Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Bunga Persada Cianjur


Mata Pelajaran : Administrasi Kepegawaian
Kelas / Semester : XII / 2
Materi Pembelajaran : (Mengemukakan, mengkaji tentang Peraturan
Perkawinan Bagi Pegawai),(Mengemukakan dan
menjalankan janji PNS), (mengamati proses kerja
kepegawaian di DU beserta Aplikasinya),
(mengkaji dan menganalisa PP ketenaga kerjaan)
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

I. Standar Kompetensi:
II. Kompetensi Dasar:
III. Indikator:

A. Kognitif
1. Produk
a. Memahami pengertian perkawinan pegawai dengan benar
b. Memahami azas-azas perkawinan pegawai secara lengkap
c. Memahami syarat-syarat perkawinan pegawai dengan menyeluruh
d. Pemahaman laporan perkawinan pegawai untuk mendapatkan status perkawinan oleh
pemerintah
2. Proses
Melaksanakan praktek prosedur memperoleh status perkawinan pegawai untuk diakui
pemerintah secara sistematis dan efektif
B. Psikomotor
Mempraktekkan dan mempresentasikan langkah-langkah memperoleh status perkawinan bagi
pegawai secara sistematis dan efektif yang meliputi kegiatan pencarian, pengumpulan, dan
penyerahan berkas secara profesional

C. Afektif
1. Mengembangkan sikap berkarakter, meliputi:
a. Teliti, tekun, dan cekatan
b. Jujur, loyal, dan kreatif
c. Disiplin
2. Keterampilan sosial:
a. Bertanya
b. Bisa bekerjasama dan memiliki solidaritas yang tinggi
c. Menyumbang ide atau berpendapat
d. Melayani permintaan informasi sesama

IV. Tujuan Pembelajaran


A. Kognitif
1. Produk
a. Siswa dapat mendiskripsikan perkawinan bagi pegawai dengan mengerjakan soal
sebagaimana soal pada LP-1: Produk sesuai kunci jawaban
b. Siswa dapat menguraikan azas-azas perkawinan bagi pegawai dengan mengerjakan
soal sebagaimana soal pada LP-1: Produk sesuai kunci jawaban
c. Siswa dapat mengidentifikasi syarat-syarat perkawinan pegawai dengan mengerjakan
soal sebagaimana soal pada LP-1: Produk sesuai kunci jawaban
d. Siswa dapat menginterprestasikan laporan perkawinan pegawai untuk mendapatkan
status perkawinan oleh pemerintah dengan mengerjakan soal sebagaimana soal pada
LP-1: Produk sesuai kunci jawaban
2. Proses
Disediakan seperangkat berkas dan map lengkap dengan blangkosehingga siswa dapat
melakukan prosedur memperoleh status perkawinan pegawai untuk diakui pemerintah
dengan langkah-langkah yang benar sesuai dengan rincian tugas kinerja yang ditentukan
di LP-2, proses meliputi:pencarian, pengumpulan, dan penyerahan

B. Psikomotor
Disediakan seperangkat berkas dan map lengkap dengan blangko, meliputi: alat tulis, map,
dan paper klip.Siswa dapat melakukan proses mendapatkan status perkawinan yang diakui
oleh pemerintah sesuai dengan tugas kinerja yang ditentukan pada LP-3: Psikomotor

C. Afektif
1. Karakter:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa. Siswa dinilai membuat
kemajuandalam menunjukkan karakter yang teliti, tekun, cekatan, jujur, loyal, kreatif, dan
disiplin sesuai dengan LP-4 : Pengamatan Perilaku berkarakter
2. Keterampilan sosial:
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa. Siswa dinilai membuat
kemajuan dalam menunjukkan perilaku keterampilan sosial, meliputi kreatif dan
inovatif, bisa bekerjasama dan memiliki solidaritas yang tinggi, dapat menyumbang ide
atau berpendapat serta dapat melayani permintaan informasi sesama, sesuai dengan LP-5:
Keterampilan sosial.

V. Model dan Metode Pembelajaran


Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Kooperatif (MPK)
Metode Pembelajaran: tugas proyek berupa simulasi penanganan berkas dikombinasikan dengan
inquiry

VI. Bahan
 Lembar kerja (LK) 1 , 2 , 3

VII. Alat dan Media


Alat terdiri dari:
 5 (lima) set perangkat praktek yang masing-masing berisi 10 sampai dengan 15 surat,
 Alat Tulis Kantor (ATK),
 peralatan berkas
 LCD
Media terdiri dari Slide tentang:
 Konsep perkawinan pegawai
 Azas-azas perkawinan pegawai
 Syarat-syarat perkawinan pegawai
 Laporan perkawinan pegawai
VIII. Proses Belajar Mengajar
A. Pendahuluan
Penilaian oleh
Kegiatan Pengamat
1 2 3 4
1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses,
psikomotor, karakter, dan keterampilan sosial. Siswa dapat
mengemukakan pengertian perkawinan, azas-azas perkawinan, syarat-
syarat perkawinan, dan laporan perkawinan pegawai.

Guru meminta siswa mengemukakan pendapatnya, bagaimana sikap


siswa ketika menyusun berkas-berkas yang akan diserahkan ke petugas
perihal berkas perkawinan pegawai. (Fase 1 MPK)

2. Guru memberi penjelasan bahwa pegawai yang menjadi


pegawai pemerintah memiliki peraturan yang prosedural tentang
perkawinan, peraturan tersebut harus ditaati dan dilaksanakan dengan
baik oleh seluruh pegawai. Pegawai yang memiliki ikatan perkawinan
harus melapor ke bagian administrasi kepegawaian setiap daerah untuk
memperoleh status perkawinan dari pemerintah sebagi bentuk mentaati
peraturan perkawinan bagi pegawai.(Fase 1 MPK)

B. Inti
Penilaian oleh
Kegiatan pengamat
1 2 3 4
Penggalan 1
a. Siswa mendiskusikan pengertian dan tujuan perkawinan pegawai
dan azas-azas perkawinan pegawai. (Fase 2 MPK)
b. Guru memberikan informasi tentang pengertian pegawai dan azas-
azas perkawinan pegawai. Guru memberikan LKS-1, satu LKS tiap
kelompok. (Fase 3 MPK)
c. Siswa mendiskusikan syarat-syarat perkawinan pegawai secara
menyeluruh untuk mendapatkan informasi peraturan perkawinan
pegawai. (Fase 4 MPK)
d. Guru menberikan informasi secara lengkap mengenai syarat-syarat
perkawinan bagi pegawai, dan membagikan LKS-2 yang mencakup
materi syarat-syarat perkawinan pegawai.
e. Siswa mendiskusikan kegagalan perkawinan (perceraian) yang
dilakukan oleh pegawai.
f. Guru mendemonstrasikan kasus kegagalan (perceraian) perkawinan
pada pegawai.
g. Guru memberikan informasi mencegah terjadinya kegagalan
perkawinan (perceraian).

Penggalan 2
a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif .
Setiap kelompok terdiri dari 2 – 3 siswa, untuk mencari informasi
dari internet atau referensi buku tentang prosedur memperoleh
status perkawinan pegawai untuk diakui pemerintah secara
sistematis dan efektif, meliputi pencarian, pengumpulan, dan
penyerahan berkas secara profesional. Catatlah keterangan yang
anda peroleh.
b. Membimbing siswa mengerjakan LKS 3 tentang prosedur laporan
perkawinan pegawai untuk mendapatkan KARIS (kartu Istri) dan
KARSU (Kartu Suami) agar perkawinan diakui oleh pemerintah.
(Fase 4 MPK)
c. Memberi tugas kelompok kepada siswa untuk melakukan prosedur
permintaan status pekawinan dengan memberikan berkas-berkas
secara acak agar disusun dengan tepat.
d.Meminta siswa untuk melakukan prosedur penyusunan permohonan
status perkawinan pegawai secara sistematis mulai dari pencarian,
pengumpulan, dan penyerahan dengan benar. (Fase 5 MPK)
e. Meminta siswa untuk bertindak jujur jika masih belum selesai
melakukan prosedur penyusunan berkas.
f. Melakukan evaluasi formatif dengan asesmen kinerja psikomotor
dengan cara meminta siswa menunjukkan hasil penyusunan berkas
permohonan status perkawinan pegawai.
Penggalan 3
a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif.
Setiap kelompok terdiri dari 2 – 3 siswa, untuk mencari informasi
dari internet atau referensi lainnya tentang syarat-syarat peraturan
perkawinan bagi pegawai yang melakukan kegalalan perkawinan.
b. Guru memberikan informasi tentangsyarat-syarat peraturan
perkawinan bagi pegawai yang melakukan kegagalan perkawinan,
yakni syarat alternatif dan syarat kumulatif.(Fase 5 MPK)

Penggalan 4
a. Membimbing kelompok berkomunikasi untuk menyampaian pendapat
dalam menarik kesimpulan dengan mengacu pada Lembar Kerja.
b. Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang
berkinerja baik dan amat baik dalam kegiatan belajar mengajar
tersebut.
C. Penutup
Penilaian oleh
Kegiatan Pengamat
1 2 3 4
Menutup pelajaran dengan membimbing siswa membuat rangkuman dan
memberi Pekerjaan Rumah

IX. Sumber Pembelajaran


a. LKS 1 : Pengertiaan perkawinan dan azas-azas perkawinan pegawai
b. LKS 2 : Syarat-syarat perkawinan pegawai
c. LKS 3 : Laporan perkawinan pegawai
d. Kunci LKS 1, 2, 3
e. LP 1: Produk
f. LP 2: Proses
g. LP 3: Psikomotor
h. LP 4: Pengamatan Perilaku Berkarakter
i. LP 5: Pengamatan Keterampilan Sosial
j. Tabel Spesifikasi Penilaian
k. Silabus
l. Modul
m. Media Slide Power Point

DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifly.2003. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Barthos, Basir. 2005. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: Bumi Aksara
Basuki, Sulistyo. 2009. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Canisius
Soedarmayanti. 2003. Administrasi Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju
Nama/Kelompok: Kelas: Tanggal:

Lembar Kerja Siswa 1


Konsep perkawinan Pegawai
Tujuan:
1. Dapat memahami pengertian perkawinan pegawai
2. Dapat memahami azas-azas perkawinan pegawai
Alat:
1. Alat tulis
2. Buku catatan
Rumusan Masalah: Apakah arti perkawinan dan azas-azas perkawinan pegawai ?
Langkah – langkah :
1. Mendefinisikan dengan bahasa sendiri tentang arti/makna konsep perkawinan pegawai dan
azas-azas perkawinan pegawai.
2. Untuk pendalaman pemahaman konsep, siswa diminta memberi contoh penerapan konsep
perkawinan pegawai dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mendiskusikan dalam kelompok kecil, menganalisis dampak apabila azas-azas perkawinan
pegawai tidak dipenuhi dalam instansi.
Pengamatan:
Pengamatan difokuskan pada partisipasi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok yang meliputi:
keaktifan dalam mengemukakan pendapat, partisipasi, kualitas partisipan, kerjasama dan tanggung jawab
tim.
Analisis:
1. Menurut pendapat anda apakah yang dimaksud dengan perkawinan menurut Undang-Undang No.
1 Tahun 1974 ?
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
2. Apakah azas-azas (prinsip-prinsip) yang berkaitan dengan perkawinan pegawai sesuai Undang-
Undang No.1 Tahun 1974 ?
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. Bagaimanakah aturan pemberitahuan tertulis perkawinan pegawai sesuai PP No.10 Tahun 1983
tentang Perkawinan Pegawai?
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Kunci Lembar Kerja Siswa 1
Konsep Perkawinan Pegawai

1. Menurut pendapat anda apakah yang dimaksud dengan perkawinan menurut Undang-Undang No. 1
Tahun 1974 ?
Perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1974 adalah ikatan lahir dan bathin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Apakah azas-azas (prinsip-prinsip) yang berkaitan dengan perkawinan pegawai sesuai Undang-
Undang No.1 Tahun 1974 ?
Azas-azas (prinsip-prinsip) yang berkaitan dengan perkawinan pegawai sesuai Undang-Undang No.1
Tahun 1974, meliputi:
a. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami isteri
perlu saling membantu dan melengkapi, agar masing-masing dapat mengembangkan
kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan materiil;
b. Suatu perkawinan adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan kepercayaannya,
dan tiap-tiap perkawinan harus di catat, menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Menganut azas monogamy;
d. Calon suami isteri harus telah masak jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan, agar
supaya dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan
mendapat keturunan yang baik dan sehat;
e. Mempersulit terjadinya perceraian. Untuk memungkinkan perceraian, harus ada alas an-alasan
tertentu serta harus dilakukan di depan siding pengadilan;
f. Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami baik dalam
kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikian segala
sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suami isteri.

3. Bagaimanakah aturan pemberitahuan tertulis perkawinan pegawai sesuai PP No.10 Tahun 1983
tentang Perkawinan Pegawai?
Aturan pemberitahuan tertulis perkawinan pegawai sesuai PP No.10 Tahun 1983 tentang Perkawinan
Pegawai yaitu Pegawai yang melangsungkan perkawinan pertama wajib memberitahukan secara
tertulis kepada pejabat selambat-lambatnya 1 tahun setelah perkawinan berlangsung, demikian juga
bagi Pegawai yang telah menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi. Maksud harus
adanya pemberitahuan perkawinan adalah berkaitan dengan masalah gaji dan dibuatkan kartu suami
dan kartu isteri
Nama / kelompok: Kelas: Tanggal:
Lembar Kerja Siswa 2
Syarat Perkawinan Pegawai
Tujuan:
1. Memahami syarat-syarat perkawinan yang harus dipenuhi oleh pegawai sesuai dengan peraturan
pemerintah tentang perkawinan bagi pegawai
Alat:
1. Alat tulis
2. Buku catatan
Rumusan Masalah: Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan pegawai dalam melakukan
perkawinan sesuai penetapan pemerintah tentang peraturan perkawinan bagi pegawai ?
Langka-langkah:
1. Mengidentifikasi kembali pengertian/konsep perkawinan pegawai
2. Mengidentifikasi kembali dasar hukum perkawinan pegawai
3. Mendiskusikan syarat-syarat perkawinan pegawai sesuai dengan peraturan pemerintah tentang
kepegawaian
Pengamatan:
Pengamatan difokuskan pada partisipasi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok yang meliputi:
keaktifan dalam mengemukakan pendapat, partisipasi, kualitas partisipan, kerjasama dan tanggung jawab
tim.
Analisis:
1. Dengan tetap berpegang pada konsep/pengertian perkawinan oleh pegawai, uraikan dan jelaskan
syarat-syarat apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan perkawinan sesuai dengan
peraturan pemerintah tentang kepegawaian ?
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................
Kunci Lembar Kerja Siswa 2
Syarat Perkawinan Pegawai

Syarat-syarat perkawinan pegawai sesuai Peraturan tentang perkawinan bagi pegawai


a. Izin Perkawinan (izin beristeri lebih dari seorang):
1) memenuhi salah satu atau lebih syarat alternatif berikut :
(a) istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri dalam arti bahwa istri menderita
penyakit jasmaniah atau rohaniah sedemikian rupa yang sukar disembuhkan, sehingga ia
tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai istri, baik kewajiban secara biologis
maupun kewajiban lainnya, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter Pemerintah;
(b) istri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan, dalam arti
bahwa istri menderita penyakit badan yang menyeluruh yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter Pemerintah atau;
(c) istri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter Pemerintah.
2) memenuhi ketiga syarat kumulatif berikut:
(a) ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas oleh istri pegawai negeri sipil yang
bersangkutan. Apabila istri pegawai negeri sipil pria yang bersangkutan lebih dari
seorang, maka semua istri-istrinya itu membuat surat persetujuan tersebut disahkan oleh
atasan pegawai negeri sipil yang bersangkutan serendah-rendahnya pejabat eselon IV;
(b) pegawai negeri sipil yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk
membiayai lebih dari seorang istri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan surat
keterangan pajak penghasilan, dan;
(c) ada jaminan tertulis dari pegawai negeri sipil pria yang bersangkutan, bahwa ia akan
berlaku adil terhadap istri dan anak-anaknya.
Nama/Kelompok: Kelas: Tanggal:

Lembar Kerja Siswa 3


Laporan Perkawinan Pegawai

Tujuan:
Mendiskripsikan langkah-langkah sistematis dalam prosedur laporan perkawinan pegawai untuk
mendapatkan status perkawinan pemerintah
Alat:
1. Alat tulis
2. 5 macam berkas surat
3. Perangkat pelengkap laporan
Rumusan Masalah: Bagaimanakah prosedur yang harus dilakukan dalam laporan perkawinan pegawai
yang sistematis ?
Langkah-langkah:
1. Membaca satu persatu keseluruhan berkas surat dengan seksama
2. Menyortir surat sesuai kebutuhan yang diperlukan
3. Mengumpulkan berkas surat sesuai kebutuhan
4. Penyerahan berkas
Analisis:
Bagaimanakah langkah-langkah yang sistematis dalam prosedur laporan perkawinan pegawai
untuk mendapatkan status perkawinan sesuai peraturan pemerintah tentang perkawinan bagi
pegawai?
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.........................................
Kunci Lembar Kerja Siswa 3
Laporan Perkawinan Pegawai

Langkah-langkah yang sistematis dalam prosedur laporan perkawinan pegawai untuk mendapatkan status
perkawinan sesuai peraturan pemerintah tentang perkawinan bagi pegawai
A. Prosedur laporan perkawinan pegawai untuk mendapatkan status perkawinan:
1. Mencari:
a. Mencari surat pengantar atau usul permintaan karis (Kartu Istri) dan karsu (Kartu
Suami) dari instansi tempat bekerja
b. Mencari blangko Laporan Perkawinan Pertama (LPP) atau Laporan Perkawinan
Janda /duda (LPJD), meliputi:
- Pengisian LPP/LPJD dengan benar dan sah
- LPP/LPJD ditandatangani oleh pegawai yang bersangkutan
- Melampirkan salinan sah akta nikah atau akta perkawinan pegawai yang
bersangkutan
- Bagi pegawai yang mengisi LPJD harus melampirkan akta nikah atau akta
cerai atau akta kematian
c. Melakukan pas photo Istri dan Suami ukuran  3 X 4  cm sebanyak 2 lembar.
d. Mengisi daftar keluarga bagi pegawai
2. Mengumpulkan
Semua berkas meliputi surat pengantar atau usul permintaan karis (kartu istri) dan karsu
(kartu suami), blangko laporan perkawinan pertama LPP atau laporan perkawinan janda/
duda (LPJD), pas photo, dan daftar keluarga dikumpulkan menjadi satu
3. Menyerahkan
Semua berkas yang dikumpulkan diserahkan ke petugas pemerintahan daerah
Nama: NIS: Tanggal:

Lembar Penilaian (LP)


Produk 1A
1. Apakah yang dimaksud dengan perkawinan pegawai ?
2. Apakah dasar hukum perkawinan bagi pegawai ?
3. Bagaimana ketentuan perkawinan bagi pegawai ?

Lembar Penilaian (LP)


Produk 1B
1. Deskripsikan azas-asaz perkawinan pegawai !
2. Jelaskan azas yang diterapkan untuk pegawai di Indonesia !

Lembar Penilaian (LP)


Produk 1C
1. Jelaskan syarat-syarat perkawinan pegawai !
2. Apakah larangan yang terkait dengan perkawinan pegawai ?

Lembar Penilaian (LP)


Produk 1D
1. Mengapa pelaporan perkawinan penting dilaporkan bagi pegawai ?
Kunci LP
Produk 1A

1. Menurut rumusan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,


Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Dasar hukum perkawinan bagi pegawai, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983
tentang izin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil sebagai mana telah dirubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun1990.

3. Ketentuan perkawinan bagi pegai meliputi:


a. Pegawai Negeri yang akan melangsungkan perkawinan pertama, wajib memberitahukannya
secara  tertulis kepada Pejabat melalui saluran hierarki dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) tahun setelah perkawinan itu berlangsung, hal ini berlaku juga bagi Pegawai Negeri
Sipil yang telah menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi
b. Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkanuntuk menjadi istri kedua/ketiga/keempat
c. Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan istrinya atau dengan
pria yang bukan suaminya sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah.
Kunci LP
Produk 1B
1. Azas-azas (prinsip-prinsip) yang berkaitan dengan perkawinan pegawai sesuai Undang-Undang
No.1 Tahun 1974, meliputi:
a. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Untuk itu suami
isteri perlu saling membantu dan melengkapi, agar masing-masing dapat mengembangkan
kepribadiannya membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan materiil;
b. Suatu perkawinan adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum agamanya dan
kepercayaannya, dan tiap-tiap perkawinan harus di catat, menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
c. Menganut azas monogamy;
d. Calon suami isteri harus telah masak jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan,
agar supaya dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian
dan mendapat keturunan yang baik dan sehat;
e. Mempersulit terjadinya perceraian. Untuk memungkinkan perceraian, harus ada alas an-
alasan tertentu serta harus dilakukan di depan siding pengadilan;
f. Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami baik dalam
kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikian
segala sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama oleh suami isteri.

2. Asas yang diterapkan di Indonesia dalam Perkawinan adalah asas monogami, meski demikian
Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari seorang apabila
dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bagi seorang PNS yang akan melangsungkan
perkawinan dapat dilangsungkan dengan mudah dan tanpa pemeriksaaan khusus yang harus
dijalani oleh kedua mempelai namun harus memperhatikan peraturan PP 10 Tahun 1983 jo. PP
45 Tahun 1990. Dalam Pasal 2 dinyatakan bahwa seorang PNS yang melangsungkan perkawinan
pertama wajib segera melaporkan perkawinannya kepada pejabat sesuai hierarkinya.
Kunci LP
Produk 1C

1. Syarat-syarat perkawinan pegawai:


a. Izin Perkawinan (izin beristeri lebih dari seorang):
1) memenuhi salah satu atau lebih syarat alternatif berikut :
(a) istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri dalam arti bahwa istri menderita
penyakit jasmaniah atau rohaniah sedemikian rupa yang sukar disembuhkan, sehingga ia
tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai istri, baik kewajiban secara biologis maupun
kewajiban lainnya, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter Pemerintah;
(b) istri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan, dalam arti
bahwa istri menderita penyakit badan yang menyeluruh yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter Pemerintah atau;
(c) istri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter Pemerintah.
2) memenuhi ketiga syarat kumulatif berikut:
(a) ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas oleh istri pegawai negeri sipil yang
bersangkutan. Apabila istri pegawai negeri sipil pria yang bersangkutan lebih dari
seorang, maka semua istri-istrinya itu membuat surat persetujuan tersebut disahkan oleh
atasan pegawai negeri sipil yang bersangkutan serendah-rendahnya pejabat eselon IV;
(b) pegawai negeri sipil yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk
membiayai lebih dari seorang istri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan surat
keterangan pajak penghasilan, dan;
(c) ada jaminan tertulis dari pegawai negeri sipil pria yang bersangkutan, bahwa ia akan
berlaku adil terhadap istri dan anak-anaknya.

2. Larangan yang terkait dengan perkawinan pegawai, meliputi:


a. Pegawai Negeri Sipil yang ingin melakukan perceraian ataupun Pegawai Negeri Sipil pria
yang ingin beristri lebih dari seorang wajib memperoleh izin dari pejabat.
b. Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama dengan wanita yang bukan isterinya atau pria
yang bukan suaminya sebagai suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah
c. Pelanggaran terhadap kedua ketentuan diatas maupun bagi yang tidak melaporkan
perkawinan/percerainnya dijatuhi hukuman disiplin berat.
d. Pegawai Negeri Sipil wanita tidak diizinkan menjadi istri kedua/ketiga/keempat dan apabila
melakukannya dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
Kunci LP

Produk 1D

1. Laporan perkawinan penting bagi pegawai karena


a. Sebagai bahan untuk mendapatkan tunjangan keluarga. Berdasarkan Pasal 16 Peraturan
Pemerintah Nomor 7 tahun 1977, antara lain disebutkan bahwa kepada Pegawai yang
beristri/bersuami diberikan tunjangan isteri/suami sebesar 5% (lima persen) dari gaji pokok,
dengan ketentuan apabila keduanya berstatus sebagai Pegawai, maka tunjangan hanya
diberikan kepada Pegawai yang memiliki gaji pokok lebih tinggi.
b. Adapun untuk anak atau anak angkat yang berumur kurang dari 18 tahun, belum kawin dan
belum memiliki penghasilan sendiri, maka diberikan tunjangan gaji sebesar 2% (dua persen)
untuk tiap-tiap anak, dengan hanya diberikan untuk sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anak.
c. Sebagai dasar untuk memberikan pelayanan kepada pasangan Pegawai tersebut, misalnya
dalam hal pembuatan Kartu Suami/Isteri dan Kartu Asuransi Kesehatan (Askes). Kartu
Suami/isteri Pegawai berguna sebagai pengenal dan sebagai salah satu persyaratan ketika
ingin mendapatkan uang pensiun janda/duda bila PNS pasangannya meninggal dunia.
Sedangkan Kartu Askes dapat digunakan untuk mendapatkan jaminan kesehatan antara
lain :
 Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang meliputi rawat jalan tingkat pertama dan
rawat inap tingkat pertama
 pelayanan kesehatan tingkat lanjutan melipti rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap
tingkat lanjutan dan rawat inap ruang khusus (ICU / ICCU)
 Pelayanan Rawat Darurat
 Persalinan
 Pelayanan Transfusi Darah
 Pelayanan obat sesuai daftar dan plafon harga obat (DPHO) PT. Askes
e. Untuk pelayanan kepegawaian Pegawai yang bersangkutan. Hal ini juga agar PNS tersebut
tidak bisa semena-mena memperlakukan pasangannya. Misalnya dalam hal apabila terjadi
poligami atau perceraian maka apabila PNS tersebut tidak mengikuti ketentuan perundang-
undangan berlaku, yang bersangkutan dapat dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat bagi
Pegawai Negeri Sipil.
Lembar Penilaian 2
Proses
Proses:
Melaksanakan praktek prosedur memperoleh status perkawinan pegawai untuk diakui pemerintah secara
sistematis dan efektifmeliputi kegiatan:
1. Mencari
2. Mengumpulkan
3. Menyerahkan
Prosedur :
1. Siapkan seperangkat berkas yang didukung alat tulis kantor yang ada.
2. Tugasi siswa untuk mengelola berkas berdasarkan jenis dan metode yang telah dipelajari di awal
penjelasan teori.
3. Siswa melakukan penyortiran berkas berdasarkan prosedur dan metode yang ada secara efektif.
4. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format Asesmen kinerja dibawah ini.
5. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan
6. Siswa diijinkan mangases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.
Skor Assemen
Skor
No. Rincian Tugas Kinerja Oleh siswa
Maksimum Oleh guru
sendiri
1 Persiapan:
1. Kemampuan melakuakan 12,5
klasifikasi
2. Kemampuan mengurutkan 12,5
proses
2 Prosedur pencarian:
Ketelitian 5
Kecermatan 5
Kebenaran 5
Kecepatan 5
Ketepatan 5
3 Prosedur Pengumpulan:
Ketelitian 5
Kecermatan 5
Kebenaran 5
Kecepatan 5
kebenaran 5
4 Prosedur Penyerahan:
Ketelitian 5
Kecermatan 5
Kebenaran 5
Kecepatan 5
Kebenaran 5
Jumlah 100
Lembar Penilaian 3
Psikomotor
Prosedur :
1. Disediakan peralatan berkas dan ATK lengkap sebanya 5 set untuk lima kelompok
2. Tugasi siswa melakukan prosedur penyusunan berkas laporan perkawinan oleh pegawai.
3. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada format asesmen kinerja dibawah ini.
4. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan.
5. siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.

Skor Assesmen
Skor
No. Rincian Tugas Kinerja Oleh siswa
maksimum Oleh guru
sendiri
1 Menyiapkan rancangan prosedur laporan
20
perkawinan
2 Mengidentifikasi kemampuan kerjasama
20
dalam kelompok
3 Mengidentifikasin hal-hal yang penting
untuk diperhatikan dan dilaksanakan 20
dalam prosedur laporan perkawinan
4 Mengidentifikasi keterampilan yang ada
20
dalam prosedur penyusunan laporan
5 Mengidentifikasikan kerapian dalam
20
menyusun laporan
jumlah 100

Lembar Penilaian 4
Format Penilaian Perilaku Berkarakter

Siswa: Kelas: Tanggal:


Petunjuk:
Untuk setiap perilaku berkarakter ini, beri penilaian atas perilaku berkarakter siswa menggunakan skala
berikut ini:
D = memerlukan perbaikan C = menunjukkan kemajuan
B = memuaskan A = sangat baik

Format Pengamatan Perilaku Berkarakter

Memerlukan Menunjukkan Sangat


Rincian Tugas Kinerja Memuaskan
No. perbaikan Kemajuan Baik
(RTK) (B)
(D) (C) (A)
1 Teliti
2 Tekun
3 Cekatan
4 Jujur
5 Loyal
6 Kreatif
7 Disiplin
Lembar Penilaian 5
Format Pengamatan Keterampilan Sosial

Nama Siswa: Kelas: Tanggal:


Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atasketerampilan sosial siswa itu
menggunakan skala berikut ini:
D = memerlukan perbaikan C = menunjukkan kemajuan
B = memuaskan A = sangat baik

Format Pengamatan Keterampilan Sosial


Memerlukan Menunjukkan Sangat
Rincian Tugas Kinerja Memuaskan
No. Perbaikan Kemajuan Baik
(RTK) (B)
(D) (C) (A)
1 Bertanya
2 Bisa bekerja sama
3 Solidaritas tinggi
4 Menyumbang ide
5 Melayani permintaan
informasi sesama

Cianjur, Januari 2019

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Agus Salim Shoffan, S.T Indra Prasetya S.Pd

Anda mungkin juga menyukai