Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JENIS EJAAN BAHASA INDONESIA

Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas kelompok Mata kuliah Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU : JUPRI, M.Pd

Disusunoleh :

1. AINUN ZULIYANA (2011100006)


2. ANA MEILINDA (2011100344)
3. ANNISA GHURAETI (2011100232)
4. BINTANG ANGGRAINI (2011100199)
5. DESI PERMANI (2011100369)
6. DYAH NUR FITRIANA (2011100256)
7. IIS MUALIFAH (2011100202)
8. JATI PRAKOSO (2011100413)
9. MEI SUNDARI (2011100096)
10. SYAHARANI AISAH (2011100171)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH dan KEGURUAN

UIN RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul“ JENIS EJAAN BAHASA INDONESIA “. Sholawat beriringkan salam juga tidak lupa
kami sampaikan kepada Nabi kita Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran
beliaulah kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan, baikdaricara penulisan maupun isi yang terkandung di
dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangunsehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya
dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagirekan-rekan pembaca umumnya. Amiin Yarabbal ‘alamin.

Bandar Lampung, 24 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
D. Teori ............................................................................................................................................ 1
E. Pendekatan .................................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia .............................................................................................. 3
B. Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia .................................................................................................... 3
C. Jenis Ejaan Bahasa Indonesia ....................................................................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................................... 8
PENUTUP........................................................................................................................................... 8
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................... 8
B. SARAN ....................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa keseharian yang terpenting didalam Republik kita.
Berbahasa kita juga harus menyampaikan bahasa yang baik saat berkomunikasi. Pada dasarnya
penggunaan bahasa yang mengikuti kaidah yang ada maupun bahasa yang dibakukan maka itulah
yang dianggap Bahasa yang benar dan bahasa yang baku. Bahasa merupakan satuan informasi yang
dapat menyampaikan berbagai hal antara lawan bicaranya, tanpa bahasa kita tidak akan dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar.

Ejaan merupakan keseluruhan sistem dan aturan penulisan bunyi bahasa untuk mencapai
keseragaman. Ejaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu ejaan fonetis dan ejaan fonemis. Ejaan fonetis
yaitu ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa (fonem) dengan lambing atau
huruf,sedangkan ejaan fonemis yaitu ejaan yang berusaha menyatakan setiap fonem dengan satu
lambing atau satu huruf. Berikut akandijelaskan terkait pengertian dari Ejaan Bahasa Indonesia,
fungsi dari Ejaan Bahasa Indonesia, dan jenis-jenis Ejaan Bahasa Indonesia.

B. Rumusan masalah

1. Apakah pengertian dari Ejaan Bahasa Indonesia?


2. Bagaimana fungsi dari Ejaan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana jenis-jenis Ejaan Bahasa Indonesia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Ejaan Bahasa Indonesia.


2. Untuk mengetahui fungsi dari Ejaan Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Ejaan Bahasa Indonesia.

D. Teori

Dalam perkembangan sejarah di Indonesia, ejaan sering kali berubah. Pada tahun 1901
ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan Van Ophuijsen. Pada 19 Maret 1947, Ejaan Van
Ophuijsen digantikan dengan Ejaan Soewandi/ Republik. Pada akhir 1959, dirumuskan Ejaan
Melayu-Indonesia (Melindo). Tetapi, ejaan itu tidak sempat diresmikan oleh pemerintah karena
keadaan politik di Indonesia. Lalu, pada 16 Agustus 1972, berlakulah Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) berdasarkan keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972 (Karyati, 2016:1). Pada tanggal 16

1
Agustus 1972 EYD diresmikan oleh Presiden Soeharto dalam pidato kenegaraan memperingati
HUT ke-27 saat Kemerdekaan Indonesia di hadapan DPR/ MPR. Pengukuhan tersebut dilakukan
dalam bentuk Surat Keputusan Presiden No.57 Tahun 1972.

Dengan demikian, EYD mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1972. EYD dihasilkan
oleh Panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966. Tujuan diberlakukannya
EYD yaitu untuk menyeragamkan penulisan Bahasa Indonesia kearah pembukuan ejaan. Sesuai
dengan namanya EYD beberapa kali mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1987, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Menteri No.
054a/U/1987 tentang Penyempurnaan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”. Selain itu, menteri Pendidikan Nasional juga mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan” (Karyati, 2016:1).

E. Pendekatan

Salah satu sifat bahasa adalah berubah. Perubahan itu bias karena pemakainya, baik
karena kesepakatan atau keterbiasaan, bisa juga atas kemauan pemerintah, atau kebutuhan
lainnnya. Salah satu yang bias berubah dari bahasa adalah ejaan. Karena sifat bahasa adalah
berubah. Perubahan itu bias karena pemakainya, baik karena kesepakatan atau keterbiasaan, bisa
juga atas kemauan pemerintah, atau kebutuhan lainnnya. Salah satu yang bias berubah dari
bahasa adalah ejaan. Sebelum memiliki tata bahasa baku dan resmi menggunakan aksara latin,
bahasaM elayu (sebagai cikal-bakal Bahasa Indonesia) ditulis menggunakan aksara Jawi (arab
gundul) selama beratus-ratus tahun Pada kenyataannya banyak orang yang salah dalam
memahami ejaan, dalam hubungan ini Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang
sering disingkat menjadi EYD. Jika orang ditanya apakah Anda tahu arti slogan yang berbunyi,
“Mari kitagunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” kebanyakan jawaban yang terlontar
adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD. Jawaban itu tidak tepat karena EYD hanya
sebagian kecil dari kaidah bahasa Indonesia. Dalam slogan di atas terdapat dua hal penting, yaitu
(1) bahasa Indonesia yang baik dan (2) bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan situasi komunikasi, sedangkan
bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca (KBBI, 2008:353). Penjelasan itu mengandung pengertian bahwa ejaan hanya terkait dengan
tata tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau istilah
serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam ejaan tidak terdapat kaidah pemilihan kata atau
penyusunan kalimat. Pada kenyataannya banyak orang yang salah dalam memahami ejaan, dalam
hubungan ini Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang sering disingkat menjadi
EYD. Jika orang ditanya apakah Anda tahu arti slogan yang berbunyi, “Mari kita gunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar,” kebanyakan jawaban yang terlontar adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan EYD. Jawaban itu tidak tepat karena EYD hanya sebagian kecil dari kaidah
bahasa Indonesia. Dalam slogan di atas terdapat dua hal penting, yaitu (1) bahasa Indonesia yang
baik dan (2) bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia
yang penggunaannya sesuai dengan situasi komunikasi, sedangkan bahasa Indonesia yang benar
adalah bahasa Indonesia yang penggunaannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah
bahasa Indonesia itu meliputi tata bunyi, tata bentuk kata, tata kalimat, dan tata tulis. Tata tulis
itulah yang disebut ejaan.

B. Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia

Menurut Siti Mutmainah dalam buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2019), ejaan
harus diterapkan dalam penulisan bahasa. Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu:
Landasan pembakuan tata Bahasa Penggunaan ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata
bahasa yang digunakan semakin baku. Landasan pembakuan kosa kata serta istilah tidak hanya
membuat tata bahasa semakin baku, ejaan juga membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi
lebih baku. Penyaring masuk nya unsur bahasa lain kebahasa Indonesia Ejaan juga memiliki
fungsi penting sebagai penyaring bahasa lain kebahasa Indonesia. Sehingga dalam penulisannya
tidak akan menghilangkan makna aslinya. Membantu pemahaman pembaca dalam mencerna
informasi Penggunaan ejaan akan membuat penulisan bahasa lebih teratur. Hal ini membuat
pembaca semakin mudah dalam memahami informasi yang disampaikan secara tertulis.

3
C. Jenis Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan bahasa Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan


yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan. Dalam language planning proses
ini dikenal dengan istilah elaborasi, yaitu pembutan aturan-aturan kaidah kebahasaan seperti
dalam kaidah penulisan (ortografis).

1. Ejaan van Ophuysen

Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan sejak
tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena ejaan itu merupakan
hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam
Kitab Logat Melayu. Disebut dengan Ejaan Balai Pustaka karena pada waktu itu Balai Pustaka
merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia.

Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :

a. Huruf y ditulis dengan j


b. Huruf u ditlus denga noe
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas
d. Huruf j di tulis dengan dj
e. Huruf c ditulis dengan tj
f. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.
2. Ejaan Republik

Ejaan Republik merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van Ophuysen. Ejaan
Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan
tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan Ejaan Suwandi. Ejaan Repulik ini merupakan
suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah,
tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan penyusunan kamus istilah.

Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen dapat
diperhatikan dalam uraian di bawah ini:

a. Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam Ejaan
Republik.
b. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam EjaanRepublik.

4
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
d. Huruf e taling dan e pepet dalamEjaanRepublik tidak dibedakan.
e. Tanda trema (") dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.
3. Ejaan Pembaharuan

Ejaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan
Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia. Konsep
Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah nama yang diambil dari dua
nama tokoh yang pernah mengetuai kepanitiaan ejaani tu. Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan
tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum
pernah diberlakukan. Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah
disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu,
antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.

a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c. Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi n
e. Gabungan konsonan sj diubah menjadi š

Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.

4. Ejaan Melindo

Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan
Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan diselenggarakannya.
Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk
rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi
Ejaan Melindo ini belum sempatdipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi
antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia. Hal yang berbeda ialah bahwa di
dalam EjaanMelindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi
cinta, juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih
baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan ń.

5
5. Ejaan Baru (Ejaan LBK)

Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan
Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan
dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama
Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan
no.062/67,tanggal 19 september 1967.

Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :

a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi j
c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh
6. Ejaan Yang Disempurnakan

Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan Republik
Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untuk
bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun
1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerjapanitia ejaan bahasa Indonesia yang telah
dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ini merupakan
penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang dipakai
sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:

a. Perubahan Huruf

Ejaan Lama EYD


Djika Jika
Tjakap Cakap
Njata Nyata
Sjarat Syarat
Achir Akhir
Supaja Supaya

6
b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsure serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya, misalnya Khilaf, Fisik, valuta, Zakat.
c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata Furqan, dan xenon.
d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan. Sebagai
awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di- sebagai kata
depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

Awalan Kata Depan


Dicuci Di kantor
Dibelikan Di sekolah
Dicium Di samping
Dilatarbelakangi Di tanah

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ejaan adalah kaidah cara menggambarkan
bunyi-bunyi (kata, kalaimat, dan sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda
baca (KBBI, 2008:353). Penjelasan itu mengandung pengertian bahwa ejaan hanya terkait dengan tata
tulis yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, termasuk penulisan kata atau istilah serapan, dan
pemakaian tanda baca.

Ejaan memiliki sejumlah fungsi penting, yaitu: Landasan pembakuan tata Bahasa Penggunaan
ejaan dalam penulisan bahasa akan membuat tata bahasa yang digunakan semakin baku.Ejaan bahasa
Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah
mempunyai tujuan untuk penyempurnaan. Dalam language planning proses ini dikenal dengan istilah
elaborasi, yaitu pembutan aturan-aturan kaidah kebahasaan seperti dalam kaidah penulisan
(ortografis).

 Ejaan van Ophuysen


 Ejaan Republik
 Ejaan Pembaharuan
 Ejaan Melindo
 Ejaan Baru( Ejaan LBK)

B. SARAN

Dari materi yang telah dibahas diharapkan pembaca dapat menerapkan dengan baik tentang
ejaan yang sudah di sempurnakan. Untuk selanjutkan kami mengharapkan apresiasi berupa saran
maupun kritik dari pembaca, supaya makalah ini bias menjadi lengkap dan lebih sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Awalludin. (2017). Pengantar Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta


:Deepublish.

Sriyanto. (2014). Ejaan. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan Badan
Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.

Syafi’ie, Dr. Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang

Yaqin, M. Zubad Nurul. 1990. Bahasa Indonesia Keilmuan, Malang: UIN Maliki Press

Anda mungkin juga menyukai