Anda di halaman 1dari 88

CARA MUDAH MEMAHAMI PPH PASAL 21

KONSEP & APLIKASI PEMOTONGAN


PPH PASAL 21

D R . D A R M A N S YA H , S E , M . A K , A K , C A
M ATA P E N A S C H O O L - TA X L E A R N I N G C E N T E R
H P / WA : 0 8 5 8 8 1 6 9 7 3 7 3

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
POKOK BAHASAN

1. Konsep Dasar PPh Pasal 21


2. PPh Pasal 21 Pegawai Tetap dengan Berbagai Kondisi
3. PPh Pasal 21 Selain Pegawai Tetap (Pegawai Tidak Tetap, Bukan
Pegawai, dan sebagainya)
4. Tax Planning PPh Pasal 21
5. Perhitungan PPh Pasal 21 dengan Aplikasi Ms Excell

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
RUANG LINGKUP PPH PASAL 21/26
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan imbalan lain
dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan atau
kegiatan yang diterima oleh orang pribadi.

SPDN  PPh Pasal 21


PPh Pasal 21 dikenakan terhadap active income yang diterima oleh OP sebagai
SPDN

SPLN  PPh Pasal 26

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BEDA SPDN DENGAN SPLN

SPDN – PASAL 2 (3) UU PPH SPLN – PASAL 2 (4) UU PPH

• OP yang bertempat tinggal di • OP yang tidak bertempat tinggal di


Indonesia, atau Indonesia, atau
• OP yang berada di Indonesia > 183
hari dalam jangka waktu 12 bulan, • OP yang berada di Indonesia < 183
atau hari dalam jangka waktu 12 bulan
• OP yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indonesia
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
SIFAT PEMOTONGAN PPH 21

PPh Pasal 21
Bersifat tidak final, kecuali pembayaran pesangon sekaligus, dan honorarium
untuk PNS,TNI/POLRI

PPh Pasal 26
bersifat Final, Pasal 26 ayat 5 huruf (a), pemotongan PPh Pasal 26 bersifat final,
kecuali pemotongan atas penghasilan yang diterima OP yang berubah statusnya
menjadi WPDN

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PEMOTONG PPH PASAL 21

• Pemberi Kerja
1. Orang Pribadi
2. Badan: Pusat, Cabang, Perwakilan, atau Unit

• Bendaharawan atau pemegang kas pemerintah


• Dana pensiun, Penyelenggara JAMSOSTEK, atau badan lain yang
membayar uang pensiun dan THT atau JHT
• Penyelenggara Kegiatan

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-28 Juni 2020)
KEWAJIBAN PEMOTONG PPH PASAL 21
I. MEMOTONG
1. Mengidentifikasi dan menjustifikasi transaksi
2. Menhitung PPh 21
3. Memotong  membuat BP
II. MENYETORKAN
1. Dengan SSP (e-billing)-billing system & billing code
2. Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
III. MELAPORKAN
1. Dengan SPT 1721
2. Nihil tetap harus disampaikan
3. Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Bila batas waktu penyetoran jatuh pada hari libur, maka penyetoran atau pelaporan
dapat dilakukan satu hari kerja berikutnya.
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
KEWAJIBAN MEMBUAT BUKTI POTONG UNTUK
PEGAWAI TETAP

Perhitungan PPh Pasal 21 Pembuatan Bukti Potong


• Penghitungan Masa: Januari- • Maksimum 1 bulan setelah:
Nopember  Estimasi 1. Tahun kalender berakhir, atau
• Penghitungan Masa Pajak Terakhir 2. Berhenti bekerja
(Bulan karyawan berhenti kerja,
pindah cabang, atau Desember) 
Realisasi

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
KEWAJIBAN MEMBUAT BUKTI POTONG UNTUK
NON PEGAWAI TETAP

Perhitungan PPh Pasal 21


Setiap masa sesuai dengan saat terutangnya penghasilan

Pembuatan Bukti Potong


Setiap kaIi dilakukannya pemotongan PPh

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PENYETORAN & PELAPORAN

• Batas Akhir Penyetoran Pajak


Bila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan
hari libur, termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau
penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

• Batas Akhir Pelaporan Pajak


Bila bertepatan dengan hari libur, termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
HAK PEMOTONG PPH 21/26 JIKA KELEBIHAN SETOR

Dalam hal dalam suatu bulan terjadi kelebihan penyetoran


PPh Pasal 21 yang terutang, kelebihan pembayaran tersebut
dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang
pada bulan berikutnya melalui SPT Masa

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
KEWAJIBAN DAN HAK KARYAWAN
• KEWAJIBAN
1. Daftar NPWP
2. Menyerahkan surat pernyataan jumlah tanggungan kepada pemberi kerja pada saat
mulai kerja/pensiun, dan di awal tahun takwim, kepada:
a. Pemotong kantor cabang baru (dipindahkan);
b. Pemotong tempat kerja baru (pindah kerja);
c. Pemotong pajak Dana Pensiun (mulai pension tahun berjalan)

• HAK
Minta bukti potong PPh Pasal 21

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21/26

• Bagi Penerima Penghasilan


1. Saat pembayaran; atau
2. Saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan

• Bagi Pemotong PPh  terutang setiap masa, yaitu akhir bulan:


1. Dilakukannya pembayaran; atau
2. Terutangnya penghasilan yang bersangkutan (Saat dibebankan sebagai biaya)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
TEMPAT TERUTANG PPH PASAL 21

• Pemotong PPh 21/26 : Kantor Pusat, Kantor Cabang, BUT, Perwakilan atau
Unit
• Pemotongan pajak tersebut juga dilakukan oleh kantor cabang, perwakilan atau
unit tempat pembayaran imbalan jasa ketenagakerjaan dimaksud dilakukan yang
pada umumnya menunjuk pada tempat pelaksanaan pekerjaan, jasa dan kegiatan.

• UU PPh tidak mengatur mekanisme pemusatan (sentralisasi)


pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
OBJEK PPH 21:
MACAM-MACAM PENGHASILAN
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat
teratur maupun tidak teratur
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pension secara teratur berupa uang pension
atau penghasilan sejenisnya.
3. Penghasilan sehubungan dengan PHK dan penghasilan sehubungan dengan pension yang diterima
sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pension, tunjangan hari tua atau jaminan hari tua,
dan pembayaran lain yang sejenis
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga lepas berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan,
upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan
5. Imbalan kepada bukan pegawai, seperti honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenis dengan nama
dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan.
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat,
honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
OBJEK PPH 21:
CIRI-CIRI OBJEK PPH PASAL 21
Penghasilan yang terkait dengan pekerjaan atau jasa :
1. Benefit in cash (tunai)
2. Benefit in kinds (non tunai), yang diberikan oleh:
a. WP yang telah dikenai PPh Final
b. WP yang dikenai PPh berdasarkan Norma Perhitungan Khusus (deemed profit)
3. Penggantian (reimbursement) yang dibayarkan langsung kepada karyawan yang secara substansi
merupakan benefit in cash
4. Premi asuransi dibayar pemberi kerja

Penghasilan terkait dengan kegiatan:


1. Khusus hadiah: Diterima atau diperoleh dalam bentuk apapun, objek PPh pasal 21
2. Selain hadiah/penghargaan: hanya benefit in cash
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
NON OBJEK PPH 21:
MACAM-MACAM PENGHASILAN YANG DIKECUALIKAN
DARI OBJEK PPH PASAL 21
1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kecelakaan,
jiwa, dwiguna, dan beasiswa
2. Natura/kenikmatan yang diberikan Wajib Pajak atau oleh pemerintah
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menkeu, iuran THT atau JHT kepada badan penyelenggara THT atau JAMSOSTEK yang
dibayar pemberi kerja
4. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja, termasuk yang ditanggung oleh
pemerintah
5. Beasiswa sepanjang memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Menkeu
6. Zakat yang diterima Opdari badan LAZ yang dibentuk oleh pemerintah

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BUKAN OBJEK PAJAK: BEASISWA

Beasiswa bukan objek PPh dengan syarat:


1. Diterima atau diperoleh WNI dari WP pemberi beasiswa untuk mengikuti
pendidikan formal dan atau non formal yang dilaksanakan di DN dan atau LN
pada tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi

2. Penerima beasiswa tidak mempunyai hubungan istimewa dengan pemilik,


komisaris, direktur, atau pengurus dari WP pemberi beasiswa

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PERHITUNGAN PPH PASAL 21: TARIF PAJAK
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
NPWP Non NPWP
Sd Rp.50.000.000 5% 6%
> Rp.50.000.000 sd Rp.250.000.000 15% 18%
> Rp.250.000.000 sd Rp.500.000.000 25% 30%
> Rp500.000.000 30% 36%

Pasal 17 huruf a UU PPh No.36/2008


Pasal 21 (5a) UU PPh 2008, WPOP yang tidak ber-NPWP dikenai tariff lebih tinggi
20%

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
CONTOH PERHITUNGAN

Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.700.000.000, maka perhitungan berdasarkan


UU PPh 2008 sebagai berikut:

Rp. 50.000.000 x 5% = Rp. 2.500.000


Rp.200.000.000 x 15% = Rp. 30.000.000
Rp.250.000.000 x 25% = Rp. 62.500.000
Rp.200.000.000 x 30% = Rp. 60.000.000
Total PPh Pasal 21 Rp.155.000.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PERHITUNGAN EFEKTIF PPH PASAL 21
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Perhitungan Efektif
sd Rp.50.000.000 5% 5% x PKP
> Rp.50.000.000 sd Rp.250.000.000 15% (15% x PKP) - 5.000.000
> Rp.250.000.000 sd Rp.500.000.000 25% (25% x PKP) – 30.000.000
> Rp500.000.000 30% (30% x PKP) – 55.000.000

Contoh:
PKP = Rp.700.000.000
PPh Terutang = (30% x 700.000.000) – 55.000.000
= Rp.155.000.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PERHITUNGAN PPH PASAL 21
MENURUT PENERIMA PENGHASILAN
PEGAWAI
1. PPh Pasal 21 Pegawai Tetap
2. PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap
3. PPh Pasal 21 Mantan Pegawai/Komisaris yang tidak merangkap sebagai Pegawai
Tetap/Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai yang masih aktif

SELAIN PEGAWAI
4. PPh Pasal 21 Peserta Kegiatan
5. PPh Pasal 21 selain Pegawai lainnya

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
1. PEGAWAI TETAP:
PENGHASILAN KENA PAJAK
PPh 21 = Tarif Pasal 17 x PKP

Pegawai Tetap
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto – PTKP
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruro – Biaya Jabatan – Iuran Pensiun/JHT

Penerima Pensiun
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto – PTKP
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruro – Biaya Pensiun

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
1. PEGAWAI TETAP:
PENGURANG PENGHASILAN
Biaya Jabatan
1. 5% x Ph Bruto
2. Maks Rp.500.000 per bulan atau Rp.6.000.000 per tahun
3. Berdasarkan jumlah bulan kerja /perolehan yang sebenarnya
Biaya Pensiun
1. 5% x Ph Bruto
2. Maks Rp.200.000 per bulan atau Rp.2.400.000 per tahun
3. Berdasarkan jumlah bulan kerja /perolehan yang sebenarnya
Iuran Pensiun & JHT Ditanggung Karyawan
1. Dana pension yang disahkan Menkeu
2. JHT kepada penyelenggara Jamsostek
PTKP
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
PENGHASILAN KENA PAJAK (PTKP)

Besarnya PTKP Pegawai saat ini:


Keterangan Jumlah
Diri WP sendiri Rp.54.000.000,-
Status kawin Rp. 4.500.000,-
Tanggungan Rp. 4.500.000,-
Maks. Tanggungan 3 orang

WNI  Ditentukan menurut kondisi di awal tahun


WNA  Bulan saat WNA menjadi SPDN

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PTKP PEGAWAI WANITA
• Status Kawin  hanya untuk diri sendiri, yaitu Rp.54.000.000 setahun

• Status Kawin dan Suami tidak menerima atau memperoleh


penghasilan  untuk diri sendiri, status kawin, dan tanggungan maksimal 3
orang

• Status Tidak Kawin  Untuk diri sendiri dan tanggungan maksimum 3 orang

Syarat: Menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah


setempat serendah-rendahnya kecamatan

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
I. PENGAWAI TETAP
KONSEP PERHITUNGAN
Perhitungan Masa
• Atas dasar estimasi penghasilan yang disetahunkan

Perhitungan masa pajak terakhir


• Atas dasar realisasi penghasilan, yaitu untuk Masa Pajak:
1. Masa Desember, atau
2. Masa pajak karyawan berhenti bekerja

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
1. PEGAWAI TETAP
Jan - Nov 2019 Desember 2019
DARMADI (TK/O)
Masa Masa Terakhir

Penghasilan bruto sebulan / setahun (2019) 8.000.000 96.000.000


Dikurangi:
Contoh: (MP-MPT)
- Biaya jabatan (5% x Rp8.000.000,-) 400.000 4.800.000
Pak DARMADI, status - Iuran THT 100.000 1.200.000
TK/0. Gaji sebulan sebesar Penghasilan neto sebulan 7.500.000
Rp.8.000.000,-. Perkiraan Penghasilan neto setahun / realisasi
setahun 90.000.000 90.000.000
Darmadi ikut Program Dikurangi:
Jamsostek-JHT dengan PTKP TK/0 54.000.000 54.000.000
iuran sebulan Rp.100.000. PKP 36.000.000 36.000.000
PPh 21 setahun 1.800.000 1.800.000
PPh 21 sebulan 150.000
PPh 21 dipotong/ disetor Januari-Nopember
(11 bulan x Rp150.000,- ) 1.650.000
PPh 21 terutang Desember 2019 150.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr.


Darmansyah-28 Juni 2020)
PENGHITUNGAN PPH 21 MASA
PERKIRAAN PENGHASILAN NETO SETAHUN
• Bekerja sejak Januari
– Penghasilan Neto sebulan x 12
– PPh Pasal 21 sebulan = PPh Pasal 21 setahun /12

• Bekerja mulai tengah tahun


– Penghasilan neto sebulan x ∑ bulan sejak kerja s.d Desember (n bulan)
– PPh Pasal 21 sebulan = PPh 21 setahun /n bulan

• WNA – di Indonesia tak setahun penuh


– Penghasilan neto sebulan x 12
– PPh Pasal 21 sebulan = PPh 21 setahun /12

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
VARIASI PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 MASA

1. Bekerja sejak awal tahun


2. Bekerja di pertengahan tahun:
– Kewajiban pajak subjektif dimulai dari awal tahun
• Pegawai baru
• Pegawai pindahan yang membawa 1721 A1 dari tempat kerja sebelumnya.
– Kewajiban pajak subjektif dimulai setelah awal tahun (pertengahan tahun)
3. Pegawai menerima rapel
4. Pegawai menerima bonus

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
1. BEKERJA SEJAK AWAL TAHUN
Nama Zakaria
Awal kerja 01/01/2019 Contoh:
Akhir Kerja 31/12/2019
Masa Kerja 12 Zakaria (K/0) bekerja pada
Status tanggungan K/0
PT BSM sebagai pegawai
Gaji 10.000.000
JKK 0,1% x gaji 10.000 tetap sejak 1 Januari 2019.
JPK 0,3% x gaji
Penghasilan Bruto Sebulan
30.000
10.040.000
(+)
Zakaria menerima gaji
Pengurangan: sebulan Rp.10.000.000 dan
1. Biaya Jabatan 500.000
(maksimum Rp500.000,- sebulan) ikut Program Jamsostek
2. Iuran terkait dengan gaji – THT
Jumlah
200.000 (+)
700.000 (-)
sesuai ketentuan.
Penghasilan Neto Sebulan 9.340.000
Jumlah Perkiraan Penghasilan Neto Teratur setahun 112.080.000
12 bulan x Rp9.340.000,- Lamp.2 (variasi hitung peg tetap)-
Dikurangi:
MKA
PTKP: K/0 58.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak 53.580.000
PKP Dibulatkan 53.580.000
PPh Pasal 21 Setahun 3.037.000
PPh Pasal 21 sebulan 253.083

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
2A. MASUK KERJA DI TENGAH TAHUN
TIDAK MEMBAWA 1721 A1
Nama ACHMAD
Awal kerja 02/07/2019
Akhir Kerja 31/12/2019
Masa Kerja 6 Pak Achmad (K/0) bekerja di
Status tanggungan K/0
PT Univer sebagai manajer
Gaji plus Tunjangan 15.000.000
JKK 0,10% 15.000 pemasaran, sejak 2 Juli 2019
JPK 0,30% 45.000 (+)
Jumlah Penghasilan Bruto sebulan 15.060.000 dengan menerima gaji sebulan
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan sebesar Rp.15.000.000 dan ikut
(maksimum Rp500.000,- sebulan) 500.000
2. Iuran pensiun 300.000 (+) program Jamsostek sesuai
Jumlah 800.000 (-)
Jumlah Pengh. neto sebulan 14.260.000 ketentuan.
Jumlah Perkiraan Ph. Neto setahun 85.560.000
(6 bln x Rp14.260.000,-)
Dikurangi:
PTKP: K/0
Penghasilan Kena Pajak
58.500.000
27.060.000
(-)
Lamp.2 (variasi hitung peg tetap)-MTT
PKP Dibulatkan 27.060.000 Non 1721 A1
PPh Pasal 21 terutang
(5% x Rp.27.060.000) 1.353.000
PPh Pasal 21 yang terutang di masa/perusahaan sebelumnya
PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang
PPh Pasal 21 sebulan 225.500
(Rp1.353.000,- : 6)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
2A. MASUK KERJA DI TENGAH TAHUN
MEMBAWA 1721 A1
Nama ACHMAD

Pak Achmad (K/0) bekerja di


Awal kerja 02/07/2019
Akhir Kerja 31/12/2019
Masa Kerja
Status tanggungan
6
K/0
PT Univer sebagai manajer
Penghasilan teratur pemasaran, sejak 2 Juli 2019
Gaji
JKK 0,10%
15.000.000
15.000
dengan menerima gaji sebulan
JPK
Jumlah Ph. Bruto sebulan
0,30% 45.000
15.060.000
(+) sebesar Rp.15.000.000 dan ikut
Pengurangan: program Jamsostek sesuai
ketentuan.
1. Biaya Jabatan
(maksimum Rp500.000,- sebulan) 500.000
2. Iuran pensiun 300.000 (+)
Jumlah 800.000 (-)
Penghasilan neto sebulan 14.260.000
Perkiraan Penghasilan Neto setahun
(6 bulan x Rp14.260.000,-)
85.560.000
Sebelumnya, Achmad bekerja di
Jml Ph neto masa sebelumnya
Jumlah Seluruh Penghasilan neto
85.560.000
171.120.000
(+)
PT Damai dengan data
Dikurangi: Penghasilan dalam 1721 A1.
PTKP K/0 58.500.000 (-)
Ph. Kena Pajak
Ph. Kena Pajak Dibulatkan
112.620.000
112.620.000
Penghasilan Neto Rp.85.560.000
PPh Pasal 21 terutang
Trf Psl 17 x Rp112.620.000,- 11.893.000

PPh Pasal 21 yang terutang di masa sebelumnya 1.353.000 (-) Lamp.2 (variasi hitung peg tetap)-MTT
PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang 10.540.000 Non 1721 A1
PPh Pasal 21 sebulan 1.756.667
(Rp10.540.000,- : 6)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
2B. MASUK KERJA DI TENGAH TAHUN
(KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF DIMULAI SETELAH BULAN
JANUARI
Nama
Awal kerja
DAVID
02/07/2019
Pak DAVID (K/0) bekerja di
Akhir Kerja 31/12/2019 PT Keadilan sebagai Tax
Masa Kerja 12
Status tanggungan K/0 Manager mulai 1 Juli 2019
Gaji 20.000.000 dengan menerima gaji sebulan
Jumlah Penghasilan Bruto sebulan 20.000.000
Pengurangan: sebesar Rp.20.000.000.
1. Biaya Jabatan
(maksimum Rp500.000,- sebulan) 500.000
Jumlah 500.000 (-)
Jml Ph. neto sebulan 19.500.000
Lamp.2 (variasi hitung peg tetap)-
Jml Perkiraan Ph. Neto setahun 234.000.000
(12 bulan x Rp19.180.000,-)
Jml Ph neto masa sebelumnya
MTT Jan
Jml seluruh Ph neto
Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak 175.500.000
PKP Dibulatkan 175.500.000
PPh Pasal 21 terutang
Tarif PPh 17 x Rp.175.500.000 21.325.000
PPh Pasal 21 sebulan 1.777.083
(Rp21.325.000,- : 12)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
RAPEL = KENAIKAN GAJI BERLAKU SURUT
PA K Z A K A R I A ( K / 0 ) M E N E R I M A G A J I J A N
S D M E I R P. 1 0 . 0 0 0 . 0 0 0 . B U L A N J U N I
R A P E L = 5 X R P. 5 . 0 0 0 . 0 0 0 =
R P. 1 5 . 0 0 0 . 0 0 0 B E R L A K U S U RU T S E J A K 25.000.000
J A N UA R I .
Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan
Gaji 10.000.000 15.000.000
JKK 10.000 15.000
JPK 30.000 (+) 45.000 (+)
Jumlah Teratur sebulan 10.040.000 15.060.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 500.000 500.000
(maksimum Rp500.000,- sebulan)
2. Iuran terkait dengan gaji – THT 200.000 (+) 300.000 (+)
Jumlah 700.000 (-) 800.000 (-)
Penghasilan neto sebulan 9.340.000 14.260.000
Perkiraan Ph neto setahun (x 12) 112.080.000 171.120.000
Dikurangi:
PTKP K/0 58.500.000 (-) K/0 58.500.000 (-)
Ph. Kena Pajak 53.580.000 112.620.000
Ph. Kena Pajak Dibulatkan 53.580.000 112.620.000
PPh Pasal 21 Setahun 3.037.000 11.893.000
PPh Pasal 21 sebulan 253.083 991.083
PPh 21 (Jan - Mei) seharusnya 2019 4.955.417
(5 x Rp.253.083)
PPh 21 yang telah dipotong (Jan - Mei) 2019 1.265.417 1.265.417 (-)
(5 x Rp253.083)
PPh 21 Rapel 3.690.000
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
PPH 21 BONUS/PH TIDAK TERATUR
P P H PA S A L 2 1 ATA S B O N U S = S E L I S I H P P H
PA K E RWA N ( K / 0 ) M E N E R I M A B O N U S PA S A L 21 ATA S S E L U RU H PENGHASILAN
R P. 1 0 . 0 0 0 . 0 0 0 SELAIN GAJI BULAN ( T E R AT U R + T I D A K T E R AT U R ) D E N G A N P P H
S E B E S A R R P. 1 0 . 0 0 0 . 0 0 0 . PA S A L 2 1 ATA S P E N G H A S I L A N T E R AT U R

TN. ERWAN (K/0) Gaji + Bonus PPh 21 Gaji


Penghasilan teratur
Gaji 10.000.000 10.000.000
JKK 0,10% 10.000 10.000
JKM 0,30% 30.000 (+) 30.000 (+)
Penghasilan Bruto teratur sebulan 10.040.000 10.040.000
Perkiraan Penghasilan Bruto teratur setahun 120.480.000 120.480.000
(12 bln x Ph. Bruto Sebulan)
Bonus 10.000.000
Jumlah Penghasilan teratur + tidak teratur 130.480.000 120.480.000
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
(maksimum Rp6.000.000,- setahun) 6.000.000 6.000.000
3. Iuran – THT (2% x gaji sebulan x 12 bln) 2.400.000 (+) 2.400.000 (+)
Jumlah 8.400.000 (-) 8.400.000 (-)
Jumlah Penghasilan Neto Setahun 122.080.000 112.080.000
Dikurangi:
PTKP: TK/0 54.000.000 (-) TK/0 54.000.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak 68.080.000 58.080.000
PKP Dibulatkan 68.080.000 58.080.000
PPh 21 setahun 5.212.000
PPh atas penghasilan teratur setahun 3.712.000
PPh 21 atas Bonus saja 1.500.000
(Rp5.212.000,- -- Rp3.712.000,-)
PPh 21 sebulan atas penghasilan teratur 309.333 (+)
PPh 21 terutang bulan ini 1.809.333
(Rp1.500.000,- + Rp309.333,-)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PENGHASILAN NETO REAL YANG DISETAHUNKAN
1. WPOP kewajiban pajak subjektifnya tidak setahun penuh:
a. Meninggal dunia tengah tahun;
b. WNA (datang/pergi) meninggalkan Indonesia di tengah tahun
Penghasilan neto disetahunkan = Ph Neto Real x 12/n
PPh 21 terutang = PPh 21 setahun x n/12

2. Pegawai Pindah Cabang:


Penghasilan neto disetahunkan = Ph Neto Real x MK/n
PPh 21 terutang = PPh 21 neto disetahunkan x n/MK

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
VARIASI PENGHITUNGAN PPH 21 MASA TERAKHIR
• Perhitungan PPh 21 untuk pegawai yang kewajiban pajak
subjektifnya setahun penuh
1. Masa terakhir Desember
2. Masa terakhir – berhenti kerja tengah tahun
3. Masa terakhir – Pindah cabang tengah tahun

• Perhitungan PPh 21 pegawai yang kehilangan/berakhir kewajiban


pajak subjektifnya di pertengahan tahun:
1. Masa Desember WNA yang mulai kerja di pertengahan tahun
2. Masa terakhir – WNA pergi meninggalkan Indonesia selamanya

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PERHITUNGAN PPH 21 MASA TERAKHIR (MASA
DESEMBER)
Contoh: MPT Gaji
Tn BUDI (K/0) (Jan-Jun)
10.000.000
(Jul-Nov)
15.000.000
Dec-19
150.000.000
JKK 10.000 15.000 150.000
Budi, K/0, bekerja di PT JKM 30.000 45.000 450.000

ZKT dengan Jumlah Ph bruto teratur sebulan


Pengurangan:
10.040.000 15.060.000 150.600.000

memperoleh gaji dan 1. Biaya Jabatan


(maksimum Rp500.000,- sebulan)
500.000 500.000 6.000.000

tunjangan setiap bulan 2. Iuran terkait dengan gaji – THT 200.000 300.000 3.000.000
Jumlah 700.000 800.000 9.000.000
Rp.10.000.000, dan oleh Jumlah Ph neto sebulan 9.340.000 14.260.000 141.600.000

PT ZKT diikutsertakan Jml Perk. Ph neto setahun


12 bulan x Ph neto sebulan
112.080.000 171.120.000

dalam program Dikurangi:


PTKP
Jamsostek. Mulai Juli K/0 58.500.000 58.500.000 58.500.000
Ph. Kena Pajak 53.580.000 112.620.000 83.100.000
2019, Budi memperoleh Ph. Kena Pajak Dibulatkan 53.580.000 112.620.000 83.100.000
PPh Pasal 21 Setahun
kenaikan penghasilan Trf Psl 17 x Ph Kena Pajak 3.037.000 11.893.000 7.465.000

tetap setiap bulan PPh Pasal 21 sebulan


PPh 21 dipotong s.d November 2019
253.083 991.083

menjadi Rp.15.000.000. (6 x 253.083,-) + (5 x Rp991.083,-)


PPh 21 dipotong bulan Desember 2019
1.518.500 4.955.417 6.473.917
991.083

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BERHENTI TENGAH TAHUN
Tn. Arief (K/0) Jan sd Mei Juni
Contoh : BTT Penghasilan teratur
Gaji 15.000.000 90.000.000
JKK 0,10% 15.000 0,10% 90.000
Tn Arief (K/0) adalah JPK 0,30% 45.000 (+) 0,30% 270.000 (+)
Jumlah Ph. Bruto sebulan 15.060.000 90.360.000
pegawai PT MPS. Sejak 1 Juli Pengurangan:

2019 yang bersangkutan 1. Biaya Jabatan


(maksimum Rp500.000,- sebulan) 500.000 3.000.000

berhenti bekerja. Gaji yang 2. Iuran pensiun


Jumlah
300.000 (+)
800.000 (-)
1.800.000 (+)
4.800.000 (-)
diterima setiap bulan Jml Ph. neto sebulan
Jml Perkiraan Ph. Neto setahun
14.260.000
171.120.000 85.560.000
Rp.15.000.000 dan juga Jml Ph neto masa sebelumnya
Jml seluruh Ph neto
diikutsertakan dalam Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000 K/0 58.500.000 (-)
program Jamsostek sesuai Ph. Kena Pajak
Ph. Kena Pajak Dibulatkan
112.620.000
112.620.000
27.060.000
27.060.000
ketentuan yang berlaku. PPh Pasal 21 terutang
Trf Pasal 17 x Ph Kena Pajak 11.893.000 1.353.000
PPh Pasal 21 yang terutang di masa/perusahaan sebelumnya
PPh Pasal 21 terutang di tempat sekarang
PPh Pasal 21 sebulan 991.083
(Rp11.893.000,- : 12)
PPh Pasal 21 yang telah disetor di masa sebelumnya (Jan-Mei 4.955.417 (-)
(5 bln x Rp991.083,-)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) bayar di masa pajak terakhir (3.602.417)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PINDAH CABANG DI TENGAH TAHUN
AGUS MULYONO (K/0) Januari Juni 1721 A1
Contoh : PC Gaji 10.000.000 60.000.000 60.000.000
JKK 10.000 60.000 60.000
Tn Agus Mulyono (K/0) JPK 30.000 180.000 180.000
Jumlah Ph. neto sebulan /realisasi 10.040.000 60.240.000 60.240.000
adalah pegawai PT MPS, di Pengurangan:
Jakarta. Sejak 1 Juli 2019 1. Biaya Jabatan
max. Rp500.000,-/bulan; atau Rp6 juta /tahun
500.000 3.000.000 3.000.000

dipindahtugaskan ke kantor 2. Iuran – THT 200.000 1.200.000 1.200.000


Jumlah 700.000 4.200.000 4.200.000
cabang di Bandung. Gaji Jumlah Ph neto sebulan 9.340.000 56.040.000 56.040.000
Jumlah Perkiraan Ph neto setahun /real setahun 112.080.000
yang diterima setiap bulan 12 bulan x Ph neto sebulan
Agus Mulyono dalam Ph neto disetahunkan
Dikurangi:
112.080.000 112.080.000

program Jamsostek sesuai PTKP: TK/0 54.000.000 54.000.000 54.000.000


Ph. Kena Pajak 58.080.000 58.080.000 58.080.000
ketentuan yang berlaku. Ph. Kena Pajak Dibulatkan 58.080.000 58.080.000 58.080.000
PPh Pasal 21 Setahun
Trf Psl 17 x Ph Kena Pajak dibulatkan 3.712.000 3.712.000 3.712.000
PPh 21 terutang setahun/disetahunkan 1.856.000 1.856.000
(6/12 x PPh Pasal 21 setahun)
PPh 21 sebulan 309.333
(5 x Rp309.333,-) 1.546.667 1.856.000
PPh 21 kurang (lebih) bayar 309.333 nihil

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
KONSEP PERHITUNGAN MASA PAJAK TERAKHIR
• PPh 21 atas penghasilan real selama setahun (12 bulan) dikurangi PPh 21 yang telah dipotong
selama 11 bulan (Jan-Nop), yaitu 12 – 11, diperoleh :

• PPh 21 Kurang Bayar Sebulan (Desember)

AKANKAH LEBIH BAYAR?


• Fluktuasi Penghasilan: Perbedaan lapisan tariff pengenaan pajak saat menghitung PPh 21 Masa
dan PPh Masa Pajak Terakhir
• Banyak Pegawai keluar di pertengahan tahun: Perbedaan estimasi penghasilan yang disetahunkan
dengan penghasilan sebenarnya.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PENGHITUNGAN PPH 21 PADA BEBERAPA KONDISI
KELUAR TENGAH TAHUN & MASUK KELUAR TENGAH TAHUN
A3a A3b
Keterangan Catatan KELUAR TENGAH TAHUN MASUK KELUAR TENGAH TAHUN
Masa 1721 A1 Masa 1721 A1
Jan-Mar April-Des April-Oktober
BUDI (TK/0) n 12 3 9 7

1 Penghasilan Bruto Sebulan 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

2 Pengurangan
Biaya Jabatan (5%) 400.000 400.000 400.000 400.000
Maksimum Rp.500.000/bl

3 Penghasilan Neto sebulan 7.600.000 7.600.000 7.600.000 7.600.000

4 Penghasilan neto Setahun 91.200.000 22.800.000 68.400.000 53.200.000


Pengh Disetahunkan Pengh x 12/n
5 PTKP TK/0 54.000.000 54.000.000 54.000.000 54.000.000

6 PKP 37.200.000 - 14.400.000 -

7 PPh /tahun 1.860.000 - 720.000 -


PPh Terutang Pajak x n/12
8 PPh/ bulan 155.000 80.000

9 PPh Dipotong 155.000 465.000 80.000 560.000


10 Jumlah bulan (Aktual) 3 7
11 PPh Dipotong Aktual 465.000 560.000

12 Kurang/lebih Bayar (465.000) (560.000)

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PENGHITUNGAN PPH 21 PADA BEBERAPA KONDISI
WNI MENINGGAL DUNIA & PINDAH CABANG B 1 B 2
Keterangan Catatan WNI MENINGGAL WNI PINDAH CABANG
Masa 1721 A1 Masa 1721 A1
Jan-Maret Jan-Maret
BUDI (TK/0) n 12 3 12 3

1 Penghasilan Bruto Sebulan 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

2 Pengurangan
Biaya Jabatan (5%) 400.000 400.000 400.000 400.000
Maksimum Rp.500.000/bl

3 Penghasilan Neto sebulan 7.600.000 7.600.000 7.600.000 7.600.000

4 Penghasilan neto Setahun 91.200.000 22.800.000 91.200.000 22.800.000


Pengh Disetahunkan Pengh x 12/n 91.200.000 91.200.000
5 PTKP TK/0 54.000.000 54.000.000 54.000.000 54.000.000

6 PKP 37.200.000 37.200.000 37.200.000 37.200.000

7 PPh /tahun 1.860.000 1.860.000 1.860.000 1.860.000


PPh Terutang Pajak x n/12 465.000 465.000
8 PPh/ bulan 155.000 155.000

9 PPh Dipotong 155.000 465.000 155.000 465.000


10 Jumlah bulan (Aktual) 3 3
11 PPh Dipotong Aktual 465.000 465.000

12 Kurang/lebih Bayar NIHIL NIHIL

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PENGHITUNGAN PPH 21 PADA BEBERAPA KONDISI
WNA PULANG TT & DATANG TT
C 1 C 2
Keterangan Catatan WNA Pulang Tengah Tahun WNA Datang Tengah Tahun
Masa 1721 A1 Masa 1721 A1
Jan-Maret Desember
WNA-JAMES (TK/0) n 12 3 12 1

1 Penghasilan Bruto Sebulan 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000

2 Pengurangan
Biaya Jabatan (5%) 400.000 400.000 400.000 400.000
Maksimum Rp.500.000/bl

3 Penghasilan Neto sebulan 7.600.000 7.600.000 7.600.000 7.600.000

4 Penghasilan neto Setahun 91.200.000 22.800.000 91.200.000 7.600.000


Pengh Disetahunkan Pengh x 12/n 91.200.000 91.200.000
5 PTKP TK/0 54.000.000 54.000.000 54.000.000 54.000.000

6 PKP 37.200.000 37.200.000 37.200.000 37.200.000

7 PPh /tahun 1.860.000 1.860.000 1.860.000 1.860.000


PPh Terutang Pajak x n/12 465.000 155.000
8 PPh/ bulan 155.000 155.000

9 PPh Dipotong 155.000 465.000 155.000 155.000


10 Jumlah bulan (Aktual) 3 1
11 PPh Dipotong Aktual 465.000 155.000

12 Kurang/lebih Bayar NIHIL NIHIL

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PERHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP
ESTIMASI & REALISASI

Uraian 2019
Penghitungan Estimasi 11 bulan (Januari s.d. Nopember)
Basis Penghitungan Realisasi (Tahunan)Pengh Januari s.d. Desember
PPh 21 Real - Akm. PPh 21 sebulan
PPh Kurang (Lebih) bayar di akhir tahunberdasarkan penghitungan Estimasi
(Januari - Nopember)
Saldo Normal Akhir tahun SPT Desember = Kurang Bayar
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
II. PENGAWAI TIDAK TETAP
KONSEP PERHITUNGAN
Dibayarkan Bulanan:
PPh Pasal 21 = Trf Psl 17 x Pengh Kena Pajak disetahunkan
Pengh. Kena Pajak Disetahunkan = Pengh. Bruto disetahunkan - PTKP Setahun
PPh Pasal 21 bulan ini = PPh Pasal 21 Setahun/12

Dibayarkan Harian/Mingguan, Satuan


Jumlah Sebulan PPh Pasal 21 Terutang Keterangan
< = Rp.4.500.000 5% x Upah - PTKP Harian PTKP Harian = Rp.450.000
> Rp.4.500.000 5% x Upah - PTKP Sebenarnya PTKP/360 x hari kerja
> Rp.10.200.000 Tarif Psl 17 x PKP yang disetahunkan PKP = Pengh. Neto - PTKP

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
III. MANTAN PEGAWAI, KOMISARIS NON PEGAWAI
TETAP, PENARIKAN DANA PENSIUN
Tarif Pasal 17 x Penghasilan Bruto Kumulatif
• Honorarium yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh
Komisaris/dewan pengawas yang bukan pegawai tetap pada perusahaan yang
sama
• Jasa produksi, tantiem, gratifiaksi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak
teratur yang diterima atau diperoleh oleh mantan pegawai;
• Penarikan dana pension oleh peserta program pension yang berstatus sebagai
pegawai dari Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH 21 ATAS MANTAN PEGAWAI

Contoh:
TASYA Apr-19 Jasa Produksi 80.000.000
Tasya bekerja pada PT Vanka. Pada tanggal 1
80.000.000 Januari 2019 telah berhenti bekerja dari PT
PPh Pasal 21 terutang Vanka karena pension. Pada bulan April 2019,
Tasya menerima jasa produksi tahun 2018
5% x 50.000.000 = 2.500.000 dari PT Vanka sebesar Rp.80.000.000.
15% x 30.000.000 = 4.500.000
PPh Pasal 21 terutang sbb:
Jumlah 7.000.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 ATAS KOMISARIS NON PEGAWAI
TETAP
Contoh:
Tn. ARIFIN Ph Bruto Akum Ph Tarif PPh 21
Tn. Arifin adalah seorang komisaris di PT
2 Juni 2019 50.000.000 50.000.000 5% 2.500.000 Tamansari yang bukan sebagai pegawai tetap.
Pada tanggal 2 Juni 2019 menerima
20.000.000 70.000.000 15% 3.000.000 honorarium sebesar Rp.70.000.000 dan 2
Total PPh Pasal 21 Terutang Masa Juni 2019 5.500.000 Desember 2019 menerima honorarium
sebesar Rp.80.000.000.

PPh Pasal 21 terutang sebagai berikut:


2 Desember 2019 80.000.000 150.000.000 15% 12.000.000
Total PPh Pasal 21 Terutang Masa Desember 2019 12.000.000
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
III. PESERTA KEGIATAN
Tarif Pasal 17 x Penghasilan Bruto

• Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni,
ilmu pengetahuan, teknologi, ketangkasan dan lainnya
• Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja
• Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggarakegiatan
tertentu
• Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang
• Peserta kegiatan lainnya

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH 21 ATAS PESERTA KEGIATAN
(HADIAH LOMBA)
Tn. Sadikin (Atlet) Ph Bruto Akum Ph Tarif PPh 21 Contoh:
Tn. Sadikin, seorang atlet tenis
Feb-19 50.000.000 50.000.000 5% 2.500.000 professional Indonesia. Pada bulan Februari
menjuarai kompetisi tenis Indonesia Super
40.000.000 90.000.000 15% 6.000.000 dan memperoleh hadiah Rp.90.000.000.
Kemudian pada bulan Juni 2019, Sadikin
Total PPh Pasal 21 Terutang Masa Februari 2019 8.500.000 menjuarai kompetisi Tenis diselenggarakan
oleh PT BCA dan memperoleh hadiah
Rp.50.000.000.
Juni 2019 50.000.000 140.000.000 5% 2.500.000
Perhitungan PPh 21 terutang atas hadiah
Total PPh Pasal 21 Terutang Masa Juni 2019 2.500.000 lomba sbb:

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BUKAN PEGAWAI
MELIPUTI:
• Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara, akuntan, arsitek, dokter, notaris, aktuaris,
konsultan)
• Pemain music, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang iklan, penari, pelukis, sineman lainnya.
• Olahragawan
• Penasehat, pengajarpelatih, penceramah
• Pengarang, peneliti, dan penerjemah
• Pemberi jasa di semua bidang, teknik computer, fotografi, ekonomi, social, kepanitiaan
• Agen iklan
• Pengawas atau pengelola proyek
• Petugas penjaja barang dagangan
• Petugas dinar luar asuransi
• Distributor perusahaan multi level marketing

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BUKAN PEGAWAI
PERHITUNGAN
• Bukan Pegawai Tidak Berkesinambungan:
-- > Penghasilan Bruto
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x 50% x Penghasilan Bruto

• Bukan Pegawai Berkesinambungan:


-- > Penghasilan Bruto dan Penghasilan Kena Pajak

Noted:
Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah imbalan kepada
bukan pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BUKAN PEGAWAI
PENGHASILAN BERKESINAMBUNGAN

• PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x Kumulatif (50% x Penghasilan Bruto), jika


tidak memenuhi syarat Pasal 13 ayat 1 dan 2.

• PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x Kumulatif Penghasilan Kena Pajak, jika


memenuhi syarat Pasal 13 ayat (1) dan (2).

Noted:
PKP = (50% x Penghasilan Bruto) – PTKP Sebulan

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPh Pasal 21 Non Pegawai Yang Menerima Penghasilan Secara Berkesinambungan
PPh Pasal 21 = Tarif Psl 17 x Penghasilan Kena Pajak Kumulatif
PKP = 50% x Penghasilan Bruto sebulan - PTKP sebulan
Ph. Bruto PTKP Ph. KP Ph. KP Tarif PPh Psl 21
50% dari Ph.
Bulan (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) Kumulatif Psl 17 terutang
Bruto
(Rupiah) UU PPh (Rupiah)
(1) (2) (3) = 50% x (2) (4) (5) (6) (7) (8)= (5) x (7)
Januari 38.000.000 19.000.000 4.500.000 14.500.000 14.500.000 5% 725.000
Februari 38.000.000 19.000.000 4.500.000 14.500.000 29.000.000 5% 725.000
Maret 41.000.000 20.500.000 4.500.000 16.000.000 45.000.000 5% 800.000
April 42.000.000 21.000.000 4.500.000 16.500.000 61.500.000
0 5.000.000 50.000.000 5% 250.000
0 11.500.000 61.500.000 15% 1.725.000
April 16.500.000 1.975.000
Mei 44.000.000 22.000.000 4.500.000 17.500.000 79.000.000 15% 2.625.000
Juni 45.000.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000 97.000.000 15% 2.700.000
Juli 45.000.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000 115.000.000 15% 2.700.000
Agustus 48.000.000 24.000.000 4.500.000 19.500.000 134.500.000 15% 2.925.000
September 50.000.000 25.000.000 4.500.000 20.500.000 155.000.000 15% 3.075.000
Oktober 100.000.000 50.000.000 4.500.000 45.500.000 200.500.000 15% 6.825.000
Nopember 110.000.000 55.000.000 4.500.000 50.500.000 251.000.000 0
49.500.000 250.000.000 15% 7.425.000
1.000.000 251.000.000 25% 250.000
Nopember 50.500.000 7.675.000
Desember 90.000.000 45.000.000 4.500.000 40.500.000 291.500.000 25% 10.125.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 BUKAN PEGAWAI TIDAK
BERKESINAMBUNGAN
PPh Pasal 21 Non Pegawai Yang Menerima Penghasilan Contoh:
Tidak Berkesinambungan Tn Mulyadi melakukan jasa perbaikan
sejumlah computer kepada PT Jasa Raharja
dengan fee sebesar Rp.25.000.000.
PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x 50% x Ph. Bruto Kumulatif

Total fee untuk Jasa perbaikan 25.000.000 Perhitungan PPh Pasal 21 jika memiliki
Besarnya PPh Pasal 21 terutang memiliki NPWP NPWP dan tidak mempunyai NPWP sebagai
5% x 50% Rp25.000.000,- 625.000 berikut:

Besarnya PPh Pasal 21 terutang Tidak memiliki NPWP


5% x 120% x 50% Rp25.000.000. 750.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BUKAN PEGAWAI
YANG BERHAK MENDAPAT PTKP
Pasal 13 ayat (1)  Non Pegawai yang menerima penghasilan berkesinambungan
berhak PTKP, sepanjang:
1. Telah mempunyai NPWP; dan
2. Hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau
PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya.

Pasal 13 ayat (2):


Untuk dapat memperoleh pengurangan berupa PTKP sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
penerima penghasilan bukan pegawai, harus menyerahkan fotokopi kartu NPWP, dan bagi wanita
kawin harus menyerahkan fotocopi kartu NPWP suami serta fotokopi surat nikah dan kartu
keluarga.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
BUKAN PEGAWAI
PENGHASILAN BRUTO
1. Penghasilan Bruto tidak termasuk bagian gaji atau upah dari pegawai yang
dipekerjakan

2. Penghasilan Bruto tidak termasuk penyerahan barangnya. Hanya atas


pemberian jasa.

3. Khusus dokter yang melakukan praktik di RS dan/atau klinik:


sebesar jasa dokter yang dibayarkan pasien melalui rumah sakit dan/atau
klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit dan atau
klinik

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
dr. Robert Simanjuntak, SPd
PPh Pasal 21 Tenaga Ahli

PPh Pasal 21 = Tarif Pasal 17 x (50% x Ph Bruto) Kumulatif


Jasa Dokter DPP Pemotongan DPP PPh Pasal Tarif Psl 17 ayat PPh Pasal 21
Bulan yang dibayar PPh Pasal 21 (Rp) 21 Kumulatif (1) huruf a UU terutang
Pasien (Rp) (Rp) PPh
(1) (2) (3) = 50% x (2) (4) (5) (6) = (3) x (5)
Januari 30.000.000 15.000.000 15.000.000 5% 750.000
Februari 30.000.000 15.000.000 30.000.000 5% 750.000
Maret 25.000.000 12.500.000 42.500.000 5% 625.000
April 15.000.000 7.500.000 50.000.000 5% 375.000
Mei 25.000.000 12.500.000 62.500.000 15% 1.875.000
Juni 40.000.000 20.000.000 82.500.000 15% 3.000.000
Juli 45.000.000 22.500.000 105.000.000 15% 3.375.000
Agustus 60.000.000 30.000.000 135.000.000 15% 4.500.000
September 70.000.000 35.000.000 170.000.000 15% 5.250.000
Oktober 80.000.000 40.000.000 210.000.000 15% 6.000.000
Nopember 80.000.000 40.000.000 250.000.000 15% 6.000.000
Desember 100.000.000 50.000.000 300.000.000 25% 12.500.000
Jumlah 600.000.000 300.000.000 45.000.000
Notes:
Penghasilan bruto untuk dokter yang praktik di RS/klinik adalah sebesar jasa dokter yang dibayarkan pasien
melalui RS/klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh RS dan atau klinik.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 ATAS PESANGON, UANG MANFAAT
PENSION, THT &JHT YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
• PESANGON
Penghasilan s.d. Rp.50.000.000 tarif 0%
Penghasilan > Rp.50.000.000 sd Rp.100.000.000 tarif 5%
Penghasilan > Rp.100.000.000 s.d. Rp.500.000.000 tarif 15%
Penghasilan > Rp.500.000.000 tarif 25%

• UANG MANFAAT PENSIUN, THT, JHT


Penghasilan s.d. Rp.50.000.000 tarif 0%
Penghasilan > Rp.50.000.000 tarif 5%

NOTED:
• Final, bila dibayarkan sekaligus ≤ 2 tahun kalender
• Tidak Final, untuk tahun ke-3 dan seterusnya
Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-
28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 ATAS PESANGON

Tn Arief Contoh :
PESANGON FINAL Tn Arief terkena PHK dan mendapat uang
Jumlah Pesangon 300.000.000 pesangon sebesar Rp.300.000.000 yang
PPh 21 atas Pesangon dibayarkan sekaligus oleh PT Krismon
0% 50.000.000 - Perhitungan PPh Pasal 21 atas Pesangon
5% 50.000.000 2.500.000 tersebut?
15% 200.000.000 30.000.000

Total PPh 21 32.500.000


Jumlah yang diterima 267.500.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 ATAS UANG MANFAAT PENSIUN
SECARA BERTAHAP
Perhitungan PPh atas Dana Pensiun Contoh:
Januari 2018 0% 50.000.000 - PT Lutgo membayar uang pension kepada Tn
5% 50.000.000 2.500.000
Bani secara bertahap dengan jadwal sebagai
15% 140.000.000 21.000.000 berikut:
Total 23.500.000
Januari 2018 sebesar Rp.240.000.000
Januari 2019 sebesar Rp.120.000.000
Januari 2019 15% 120.000.000 18.000.000
Januari 2020 sebesar Rp.120.000.000
Setelah lewat tahun ke-2 dikenakan tarif pasal 17 UU PPh (tidak final)

Januari 2020 5% 50.000.000 2.500.000


Hitung PPh terutang tahun 2018 dan
15% 70.000.000 10.500.000
Total 13.000.000
2019?Pe

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 HONORARIUM YANG DITERIMA
PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI/POLRI
PENERIMA PENGHASILAN
1. PNS gol 1 dan II, Anggota TNI dan Anggota Polri golongan pangkat Tamtama dan Bintara dan
persiunannya; Tarif 0% x Jumlah bruto/Imbalan lain.

2. PNS gol III, Anggota TNI dan Anggota Polri berpangkat Perwira Pertama dan pensiunannya;
Tarif 5% x Jumlah bruto/Imbalan lain.

3. PNS gol IV, Anggota TNI dan Anggota Polri golongan pangkat Perwira Menengah dan
Perwira Tinggi, dan persiunannya; Tarif 15% x Jumlah bruto/Imbalan lain.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 26
PPh pasal 26 adalah 20% dari Imbalan Bruto
dan dikenakan untuk WPOP yang berstatus
Mr. Tim Rayne (WNA Inggris) Jumlah
SPLN Pekerjaan Konsultan Teknik
Penghasilan Bruto 100.000.000
Contoh:
Pada tanggal 25 Nopember 2019, Mr. Tim
Rayne (WNA-WPLN) memperoleh
honorarium dari PT Waskita Karya sebesar Penghasilan Bruto 100.000.000
Rp.100.000.000.
PPh Pasal 26 Terutang
Perhitungan PPh Pasal 26 terutang sebagai
berikut:
20% 100.000.000 20.000.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 NON NPWP
• Penerima Penghasilan Non NPWP akan dikenai tarif 20% lebih tinggi daripada
tariff yang ber-NPWP. PPh 21 Non NPWP = 120% x PPh Terutang
• Hanya berlaku untuk pemotongan PPh Pasal 21 tidak final
• Bagi pegawai tetap/pensiunan: PPh 21 yang dipotong dengan tariff 20% lebih
tinggi dapat diperhitungkan dengan PPh 21 terutang untuk bulan selanjutnya
setelah ber-NPWP.
• Selain pegawai tetap, dalam hal WP yang dikenai pemotongan PPh 21dengan
tariff lebih tinggi mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP, PPh 21 yang
dikenakan dengan tariff lebih tinggi tsb dapat dikreditkan di SPT WPOP-nya.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PPH PASAL 21 UPAH HARIAN
1. Jika upah harian < Rp.450.000/hari & Jumlah kumulatif selama satu bulan <
Rp.4.500.000,-  Tidak ada PPh 21 yang dipotong,
2. Jika upah harian > Rp.450.000/hari tetapi jumlah kumulatif dalam satu bulan <
Rp. Rp.4.500.00  PPh 21 harus dipotong = 5% x (upah harian – Rp.450.000)
3. Jika jumlah kumulatif dalam satu bulan > Rp.4.500.000, tetapi kurang dari
Rp.10.200.000.  PPh 21 harus dipotong sebesar = 5% x (upah harian –
PTKP/hari)
4. Jika jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp
10.200.000, berlaku tarif pada UU PPh Pasal 17 ayat (1) huruf (a)
PPH PASAL 21 UPAH HARIAN

Penghasilan Sehari Penghasilan Kumulatif Sebulan Tarif dan DPP

< Rp 450.000 < Rp 4.500.000 Tidak ada PPh 21

> Rp 450.000 < Rp 4.500.000 5% x (Upah – Rp. 450.000)

< Rp 450.000
> Rp 4.500.000 5% x (Upah – (PTKP/360))
> Rp 450.000
Tarif pada Undang-Undang
< Rp 450.000
> Rp 10.200.000 Pajak Penghasilan Pasal 17
> Rp 450.000
ayat (1) huruf (a)
CONTOH: PPH 21 UPAH HARIAN
Mas Malik (TK/0), selama bulan Januari 2019 bekerja sebagai buruh harian PT Indoneasia
Sejahtera. Upah harian yang diterima sebesar Rp 450.000. Perhitungan PPh 21 yang dikenakan
pada hari ke 1 sd 10, hari ke-11 dan hari ke-12 sebagai berikut:

1. Hari ke 1 sd ke-10, PPh Pasal 21 adalah Nihil karena Upah harian ≤ Rp.450.000 dan
Jumlah kumulatif upah ≤ Rp.4.500.000.

2. Hari ke-11, Jumlah kumulatif upah adalah 11 hari x Rp.450.000 = Rp.4.950.000 dan PTKP
sebenarnya adalah 11 hari x (Rp.54.000.000/360 hari) = Rp.1.650.000. PKP s/d hari ke-11 =
Rp 3.300.000. PPh Pasal 21 terutang di hari ke-11= 5% x RP 3.300.000 = Rp 165.000.

3. Hari ke-12, Upah sehari: Rp 450.000 dan PTKP sebenarnya: Rp 54.000.000/360 = Rp.150.000.
PKP = Rp 300.000. PPh 21 terutang di hari ke-12 = 5% x Rp.300.000 = Rp.15.000.
CONTOH 2: PPH 21 UPAH HARIAN
Bambang (TK/0) pada bulan Maret 2019 bekerja pada perusahaan PT PAM menerima upah sebesar
Rp.650.000 per hari. Perhitungan PPh Pasal 21 hari ke-1, hari ke-7, hari ke-8 ?

1. Hari ke-1, Upah harian > Rp 450.000. PKP = Rp.650.000 – Rp.450.000 = Rp.200.000
PPh Pasal 21 sehari = 5% x Rp 200.000 = Rp 10.000

2. Hari ke-7, Jumlah upah s/d hari ke 7 sebesar = 7 x Rp 650.000 = Rp 4.550.000. PTKP = 7 hari x
(Rp.54.000.000/360) = Rp 1.050.000. PKP sebesar Rp 3.500.000. PPh 21 terutang: 5% x Rp
3.500.000 = Rp.175.000. PPh Pasal 21 telah dipotong s/d hari ke 6 = 6 hari x Rp.10.000
= Rp.60.000. PPh Pasal 21 yang dipotong hari ke-7 adalah Rp.115.000,-

3. Hari ke 8 dan dan seterusnya. Upah sehari: Rp 650.000 dan PTKP sebenarnya: Rp 54.000.000 /
360 = Rp 150.000. PKP = Rp.500.000. PPh Pasal 21 terutang = 5% x Rp 500.000 = Rp
25.000
PPH PASAL 21 UPAH SATUAN
Fahmirsyah (TK/0), seorang karyawan yang bekerja sebagai perakit TV pada suatu perusahaan
elektronika. Perolehan upahnya dihitung berdasarkan jumlah unit pekerjaan yang dapat
diselesaikan yaitu sebesar Rp.125.000 per TV dan dibayarkan setiap minggu. Dalam 1 minggu (6
hari kerja), Fahmirsyah dapat menyelesaikan pekerjaan sebanyak 24 buah TV dengan upah
Rp.3.000.000. Berapa PPh 21nya?

Upah sehari: Rp 3.000.000 / 6 = Rp 500.000


Upah di atas Rp 450.000. PKP = Rp 500.000 – Rp 450.000 = Rp 50.000

PPh 21 terutang adalah 6 x (5% x Rp 50.000) = Rp.15.000


PPH PASAL 21 UPAH BORONGAN

Dani (TK/0) mengerjakan dekorasi sebuah rumah dengan upah borongan sebesar
Rp 950.000, pekerjaan yang diselesaikan dalam 2 hari. Perhitungan PPh Pasal
21sebagai berikut:

Upah borongan sehari adalah Rp 950.000 / 2 = Rp 475.000


Upah di atas Rp 450.000. PKP = Rp 475.000 – Rp 450.000 = Rp 25.000

PPh 21 terutang: 2 x (5% x Rp 25.000) = Rp 2.500


PPH 21 UPAH HARIAN DIBAYAR BULANAN
Hermanto (K/0) bekerja pada perusahaan elektronik dengan dasar upah harian yang dibayarkan
bulanan. Dalam bulan Januari 2019 Hermanto hanya bekerja 20 hari dan upah sehari sebesar
Rp.250.000. Perhitungan PPh 21 bulan Januari sebagai berikut:

Upah Januari 2019 adalah 20 x Rp 250.000 = Rp 5.000.000


Penghasilan neto setahun: Rp 5.000.000 x 12 = Rp 60.000.000
PTKP (K/0) = Rp 58.500.000
PKP Rp 1.500.000

PPh 21 terutang setahun: 5% x Rp 1.500.000 = Rp 75.000

PPh 21 terutang sebulan: Rp 75.000 / 12 = Rp 6.250


PPH 21 UPAH HARIAN – SOAL LANJUTAN
Bila pada bulan Januari, Hermanto menerima bonus kerja dari perusahaan sebesar Rp 6.000.000.
Perhitungan PPh Pasal terutang selama Januari 2019 sebagai berikut:

Upah Januari 2019 adalah 20 x Rp 250.000 = Rp 5.000.000


Penghasilan setahun: Rp 5.000.000 x 12 = Rp 60.000.000
Bonus: = Rp 6.000.000
Penghasilan neto setahun Rp 66.000.000
PTKP (K/0) = Rp 58.500.000
PKP Rp 7.500.000

PPh 21 terutang Gaji + Bonus adalah 5% x Rp.7.500.000 = Rp.375.000


PPh 21 terutang Bonus: adalah Rp 375.000 – Rp 75.000 = Rp 300.000

PPh 21 terutang bulan Januari: Rp 300.000 + Rp 6.250 = Rp 306.250


PERBEDAAN METODE GROSS, NET & GROSS-UP
Metode Gross-up merupakan salah satu opsi perhitungan PPh 21 karyawan yang diperbolehkan
oleh DJP, selain gross dan nett. Jika metode gross memberikan gaji bruto dengan pajak ditanggung
karyawan dan metode nett memberikan gaji bersih dengan pajak ditanggung perusahaan, maka
metode gross up sedikit lebih rumit dengan perhitungan tunjangan pajak di depan.

Metode Nett, artinya perusahaan menanggung pajak karyawan. Menurut Pasal 8, Peraturan Dirjen
Pajak No. PER-16/PJ/2016, pajak yang ditanggung pemberi kerja termasuk penerimaan dalam bentuk
kenikmatan dan bukan merupakan penghasilan karyawan, sehingga tidak dipotong PPh Pasal 21.

Metode Gross-up, artinya perusahaan memberikan tunjangan pajak sebesar pajak yang dipotong.
Tunjangan pajak ini termasuk penghasilan dan menjadi objek PPh Pasal 21, sehingga ditambahkan ke
dalam gaji bruto, dan dikenai potongan pajak. Bagi perusahaan, tunjangan pajak karyawan bisa menjadi
pengurang penghasilan bruto perusahaan dalam perhitungan PPh badan.
U N T U K M E N G H I T U N G T U N J A N GA N P P H PA S A L 2 1 , DI P E RL U K A N RU M U S G R OS S U P P P H PA S A L
2 1 , A G A R J U M L A H T U N J A N G A N P P H 2 1 S A M A P E RS I S D E N G A N P P H YA N G A K A N DI P O T O N G .

RU M U S N YA S E B A G A I B E R I K U T I N I :

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Tunjangan PPh 21

Rp 0 – Rp 47.500.000 (PKP setahun – 0) x 5/95 + 0

Rp 47.500.000 – Rp 217.500.000 (PKP setahun – Rp 47.500.000) x 15/85 + Rp 2.500.000

Rp 217.500.000 – Rp 405.000.000 (PKP setahun – Rp 217.500.000) x 25/75 + Rp 32.500.000

Lebih dari Rp 405.000.000 (PKP setahun – Rp 405.000.000) x 30/70 + Rp 95.000.000


CONTOH MENGHITUNG TUNJANGAN PPH PASAL 21
AHMAD (TK/0) MENERIMA GA JI SEBESAR RP 8.000.000 BERSIH SEBUL AN. HITUNG
BESARNYA TUNJANGAN PPH PASAL 21. TERTUK AN LEBIH DULU JUML AH PKP-NYA .

Gaji setahun (12 x Rp 8.000.000) Rp 96.000.000

Dikurangi:
(Rp 4.800.000)
Biaya jabatan setahun (12 x 5% x Rp 8.000.000)

Penghasilan netto setahun Rp 91.200.000

PTKP (TK/0) (Rp 54.000.000)

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 37.200.000


SELANJUTNYA MENGHITUNG TUNJANGAN PPH PASAL 21

Karena PKP terletak di antara Rp 0 sampai dengan Rp 47.500.000, maka rumus yang
berlaku untuk menghitung tunjangan PPh 21 adalah

Tunjangan PPh 21 setahun:


= (PKP setahun – 0) x 5/95 + 0
= 37.200.000 x 5/95
= Rp 1.957.895

Tunjangan PPh Pasal 21 sebulan adalah Rp 1.957.895 : 12 bulan = Rp 163.158


S ET E L A H J U M L A H T U N J A N G A N PA J A K DI K ETA H U I , S E L A N J U T N YA M E M A S U K K A N A N G K A
T E R S E B U T K E DA L A M P E N G H A S I L A N B R U T O K A R YA WA N U N T U K P E RH I T U N G A N P P H PA S A L 2 1 .
P E R H I T U N G A N Y A N G B E N A R A K A N M E N G H A S I L K A N P O T O N G A N P P H 2 1 YA N G B E S A R N Y A S A M A P E R S I S D E N G A N
TUNJAN G A N PAJAK .

Gaji Rp 8.000.000
Tunjangan pajak PPh 21 Rp 163.158 +
Penghasilan Bruto Rp 8.163.158

Dikurangi:
(Rp 400.000)
Biaya jabatan: 5% x Rp 8.000.000

Penghasilan Bersih Rp 7.763.158


Penghasilan bersih setahun Rp 93.157.896

Dikurangi:
PTKP (TK/0) - tidak kawin tanpa (Rp 54.000.000)
tanggungan
Penghasilan Kena Pajak Rp 39.157.896

Tarif PPh 21 : 5% x Rp 39.157.896 Rp 1.957.895

PPh 21 terutang setahun Rp 1.957.895


PPh 21 terutang sebulan Rp 163.158
SI MP UL A N :

JIK A P ER US A HA AN I NGI N K ARYAWA N MEMP ER OL E H TAK E H O M E PAY (G A JI B ER SI H ) R


RP 8 . 0 0 0 . 0 0 0 , MAK A P ER U SA H A A N P ERL U M E M BAYAR P ENG H ASI L A N BR U T O S EB ES AR
RP.8.163 .15 8 .

Gaji Rp 8.000.000

Tunjangan pajak Rp 163.158 Pajak PPh 21 Rp 163.158

Total penghasilan Rp 8.163.158 Total potongan Rp 163.158

Take home pay Rp 8.000.000


TAX PLANNING – PPH PASAL 21
Tax Planning merupakan suatu upaya mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan yang
optimal melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
perpajakan.

Tujuannya:
1. Secara kuantitatif, adanya tax saving (beban pajak yang paling minimum) dengan cara
memilih jenis transaksi dan kebijakan yang akan diambil perusahaan.
2. Secara kualitatif, adanya pelaksanaan administrasi yang baik dan terencana, sehingga
menghindarkan adanya konflik yang mengakibatkan adanya kerugian bagi perusahaan,
dengan adanya sanksi dan beban pajak. Misalnya, melengkapi dokumen, diatur jelas
klausul pemotongan pajak

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
TAX PLANNING PPH 21-TUJUAN KUANTITATIF
1. Hubungan biaya di PPh Badan dengan Beban PPh Pasal 21
2. Aspek pajak atas kebijakan plihan biaya pegawai
3. PPh 21 Ditanggung atau PPh 21 di Gross-up

Hubungan biaya di PPh badan dan PPh Pasal 21


Jenis Biaya PPh Pasal 21 PPh Badan
Biaya gaji Taxable Income Deductable Expense
Pemberian kenikmatan/natura Non Taxable Income Non Deductable Exp
Makan bersama Non Taxable Income Deductable Expense
Hadiah uang atas perlombaan Family day Taxable Income Non Deductable Exp

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
TAX PLANNING PPH 21-PILIHAN TERBAIK
• Urutan Pilihan:
1. Non Taxable Income vs Deductable Expense
2. Taxable Income vs Deductable Expense, bila tariff PPh 21 < PPh badan
3. Non Taxable Income vs Non Deductable Expense, tariff PPh 21 > PPh Badan

• Hindari : Taxable Income vs Non Deductable Expense

• Pilihan Transaksi dan Dampak Pajaknya


1. Makan Bersama vs Tunjangan Makan
Antar jemput Karyawan vs Tunjangan Transport
NTI vs DE TI vs DE

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
PILIHAN TRANSAKSI & DAMPAK PAJAKNYA
2. Kendaraan, Handphone vs Tunjangan Kendaraan, HP
NTI vs DE (50%) TI vs DE

3. Akomodasi, Uang Saku vs Lump-sump


TI u/ uang saku vs DE TI vs DE
4. Bonus dari R/E vs Bonus sebagai biaya
TI vs NDE TI vs DE

5. Tunjangan PPh 21 vs PPh Ditanggung Perusahaan


TI vs DE NTI vs NDE
6. Tunjangan Kesehatan vs Fasilitas Pengobatan
TI vs DE NTI vs NDE

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
TAX PLANNING PPH 21-TUJUAN KUALITATIF
1. Aspek Legal (dokumentasi)
2. Penamaan Akun
3. Rekonsiliasi

ASPEK LEGAL – Klausul Kontrak Kerja


1. Harus jelas aspek pajak apa saja yg timbul dari suatu kontrak dan siapa yang akan
menanggung pajaknya
2. Jika di dalam kontrak sudah terdapat klausul pajak dan siapa yang harus menanggung, maka
pajak yang terutang dan pemotongannya didasarkan klausul tersebut.
3. Jika di dalam kontrak tidak terdapat klausul pajak dan maka pajak terutang akan dihitung
berdasarkan nilai kontrak (dalam banyak kasus, dikenakan dari nilai bruto kontrak), dan untuk
PPh Pasal 21/Pasal 26, Pemberi Kerja wajib memotong dari pembayarannya.

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
KEBIJAKAN PEMOTONGAN PPH PASAL 21
Tunj. PPh 21
Keterangan Dipotong Ditanggung
Gross Up
Gaji 10.000.000 10.000.000 10.000.000
Tunj. pajak 325.971
Jumlah Ph. Bruto sebulan 10.000.000 10.000.000 10.325.971
Pengurangan:
Biaya Jabatan 500.000 500.000 500.000
(max. Rp500.000,- sebulan)
Jumlah Ph neto sebulan 9.500.000 9.500.000 9.825.971
Jumlah Perkiraan Ph. Neto setahun 114.000.000 114.000.000 117.911.652
12 bulan x Ph neto sebulan
Dikurangi:
PTKP: K/0 58.500.000 58.500.000 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak 55.500.000 55.500.000 59.411.652
PKP Dibulatkan 55.500.000 55.500.000 59.411.000

PPh Pasal 21 Setahun 3.325.000 3.325.000 3.911.650


PPh Pasal 21 sebulan 277.083 277.083 325.971
Take Home Pay 9.722.917 10.000.000 10.000.000

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
JURNAL AKUNTANSI
KEBIJAKAN PEMOTONGAN PPH PASAL 21
Ayat Jurnal Debit Kredit PPh 21 PPh Bdn
Dipotong
(D) Biaya Gaji 10.000.000 TI DE
(K) Utang Gaji 9.722.917
(K) Utang PPh Pasal 21 277.083

Ditanggung
(D) Biaya Gaji 10.000.000 TI DE
(D) Biaya PPh 21 277.083 NTI NDE
(K) Utang Gaji 10.000.000
(K) Utang PPh Pasal 21 277.083

PPh 21 Ditunjang
Gross Up
(D) Biaya Gaji 10.000.000 TI DE
(D) Tunj. PPh 21 325.971 TI DE
(K) Utang Gaji 10.000.000
(K) Utang PPh Pasal 21 325.971

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)
TERIMA KASIH
Q & A
M ATA P E N A S C H O O L – TA X L E A R N I N G C E N T E R
( H P / WA : 0 8 5 8 8 1 6 9 7 3 7 4 )

D I B U K A K U R S U S S I N G K AT :
P E R PA J A K A N – A K U N TA N S I PA J A K P E N G H A S I L A N U N T U K P E N G U ATA N
MERAIH UJIAN USKP/BKP
DIMULAI KURSUS, SELASA, 7 JULI 2020
SEMINGGU 2 KALI: SELASA & KAMIS

Konsep & Aplikasi Pemotongan PPh Pasal 21 (Dr. Darmansyah-


28 Juni 2020)

Anda mungkin juga menyukai