S6 Cara Mudah Memahami PPH Pasal 21 (28-06-2020) 1 PDF
S6 Cara Mudah Memahami PPH Pasal 21 (28-06-2020) 1 PDF
D R . D A R M A N S YA H , S E , M . A K , A K , C A
M ATA P E N A S C H O O L - TA X L E A R N I N G C E N T E R
H P / WA : 0 8 5 8 8 1 6 9 7 3 7 3
PPh Pasal 21
Bersifat tidak final, kecuali pembayaran pesangon sekaligus, dan honorarium
untuk PNS,TNI/POLRI
PPh Pasal 26
bersifat Final, Pasal 26 ayat 5 huruf (a), pemotongan PPh Pasal 26 bersifat final,
kecuali pemotongan atas penghasilan yang diterima OP yang berubah statusnya
menjadi WPDN
• Pemberi Kerja
1. Orang Pribadi
2. Badan: Pusat, Cabang, Perwakilan, atau Unit
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-28 Juni 2020)
KEWAJIBAN PEMOTONG PPH PASAL 21
I. MEMOTONG
1. Mengidentifikasi dan menjustifikasi transaksi
2. Menhitung PPh 21
3. Memotong membuat BP
II. MENYETORKAN
1. Dengan SSP (e-billing)-billing system & billing code
2. Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
III. MELAPORKAN
1. Dengan SPT 1721
2. Nihil tetap harus disampaikan
3. Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Bila batas waktu penyetoran jatuh pada hari libur, maka penyetoran atau pelaporan
dapat dilakukan satu hari kerja berikutnya.
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
KEWAJIBAN MEMBUAT BUKTI POTONG UNTUK
PEGAWAI TETAP
• HAK
Minta bukti potong PPh Pasal 21
• Pemotong PPh 21/26 : Kantor Pusat, Kantor Cabang, BUT, Perwakilan atau
Unit
• Pemotongan pajak tersebut juga dilakukan oleh kantor cabang, perwakilan atau
unit tempat pembayaran imbalan jasa ketenagakerjaan dimaksud dilakukan yang
pada umumnya menunjuk pada tempat pelaksanaan pekerjaan, jasa dan kegiatan.
Contoh:
PKP = Rp.700.000.000
PPh Terutang = (30% x 700.000.000) – 55.000.000
= Rp.155.000.000
SELAIN PEGAWAI
4. PPh Pasal 21 Peserta Kegiatan
5. PPh Pasal 21 selain Pegawai lainnya
Pegawai Tetap
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto – PTKP
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruro – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun/JHT
Penerima Pensiun
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto – PTKP
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruro – Biaya Pensiun
• Status Tidak Kawin Untuk diri sendiri dan tanggungan maksimum 3 orang
PPh Pasal 21 yang terutang di masa sebelumnya 1.353.000 (-) Lamp.2 (variasi hitung peg tetap)-MTT
PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang 10.540.000 Non 1721 A1
PPh Pasal 21 sebulan 1.756.667
(Rp10.540.000,- : 6)
tunjangan setiap bulan 2. Iuran terkait dengan gaji – THT 200.000 300.000 3.000.000
Jumlah 700.000 800.000 9.000.000
Rp.10.000.000, dan oleh Jumlah Ph neto sebulan 9.340.000 14.260.000 141.600.000
2 Pengurangan
Biaya Jabatan (5%) 400.000 400.000 400.000 400.000
Maksimum Rp.500.000/bl
2 Pengurangan
Biaya Jabatan (5%) 400.000 400.000 400.000 400.000
Maksimum Rp.500.000/bl
2 Pengurangan
Biaya Jabatan (5%) 400.000 400.000 400.000 400.000
Maksimum Rp.500.000/bl
Uraian 2019
Penghitungan Estimasi 11 bulan (Januari s.d. Nopember)
Basis Penghitungan Realisasi (Tahunan)Pengh Januari s.d. Desember
PPh 21 Real - Akm. PPh 21 sebulan
PPh Kurang (Lebih) bayar di akhir tahunberdasarkan penghitungan Estimasi
(Januari - Nopember)
Saldo Normal Akhir tahun SPT Desember = Kurang Bayar
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
II. PENGAWAI TIDAK TETAP
KONSEP PERHITUNGAN
Dibayarkan Bulanan:
PPh Pasal 21 = Trf Psl 17 x Pengh Kena Pajak disetahunkan
Pengh. Kena Pajak Disetahunkan = Pengh. Bruto disetahunkan - PTKP Setahun
PPh Pasal 21 bulan ini = PPh Pasal 21 Setahun/12
Contoh:
TASYA Apr-19 Jasa Produksi 80.000.000
Tasya bekerja pada PT Vanka. Pada tanggal 1
80.000.000 Januari 2019 telah berhenti bekerja dari PT
PPh Pasal 21 terutang Vanka karena pension. Pada bulan April 2019,
Tasya menerima jasa produksi tahun 2018
5% x 50.000.000 = 2.500.000 dari PT Vanka sebesar Rp.80.000.000.
15% x 30.000.000 = 4.500.000
PPh Pasal 21 terutang sbb:
Jumlah 7.000.000
• Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni,
ilmu pengetahuan, teknologi, ketangkasan dan lainnya
• Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja
• Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggarakegiatan
tertentu
• Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang
• Peserta kegiatan lainnya
Noted:
Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah imbalan kepada
bukan pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Noted:
PKP = (50% x Penghasilan Bruto) – PTKP Sebulan
Total fee untuk Jasa perbaikan 25.000.000 Perhitungan PPh Pasal 21 jika memiliki
Besarnya PPh Pasal 21 terutang memiliki NPWP NPWP dan tidak mempunyai NPWP sebagai
5% x 50% Rp25.000.000,- 625.000 berikut:
NOTED:
• Final, bila dibayarkan sekaligus ≤ 2 tahun kalender
• Tidak Final, untuk tahun ke-3 dan seterusnya
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 ATAS PESANGON
Tn Arief Contoh :
PESANGON FINAL Tn Arief terkena PHK dan mendapat uang
Jumlah Pesangon 300.000.000 pesangon sebesar Rp.300.000.000 yang
PPh 21 atas Pesangon dibayarkan sekaligus oleh PT Krismon
0% 50.000.000 - Perhitungan PPh Pasal 21 atas Pesangon
5% 50.000.000 2.500.000 tersebut?
15% 200.000.000 30.000.000
2. PNS gol III, Anggota TNI dan Anggota Polri berpangkat Perwira Pertama dan pensiunannya;
Tarif 5% x Jumlah bruto/Imbalan lain.
3. PNS gol IV, Anggota TNI dan Anggota Polri golongan pangkat Perwira Menengah dan
Perwira Tinggi, dan persiunannya; Tarif 15% x Jumlah bruto/Imbalan lain.
< Rp 450.000
> Rp 4.500.000 5% x (Upah – (PTKP/360))
> Rp 450.000
Tarif pada Undang-Undang
< Rp 450.000
> Rp 10.200.000 Pajak Penghasilan Pasal 17
> Rp 450.000
ayat (1) huruf (a)
CONTOH: PPH 21 UPAH HARIAN
Mas Malik (TK/0), selama bulan Januari 2019 bekerja sebagai buruh harian PT Indoneasia
Sejahtera. Upah harian yang diterima sebesar Rp 450.000. Perhitungan PPh 21 yang dikenakan
pada hari ke 1 sd 10, hari ke-11 dan hari ke-12 sebagai berikut:
1. Hari ke 1 sd ke-10, PPh Pasal 21 adalah Nihil karena Upah harian ≤ Rp.450.000 dan
Jumlah kumulatif upah ≤ Rp.4.500.000.
2. Hari ke-11, Jumlah kumulatif upah adalah 11 hari x Rp.450.000 = Rp.4.950.000 dan PTKP
sebenarnya adalah 11 hari x (Rp.54.000.000/360 hari) = Rp.1.650.000. PKP s/d hari ke-11 =
Rp 3.300.000. PPh Pasal 21 terutang di hari ke-11= 5% x RP 3.300.000 = Rp 165.000.
3. Hari ke-12, Upah sehari: Rp 450.000 dan PTKP sebenarnya: Rp 54.000.000/360 = Rp.150.000.
PKP = Rp 300.000. PPh 21 terutang di hari ke-12 = 5% x Rp.300.000 = Rp.15.000.
CONTOH 2: PPH 21 UPAH HARIAN
Bambang (TK/0) pada bulan Maret 2019 bekerja pada perusahaan PT PAM menerima upah sebesar
Rp.650.000 per hari. Perhitungan PPh Pasal 21 hari ke-1, hari ke-7, hari ke-8 ?
1. Hari ke-1, Upah harian > Rp 450.000. PKP = Rp.650.000 – Rp.450.000 = Rp.200.000
PPh Pasal 21 sehari = 5% x Rp 200.000 = Rp 10.000
2. Hari ke-7, Jumlah upah s/d hari ke 7 sebesar = 7 x Rp 650.000 = Rp 4.550.000. PTKP = 7 hari x
(Rp.54.000.000/360) = Rp 1.050.000. PKP sebesar Rp 3.500.000. PPh 21 terutang: 5% x Rp
3.500.000 = Rp.175.000. PPh Pasal 21 telah dipotong s/d hari ke 6 = 6 hari x Rp.10.000
= Rp.60.000. PPh Pasal 21 yang dipotong hari ke-7 adalah Rp.115.000,-
3. Hari ke 8 dan dan seterusnya. Upah sehari: Rp 650.000 dan PTKP sebenarnya: Rp 54.000.000 /
360 = Rp 150.000. PKP = Rp.500.000. PPh Pasal 21 terutang = 5% x Rp 500.000 = Rp
25.000
PPH PASAL 21 UPAH SATUAN
Fahmirsyah (TK/0), seorang karyawan yang bekerja sebagai perakit TV pada suatu perusahaan
elektronika. Perolehan upahnya dihitung berdasarkan jumlah unit pekerjaan yang dapat
diselesaikan yaitu sebesar Rp.125.000 per TV dan dibayarkan setiap minggu. Dalam 1 minggu (6
hari kerja), Fahmirsyah dapat menyelesaikan pekerjaan sebanyak 24 buah TV dengan upah
Rp.3.000.000. Berapa PPh 21nya?
Dani (TK/0) mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan sebesar
Rp 950.000, pekerjaan yang diselesaikan dalam 2 hari. Perhitungan PPh Pasal
21sebagai berikut:
Metode Nett, artinya perusahaan menanggung pajak karyawan. Menurut Pasal 8, Peraturan Dirjen
Pajak No. PER-16/PJ/2016, pajak yang ditanggung pemberi kerja termasuk penerimaan dalam bentuk
kenikmatan dan bukan merupakan penghasilan karyawan, sehingga tidak dipotong PPh Pasal 21.
Metode Gross-up, artinya perusahaan memberikan tunjangan pajak sebesar pajak yang dipotong.
Tunjangan pajak ini termasuk penghasilan dan menjadi objek PPh Pasal 21, sehingga ditambahkan ke
dalam gaji bruto, dan dikenai potongan pajak. Bagi perusahaan, tunjangan pajak karyawan bisa menjadi
pengurang penghasilan bruto perusahaan dalam perhitungan PPh badan.
U N T U K M E N G H I T U N G T U N J A N GA N P P H PA S A L 2 1 , DI P E RL U K A N RU M U S G R OS S U P P P H PA S A L
2 1 , A G A R J U M L A H T U N J A N G A N P P H 2 1 S A M A P E RS I S D E N G A N P P H YA N G A K A N DI P O T O N G .
RU M U S N YA S E B A G A I B E R I K U T I N I :
Dikurangi:
(Rp 4.800.000)
Biaya jabatan setahun (12 x 5% x Rp 8.000.000)
Karena PKP terletak di antara Rp 0 sampai dengan Rp 47.500.000, maka rumus yang
berlaku untuk menghitung tunjangan PPh 21 adalah
Gaji Rp 8.000.000
Tunjangan pajak PPh 21 Rp 163.158 +
Penghasilan Bruto Rp 8.163.158
Dikurangi:
(Rp 400.000)
Biaya jabatan: 5% x Rp 8.000.000
Dikurangi:
PTKP (TK/0) - tidak kawin tanpa (Rp 54.000.000)
tanggungan
Penghasilan Kena Pajak Rp 39.157.896
Gaji Rp 8.000.000
Tujuannya:
1. Secara kuantitatif, adanya tax saving (beban pajak yang paling minimum) dengan cara
memilih jenis transaksi dan kebijakan yang akan diambil perusahaan.
2. Secara kualitatif, adanya pelaksanaan administrasi yang baik dan terencana, sehingga
menghindarkan adanya konflik yang mengakibatkan adanya kerugian bagi perusahaan,
dengan adanya sanksi dan beban pajak. Misalnya, melengkapi dokumen, diatur jelas
klausul pemotongan pajak
Ditanggung
(D) Biaya Gaji 10.000.000 TI DE
(D) Biaya PPh 21 277.083 NTI NDE
(K) Utang Gaji 10.000.000
(K) Utang PPh Pasal 21 277.083
PPh 21 Ditunjang
Gross Up
(D) Biaya Gaji 10.000.000 TI DE
(D) Tunj. PPh 21 325.971 TI DE
(K) Utang Gaji 10.000.000
(K) Utang PPh Pasal 21 325.971
D I B U K A K U R S U S S I N G K AT :
P E R PA J A K A N – A K U N TA N S I PA J A K P E N G H A S I L A N U N T U K P E N G U ATA N
MERAIH UJIAN USKP/BKP
DIMULAI KURSUS, SELASA, 7 JULI 2020
SEMINGGU 2 KALI: SELASA & KAMIS