Anda di halaman 1dari 10

Tugas Ringkasan Materi Pertemuan 2, 3, dan 4

Corporate Brand & Communication Plan

Dosen : Ispawati Asrie, Dr.MM.

Disusun Oleh :

ADELLA RAHMADINI 44218110012

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

2021
Pertemuan 2 – Signifikansi Kompetensi Dasar PR dalam Mengaplikasikan Code of
Conduct PR

Reputasi
Reputasi adalah total penilaian dari atribut-atribut stakeholder pada perusahaan,
berdasarkan pada persepsi-persepsi mereka dan interpretasi-interpretasi pada image/citra
perusahaan yang dikomunikasikan secara terus menerus (John Dalton – Managing Corporate
Reputation). Reputasi mencerminkan persepsi publik mengenai tindakan-tindakan perusahaan
yang telah berlalu dan prospek perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pesaing.
Sehingga bagi suatu organisasi, mengelola reputasi menjadi kegiatan yang lebih kompleks.

Dalam sebuah perusahaan, pengelolaan reputasi merupakan tanggungjawab bersama


masing-masing pihak dalam perusahaan. Pengelolaan reputasi harus dilakukan secara terus
menerus. Harus ada sebuah sistem yang eksis untuk menopang citra perusahaan. Proses dan
langkah-langkah untuk membangun reputasi perusahaan sebagai industri bukanlah pekerjaan
instan, tetapi merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus untuk mengharumkan citra
perusahaan, di samping itu juga dibutuhkan sinkronisasi dan koordinasi dari masing-masing
bagian dan divisi untuk mewujudkan reputasi yang baik.

Reputasi menjadi salah satu pusat perhatian dalam kegiatan seorang Public Relations.
Untuk itu, seorang Public Relations perlu mengetahui beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan dan kenaikan reputasi:
 Faktor Penurunan reputasi:
1. Kritik yang dilakukan media terhadap organisasi/produk
2. Perilaku tidak etis perusahaan
3. Bencana yang menghentikan produksi
4. Tuduhan atau putusan pengadilan
5. Tuduhan dari pelanggan atas keamanan produk
6. Kritik atas perusahaan/produk di internet
 Faktor Kenaikan reputasi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Inovasi
3. Nilai dari sumber daya manusia
Citra
Citra merupakan cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap suatu
organisasi. Sedangkan citra merek merupakan citra yang merefleksikan cara konsumen
menerima merek meliputi: semua elemen-elemen yang teridentifikasi, kepribadian produk,
perasaan dan asosiasi yang ada di dalam benak konsumen.

Citra sangat berbeda dengan reputasi. Citra merupakan pandangan pihak luar terhadap
suatu organisasi. Namun, reputasi adalah penilaian yang diberikan baik oleh pihak internal
(karyawan) dan ekternal organisasai, dimana pihak internal inilah yang merupakan identitas dari
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reputasi adalah perpaduan antara identitas dan
citra organisasi. Berikut tabel perbedaan antara citra dan reputasi:

Citra Reputasi

Idea held by public (ide General opinion about thing or person


yang ada di benak publik)

Mental picture Track record

Dapat diciptakan Sesuatu yang diperoleh


Pertemuan 3 – Tahapan Pengelolaan Brand Reputation Penyusunan SOP (Standar
Operating Procedure) Brand Reputation

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur
yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-
rendahnya. SOP disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan.

Tujuan dan Fungsi SOP


Tujuan dari SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:30):
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana
petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari dan
mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan
kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.

Fungsi SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):


1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Manfaat SOP
 Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi tugasnya.
 Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkrit untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
 Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai
dalam melaksanakan tugasnya.
 Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena
tuduhan melakukan penyimpangan.
 Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan,
sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan.

Prinsip-prinsip SOP
Sesuai dengan PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008, bahwa prinsip-prinsip SOP
adalah sebagai berikut:
1. Konsisten
2. Komitmen.
3. Perbaikan berkelanjutan.
4. Mengikat.
5. Seluruh unsur memiliki peran penting.
6. Terdokumentasi dengan baik.

Tahap-tahap Penyusunan SOP


 Tahap Persiapan.
Output dari tahap ini adalah keputusan akan tindakan yang dilakukan.
 Tahap Pembentukan Organisasi Tim.
Output dari tahap ini adalah pembagian tugas pekerjaan dan kontrol pekerjaan.
 Tahap Perencanaan.
Output dari tahap ini adalah pedoman perencanaan dan program kerja secara terperinci.
 Tahap Penyusunan.
Output dari tahap ini adalah draft pedoman SOP.
 Tahap Uji Coba.
Output dari tahap ini adalah laporan hasil uji coba yang digunakan untuk menyempurnakan
draft pedoman SOP.
 Tahap Penyempurnaaan.
Output dari tahap ini adalah final pedoman SOP yang dapat digunakan sebagai pedoman
standar dalam unit kerja.
 Tahap Implementasi.
Output dari tahap ini adalah laporan implementasi yang digunakan sebagai dasar dalam tahap
pemeliharaan dan audit.
 Tahap Pemeliharaan dan Audit.
Output dari tahap ini adalah ditujukan untuk pemeliharaan dan audit setelah implementasi
SOP selama periode tertentu.
Pertemuan 4 – Tahapan Strategis Branding dalam Program Media Relations

Media Relations
Media relations merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seorang Public Relations yang
berhubungan dengan media massa, dalam hal ini adalah kegiatan publikasi perusahaan. Media
relations merupakan bentuk strategi komunikasi seorang PR professional dalam menjaga
hubungan dengan media. Fungsi media relations adalah meningkatkan citra perusahaan,
meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar
dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik.

Rini Damastuti dalam bukunya yang berjudul Media Relations: Konsep Strategi dan
Aplikasi (2012) menyebutkan bahwa kegiatan media relations terbagi menjadi dua bentuk: Press
release; dan Media gathering, press call, media events, press conference. Ada lima prinsip dasar
yang menjadi pedoman praktisi PR dalam berhubungan dengan media massa yakni :
 Memperhatikan tenggat waktu (deadline) media massa.
 Jangan pernah berbicara bohong, bicara benar atau diam.
 Mengembangkan kedekatan dan hubungan akrab dengan media.
 Menjadi nara sumber yang berharga.
 Jangan membuka pertengkaran yang tak perlu. (Iriantara, 2005:92)

Beberapa kiat agar hubungan pers atau media dapat terbina secara baik menurut Frank
Jefkins, antara lain sebagai berikut:

1. Servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media.


2. Establishing a reputation for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat
dipercaya.
3. Supplying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
4. Cooperation in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam
menyediakan bahan informasi.
5. Providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
6. Building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara
personal dengan media.
Tujuan Media Relations
1. Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah
lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.
2. Untuk memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan, ulasan tajuk yang
wajar, obyektif dan seimbang) mengenai hal-hal yang menguntukan lembaga/organisasi.
3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan
lembaga/organisasi.

Manfaat Media Relations


 Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media massa
 Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati, menghargai,
kejujuran serta kepercayaan
 Penyampaian informasi yg akurat, jujur dan mampu memberikan pencerahan bagi publik.

John Vivian (2008,344) memberiakan perhatian khusus pada posisi media relation,
bahwa PR memiliki tiga tanggung jawab fungsional yg berkaitan dengan fungsi media relation:
1. Relasi Eksternal.
Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang diluar perusahaan, konsumen,
dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.
2. Relasi Internal.
Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan,
manajer, serikat pekerja, pemegang saham, dan kelompok internal lainnya.
3. Relasi Media.
Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa, seperti:
 Media pers (press)
 Radio
 Televisi
 Jurnal Eksternal
Media Audio-Visual
Perangkat audiovisual adalah suatu media yang bercakupan terbatas yang dimiliki dan
sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu yang diarahkan kepada khalayak yang bersifat
terbatas pula. Penerapan sistem ini memerlukan sejumlah lembaga pendukung, seperti
perpustakaan film (dalam kaset-kaset video) yang sanggup menyimpan, memelihara, serta
mendistribusikan kaset-kaset rekaman tersebut kepada khalayak.

Media Sosial Online


Sekarang ini kehidupan kita sudah merupakan era sosial media, dimana menggunakan
sistem dengan cara pelan tapi pasti dan telah memaksa banyak perusahaan untuk mengubah cara
mereka berkomunikasi. Beberapa alasan yang mendasari beberapa perusahaan mulai masuk ke
dalam sosial media, antara lain:
 Mampu meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan konsumen.
 Mampu mempercepat proses pembuatan keputusan.
 Meningkatkan brand awareness dan user engagement.
 Memudahkan viral marketing.
 Menurunkan biaya.

Media internet membuat kerja praktisi PR masa kini mengalami perubahan yang sangat
luar biasa. PR masa kini bukan hanya harus handal berhubungan dengan masyarakat, termasuk
media, tetapi juga dituntut untuk mnguasai hubungan langsung dengan konsumen, dan karakter
konsumen dalam dunia maya sudah pasti tidak sama dengan karakter jurnalis, media atau
industri media, atau karakter yang standar. Seorang PR harus memiliki kompetensi dalam 3
bidang agar sukses di dunia PR, yaitu: Komunikasi, Pemasaran (Marketing), dan Teknologi
Media.

Langkah Strategis Menjalin Hubungan dengan Wartawan /Media Pers


 Jangan sesekali menutup saluran informasi kepada pers.
Pihak perusahaan harus memberikan informasi yang patut di-publish ke wartawan secara
lengkap dan maksimal. Tidak hanya dalam hal memberi informasi saja, melainkan hubungan
komunikasi ini harus tetap berjalan, walaupun tidak ada informasi yang perlu di share ke
wartawan, sehingga hubungan antara wartawan dengan perusahaan akan menjadi akrab.
 Melakukan pendekatan yang sistematis dan bijaksana.
Menurut Partao pendekatan ini perlu dilakukan dengan sistematis karena antara dua
profesi ini, terdapat dua latar belakang, kultural, visi dan misi yang berbeda.
 Mengembangkan strategi.
Menurut Iriantara strategi ini untuk berkomunikasi dengan publik-publik yang menjadi
khalayak sasaran kegiatan komunikasi dan relasi satu organisasi melalui praktik PR
khususnya media relations.
 Mengembangkan jaringan.
Menurut Iriantara pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media
relations organisasi. Salah satunya, memasuki organisasi-organisasi profesi atau memiliki
kontak dengan organisasi profesi.

Hubungan dengan Kegiatan Perusahaan


Hubungan antara praktisi PR dengan instansi media akan terjadi secara efektif jika
menggunakan strategi media relations yang tepat akan menimbulkan dampak yang baik bagi
perusahaan. Pentingnya media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan”
media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada banyak khalayak, namun
lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya memiliki fungsi mendidik,
memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur, memobilisasi, dan sebagainya.

Etika dalam Media Relations


 Menyiapkan media center, media kit, dan materi yang dibutuhkan jurnalis.
 Memahami preferensi jurnalis.
 Memberikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Bersikap jujur.
 Bersikap bijaksana.
 Memberikan tanggapan dengan segera.
 Bersikap profesional dan menghormati orang lain.
 Menjaga transparansi media.

Anda mungkin juga menyukai