah tercipta pada permulaan negosiasi tetap sangat penting. Iklim membentuk tingkat disekitarnya yang mencakup beberapa modulasi, tetapi bukan sembarang perkembangan positif yang besar. Bila terjadi kemunduran dari iklim yang telah terbentuk pada permulaan, untuk mencegah hal itu perlulah kita mengambil langkah-langkah positif selama negosiasi, namun kunci untuk meciptakan iklim negosiasi itu terletak pada apa yang terjadi pada saat pembukaan, karenanya kita perlu melihat secara dekat, pada apa yang terjadi pada saat pembukaan itu dan apa yang dapat kita lakukan sehubung dengan hal itu menciptakan suatu iklim yang baik.
2. Iklim seperti apa yang diharapkan negosiator , bagaimana cara memperoleh
iklim tersebut ? Menciptakan Iklim Negosiasi Ketika melakukan sebuah negosiasi, kita akan menemukan suatu keadaan (iklim) yang keras, tidak mengenal kompromi, tegang. Di lain waktu kita menemukan negosiasi yang mungkin iklimnya lamban, membosankan dan banyak menyita waktu. Negosiasi yang lain lagi kita mendapatkan sebuah negosiasi yang iklimnya hangat, ramah, kreatif, dingin, formal dan ketat sekali. Saat-saat yang menentukan dalam melakukan negosiasi tidak hanya pada saat pembukaan / awal negosiasi, tetapi juga dipengaruhi oleh persiapan untuk bertemu dengan pihak lain untuk melakukan negosiasi. Negosiasi juga dipengaruhi oleh apa yang terjadi kemudian selama berlangsungnya negosiasi. Hanya saja kesan yang muncul ketika pembukaan jauh lebih kuat dari pada yang timbul sebelumnya dan dengan cepat dapat menghapuskannya. Pertama-tama kita harus mempertimbangkan apa yang terjadi dengan jelas ketika dua belah pihak bertemu untuk negosiasi yang pertama kali. Mereka akan bertemu dan saling memberi salam. Kemudian dimulailah suatu pola percakapan tertentu dan selanjutnya berbicara di meja perundingan dan mulai membicarakan bisnis. Ciri-ciri iklim/kondisi yang kondusif untuk melakukan sebuah negosiasi yaitu : ramah, penuh kerjasama, lancar dan bersifat bisnis. Untuk mencapai hal ini memang membutuhkan waktu. Oleh karena itu biasanya ketika kita akan bernegosiasi tidak langsung ke aspek bisnis. Mungkin topik-topik seputar pengalaman perjalanan, permainan olah raga dan sebagainya menjadi awal pembicaraan sebelum berbicara atau bernegosiasi yang berhubungan dengan bisnis. Hal ini umum disebut dengan ice breaking. Pembicaraan awal ini memungkinkan masing-masing pihak untuk menyesuaikan diri baik secara verbal maupun non verbal, sehingga akan mulai terjadi pertemuaan pemikiran diantara keduanya. Selama hal tersebut berlangsung pesan-pesan non verbal sekaligus disampaikan sama kuatnya. Kesan pertama mengenai sosok tubuh. Sosok tubuh mempunyai postur yang dapat mengungkapkan kepercayaan pada diri sendiri, ketidakpastian, gairah hidup atau kelesuan, santai atau ketegangan. Unsur-unsur sosok tubuh yang penting dalam menyampaikan kesan-kesan tersebut adalah kepala, punggung dan bahu. Disamping postur tubuh, yang lain adalah misalnya pakaian yang dikenakan apakah gelap atau terang, konformis atau tidak, bersih atau kumal dan sebagainya. Kesan sepintas mengenai sosok tubuh akan segera diperkuat oleh kesan-kesan yang lain yaitu kontak mata. Kontak mata pertama antara dua belah pihak memiliki kekuatan yang besar dan dapat menunjukan ungkapan keterbukaan, sembunyi- sembunyi, kepercayaan atau kecurigaan. Kesan lain yang memberikan pengaruh yaitu gerakan sentuhan. Jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai dukungan kuat atau licik atau wajar. Dalam masyarakat barat, gerakan tangan kiri menepuk-nepuk bahu pihak lain sambil menepuk-nepuk bahu ditafsirkan sebagai kegembiraan berlebihan atau over acting. Kesulitan yang dihadapi diawal pembicaraan adalah ketidakpastian mengenai apa yang harus dikatakan, sehingga terjadi masa senjang yang dapat mengarah kepada timbulnya momentum yang lamban dalam sebuah proses negosiasi. Akan tetapi tindakan yang tergesa-gesa dan kebingungan akan menciptakan langkah awal yang sama jeleknya. Maka kita harus mencari yang cepat dan cekatan. Masa pembentukan iklim menjadi sangat penting jika yang hadir dalam forum negosiasi adalah tim (bukan perorangan). Bila dua tim yang masing-masing beranggotakan empat orang bertemu untuk pertama kali, maka pertama-tama yang terjadi adalah adegan ramai saling memperkenalkan diri sambil berjabatan tangan. Bisa dibayangkan apabila diantara dua tim ini sedikit sekali terjadi komunikasi maka akan timbul suasana yang dingin kaku.Ice breaking menjadi penting karena, pertama : pada umumnya energi dan konsentrasi pada permulaan kegiatan apapun biasanya tinggi. Terdapat jangka waktu pendek dimana semua orang berkonsentrasi, dan selama ini pula terdapat satu pola yang serupa mengenai apa yang didengar dan apa yang dipahami oleh setiap orang. Kedua; karena selama masa pembukaan akan membentuk topik-topik pembicaraan. Ketiga; karena pada masa pembukaan terjadi pembentukan sikap diantara keduanya.