Disusun Oleh :
2021
Pertemuan 2 – Signifikansi Kompetensi Dasar PR dalam Mengaplikasikan Code of
Conduct PR
Reputasi
Reputasi adalah total penilaian dari atribut-atribut stakeholder pada perusahaan,
berdasarkan pada persepsi-persepsi mereka dan interpretasi-interpretasi pada image/citra
perusahaan yang dikomunikasikan secara terus menerus (John Dalton – Managing Corporate
Reputation). Reputasi mencerminkan persepsi publik mengenai tindakan-tindakan perusahaan
yang telah berlalu dan prospek perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pesaing.
Sehingga bagi suatu organisasi, mengelola reputasi menjadi kegiatan yang lebih kompleks.
Reputasi menjadi salah satu pusat perhatian dalam kegiatan seorang Public Relations.
Untuk itu, seorang Public Relations perlu mengetahui beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi penurunan dan kenaikan reputasi:
Faktor Penurunan reputasi:
1. Kritik yang dilakukan media terhadap organisasi/produk
2. Perilaku tidak etis perusahaan
3. Bencana yang menghentikan produksi
4. Tuduhan atau putusan pengadilan
5. Tuduhan dari pelanggan atas keamanan produk
6. Kritik atas perusahaan/produk di internet
Faktor Kenaikan reputasi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Inovasi
3. Nilai dari sumber daya manusia
Citra
Citra merupakan cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap suatu
organisasi. Sedangkan citra merek merupakan citra yang merefleksikan cara konsumen
menerima merek meliputi: semua elemen-elemen yang teridentifikasi, kepribadian produk,
perasaan dan asosiasi yang ada di dalam benak konsumen.
Citra sangat berbeda dengan reputasi. Citra merupakan pandangan pihak luar terhadap
suatu organisasi. Namun, reputasi adalah penilaian yang diberikan baik oleh pihak internal
(karyawan) dan ekternal organisasai, dimana pihak internal inilah yang merupakan identitas dari
organisasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reputasi adalah perpaduan antara identitas dan
citra organisasi. Berikut tabel perbedaan antara citra dan reputasi:
Citra Reputasi
Manfaat SOP
Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi tugasnya.
Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara konkrit untuk
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai
dalam melaksanakan tugasnya.
Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena
tuduhan melakukan penyimpangan.
Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar pelayanan,
sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan.
Prinsip-prinsip SOP
Sesuai dengan PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008, bahwa prinsip-prinsip SOP
adalah sebagai berikut:
1. Konsisten
2. Komitmen.
3. Perbaikan berkelanjutan.
4. Mengikat.
5. Seluruh unsur memiliki peran penting.
6. Terdokumentasi dengan baik.
Media Relations
Media relations merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seorang Public Relations yang
berhubungan dengan media massa, dalam hal ini adalah kegiatan publikasi perusahaan. Media
relations merupakan bentuk strategi komunikasi seorang PR professional dalam menjaga
hubungan dengan media. Fungsi media relations adalah meningkatkan citra perusahaan,
meningkatkan kepercayaan publik, meningkatkan point of selling, membantu perusahaan keluar
dari komunikasi krisis, dan meningkatkan relasi dari beragam publik.
Rini Damastuti dalam bukunya yang berjudul Media Relations: Konsep Strategi dan
Aplikasi (2012) menyebutkan bahwa kegiatan media relations terbagi menjadi dua bentuk: Press
release; dan Media gathering, press call, media events, press conference. Ada lima prinsip dasar
yang menjadi pedoman praktisi PR dalam berhubungan dengan media massa yakni :
Memperhatikan tenggat waktu (deadline) media massa.
Jangan pernah berbicara bohong, bicara benar atau diam.
Mengembangkan kedekatan dan hubungan akrab dengan media.
Menjadi nara sumber yang berharga.
Jangan membuka pertengkaran yang tak perlu. (Iriantara, 2005:92)
Beberapa kiat agar hubungan pers atau media dapat terbina secara baik menurut Frank
Jefkins, antara lain sebagai berikut:
John Vivian (2008,344) memberiakan perhatian khusus pada posisi media relation,
bahwa PR memiliki tiga tanggung jawab fungsional yg berkaitan dengan fungsi media relation:
1. Relasi Eksternal.
Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang diluar perusahaan, konsumen,
dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.
2. Relasi Internal.
Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan,
manajer, serikat pekerja, pemegang saham, dan kelompok internal lainnya.
3. Relasi Media.
Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa, seperti:
Media pers (press)
Radio
Televisi
Jurnal Eksternal
Media Audio-Visual
Perangkat audiovisual adalah suatu media yang bercakupan terbatas yang dimiliki dan
sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu yang diarahkan kepada khalayak yang bersifat
terbatas pula. Penerapan sistem ini memerlukan sejumlah lembaga pendukung, seperti
perpustakaan film (dalam kaset-kaset video) yang sanggup menyimpan, memelihara, serta
mendistribusikan kaset-kaset rekaman tersebut kepada khalayak.
Media internet membuat kerja praktisi PR masa kini mengalami perubahan yang sangat
luar biasa. PR masa kini bukan hanya harus handal berhubungan dengan masyarakat, termasuk
media, tetapi juga dituntut untuk mnguasai hubungan langsung dengan konsumen, dan karakter
konsumen dalam dunia maya sudah pasti tidak sama dengan karakter jurnalis, media atau
industri media, atau karakter yang standar. Seorang PR harus memiliki kompetensi dalam 3
bidang agar sukses di dunia PR, yaitu: Komunikasi, Pemasaran (Marketing), dan Teknologi
Media.