Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IKTIOLOGI

DISTRIBUSI IKAN

Disusun oleh :

Pirmansyah (2303411011)

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2021
Kata pengantar

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa masih
memberikan kita kesehatan. Shalawat dan salam semoga tercurah limapahkan kepada baginda
Nabi besar Muhammad SAW. Pada kesempatan ini saya sebagai penulis akan menyelesaikan
makalah yang berjudul “DISTRIBUSI IKAN”. Penulis berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang “DISTRIBUSI IKAN”. Penulis juga menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kata pengantar...........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................

1.1 Latar belakang...........................................................................................

1.2 Rumusan masalah....................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Penyebab distribusi ikan mahal.................................................................

2.2 Mahalnya biaya logistik di Indonesia..........................................................

2.3 Kegiatan ekonomi penjualan ikan..............................................................

2.4 Ongkos angkut mahal................................................................................

BAB III PENUTUPAN..................................................................................................

3.1 Kesimpulan................................................................................................

3.2 Daftar Pustaka..............................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Distribusi merupakan persoalan utama dalam sektor perikanan. Produktivitas ikan yang besar
seringkali menjadi sia-sia karena biaya operasional pengangkutan dan penyimpanan sangat tinggi
yang berakibat pada harga ikan yang tidak stabil. Kapal pengangkut dan cold storage sebagai
salah satu mata rantai sektor perikanan sampai saat ini belum banyak diperhatikan. Padahal,
keduanya merupakan salah satu faktor yang menentukan kestabilan harga dan kualitas ikan.

Wakil Presiden Asosiasi Pengusaha Kapal Pengangkut Ikan Indonesia (APKPII) Ady Surya
menjabarkan sampai saat ini pengusaha kapal pengangkut ikan belum sepenuhnya didukung oleh
pemerintah. Padahal, katanya, kapal pengangkut memiliki sedikitnya 3 fungsi dalam sektor
perikanan. “Fungsi tersebut adalah sebagai jembatan produsen dan pihak pengolah, lalu
menyelamatkan hasil tangkapan, dan menjadi kunci sistem logistik perikanan,” kata Ady
kepada Bisnis, Senin (10/12/2013). Dengan fungsi yang sepenting itu, lanjutnya, kapal
pengangkut ikan layak untuk didukung secara menyeluruh. Dia menjelaskan dukungan dari
pemerintah pusat bisa berupa suplai BBM dan perlindungan dari pungutan (high-cost economy).

Selanjutnya, kata Ady, adalah ruang gerak kapal pengangkut ikan yang terbatas. Dia mengatakan
kalau saja kapal pengangkut diijinkan beroperasi lebih leluasa, hasil tangkapan nelayan yang
sangat jauh dan berada di wilayah terpencil bisa segera diangkut sehingga dapat segera diserap
oleh pasar.

Beberapa persoalan tersebut, ujarnya, tidak bisa dilepaskan dengan terus bertambahnya jumlah
Unit Pengolahan Ikan di seluruh Indonesia. Pertambahan ini, tambahnya, akan segera menjadi
bumerang apabila tidak segera diimbangi dengan perbaikan sistem distribusi. Apalagi dengan
fakta bahwa utilitas UPI tidak pernah melebihi angka 70% sejak 2009. Sebelumnya, Direktur PT
Indomaguro Tunas Unggul Tachmid Widiasto Pusoro yang bergerak di bisnis cold storage,
berkata senada dengan Ady Surya. Menurutnya, banyak tempat penyimpanan yang tidak
dilengkapi dengan pembekuan ikan berkapasitas besar, sehingga meski disimpan, ikan tetap
tidak dapat bertahan lama. Kuncinya, kata Tachmid, adalah integrasi antara pembekuan, cold
storage, dan transportasi. “Kalau sudah terintegrasi, harga ikan tidak jatuh dan bisa stabil,”
ujarnya.
1.1 Rumusan Masalah

1. Mengapa distribusi ikan di Indonesia tidak maksimal?


2. Bagaimana memperbaiki logistik pendistribusian ikan?

1.2 Tujuan penulisan

1. Mengetahui proses pendistribusian ikan di Indonesia


2. Mengetahui akibat yang di timbulkan oleh mahalnya harga distribusi ikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Distribusi Tak Maksimal Jadi Penyebab Harga Ikan Masih Mahal

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan, Pemerintah terus berupaya agar


harga ikan menjadi murah. Namun, sejauh ini, rantai distribusi masih menjadi tantangan.
"Distribusi yang menjadi PR kita," kata dia, di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Rabu (9/10).
Dia mengakui bahwa keberadaan tol laut belum terlalu efektif dalam distribusi ikan dari sentra-
sentra produksi menuju konsumen. Terkait hal ini, pihaknya akan berdiskusi dengan
Kementerian Perhubungan. "Yang banyak penduduk kan Jawa yang perlu ikan banyak kan Jawa.
Tapi penangkapan rata-rata di Timur Indonesia, barat Indonesia. Persoalannya kadang tol laut
masih kurang banyak, kurang efektif, karena frekuensi masih sangat jarang," jelas dia.

Dia menjelaskan, sesungguhnya harga ikan di sentra produksi sudah murah. Harga jual pada
konsumen menjadi mahal karena mahalnya biaya logistik distribusi ikan. "Jadi ini PR kita
supaya harga ikan tongkol yang cuma Rp 15 ribu- Rp 20 ribu di Talaud sana bisa sampai Jakarta
Rp 25 ribu kalau angkutannya murah. Itu PR. Kalau dari sisi harga di sentra sudah murah sekali,
tapi kita di distribusi yang masih jadi kendala," ungkapnya.
Jika masalah logistik dapat diperbaiki dan proses distribusi ikan menjadi mudah, cepat, dan
murah, maka harga ikan di tingkat konsumen tidak akan berbeda jauh dengan harga di sentra
produksi ikan. "Kita akan duduk bersama Perhubungan mengkaji bagaimana kita mengupayakan
logistiknya bisa cepat, bisa murah, bisa frekuensinya tinggi. Tantangan kita di tranportasi dan
warehouse-nya. Kalau dua ini bisa kita selesaikan ya harga ikan di Jawa mestinya bedanya 20
persen sama di daerah," tandas  susi pudjiastuti.

2.2 mahalnya biaya logistik di Indonesia


menguasai sekitar 7% dari total berita tentang Kementerian Perhubungan dan yang terkait
dengan Kementerian Perhubungan. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menilai,
biaya logistik di Indonesia yang mencapai 24% dari total  PDB atau senilai Rp 1.820 triliun
per tahun merupakan biaya logistik paling tinggi di dunia. Biaya logistik di Indonesia jauh
lebih  tinggi  dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 15%, serta AS dan Jepang masing-
masing sebesar 10%. Menurut anggota Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan
Ekonomi (LP3EI) Kadin Ina Primiana, biaya logistik itu terbagi dalam biaya penyimpanan
sebesar Rp. 546 triliun, biaya transportasi Rp. 1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar
Rp. 182 triliun. Selain biaya yang sangat tinggi, mutu pelayanan logistik di Tanah Air juga
buruk. Sebagai contoh, waktu jeda untuk barang-barang impor mencapai 5,5 hari dan biaya
angkutnya juga yang mahal. Kondisi  itu  ditambah prasarana logistik yang masih
konvesional, seperti jalan, pelabuhan, dan hubungan antarmoda. Kemudian, belum
terbangunnya konektivitas antara satu lokasi dengan dengan lainnya, serta pengiriman
kontainer ke daerah jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan mengirim kontainer ke
luar negeri. Selain biaya bongkar muat di pelabuhan yang tinggi, akses jalan dari dan menuju
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara selalu macet dan tidak pernah terselesaikan.
Akibatnya, sangat sulit bagi perusahaan angkutan barang untuk mengoptimalkan perputaran
kendaraannya.

Kementerian Perhubungan perlu menanggapi isu ini agar masyarakat bisa mendapatkan
informasi yang lebih jelas mengenai isu tersebut. Tingginya biaya logistik di Indonesia
disebabkan oleh banyak hal yang saling berkaitan. Agar diungkapkan bahwa ada sejumlah
kendala yang memicu tingginya biaya biaya logistik, seperti infrastruktur yang masih belum
memadai serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan yang belum maksimal.

Upaya penanganan tingginya biaya logistik harus melibatkan antar instansi, baik pemerintah,
pengelola pelabuhan, pengusaha angkutan dan pengusaha pemakai jasa angkutan.

Kementerian Perhubungan juga perlu mengungkapkan mengenai terobosan-terobosan atau


kebijakan yang telah dan akan ditempuh Kementerian Perhubungan dalam mengatasi biaya
tinggi logistik. Masyarakat juga perlu diyakinkan bahwa upaya penurunan biaya logistik akan
terus dilakukan pemerintah melalui berbagai pembenahan di sejumlah aturan dan
pembangunan infrastruktur pendukung lainnya. (JAB)

2.3 Kegiatan Ekonomi Penjualan Ikan


Salah satu kegiatan ekonomi dapat dilihat pada proses penjualan ikan. Sumber daya alam
yang terdapat di daerahpesisir pantai di antaranya adalah beraneka macam ikan, garam,
tambak-tambak ikan dan udang, dan lain-lain. Sumber daya alam ini sangat mendukung
kegiatan perekonomian masyarakat sekitar pantai.

Kegiatan ekonomi utama masyarakat pesisir biasanya adalah menangkap ikan. Para
nelayan pergi menangkap ikan di daerah dekat pantai. Mereka menggunakan sampan dan
jaring sebagai alat utama. Hasil tangkapan mereka biasanya berbagai jenis ikan dan
hewan laut lainnya. Hasil tangkapan biasanya dijual dan sebagian dibawa pulang untuk
dikonsumsi. Kegiatan yang dilakukan nelayan termasuk kegiatan produksi, nelayan
menghasilkan ikan dan hewan laut lainnya. Para nelayan menjual ikan hasil
tangkapannya di tempat pelelangan ikan. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan
tempat para penjual (nelayan) dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui
pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di hadapan umum dengan cara
penawaran bertingkat, Lelang adalah proses membeli dan menjual barang dengan cara
menawarkan kepada penawar, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga
tertinggi. Penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan nelayan serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang perkembangan
kegiatan penangkapan ikan di laut.

Dari tempat pelelangan ikan ikan yang telah dibeli oleh pedagang grosir ikan akan
diangkut ke daerah perkotaan atau daerah lain yang membutuhkan. Proses ini termasuk
proses distribusi, biasanya ikan diangkut menggunakan kendaraan. Pedagang grosir
merupakan bagian dari perdagangan besar, biasanya mereka membeli ikan dalam jumlah
besar dan mereka menjual kembali ikan-ikan kepada penjual lain yang lebih kecil.
Biasanya pedagang grosir akan membawa ikannya ke pasar-pasar. Pedagang grosir
banyak ditemukan di kota-kota besar, Kegiatan ini termasuk kegiatan distribusi.

Di pasar inilah biasanya pedagang-pedagang keliling atau pedagang warung lainya akan
membeli ikan dari pedagang grosir. Pedagang keliling ataupun pemilik warung membeli
ikan dari pedagang grosir dengan cara tawar menawar. Tawar menawar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan harga suatu
barang. Hal ini biasanya dilakukan di pasar tradisional. Setelah harga disepakati pembeli
akan membayar kepada penjual dan penjual mendapatkan barang yang dibutuhkan.
Pedagang ikan atau pemilik warung biasanya membeli ikan dalam jumlah yang terbatas
sesuai dengan yang dibutuhkan. Kegiatan ini termasuk kegiatan distribusi.

Penjual keliling dan pemilik warung menjual ikan yang dibeli di pasar kepada para
pembeli. Biasanya mereka menjual ikan lebih tinggi dari harga di pasar saat mereka
membeli ikan tersebut. Pedagang dan pemilik warung menjual dengan harga lebih tinggi
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan adalah merupakan selisih
harga beli dan harga jual. Pedagang keliling dan pemilik warung biasanya juga
melakukan tawar menawar dengan pembeli. Setelah harga cocok jual beli dapat
dilaksanakan. Biasanya yang membeli pada pedagang keliling dan warung adalah para
ibu rumah tangga yang membutuhkan ikan sebagai pelengkap menu makanan mereka.
Kegiatan ini termasuk kegiatan distribusi.

1.2 Ongkos Angkut Mahal, Harga Ikan Laut RI Jadi Tinggi

Tingginya biaya angkut ikan dari timur ke barat mengakibatkan harga ikan laut di
Indonesia menjadi mahal. Direktur Utama Perum Ikan Indonesia (Perindo) Risyanto
Suanda menjelaskan biaya angkut ikan saat ini mencapai 50% dari total harga ikan yang
dijual.

"Contohnya ikan dari Merauke per-kg-nya mencapai Rp 4.300, dengan harga misalnya
kita beli ikannya 10.000/kg jadi harga pengirimannya sudah separuh dari harga ikan itu
mahal nggak sehat," kata dia kepada detikFinance akhir pekan lalu.
Akibat mahalnya harga ikan, masyarakat sebagai konsumen pun harus merogoh kocek
lebih dalam bila ingin mengkonsumsi ikan.
“Harga ikan kita jadi mahal ini, konsumen harus membeli dengan harga yang lebih
tinggi, kami harus menggunakan modal yang lebih tinggi juga,” sambung dia.
Sebelumnya, Risyanto Suanda menjelaskan, saat ini biaya angkut logistik di dalam
negeri masih mahal. “Saya contohkan dari merauke itu per kilonya Rp 4.300,” beber dia.
Bandingkan dengan ongkos angkut ikan dari China misalnya. Menurutnya biaya
angkutnya lebih murah.“Kalau dari luar saja angkutan bisa begitu murah kan. Kirim ikan
dari China ke Indonesia itu Rp 1.200/kg,” tandas dia.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbicara distribusi hasil perikanan di tingkat supplier/pedagang pengumpul dan


pedagang pengecer, maka kita tidak hanya berbicara mengenai sarana distribusi seperti
sarana transportasi saja namun juga berbicara mengenai sarana distribusi lainnya, salah
satunya adalah pelabuhan perikanan.

Dalam Undang-Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dinyatakan bahwa


pelabuhan perikanan sebagai suatu  lingkungan kerja salah satunya berfungsi sebagai
pusat pemasaran dan distribui hasil perikanan. Sedangkan dalam pasal 15 ayat (3) huruf
a Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa
pelabuhan perikanan memiliki fasilitas funfsional salah satunya adalah fasilitas
pemasaran hasil perikanan seperti tempat pelelangan ikan (TPI) dan pasar ikan.

3.2 Daftar Pustaka


https://m.liputan6.com/bisnis/read/4082293/distribusi-tak-maksimal-jadi-penyebab-
harga-ikan-masih-mahal

http://dephub.go.id/post/read/tingginya-biaya-logistik-di-indonesia-10694?language=id

https://www.mikirbae.com/2015/04/kegiatan-ekonomi-penjualan-ikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai