Anda di halaman 1dari 11

BAHASA ISYARAT “SIBI DAN BISINDO”

Disusun Oleh :
NAMA : ADIB HIDAYATULLAH
NPM : 202201007
KELAS : A KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN
TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita
semua sehingga tugas Makalah “Bahasa Isyarat “SIBI dan BISINDO” ini dapat saya selesaikan.
Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Keperawatan.
Saya berharap semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Saya menyadari Makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
Makalah ini dapat dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Magelang, 15 Januari 2021

Penulis

ii
Daftar ISI

JUDUL ....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
Daftar ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2. Tujuan ..........................................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................................................3
BAB III RESUME VIDEO .........................................................................................................5
A. Pembuat video : ................................................................................................................5
B. Isi Video :.........................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................................6
A. Kesimpulan ......................................................................................................................6
B. Saran ................................................................................................................................6
LAMPIRAN ...............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Seorang anak lahir didunia dengan kondisi yang berbeda-beda. Setiap anak
dilahirkan tidak selalu dalam kondisi yang normal, kategori normal berarti tidak
mengalami suatu kendala atau gangguan apapun terhadap kondisi psikis dan fisik
anak tersebut, akan tetapi tidak sedikit juga anak yang dilahirkan dalam kondisi
abnormal atau mempunyai kelainan pada kondisi anak tersebut seperti autis, down
syndrome, hiperaktif, tunarungu, cacat fisik dan lain-lain.
Tunarungu dalam berkomunikasi sering merasa kesulitan dalam
menyampaikan pesan dan memahami pesan sehingga membutuhkan bahasa yang
sesuai dengan kebutuhannya yaitu dengan menggunakan bahasa isyarat. Dalam
perkembangan bahasa isyarat di kalangan tunarungu dibagi menjadi 2 bahasa
isyarat yaitu SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) dan BISINDO (Bahasa
Isyarat Indonesia).
Adapun tata makna dalam SIBI menurut Hakim, Lukman, Samino, dkk (2008:
xvi) yaitu : (1) kata – kata yang memiliki makna yang sama / sinonim diisyaratkan
dengan tempat arah dan frekuensi yang sama tetapi dengan penampil yang berbeda, (2)
kata yang sama dengan makna yang berbeda (yang tergolong polisemi) dilambangkan
dengan isyarat yang sama, (3) Beberapa kata yang memiliki makna yang berlawanan
(yang tergolong antonim) yang diisyaratkan dengan penampil dan tempat yang sama.
Tetapi arah gerakannya berbeda. Pendapat BISINDO menurut Dewan Pengurus Daerah
Gerakan untuk kesejahteraan tunarungu Indonesia (DPD Gerkatin DKI Jakarta (2010 : 1)
adalah sistem komunikasi yang praktis dan efektif untuk penyandang tunarungu
Indonesia dikembangkan oleh tunarungu Indonesia digunakan sebagai komunikasi antar
orang yang mendengar. BISINDO sendiri berawal dari bahasa awal / bahasa ibu
tunarungu, dimana penggunaan BISINDO menyesuaikan dengan pemahaman bahasa
tunarungu dari berbagai latar belakang tunarungu tanpa memberikan struktur imbuhan
bahasa Indonesia.

1
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui isi dari bahasa isyarat
2. Untuk mengetahui isi dari video yang ditonton.

2
BAB III

PEMBAHASAN

Bahasa isyarat merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas tuli atau tunarungu1
untuk berkomunikasi. Perbedaan mendasar antara bahasa isyarat dan bahasa lisan terletak
pada modalitas atau sarana produksi dan persepsinya. Bahasa lisan diproduksi melalui alat
ucap (oral) dan dipersepsi melalui alat pendengaran (auditoris), sementara bahasa isyarat
diproduksi melalui gerakan tangan (gestur) dan dipersepsi melalui alat penglihatan (visual).
Dengan demikian, bahasa lisan bahasa yang bersifat oral-auditoris, sementara bahasa isyarat
bersifat visual-gestural.
Bahasa isyarat yang diperkenalkan sebagai bahasa formal biasanya digunakan oleh teman
tuli. Hal ini disebabkan oleh orang dengan gangguan pendengaran biasanya akan memiliki
gangguan pada kemampuan bicaranya pula sehingga komunikasi efektif yang dapat
dilakukan adalah menggunakan gerak tubuh. Gerakan-gerakan ini kemudian disepakati
maknanya sehingga secara alami lahirlah bahasa isyarat yang digunakan secara luas.

Di Indonesia, terdapat dua bahasa isyarat yang digunakan, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia
(BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). BISINDO merupakan bahasa
isyarat yang muncul secara alami dalam budaya Indonesia dan praktis untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga BISINDO memiliki beberapa variasi di tiap daerah.
Sementara itu, SIBI merupakan sistem isyarat yang yang diakui oleh pemerintah dan
digunakan dalam pengajaran di Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu (SLB/B). Salah satu
perbedaan BISINDO dan SIBI yang cukup terlihat adalah BISINDO menggerakkan dua
tangan untuk mengisyaratkan abjad, sedangkan SIBI hanya menggunakan satu tangan saja.

Perbedaan utama SIBI dan BISINDO terletak pada tata cara berbahasa. BISINDO yang
telah digunakan sebagai keseharian oleh teman tuli mengandung kosa isyarat yang simbolis.
Selama makna dari sebuah kata terwakili, maka kosa isyarat yang sederhana dari BISINDO
sudah cukup. Sementara itu, SIBI memang dibuat untuk mengajarkan sistem Bahasa
Indonesia kepada teman tuli. Aturan-aturan penggunaan kosa isyarat pada SIBI lebih rumit
dan berjenjang, seperti adanya penggunaan awalan dan akhiran untuk setiap kata. Pada SIBI,

3
banyak pula kosa isyarat yang diadaptasi dari Bahasa Isyarat Amerika (American Sign
Language) sehingga konteksnya dirasa kurang sesuai.

4
BAB III

RESUME VIDEO

A. Pembuat video :
Wenda Alifulloh

B. Isi Video :
Bahasa Isyarat di Indonesia di bagi menjadi dua yaitu :
1. BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia)
Bahasa isyarat yang dibuat oleh teman teman tunarungu.BISINDO
menimbulkan perbedaan di setiap daerahnya.Bentuk dari penuturan disetiap kata
terkadang berbeda.
2. SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)
Bahasa isyarat yang dibuat /dibangun oleh pemerintah untuk
menjembatani pendidikan formal tunarungu.Bentuk penuturan disetiap kata
sama diseluruh Indonesia.Dalam setiap penuturan kata SIBI menggunakan kata
berimbuhan.
Penyandang tunarungu lebih suka dan nyaman disebut dengan tuna tuli.

5
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa isyarat merupakan cara penyampaian kata dan kalimat yang dilakukan
dengan gerakan tangan dan ekspresi.Di Indonesia terdapat dua bahasa isyarat yang
digunakan oleh penyandang tuna rungu yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

B. Saran
Perawat seharusnya mempeajari tentang bahasa isyarat,karena dengan ini
bilamana ada pasien tuna rungu akan merasa nyaman.

6
LAMPIRAN

7
DAFTAR PUSTAKA

Isma, S. T. (2018). MENELITI BAHASA ISYARAT DALAM PERSPEKTIF VARIASI


BAHASA. Kongres Bahasa Indonesia Abstrak, 1-14.

Mursita, R. A. (2015). Respon Tunarungu Terhadap Penggunaan Sistem Bahasa Isyarat Indonesa
(SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dalam Komunikasi. Inklusi, 2(2), 221-232.

Bharoto, Adhi K et al. (2014). Bahasa isyarat Yogyakarta: kamus pendamping buku pedoman
siswa 1 tingkat 1. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (1997). Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai