Anda di halaman 1dari 13

ROTASI (PUTARAN)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI


yang diampuh oleh
Ekasatya Aldila A., M.Sc.

Di susun oleh:

ZAKKINA GAIS NIM: 13511008

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) GARUTJl. Pahlawan No. 32 Telp. (0262) 233556 Fax. (0262) 540649
Tarogong – Garut
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

BAB XI PUTARAN (ROTASI) Buku Rawuh


11.1 Ketentuan dan sifat-sifat sederhana putaran

Telah anda ketahui bahwa hasilkali transformasi yang terdiri atas dua reflexi adalah suatu
setengah putaran dengan pusat titik potong sumbu-sumbu reflexi apabilasumbu-sumbu ini
tegak lurus.
Apabila sumbu-sumbu reflexi itu sejajar maka hasilkali dua reflexi menghasilkan suatu geseran
(translasi).
Hal yang akan anda pelajari kali ini adalah hasilkali dua reflexi yang sumbu-sumbunya tidak
tegak lurus dan tidak pula sejajar. Untuk ini akan didefinisikan sudut yang berarah.

• Sebuah sudut yang berarah adalah suatu sudut,


Definisi yang salah satu kakinya ditentukan sebagai kaki
awal dan kaki yang lain sebagai kaki akhir

• Bandingan dengan ruas garis berarah. Di sini ada


Catatan titik awal dan titik akhir.

Untuk melambangkan suatu sudut misalnya ∠𝐴𝐵𝐶 adalah sudut arah dengan sinar BA sebagai
kaki awal dan sinar BC sebagai kaki akhir. Kita tulis ↗ ABC.
Lambang ↗ ABC adalah untuk sudut berarah dengan kaki awal BC dan kaki akhir BA. Untuk
melambangkan besarnya sebuah sudut berarah kita tentukan hal-hal berikut :
m ( ↗ ABC ) = m (∠𝐴𝐵𝐶) apabila orientasi ganda (BAC) adalah positif.
m ( ↗ ABC ) = - m (∠𝐴𝐵𝐶) apabila orientasi ganda (BAC) adalah negatif.
Gambar 11.1
C C I

B A B A H G

m ( ↗ ABC ) = 45 m ( ↗ ABC ) = 45 m ( ↗ GHI ) = 150

M Y Z

N X

P S T

m ( ↗ PNM ) = -90 m ( ↗ RST ) = < 0 m ( ↗ XYZ ) > 0

Page | 1
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Apabila ∠ABC sebuah sudut, maka ∠ABC = ∠CBA sehingga m (∠ABC) = m (∠CBA). Tetapi untuk
sebuah sudut berarah ABC, berlaku m ( ↗ ABC = m ( ↗ CBA ). Ini disebabkan oleh orientasi
ganda (BAC) selalu lawan orientasi ganda (BCA)

Apabila ada dua garis berpotongan yang tidak tegaklurus, sudut antara dua garis itu kita pilih
sudut lancip. Sebab ada dua pasang sudut bertolak belakang, satu pasang lancip dan satu
pasang tumpul.

Pada gambar 11.2 besarnya sudut antara gari s dan garis t adalah 70, sedangkan besar sudut
antara garis s dan garis u adalah 80.

Gambar 11.2

u t

80 70 s

Gambar 11.3
s
C

t P B

Kita sekarangan lebih merinci sudut antara dua garis sebagai berikut. Andaikan garis s dan garis
t berpotongan di titik A (gambar 11.3). Andaikan P sebuah titik pada s sedang B dan C dua titik
t sehingga A terletak antara B dan C. Jika ∠PAB lancip, maka dikatakan bahwa sudut dari s ke t
adalah sudut ∠PAB. Jika ∠PAB tumpul, maka sudut dari s ke t adalah ↗ 𝑃𝐴𝐶.

Pada gambar 11.3 jika m ( ∠PAB ) = 150, maka besarnya sudut dari s ke t adalah m (↗ 𝑃𝐴𝐶) = -
30 sedangkan besarnya sudut dari t ke s adalah m (↗ 𝐶𝐴𝑃) = 30

u B

P 70 s

D 30 A

Gambar 11.4

Page | 2
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Pada gambar 11.4 anda dapat melihat bahwa :

(1) Sudut dari s ke t : 𝑚 (↗ 𝐴𝑃𝐵) = 70


(2) Sudut dari s ke u : 𝑚 (↗ 𝐷𝑃𝐶 ) = −80
(3) Sudut dari u ke t : 𝑚 (↗ 𝐶𝑃𝐵) = −30

Sehingga dapat dikatakan bahwa sudut berarah dari satu garis ke garis lain dapat berkisar antara
-90 hingga +90. Sedangkan sudut antara dua garis dapat berkisar antara 0 dan 90.

Dengan didasari oleh sudut-sudut berarah ke atas kita sekarang dapat menyelidiki lebih lanjut
hasilkali reflexi-reflexi yang sumbu-sumbunya tidak saling tegak lurus dan juga tidak sejajar.
Sifat ini dituangkan dalam teorema berikut.

Teorema 11.1 :
 Andaikan s dan t dua garis yang tidak saling tegak lurus dan yang berpotongan di titik A.
Andaikan P dan Q dua titik yang berlainan dengan A. Maka 𝑚 ( ↗ 𝑃𝐴𝑃") = m ( ↗ QAQ") ,
dengan P”= MtMs (P) dan Q”= MtMs (Q)

Bukti : Kasus I. Andaikan P dan K terletak pada s (gambar 11.5.a)

P” K”

K” P”

t t

A A

K P’

P s K

Gambar 11.5.a P s

Gambar 11.5.b

P’ K”

K
s
P’

Gambar 11.5.c

Page | 3
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Maka MtMs (A) = A. Sebut peta ini A”, jadi A” = A, oleh karena MtMs sebuah isometri, maka P”,K”
dan A”=A terletak pada satu garis yang melalui A. Sehingga 𝑚 ( ↗ 𝑃𝐴𝑃” ) = m ( ↗ KAK” )

Apabila P  s, dan karena besarnya sudut-sudut tidak berubah terhadap isometri maka
𝑚 ( ↗ 𝑃𝐴𝐾) = 𝑚(∠𝑃"AK")
Oleh karena komposit dua reflexi garis adalah sebuah isometri langsung maka orientasi ganda
(APK) sama dengan orientasi ganda (AP”K”).

Jadi 𝑚 (↗ 𝑃𝐴𝐾) = 𝑚( ↗ 𝑃” AK” ).

Kasus 2.

Apabila kedudukan P seperti dalam gambar 11.5.b maka 𝑚(↗


𝑃𝐴𝑃 ) = m ( ↗ PAK) + m ( ↗ KAP”). Sedangkan 𝑚 ( ↗ 𝐾𝐴𝐾) = m ( ↗ KAP” ) + 𝑚 ( ↗
𝑃”AK”). Sehingga 𝑚 ( ↗ 𝑃𝐴𝑃”) = m ( ↗ 𝐾𝐴𝐾”)

Kasus 3.

Dengan cara yang serupa untuk kedudukan P seperti pada gambar 11.5.c, dapat pula dibuktikan
bahwa 𝑚 (↗ 𝑃𝐴𝑃") = 𝑚 (↗ 𝐾𝐴𝐾").

Coba Anda buktikan sendiri

Jadi untuk seriap titik P ≠ A kita peroleh

𝑚(↗ 𝑃𝐴𝑃”) = 𝑚(↗ 𝐾𝐴𝐾”)


Begitu pula titik Q :

𝑚(↗ 𝑄𝐴𝑄”) = 𝑚(↗ 𝐾𝐴𝐾”)

Sehingga

𝑚(↗ 𝑄𝐴𝑄”) = 𝑚(↗ 𝑃𝐴𝑃”)

Jadi oleh transformasi MtMs setiap titik terputar dengan sudut berarah yang sama mengelilingi
titik yang sama.

• Andaikan A sebuah titik dan φ sebuah bilangan yang


memenuhi -180 < φ < +180. Sebuah rotasi mengelilingi A
adalah sebuah padanan RAφ : V  V yang ditentukan
Definisi sebagai berikut:
• RAφ (A) = A
• Jika P ≠ A maka RAφ (P) = P’ sehingga m ↗ PAP ′ = φ dan
AP’ = AP.

Page | 4
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

RA,60 (P) = P’

60
A

Q= Ra,60 (Q)
Q
Gambar 11.6

• Jika s dan t dua garis yang tidak tegak lurus dan yang
Teorema 11.2 berpotongan di A dan jika sudut antar garis s ke garis t
adalah setengah φ, maka RAφ = MtMs

Bukti : K’
t

1
φ
2

A K
Gambar 11.7

Andaikan sebuah titik P ≠ A dan titik K ≠ A pada s. Andaikan K’= MtMs (K) maka
1
m (↗ KAK ′ ) 2 x 2 φ = φ. Jika P’= MtMs (P) maka menurut teorema 11.1 m(↗ PAP′ ) =
m (↗ KAK ′ ) sehingga m(↗ PAP′ ) = φ

Berhubung dengan A’= MtMs (A) =A dan berhubung MtMs sebuah isometri maka P’A’= PA atau
PA = P’A’ , menurut ketentuan maka MtMs = RAφ

Menurut teorema di atas, komposit dua reflexi terhadap dua garis yang berpotongan tidak
tegak lurus adalah sebuah rotasi dengan kedua garis itu sebagai pusat.

Jika kaki-kaki sudut BA dan BC membentuk dua sinar yang berlawanan arah, sehingga misalnya
(CAB), kita jiga dapat mengatakan bahwa BA  BC adalah sudut <ABC dengan ukuran 180

Kita dapat pula menulis m(↗ ABC) = 180 atau m(↗ ABC) = −180.

Page | 5
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Dengan perluasan konsep sudut ini, kita juga dapat mendefinisikan rotasi dengan sudut
berukuran +180 atau -180. Maka rotasi demkian tidak lain suatu setengah putaran. Sehingga
dapat dikatakan bahwa

Akibat 1 : Hasil kali dua reflexi pada 2 garis adalah suatu rotasi atau suatu transisi.

Oleh karena stiap rotasi dapat diuraikan sebagai dua reflexi garis,maka

Akibat 2 :Setiap rotasi adalah suatu isometri langsung

Contoh : Jika RAφ, sebuah rotasi yang memetakan P pada P’. Tentukan dua pasang garis yang
dapat digunakan sebagai sumbu-sumbu reflexi sehingga komposit reflexi-reflexi ini adalah yang
diketahui.
Penyelesaian :
S t

P’
xx
x v

Gambar 11.8

1
1) Andaikan s = ‘AP , t garis bagi <PAP’. Andaikan besarnya sudut dari s ke t adalah2 φ . Maka
RAφ = MtMs
2) Andaikan u = AP dan v sebuah garis yang melalui A, sehingga besarnya sudut dari u ke v
1
adalah q. Maka juga RAQ = MvMQ
2

11.2 Komposisi ( hasilkali ) putaran

Dalam pasal terdahulu telah anda lihat bahwa hasilkali atau komposisi dua putaran dengan satu
pusat adalah sebuah putaran dengan pusat yang sama atau adalah transformasi identitas.
Transformasi identitas ini dapat dianggap sebagai sebuah putaran pula dengan sudut putaran
sebesar 0. Jadi dapat dikatakan bahwa himpunan putaran-putaran mengelilingi titik yang sama
adalah tertutup terhadap komposisi. Pada gambar 11.9 dapat dilihat bahwa :

P’

P” P’

P’ B 40 P 120 P
C
120 150 -90
30 P
P”
P”
Gambar 11.9

Page | 6
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

RA.120 RA.30 = RA.-160 : RB.40 RC.-90 = RB. – 120

RC.150 RC.120 = RC.-90

Dengan demikian, ditambah bahwa (R Aφ)-1 = R Aφ , maka himpunan rotasi-rotasi mengelilingi


satu titik A adalah sebuah grup

Bagaimana apabila pada sebuah titik pada bidang dilakukan dua rotasi mengeliling dua titik
berbeda A dan B masing-masing dengan sudut rotasi masing masing φ 1 dan φ2

Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dituangkan dalam teorema berikut.

Teorema 11.3 :

Hasil kali dua rotasi adalah sebuah rotasi atau sebuah translasi.

Bukti :

t
y
u

Q2
01 x
A B s
x
x

P
Z C

Gambar 11.10

1
Andaikan ada rotasi R Aφ1 dan rotasi R BφZ. Tarik garis s = AB , jika m (↗ XAY) = m (↗ XAZ) = 2 φ2
maka R Aφ1 = MsMt dan R BZ = MuMs. Jadi R BφZ R Aφ1 = (MuMs )(MsMt)= MuMt

Apabila u // t , maka RB2RA1 adalah suatu geseran. Kalau u dan t berpotongan di C maka M sMt
adalah suatu rotasi yang berpusat di C.

Andaikan Rc = RB2RB1 hubungan apakah terdapat antara ,1 dan 2 ?


1 1
Dari gambar 11.10 kita lihat bahwa m(↗ ABC) = 2 2 sedangkan m(↗ BAC) = 2 1 . dengan
1 1
demikian m(↗ PCB) = 2 (1+2) . Ini berarti bahwa sudut dari t ke u adalah 2 (1 + z). Sehingga
2 = 1 + 2 .

Jika 1 + 2 > 180 maka  = (1 + 2 ) - 360

Sebagai gambaran , andaikan 2 = 140 dan 1 = 60. Dalam hal ini m(<ACB) =80 dan m(<PCB)
=100. Oleh karena m(↗ ACB) = -80 maka sudut t ke u adalah -80 ; jadi  = -160. Perhatikan
bahwa 160 = (1 + 2) -360.

Anda dapat menyelesaikan diri akan kasus-kasus sebagai brikut:

Page | 7
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Kalau RB2RA1 = RC

1) 0 < |1 + 2| ≤ 180 maka  = 1 + 2


2) 1 + 2 > 180, maka  = (1 + 2) – 360
3) 1 + 2 < -180, maka  = (1 + 2) + 360
4) 1 + 2 = 0, maka hasilkali rotasi itu adalah suatu translasi

Perputaran (Rotasi) Catatan pembelajaran


Definisi: Sudut Berarah

sebuah sudut berarah adalah suatu sudut yang salah satu kakinya di tentukan sebagai kaki awal
dan kaki yang lain sebagai kaki akhir.

↗ lambang sudut berarah

↗ ABC kaki awalnya BC dan kaki akhirnya BA

↗ CAB kaki awalnya BA dan kaki akhirnya BC

Teorema 11.1 : Andaikan s dan t dua garis yang tidak saling tegak lurus dan berpotongan di titik
A
P”
Ps, Qs
Q”
P”=MtMs (P)
t Q”=MtMs (Q)
A
MtMs(A) = A = A”
Q

P s

Q”
Qs
P”
Ps

m(↗ MP” ) = m(↗ PAQ) + m(↗ QAP” )


A
m(↗ QAQ” ) = m(↗ QAP”) + m(↗ Q”AP” )
P’
P
Sehingga m(↗ PAP” ) = m(↗ QAQ” )
Q

Page | 8
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

oleh transformasi MtMs setiap titik


terputar gengan sudut berarah yang sama
mengeilingi titik yang sama.

Teorema 11.2 : Jika s dan t dua garis yang tidak tegak lurus dan yang berpotongan di A dan jika
sudut antar garis s ke garis t adalah setengah φ, maka RAφ = MtMs.

P” t 1
PP” = 2 x 2  = 

: P’

P s

“Pencerminan berturut turut terhadap 2 garis yang tidak tegak lurus adalah rotasi terhadap
titik potong kedua cermin dengan sudut 2 kali sudut cermin. ”

ROTASI
Rotasi Rumus Matriks
Rotasi dengan A x, y  R  A'  x ' , y '
0 , 
 x '   cos   sin   x 
     
pusat (0,0) dan dengan x '  x cos   y sin   y '   sin  cos   y 
sudut putar α y '  x sin   y cos 

Rotasi dengan A x, y  R  A'  x ' , y '


 P , 
 x '   cos   sin   x  a   a 
      
pusat P(a,b) dan dengan x ' a   x  a  cos    y  b  sin   y '   sin  cos   y  b   b 
sudut putar α y 'b   x  a  sin    y  b  cos 

Keterangan

α + : arah putaran berlawanan putaran jarum jam

α - : arah putaran searah putaran jarum jam

SIFAT-SIFAT

Dua rotasi bertumt-turut mempakan rotasi lagi dengan sudut putar dsama dengan jumlah
kedua sudut putar semula.Pada suatu rotasi, setiap bangun tidak berubah bentuknya.
Catatan:

Page | 9
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Pada transformasi pergeseran (translasi), pencerminan (refleksi) dan perputaran (rotasi),


tampak bahwa bentuk bayangan sama dan sebangun (kongruen) dengan bentuk aslinya.
Transformasi jenis ini disebut transformasi isometri.

Perputaran (rotasi)
Rotasi adalah perpindahan obyek dari titik P ke titik P’, dengan
cara diputar dengan sudut .

x’ = x cos() - y sin()
y’ = x sin() + y cos()

Untuk memudahkan perhitungan, maka dibuat notasi dalam bentuk matrik :

 x   cos  -sin    x 
 y     sin cos   y 
    

dengan :

 sin θ dan cos θ adalah fungsi linier dari θ


 x’ kombinasi linier dari x dan y
 y’ kombinasi linier dari x dan y

Bukti :

Titik A berpindah ke titik A’ sejauh α.

Dalam koordinat kutub, titik A(a,b) ditulis : A(r cos θ, r


sin θ).

Sedangkan A’(a’,b’) ditulis : A’(r cos (θ + α), r sin (θ + α)).

Maka, diperoleh :

Matrik transformasi

untuk titik yang dirotasi

terhadap titik pusat O (0,0)

Page | 10
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

Pengerjaan Soal
1. Diketahui m(∠ABC) = 40° dan m (∠BAD) = 120°. Tentukan
a. m(↗ DAB), m(↗ BCA)

jawab :

a. m(↗ DAB) = -120°


m(↗ BCA) = -40°

2. Diketahui A = (0,0), g = {(x,y)| x = 0} dan l = {(x,y)|x = y }


a. Tentukan peta oleh MtMg dari titik B = (1,0), C = (0,3) dan D= (2,-2)
b. Jika P = (x,y) tentukan koordinat-koordinat MtMg (P)
c. Tulislah MlMg sebagai satu transformasi.

Jawab :

a. Peta oleh MlMg dari titik B = (1,0) C=(0,3) D=(2,-2)


1. MlMg (B) = MlMg (1,0)
=Ml (-1,0)
= (0,-1)
2. MlMg (C) =MlMg (0,3)
=Ml(0,3)
=(3,0)
3. MlMg (D) =MlMg(2,-2)
=Ml(-2,-2)
=(-2,-2)
b. Jika P = (x,y) tentukan MlMg (P)
MlMg (P) = MlMg (x,y)
=Ml(-x,y)
=(y,-x)
c. Tulis MlMg sebagai satu transformasi
MlMg = 90°

1 1
3. Diketahui A= (0,0). Tentukan rotasi yang memetakan titik B = (1,0) pada B’= (-2 . 2 √3 )
Jawab :
RD (0,0) (𝑥, 𝑦) = (𝑥′
𝑦′
) = (cos∝
sin∝
− sin∝
cos∝
) (𝑥𝑦)

𝑥 = cos 𝐵
𝑦 = sin 𝐵

𝑥 = cos(∝ +𝐵)
𝑦 ′ = sin(∝ +𝐵)

𝑥′ cos(∝ +𝐵) cos ∝ sin 𝐵 − sin ∝ sin 𝐵 𝑥 cos ∝ −𝑦 sin ∝


( ′) = ( )=( )=( )
𝑦 sin(∝ +𝐵) sin ∝ cos 𝐵 + cos ∝ cos 𝐵 𝑥 cos ∝ −𝑦 sin ∝
cos ∝ −sin ∝ 𝑥
=( )( )
sin ∝ cos ∝ 𝑦

Page | 11
ZAKKINA GAIS
13511008
INDIVIDUAL PROJECT “GEOMETRI TRANSFORMASI”

RA(0,0) (𝑥, 𝑦) = (cos∝ −sin∝


sin∝ cos∝
) (𝑥−𝑎
𝑦−𝑏
) + (𝑎𝑏)
1
−2 cos ∝ −sin ∝ 1 cos ∝
(1 ) = ( )( ) = ( )
√3 sin ∝ cos ∝ 0 sin ∝
2

∝= 150°

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai